Dua

Sekarang tak perlu lagi bicara soal cinta. Toh, kata orang, rasa sayang lebih agung ketimbang cinta. Biarlah sayang saja yang menghiasi hidup ini, karena kalau cinta ikut campur hidup bisa hancur hingga mati rasa, seperti Nevan.

***

"Aku sudah pernah bercerai sebelumnya."

Deg!

Shanessa melebarkan matanya tak percaya, mulutnya hendak memaksa tawa dan menganggap semua ini lelucon, namun melihat raut Nevan, mendadak suaranya menyangkut di kerongkongan.

Begitu pula Ardiman dan Darya, mereka sama terkejutnya mendengar pengakuan Nevan barusan. Sebuah fakta yang tidak pernah terbayang sebelumnya.

"Apapun keputusannya aku serahkan padamu dan keluarga," lanjut Nevan pelan, lalu mendongak menatap Shanessa dalam. "Maaf karena baru memberitahukannya sekarang," ucapnya sungguh-sungguh.

Nevan beranjak dan pamit pulang. Meninggalkan wajah-wajah linglung, terlebih Shanessa. Nevan tahu Shanessa sangat terluka, tapi ia juga sedang sama kacaunya.

***

Hingga malam, Shanessa tidak juga berhenti menangis, membuat sang ayah dan kakek kalang kabut. Ia masih tidak habis pikir dengan apa yang didengarnya hari ini. Merasa malu dan dibodohi.

"Sudahlah, Shanessa." Ardiman mengusap pelan rambut sang putri yang masih bergelung di dalam selimut. Sesegukan terdengar dari sana.

Shanessa bangkit dengan hidung merah dan mata sembab. Seketika kepalanya terasa pening. "Sekarang aku harus gimana, Pa?" tanyanya putus asa.

Ardiman menghapus air mata Shanessa yang masih mengalir. Hatinya juga sakit melihat Shanessa begini.

"Semua keputusan ada di tanganmu. Sama seperti yang Nevan bilang." Ardiman menarik napasnya pelan, lantas dengan bijaksana berkata, "Papa secara pribadi menghargai pengakuannya."

"Dia membodohiku dua tahun," ucap Shanessa getir.

"Kita nggak tau, apa aja yang udah dia alami. Bukan hal mudah untuk mengungkapkan masa lalu yang nggak menyenangkan, Sha."

Shanessa menunduk. Ia mencengkram ujung bajunya, hingga buku-buku jarinya memutih.

"Akan lebih menyakitkan kalau dia memberitahumu setelah menikah."

Perkataan Ardiman barusan membuat Shanessa mengangkat kepalanya.

"Tapi, semua keputusan tetap ada di tanganmu, Sayang. Kalau masih terasa berat, lepasin aja."

Mendengar ucapan Ardiman barusan justru membuat Shanessa mengeraskan tangis. Pilihan kedua terdengar begitu menakutkan baginya.

Di kamar sebelah, dalam diam Gantari mendengarkan percakapan ayah dan anak itu. Ia termenung, lalu menutup pintu kamarnya dan mematikan lampu.

***

Nevan memandang langit pagi yang tidak kepalang cerah dari balkon rumah. Kopi yang disediakan Bi Murni, belum juga ia sesap.

Ia menghela napas panjang, lalu mengembuskannya secara kasar. Pikirannya tak karuan sejak kemarin, mendadak selera melanjutkan hidup kembali redup.

Ponselnya berdering dan terpampang nama Shanessa disana. Gadis yang ia sakiti dengan sengaja. Bukan karena pengakuan kemarin, tapi lebih dari itu.

...****************...

Disalah satu meja di sebuah kafe yang di atasnya hanya dihuni oleh secangkir kopi dan segelas jus jeruk lantaran si pelanggan tak selera makan, sepasang manusia diam saja sejak bertemu. Hingga, Shanessa mengalah dan membuka suara duluan.

"Punya anak?"

"Enggak."

Diam-diam Shanessa lega juga. Semalaman dia memikirkan itu. Rasanya jauh lebih sakit ketika mendengar Ardi memintanya untuk melepaskan Nevan, ketimbang mendengar pengakuan pria itu dua hari yang lalu.

