Tiga

Gantari menjadi istimewa bagi Farez, karena dialah pasien pertama yang ia tangani ketika menjadi dokter residen.

Gantari menjadi istimewa karena gadis itu begitu mencintai ibunya melebihi diri sendiri, sama seperti dirinya yang dulu.

Gantari menjadi begitu sangat istimewa ketika lima tahun yang lalu gadis itu memohon dan begitu percaya padanya untuk menyelamatkan nyawa sang ibu.

"Dok?" Rendy si dokter petakilan mengetuk pintu membuat Farez tersentak kaget.

"Kasian monitor dijadiin pelampiasan," ucapnya begitu duduk di hadapan Farez sembari mengusap si monitor penuh kasih sayang.

"Longgar banget waktu loe kayaknya," sindir Farez.

Rendy cekikikan. "Baru juga keluar dari ruang operasi."

Farez menumpu sikunya ke atas meja dan memegangi dagu menatap serius layar komputer lagi.

"Kapan dong?"

Pertanyaan Rendy barusan sontak membuat Farez mengangkat sebelah alisnya dan melayangkan tatapan bingung pada sahabat semasa menjadi dokter residennya itu.

"Kapan ngelamar Mbak Dihyan?" Jelas Rendy cekikikan.

Farez melotot. Dia celingak-celinguk memastikan tidak ada orang disana. Kemudian melempar hasil laboratorium pasien pada Rendy.

Kali ini Rendy yang melotot. "Itu barang berharga pasien!"

Farez buru-buru mengutip kertasnya lagi, kemudian mengelusnya berharap tidak kusut membuat Rendy ngakak tak henti.

"Beruntung banget Dihyan kalau punya suami polos begini," goda Rendy lagi.

"Ngomong sekali lagi beneran gue lempar keluar jendela."

Rendy ciut. Dia menutup rapat mulutnya dengan kedua telapak tangannya, kemudian menggeleng cepat.

Farez duduk lagi. Dia kembali menatap monitornya.

"Dia tertarik sama gue nggak sih menurut loe?"

Rendy melirik Farez, kemudian bicara dengan suara blubuk blubuk karena mulutnya masih dibungkam oleh tangannya sendiri membuat darah Farez naik dan berniat memukul kepala Rendy dengan CPU, namun si dokter muda sudah kabur duluan.

***

"Akhirnya calon mantu Mama datang juga."

Itulah sambutan yang diterima Shanessa ketika bertemu dengan ibu Nevan di kediaman mereka.

Wanita anggun penuh gaya itu mencium pipi Shanessa. "Papa sehat?"

"Alhamdulillah sehat, Tante," jawab Shanessa kalem.

"Tante udah lama nyuruh Nevan bawa kamu ke rumah. Tapi katanya entar-entar melulu."

Shanessa melirik Nevan yang diam saja, kemudian tertawa pelan. "Kuliahnya padat, Tante."

"Iya, sih. Sekarang udah lulus, kamunya beneran diajak kesini," Tante tertawa lagi. Beliau sosok yang ceria. Terlalu ceria bila dibandingkan dengan anaknya yang kebanyakan muram.

Dua tahun yang lalu, ketika Shanessa memutuskan untuk kuliah di Australia meski akhirnya tidak sampai selesai, keluarga Ardiwinata was-was melepaskannya. Namun, karena Tante Tiwi menjamin, bahwa Nevan, putranya akan menjadi penjaga yang baik bagi Shanessa, maka mereka mengizinkannya.

Awal bertemu, Nevan merupakan sosok yang dingin. Dia sangat jarang bicara dan tatapan matanya begitu gelap, seperti gelapnya malam seusai badai.

Shanessa menoleh.

Apa lukanya begitu parah? Shanessa menatap lekat Nevan yang duduk di sampingnya, lantas digenggamnya erat tangan sang pria pujaan, membuat Nevan ikut menoleh dan tersenyum tipis padanya.

***

"Dihyan."

"Dihyan."

"Dihyan."

Gantari tersentak. Napasnya tersengal. Bulir keringat besar membasahi keningnya. Ia menegakkan tubuhnya yang terasa nyeri, kerongkongannya juga terasa kering. Rupanya, dia tertidur membungkuk di atas meja kerja kantor. Layar komputer masih menyala, menampilkan laman exel yang dengan warna-warni di baris yang berbeda.

Dia menyeka keringatnya, lalu beranjak ke pantry untuk bisa menenggak segelas air. Semalaman dia memang terjaga, bercerita banyak hal pada sang ibu tersayang.

"Tar, rapat sepuluh menit lagi, ya," Siska muncul memberitahu yang disambut anggukan singkat oleh Gantari.

"Kenapa? Kamu sakit?" Siska spontan menyentuh kening Gantari khawatir.

"Nggak kok," balas Gantari menenangkan.

"Serius? Nanti Pak Ardiman bisa ngamuk kalau gue nyiksa keponakannya."

