Pertemuan Mereka

Mereka berdua masih berada di ruangan ruangan rumah sakit ini.

"Luna..?"

"Iya..."

"Kau mau makan?"

"Tidak,aku hanya mau pulang,aku tidak ingin ada di sini.."

"Baiklah, akan aku antar.."

"Aku bisa pulang sendiri,aku juga tidak ingin merepotkan mu lagi.."

"Aku yang membawa mu kemari,jadi..aku juga yang akan mengantarmu pulang.."

Setelah urusannya di rumah sakit ini kelar, keduanya langsung melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Sementara lelaki ini begitu baiknya akan mengantarkan Luna pulang ke rumahnya.

Mungkin acara pernikahan suaminya memang belum selesai,tapi ia memilih untuk pulang dan menenangkan diri.

Ia tidak ingin melihat pesta meriah yang di penuh kepahitan itu.

Kenapa ini bukan mimpi, kenapa kehidupan seperti ini kenyataan untukku,

kenapa aku harus bertemu dengan Alfian,

kenapa aku harus menikahinya dulu,aku benar-benar menyesal..

ini begitu sakit,aku tidak bisa hidup seperti ini

Menahan rasa tangis yang sedang ia rasakan di dalam hatinya.

Kasian perempuan ini, bagaimana bisa suaminya menikah lagi dengan Swara, sedangkan ia juga tidak kalah cantik dengan Swara kan,

terlebih lagi ia sedang hamil, kasian..

Di dalam perjalanan pun Luna benar-benar terdiam dalam lamunannya sambil menatap jalanan.

Sekitar hampir setengah jam akhirnya mereka berdua sampai di halaman depan rumahnya itu.

"Terimakasih telah mengantarku kemari,dan maaf.. karena aku sudah merepotkan mu sejak tadi"

"Aku tidak merasa di repot kan,justru aku merasa senang karena bisa membantumu..,dan aku mohon janganlah begitu canggung kepadaku, apakah boleh aku menjadi temanmu?"mengulurkan tangannya untuk meminta persetujuan dari perempuan ini.

Luna masih terdiam menatap tangan itu,ia juga tidak enak diri jika menolak permintaannya, karena sejak tadi sikapnya juga sangat baik dan tulus ini yang membuatnya merasa bingung.

Bahkan ia bersikap sangat baik dan lembut kepadanya, jadi ia rasa apa salahnya menerima tawarannya.

"Baiklah.."Terseyum kecil, walaupun terlihat jelas raut wajahnya yang di lumuri dengan kesedihan.

"Oke baiklah, berarti mulai sekarang kita berteman ya!, untuk itu panggil aku Edwin layaknya teman...."

"Baiklah Edwin...,aku permisi,terimakasih atas semuanya.."

Segera Turun dari mobil dan pergi meninggalkan Edwin yang masih berada di dalam mobil memperhatikannya itu.

"Baiklah.."

Hey... bahkan aku belum meminta nomornya, tapi dia malah....

Melihat Luna yang sudah memasuki halaman rumahnya membuatnya terdiam dan hanya bisa memperhatikannya saja dari dalam mobil.

"Baiklah tidak papa, yang penting aku sudah berteman dan tahu dimana rumahnya saat ini"

Tersenyum senang sambil meninggalkan halaman rumahnya ini, sepertinya ia akan pergi melanjutkan perjalanan menuju ke tempat pesta itu lagi.

*****

Pesta pernikahan telah berlalu.

Setelah resmi menikah keduanya langsung pulang ke rumah dimana Alfian dan Istri pertamanya itu tinggal.

Keduanya sangaja kemari bukan untuk tinggal dan menetap di situ, melainkan untuk mengambil barang-barang suaminya dan akan pindah rumah.

Sebuah mobil mewah sudah memasuki lingkungan rumahnya ini, terlihat juga bunga yang indah melingkar dengan pita penuh warna warni yang terikat di atas mobil mewah itu.

Menandakan kalau mereka ini adalah pasangan pengantin baru.

Sementara yang di lakukan Luna di dalam kamarnya adalah terdiam dan termenung untuk menenangkan dirinya.

Setelah beberapa saat menenangkan diri, akhirnya ia merasa sedikit tenang dan meredanya rasa sedih yang ia tangisi saat ini.

Aku tidak boleh menangis,

menangis tidak akan menyelesaikan masalah,

Aku tahu ini terasa begitu sakit,Tapi bukankah tidak ada gunanya aku menangisi orang sepertinya,

Bahkan ini semua sudah terjadi,apa yang harus aku sesali,

mungkin aku benar-benar akan bertahan sampai aku melahirkan anakku nanti.

Karena dirimu nak.., saat inilah mamah bertahan,dan Mamah tidak tahu kedepannya nanti, apakah mamah akan bertahan atau tidak..

"Thok..thok.. thok.."Ketukan pintu langsung menyadarkan dirinya yang terdiam di pinggiran ranjang itu.

"Iyah, masuklah..!"

Mendengar sahutan itu membuat pelayan yang mengetuk pintu tadi langsung segera masuk ke dalam ruangan.