"Kapan?"

"Enam tahun yang lalu. Saat usiaku 18 tahun."

Menikah diusia muda dan bukan karena MBA? pikir Shanessa.

"Berapa lama?"

"Tujuh bulan." Nevan terus saja menjawab pertanyaan Shanessa dengan suara dan raut datar.

"Apa masih ada rahasia lain, selain ini?" Shanessa menatap lekat Nevan. Matanya masih menyisakan luka.

Kali ini Nevan tak langsung menjawab. Dia membalas tatapan Shanessa sejenak, kemudian mengangguk pelan.

"Tapi, aku belum bisa memberitahumu."

Nevan tahu, Shanessa tengah kecewa. Tapi tidak mungkin, kan, dia bilang kalau mantan istrinya adalah ... Gantari, sepupunya sendiri.

***

"Ini udah lebih lima tahun dan kamu masih terus membawa makanan setiap berkunjung." Lelaki muda berkulit putih dengan jas putih, memandang Gantari dari seberang ranjang rawat. Di atas ranjang itu, terbaring seorang wanita setengah baya dengan mata terkatup lengkap dengan napas ritme lambannya.

"Bisa aja suatu saat nanti, waktu aku datang, ibu siuman." Mata Gantari masih menyorot sendu pada wajah wanita yang merupakan ibu kandungnya. Tangannya juga cekatan membersihkan tangan wanita yang masih cantik diusianya itu dengan kain basah.

Farez, si lelaki tampan yang juga seorang dokter itu tersenyum menanggapi. Rasanya kata salut saja tak cukup untuk mewakili perasaannya pada gadis hebat di hadapannya.

"Dokter atau perawat yang mewakili memakan makanan ini aja, sudah lebih dari cukup," lanjut Gantari sembari melemparkan senyum tipis yang sukses membuat Farez gelagapan.

"Perawat nggak pernah kebagian, Gantari. Dokter Farez selalu ngabisin tanpa sisa." Seorang perawat wanita ikut menimpali di sela konsentrasinya memasang infus.

Gantari tersenyum lagi.

"Aku pernah ngasih kalian!" bantah Farez kemudian.

"Benar, cuma sekali. Itu juga karena dokter harus dinas keluar kota."

Dokter Farez mengingat lagi dan memang benar. Sekarang dia hanya menggaruk tengkuknya salah tingkah, membuat Gantari dan perawat tertawa renyah.

***

Setelah klarifikasi tadi, Nevan mengantar Shanessa pulang. Sepanjang perjalanan tidak dilalui dengan pembicaraan hangat seperti biasa. Suasana masih canggung, meski tadi Shanessa bilang, dia menerima masa lalu sang kekasih.

"Aku langsung pulang, ya." Nevan membuka obrolan sesampainya mereka di depan pagar rumah keluarga Adiwiyata.

Shanessa tak banyak bicara. Semua masih kacau dan dia sendiri bingung bagaimana cara memperbaikinya. Lagi pula, kenapa juga dia yang harus memperbaiki?

Jadi, Shanessa mengangguk saja, mengiyakan ucapan Nevan barusan.

Tok. Tok. Tok.

Kaca jendela mobil diketuk, membuat Nevan dan Shanessa menoleh ke sumber suara. Mereka hampir terlonjak ketika mendapati Ardiman sebagai pelakunya sedang nyengir lebar dengan pakaian training warna oranye.

Nevan buru-buru membuka pintu dan beranjak keluar mobil. Dia langsung menyapa dan mencium tangan sahabat orang tuanya itu.

Inilah yang menjadi nilai istimewa Nevan Dimata Ardiman. Sikap sopan yang tak lagi dimiliki banyak anak muda.

"Ayo masuk!" ajak Ardiman sambil menepuk pelan pundak Nevan. Kemudian, melangkah pergi meninggalkan Nevan yang belum sempat menolak.

***

Ardiman berhasil menahan Nevan dengan obrolan bisnis hingga malam dan mau tidak mau Nevan juga harus makan malam disana. Makan malam dilalui dengan cengkrama hangat antara Darya dan Shanessa. Sisanya hanya menjadi penonton saja.