Gantari tersenyum. "Aku baik-baik aja."

Siska mengangkat bahunya ringan. "Well, rapat tanpa kamu bakalan hambar. Klien-klien nyinyir bakalan meraja lela. Tetap sehat, ya," ucap Siska, kemudian berlalu dengan membawa secangkir kopi instan.

Gantari kembali mengulas senyum tipis. Dia kembali teringat pada mimpinya tadi. Mimpi yang selalu mengusik tidurnya. Mimpi yang intensitasnya meningkatkan akhir-akhir ini.

***

Nevan sedang bersandar di sofa sembari memijit pelipisnya, ketika Bi Murni datang membawa secangkir kopi hitam. Kepalanya pening, semalam dia lembur lagi.

"Nggak tidur lagi, Leh?"

Nevan mendongak, kemudian tersenyum. "Tidur, Bi."

"Iya, tidurnya subuh," cibir Bu Murni.

Balasan Bi Murni barusan membuat Nevan terkekeh sebentar. Kemudian, ia menyesap kopi buatan wanita paruh baya tersebut hingga separuh. Kesukaannya pada kopi hitam sudah berlangsung cukup lama dan sudah pernah disarankan pula oleh dokter untuk dikurangi.

Suara bel berbunyi, membuat Bi Murni beranjak untuk membuka pintu.

Tak lama terdengar suara yang begitu familiar, membuat Nevan tidak perlu menerka siapa tamu yang datang sepagi ini.

Sang mama langsung mengambil tempat di samping Nevan dan mengeluhkan suhu yang sudah tinggi padahal hari masih pagi.

Nevan menyesap kopinya lagi. Pandangannya menerawang ke luar jendela. Hingga ucapan mama membuatnya menoleh tak percaya.

"Sabtu ini kita ke rumah Shanessa. Mama udah ngomong sama Om Ardi. Setidaknya kalian tunangan dulu."

Sabtu? Berarti lima hari lagi.

"Ada hal yang mau kamu bawa? Beberapa sudah mama siapkan, sih," ucap mama terkikik sendiri.

Mama menoleh karena pertanyaannya tak kunjung mendapat jawaban.

"Lakukan saja seperti yang biasa mama lakukan. Memutuskan semuanya sendiri," balas Nevan dingin. Kemudian, dia beranjak mengambil kunci mobil di atas nakas dan mencium tangan sang ibu, lalu berjalan menuju pintu. Dia mendadak ingin cepat-cepat ke kantor.

Nevan memacu APV hitamnya dengan kecepatan tak biasa. Kaca jendela ia biarkan terbuka, membuat wajahnya ditampar angin jalan. Ia memejamkan matanya beberapa detik, kemudian membukanya lagi. Tak ada yang berubah. Entah sejak kapan dunia ini tak lagi berwarna.

Terpopuler

Comments

Ama

Ama

gak.

2022-09-13

0

Nur hikmah

Nur hikmah

awal bc smpe segini....nyesek thor....pnuh misteri......

2022-02-13

0

maura shi

maura shi

mgkn ini ada kaitannya dgn emaknya nevan???
yg mengira gantari gadis miskin yg tk sepadan bt nevan,suudzon thor
hhhhh