Baiklah karena sekarang Pak Alfian menjadi duta besar, mungkin aku harus memanggilnya Tuan dan ia itu Nona,sama halnya dengan istri barunya itu.

"Maaf Nona, Tuan muda Alfian dan Istri barunya baru saja datang, sebaiknya anda segera menemui mereka"

Cih Tuan, Nona.., menjijikan sekali panggilan ini

"Iya..iya.. baiklah,aku akan segera keluar menemui mereka, pergilah..!"

"Baik permisi.."

Kasihan sekali Nona Luna,ia pasti merasa sangat sedih sekarang ini,

Aku benar-benar tidak tega jadinya, sepertinya ia juga habis menangis, kasian..

Walaupun dengan langkah yang berat Luna keluar dari ruangan kamarnya ini untuk menemui mereka berdua.

Ia mencoba untuk tetap tegar dan terseyum tenang.

Walaupun sakit ia harus tetap mencoba melawan rasa sakitnya itu.

Aku tidak papa,aku pasti bisa,

aku pasti bisa..iya kan..aku pasti bisa..

Derai air mata sudah menghilang dari wajahnya,ia juga akan membuktikan kepada dirinya sendiri kalau ia bisa melewatinya dengan kuat.

"Dia istri pertama mu?"Bertanya dengan lembut sambil merangkul suami yang baru di nikahi-nya ini,ia terlihat begitu menempel kepada Alfian dan terlihat sekali dari gayanya yang sangat menyukai Alfian.

Melihat Luna yang berjalan mendekati keduanya membuat Swara merasa tidak sabar untuk berkenalan dengan istri pertama suaminya itu

"Iya dia Luna istri pertama ku.."

Sejujurnya hati ini tak mampu menahan rasa sakit yang sedang menyelimutinya saat ini.

Mata ini juga tak kuasa untuk terus menahan deraian air mata yang ingin sekali mengalir.

Apalagi menatap wanita itu yang terus menempel dan merangkul suaminya benar-benar membuatnya tidak ingin melihatnya.

Baru seperti ini saja rasanya sangat sakit, namun bagaimana ia menghadapinya sehari-harinya nanti?,

dan apa yang harus ia lakukan?,ia bahkan tidak berani berbicara sedikitpun untuk berkata; jangan sentuh suamiku!".

"Hai Luna.., senang bertemu denganmu, namaku Swara...."Mengulurkan tanganya begitu saja saat melihat Luna akan duduk di atas sofa dimana mereka duduk.

Wanita ini benar-benar tidak mempunyai rasa bersalah yah, bahkan ia terlihat sangat riang dan gembira..

ia bahkan sengaja sekali memamerkan keromantisannya di depanku.

"Luna.."Menjawab singkat dan terlihat tenang walaupun ia sedang tertiup badai.

"Kau sangat cantik..."Swara semakin merangkul erat tangan suaminya ini di depan mata Luna sendiri, istri pertamanya.

Apa dia begitu merasa kalau ia itu adalah miliknya seutuhnya hah,

Terus berusaha menahan rasa sakit ini agar tidak akan menangis, apalagi jika ia sampai menangis di hadapan mereka berdua ini benar-benar akan terasa memalukan.

Ia akan merasa rendah dan dirinya sedang di rendahkan.

Aku harus biasa saja..,

"Kenapa panas sekali ruangannya sayang?, nyalakan AC nya..!"berbicara manja sambil mengibaskan rambutnya yang panjang itu.

Sayang...,dia bahkan dengan begitu cepat memanggil sayang.

"Luna tolong nyalakan AC-nya,dia kepanasan...!"perintah Alfian yang benar-benar tidak mempunyai perasaan dan membuat Luna terbelalak merasa kesal, namun ia mencoba untuk terus menutupinya.

Sudah mengepalkan tangannya Luna,ia benar-benar merasa sakit dan kesal.

namun ia tetap mengambil remote AC dan mencoba menyalakannya

"Terimakasih Luna.."

Hanya tersenyum tipis melayani perempuan ini.

"Kalian berdua adalah istriku mulai sekarang, jadi bersikap akur lah dan saling membantu satu sama lain,aku juga ingat kalian saling menyayangi satu sama lain.."

"Pastinya..,aku juga akan menganggapnya seperti kakakku sendiri,aku akan belajar menjadi seorang istri yang terbaik darinya sayang..."

Kakak kau bilang?, beraninya..,

Menjadi istri yang baik itu bukan berarti harus merebut suami orang kan,

apa kau tahu itu,

Terpopuler

Comments

pipi gemoy

pipi gemoy

si Luna ini lawan dong.... gregeten gw yg baca👻

2025-03-02

0

Andrean Brima

Andrean Brima

waah...dasar suami durjana aaah.... mendingan pergi aja jauh kamu Luna cari kebahagiaan sendiri yg tidak ada menyuruh mu...kau nantinya akan d anggap seperti pembantu rumah d dlm rumah mu sendiri...