Bi Sumi dan Bi Tarti menghidangkan makanan utama. Ardiman menyorongkan sepiring cumi asam manis dengan irisan tomat dan timun di dalamnya pada Nevan yang disambut Nevan dengan anggukan sungkan.

"Gantari mana?" Darya yang awalnya asik ngobrol dengan Shanessa mulai menoleh pada Bi Sumi. Bi Sumi memasang wajah bingung, lantas melirik Bi Tarti yang juga menggeleng tak tahu.

"Ini hari Minggu, Ayah." Ardiman mengambil alih, lalu memberi tanda agar kedua ART itu pergi. "Gantari pergi seperti biasa," lanjutnya.

Darya menoleh lagi, melihat jam besar yang bertengger di ruang tengah, lantas mengernyit.

Ardiman dengan sigap menjawab lagi. "Dua minggu kemarin dia sudah bekerja keras." Ia tersenyum tipis, baru melanjutkan, "Jadi, ku beri izin hari ini untuk dia menginap."

Shanessa tegang. Ia menatap sang kakek was-was, menunggu reaksi dari ucapan Ardiman barusan. Tapi rupanya, Darya tidak membalas. Dia diam saja meski wajahnya terlihat mengeras. Kemudian, Darya melanjutkan makannya, membuat Ardiman dan Shanessa mengembuskan napas lega.

Ardiman bahkan tersenyum. Kehadiran Nevan seolah menjadi senjata baginya untuk membuat Darya tidak memperpanjang masalah dan dia berhasil. Sedangkan, si tameng, Nevan, diam saja meski banyak pertanyaan menggelayut di benaknya.

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

ehhh bru lulus Sekolah atau lgi kuliah kali yaa 18 taun

2023-03-28

0

Ama

Ama

Adiwiyata

2022-09-13

0

Ama

Ama

keluarga Ardiwinata atau Adiwinata. ?????

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sweet Story
12 Sepuluh
13 Sebelas
14 Dua Belas
15 Tiga Belas
16 Empat Belas
17 Lima Belas
18 Enam Belas
19 Sweet Story (2)
20 Tujuh Belas
21 Delapan Belas
22 Sembilan Belas
23 Dua Puluh
24 Dua Puluh Satu
25 Dua Puluh Dua
26 Dua Puluh Tiga
27 Dua Puluh Empat
28 Dua Puluh Lima
29 Dua Puluh Enam
30 Dua Puluh Tujuh
31 Dua Puluh Delapan
32 Dua Puluh Sembilan
33 Tiga Puluh
34 Tiga Puluh Satu
35 Tiga Puluh Dua
36 Tiga Puluh Tiga
37 Tiga Puluh Empat
38 Sweet Story (3)
39 Tiga Puluh Lima
40 Tiga Puluh Enam
41 Tiga Puluh Tujuh
42 Tiga Puluh Delapan
43 Tiga Puluh Sembilan
44 Empat Puluh
45 Empat Puluh Satu
46 Empat Puluh Dua
47 Empat Puluh Tiga
48 Empat Puluh Empat
49 Empat Puluh Lima
50 Empat Puluh Enam
51 Empat Puluh Tujuh
52 Empat Puluh Delapan
53 Empat Puluh Sembilan
54 Lima Puluh
55 Lima Puluh Satu
56 Lima Puluh Dua
57 Lima Puluh Tiga
58 Lima Puluh Empat
59 Lima Puluh Lima
60 Lima Puluh Enam
61 Lima Puluh Tujuh
62 Lima Puluh Delapan
63 Lima Puluh Sembilan
64 Enam Puluh
65 Enam Puluh Satu
66 Enam Puluh Dua
67 Enam Puluh Tiga
68 Enam Puluh Empat
69 Enam Puluh Lima
70 Enam Puluh Enam
71 Enam Puluh Tujuh
72 Enam Puluh Delapan
73 Enam Puluh Sembilan
74 Tujuh Puluh
75 Intermezzo, ceunah
76 Tujuh Puluh Satu
77 Tujuh Puluh Dua
78 Tujuh Puluh Tiga
79 Tujuh Puluh Empat
80 Tujuh Puluh Lima
81 Tujuh Puluh Enam
82 Tujuh Puluh Tujuh
83 Tujuh Puluh Delapan
84 Tujuh Puluh Sembilan
85 Intermezzo (2)
86 Delapan Puluh
87 Delapan Puluh Satu
88 Delapan Puluh Dua
89 Delapan Puluh Tiga
90 Delapan Puluh Empat
91 Delapan Puluh Lima
92 Delapan Puluh Enam
93 Delapan Puluh Tujuh
94 Delapan Puluh Delapan
95 Delapan Puluh Sembilan
96 Sembilan Puluh
97 Sembilan Puluh Satu
98 Sembilan Puluh Dua
99 Sembilan Puluh Tiga
100 Sembilan Puluh Empat
101 Sembilan Puluh Lima
102 Sembilan Puluh Enam
103 Sembilan Puluh Tujuh
104 Sembilan Puluh Delapan
105 Sembilan Puluh Sembilan
106 Seratus
107 Seratus Satu
108 Seratus Dua
109 Seratus Tiga
110 Seratus Empat
111 Seratus Lima
112 Seratus Enam
113 Seratus Tujuh
114 Seratus Delapan
115 Seratus Sembilan
116 Seratus Sepuluh
117 Seratus Sebelas
118 Seratus Dua Belas
119 Seratus Tiga Belas (End)
120 Pengumuman
121 Extra Part: Hari Pernikahan
122 Extra Part : Malam Pertama
123 Extra Part : Ikhlas
124 Extra Part: Keringat
125 S2: Khawatir
126 S2: Ide Fikri
127 S2: Marahan
128 S2: Nggak Cinta
129 S2: Bicara dan Mendengar
130 S2: Biji Wijen
131 S2: Emang Kenapa?
132 S2: Kata Vivian
133 S2: Insiden
134 S2: Tidak Mengharapkan
135 S2: Hilang
136 S2: Salah
137 S2: Dilema
138 S2: Alasan
139 S2: Sama-sama Terluka
140 S2: Tawaran Mengerikan
141 S2: Jangan Ulangi Lagi
142 S2: Penjelasan
143 S2: Kalimat Ajaib
144 S2: Yang Aku Mau
145 Pengumuman Ceunah
146 S2: Teletubbies
147 Pengumuman Sayembara
148 S2: Ancaman
149 S2: Sering-sering
150 S2: Bukan Aku atau Kamu
151 S2: Mas
152 S2: Berakhir Bahagia
153 Bonchap: Fikri Oh Fikri
154 Bonchap: Mantan Terindah
155 Bonchap: Bergerak
156 Bonchap: Radar Pelakor
157 Bonchap: Juru Kunci
158 Bonchap: Panik
159 Luar Biasa
160 Kaelandra Adha
161 Fikriansyah Fadhilal Pradana
162 Angkasa
163 Jalan Itu Bernama Shanessa
164 Pesona Angkasa