2022-05-13

1

Johanah Tata

Johanah Tata

luna itu bego atau apa jijik banget udah dipoligami nangis ngemis-ngemis hiiii jijik

2022-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Meminta Menikah Lagi
2 Pernikahan
3 Bertemu Seseorang
4 Pertemuan Mereka
5 Luna Sakit
6 Luna Sakit 2
7 Di Balik Sikap Suami
8 Pelakor VS Istri Pertama
9 Sikap Swara
10 Bertemu lagi
11 Posisi Yang Sama
12 Di salahkan
13 Bertemu Dokter
14 Suapan Dokter
15 Alfian gelisah
16 Edward Vs Alfian
17 Kabur
18 Bawa Ke Rumah
19 Istri Tak Becus
20 Jangan Pergi
21 Mencari Kebenaran
22 Suasana di meja makan
23 Pencarian
24 Kedatangan Omah
25 Ke rumah
26 Debat
27 Edward Panik
28 Hamil
29 Jalan-jalan
30 Ketahuan
31 Tragedi
32 Rumah Sakit
33 Alfian dan Swara
34 Suasana ruangan
35 Kantor polisi
36 Masih berdebat
37 Amnesia
38 Di kira suami
39 Permintaan Alfian
40 Belajar Memasang Dasi
41 Menuju ke rumah sakit
42 Mereka Bertemu
43 Edward Vs Alfian
44 Khawatir
45 Kedatangan Orang Tua
46 Makan Bersama
47 Kedatangan Wanita
48 Kedatangan Polisi
49 Luna Terjatuh
50 Luna Sadar
51 Bertemu
52 Cerai
53 Menangkan Diri
54 Akan Bekerja
55 Susana kantor
56 Rencana Swara
57 Luna dan Demian
58 Kedatangan Edward
59 Pengakuan Cinta
60 Perhatian Edward
61 Gara-gara Cincin
62 Melamar
63 Alfian Pergi
64 Balas dendam
65 Kejutan Pagi
66 Lamaran Resmi
67 Persiapan Pernikahan
68 Pernikahan
69 Malam pertama
70 Suasana Rumah Sakit
71 Keputusan Mantap
72 Kepergian Alfian
73 kepergian Alfian 2
74 Swara Terpuruk
75 Kehangatan malam
76 Rumah Baru & Kabar Bahagia
77 season 2. Pisang Goreng
78 Bertemu Demian
79 Perhatikan Edward
80 Perubahan fisik
81 Kebaikan Luna
82 Edward sibuk
83 Salah paham
84 Istri Edwin sakit
85 ujian
86 Persalinan Luna
87 Menikahlah lagi!
88 Bahagia
89 Pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Meminta Menikah Lagi
2
Pernikahan
3
Bertemu Seseorang
4
Pertemuan Mereka
5
Luna Sakit
6
Luna Sakit 2
7
Di Balik Sikap Suami
8
Pelakor VS Istri Pertama
9
Sikap Swara
10
Bertemu lagi
11
Posisi Yang Sama
12
Di salahkan
13
Bertemu Dokter
14
Suapan Dokter
15
Alfian gelisah
16
Edward Vs Alfian
17
Kabur
18
Bawa Ke Rumah
19
Istri Tak Becus
20
Jangan Pergi
21
Mencari Kebenaran
22
Suasana di meja makan
23
Pencarian
24
Kedatangan Omah
25
Ke rumah
26
Debat
27
Edward Panik
28
Hamil
29
Jalan-jalan
30
Ketahuan
31
Tragedi
32
Rumah Sakit
33
Alfian dan Swara
34
Suasana ruangan
35
Kantor polisi
36
Masih berdebat
37
Amnesia
38
Di kira suami
39
Permintaan Alfian
40
Belajar Memasang Dasi
41
Menuju ke rumah sakit
42
Mereka Bertemu
43
Edward Vs Alfian
44
Khawatir
45
Kedatangan Orang Tua
46
Makan Bersama
47
Kedatangan Wanita
48
Kedatangan Polisi
49
Luna Terjatuh
50
Luna Sadar
51
Bertemu
52
Cerai
53
Menangkan Diri
54
Akan Bekerja
55
Susana kantor
56
Rencana Swara
57
Luna dan Demian
58
Kedatangan Edward
59
Pengakuan Cinta
60
Perhatian Edward
61
Gara-gara Cincin
62
Melamar
63
Alfian Pergi
64
Balas dendam
65
Kejutan Pagi
66
Lamaran Resmi
67
Persiapan Pernikahan
68
Pernikahan
69
Malam pertama
70
Suasana Rumah Sakit
71
Keputusan Mantap
72
Kepergian Alfian
73
kepergian Alfian 2
74
Swara Terpuruk
75
Kehangatan malam
76
Rumah Baru & Kabar Bahagia
77
season 2. Pisang Goreng
78
Bertemu Demian
79
Perhatikan Edward
80
Perubahan fisik
81
Kebaikan Luna
82
Edward sibuk
83
Salah paham
84
Istri Edwin sakit
85
ujian
86
Persalinan Luna
87
Menikahlah lagi!
88
Bahagia
89
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!