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sweet Story
12
Sepuluh
13
Sebelas
14
Dua Belas
15
Tiga Belas
16
Empat Belas
17
Lima Belas
18
Enam Belas
19
Sweet Story (2)
20
Tujuh Belas
21
Delapan Belas
22
Sembilan Belas
23
Dua Puluh
24
Dua Puluh Satu
25
Dua Puluh Dua
26
Dua Puluh Tiga
27
Dua Puluh Empat
28
Dua Puluh Lima
29
Dua Puluh Enam
30
Dua Puluh Tujuh
31
Dua Puluh Delapan
32
Dua Puluh Sembilan
33
Tiga Puluh
34
Tiga Puluh Satu
35
Tiga Puluh Dua
36
Tiga Puluh Tiga
37
Tiga Puluh Empat
38
Sweet Story (3)
39
Tiga Puluh Lima
40
Tiga Puluh Enam
41
Tiga Puluh Tujuh
42
Tiga Puluh Delapan
43
Tiga Puluh Sembilan
44
Empat Puluh
45
Empat Puluh Satu
46
Empat Puluh Dua
47
Empat Puluh Tiga
48
Empat Puluh Empat
49
Empat Puluh Lima
50
Empat Puluh Enam
51
Empat Puluh Tujuh
52
Empat Puluh Delapan
53
Empat Puluh Sembilan
54
Lima Puluh
55
Lima Puluh Satu
56
Lima Puluh Dua
57
Lima Puluh Tiga
58
Lima Puluh Empat
59
Lima Puluh Lima
60
Lima Puluh Enam
61
Lima Puluh Tujuh
62
Lima Puluh Delapan
63
Lima Puluh Sembilan
64
Enam Puluh
65
Enam Puluh Satu
66
Enam Puluh Dua
67
Enam Puluh Tiga
68
Enam Puluh Empat
69
Enam Puluh Lima
70
Enam Puluh Enam
71
Enam Puluh Tujuh
72
Enam Puluh Delapan
73
Enam Puluh Sembilan
74
Tujuh Puluh
75
Intermezzo, ceunah
76
Tujuh Puluh Satu
77
Tujuh Puluh Dua
78
Tujuh Puluh Tiga
79
Tujuh Puluh Empat
80
Tujuh Puluh Lima
81
Tujuh Puluh Enam
82
Tujuh Puluh Tujuh
83
Tujuh Puluh Delapan
84
Tujuh Puluh Sembilan
85
Intermezzo (2)
86
Delapan Puluh
87
Delapan Puluh Satu
88
Delapan Puluh Dua
89
Delapan Puluh Tiga
90
Delapan Puluh Empat
91
Delapan Puluh Lima
92
Delapan Puluh Enam
93
Delapan Puluh Tujuh
94
Delapan Puluh Delapan
95
Delapan Puluh Sembilan
96
Sembilan Puluh
97
Sembilan Puluh Satu
98
Sembilan Puluh Dua
99
Sembilan Puluh Tiga
100
Sembilan Puluh Empat
101
Sembilan Puluh Lima
102
Sembilan Puluh Enam
103
Sembilan Puluh Tujuh
104
Sembilan Puluh Delapan
105
Sembilan Puluh Sembilan
106
Seratus
107
Seratus Satu
108
Seratus Dua
109
Seratus Tiga
110
Seratus Empat
111
Seratus Lima
112
Seratus Enam
113
Seratus Tujuh
114
Seratus Delapan
115
Seratus Sembilan
116
Seratus Sepuluh
117
Seratus Sebelas
118
Seratus Dua Belas
119
Seratus Tiga Belas (End)
120
Pengumuman
121
Extra Part: Hari Pernikahan
122
Extra Part : Malam Pertama
123
Extra Part : Ikhlas
124
Extra Part: Keringat
125
S2: Khawatir
126
S2: Ide Fikri
127
S2: Marahan
128
S2: Nggak Cinta
129
S2: Bicara dan Mendengar
130
S2: Biji Wijen
131
S2: Emang Kenapa?
132
S2: Kata Vivian
133
S2: Insiden
134
S2: Tidak Mengharapkan
135
S2: Hilang
136
S2: Salah
137
S2: Dilema
138
S2: Alasan
139
S2: Sama-sama Terluka
140
S2: Tawaran Mengerikan
141
S2: Jangan Ulangi Lagi
142
S2: Penjelasan
143
S2: Kalimat Ajaib
144
S2: Yang Aku Mau
145
Pengumuman Ceunah
146
S2: Teletubbies
147
Pengumuman Sayembara
148
S2: Ancaman
149
S2: Sering-sering
150
S2: Bukan Aku atau Kamu
151
S2: Mas
152
S2: Berakhir Bahagia
153
Bonchap: Fikri Oh Fikri
154
Bonchap: Mantan Terindah
155
Bonchap: Bergerak
156
Bonchap: Radar Pelakor
157
Bonchap: Juru Kunci
158
Bonchap: Panik
159
Luar Biasa
160
Kaelandra Adha
161
Fikriansyah Fadhilal Pradana
162
Angkasa
163
Jalan Itu Bernama Shanessa
164
Pesona Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!