2021-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sweet Story
12 Sepuluh
13 Sebelas
14 Dua Belas
15 Tiga Belas
16 Empat Belas
17 Lima Belas
18 Enam Belas
19 Sweet Story (2)
20 Tujuh Belas
21 Delapan Belas
22 Sembilan Belas
23 Dua Puluh
24 Dua Puluh Satu
25 Dua Puluh Dua
26 Dua Puluh Tiga
27 Dua Puluh Empat
28 Dua Puluh Lima
29 Dua Puluh Enam
30 Dua Puluh Tujuh
31 Dua Puluh Delapan
32 Dua Puluh Sembilan
33 Tiga Puluh
34 Tiga Puluh Satu
35 Tiga Puluh Dua
36 Tiga Puluh Tiga
37 Tiga Puluh Empat
38 Sweet Story (3)
39 Tiga Puluh Lima
40 Tiga Puluh Enam
41 Tiga Puluh Tujuh
42 Tiga Puluh Delapan
43 Tiga Puluh Sembilan
44 Empat Puluh
45 Empat Puluh Satu
46 Empat Puluh Dua
47 Empat Puluh Tiga
48 Empat Puluh Empat
49 Empat Puluh Lima
50 Empat Puluh Enam
51 Empat Puluh Tujuh
52 Empat Puluh Delapan
53 Empat Puluh Sembilan
54 Lima Puluh
55 Lima Puluh Satu
56 Lima Puluh Dua
57 Lima Puluh Tiga
58 Lima Puluh Empat
59 Lima Puluh Lima
60 Lima Puluh Enam
61 Lima Puluh Tujuh
62 Lima Puluh Delapan
63 Lima Puluh Sembilan
64 Enam Puluh
65 Enam Puluh Satu
66 Enam Puluh Dua
67 Enam Puluh Tiga
68 Enam Puluh Empat
69 Enam Puluh Lima
70 Enam Puluh Enam
71 Enam Puluh Tujuh
72 Enam Puluh Delapan
73 Enam Puluh Sembilan
74 Tujuh Puluh
75 Intermezzo, ceunah
76 Tujuh Puluh Satu
77 Tujuh Puluh Dua
78 Tujuh Puluh Tiga
79 Tujuh Puluh Empat
80 Tujuh Puluh Lima
81 Tujuh Puluh Enam
82 Tujuh Puluh Tujuh
83 Tujuh Puluh Delapan
84 Tujuh Puluh Sembilan
85 Intermezzo (2)
86 Delapan Puluh
87 Delapan Puluh Satu
88 Delapan Puluh Dua
89 Delapan Puluh Tiga
90 Delapan Puluh Empat
91 Delapan Puluh Lima
92 Delapan Puluh Enam
93 Delapan Puluh Tujuh
94 Delapan Puluh Delapan
95 Delapan Puluh Sembilan
96 Sembilan Puluh
97 Sembilan Puluh Satu
98 Sembilan Puluh Dua
99 Sembilan Puluh Tiga
100 Sembilan Puluh Empat
101 Sembilan Puluh Lima
102 Sembilan Puluh Enam
103 Sembilan Puluh Tujuh
104 Sembilan Puluh Delapan
105 Sembilan Puluh Sembilan
106 Seratus
107 Seratus Satu
108 Seratus Dua
109 Seratus Tiga
110 Seratus Empat
111 Seratus Lima
112 Seratus Enam
113 Seratus Tujuh
114 Seratus Delapan
115 Seratus Sembilan
116 Seratus Sepuluh
117 Seratus Sebelas
118 Seratus Dua Belas
119 Seratus Tiga Belas (End)
120 Pengumuman
121 Extra Part: Hari Pernikahan
122 Extra Part : Malam Pertama
123 Extra Part : Ikhlas
124 Extra Part: Keringat
125 S2: Khawatir
126 S2: Ide Fikri
127 S2: Marahan
128 S2: Nggak Cinta
129 S2: Bicara dan Mendengar
130 S2: Biji Wijen
131 S2: Emang Kenapa?
132 S2: Kata Vivian
133 S2: Insiden
134 S2: Tidak Mengharapkan
135 S2: Hilang
136 S2: Salah
137 S2: Dilema
138 S2: Alasan
139 S2: Sama-sama Terluka
140 S2: Tawaran Mengerikan
141 S2: Jangan Ulangi Lagi
142 S2: Penjelasan
143 S2: Kalimat Ajaib
144 S2: Yang Aku Mau
145 Pengumuman Ceunah
146 S2: Teletubbies
147 Pengumuman Sayembara
148 S2: Ancaman
149 S2: Sering-sering
150 S2: Bukan Aku atau Kamu
151 S2: Mas
152 S2: Berakhir Bahagia
153 Bonchap: Fikri Oh Fikri
154 Bonchap: Mantan Terindah
155 Bonchap: Bergerak
156 Bonchap: Radar Pelakor
157 Bonchap: Juru Kunci
158 Bonchap: Panik
159 Luar Biasa
160 Kaelandra Adha
161 Fikriansyah Fadhilal Pradana
162 Angkasa
163 Jalan Itu Bernama Shanessa
164 Pesona Angkasa
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sweet Story
12
Sepuluh
13
Sebelas
14
Dua Belas
15
Tiga Belas
16
Empat Belas
17
Lima Belas
18
Enam Belas
19
Sweet Story (2)
20
Tujuh Belas
21
Delapan Belas
22
Sembilan Belas
23
Dua Puluh
24
Dua Puluh Satu
25
Dua Puluh Dua
26
Dua Puluh Tiga
27
Dua Puluh Empat
28
Dua Puluh Lima
29
Dua Puluh Enam
30
Dua Puluh Tujuh
31
Dua Puluh Delapan
32
Dua Puluh Sembilan
33
Tiga Puluh
34
Tiga Puluh Satu
35
Tiga Puluh Dua
36
Tiga Puluh Tiga
37
Tiga Puluh Empat
38
Sweet Story (3)
39
Tiga Puluh Lima
40
Tiga Puluh Enam
41
Tiga Puluh Tujuh
42
Tiga Puluh Delapan
43
Tiga Puluh Sembilan
44
Empat Puluh
45
Empat Puluh Satu
46
Empat Puluh Dua
47
Empat Puluh Tiga
48
Empat Puluh Empat
49
Empat Puluh Lima
50
Empat Puluh Enam
51
Empat Puluh Tujuh
52
Empat Puluh Delapan
53
Empat Puluh Sembilan
54
Lima Puluh
55
Lima Puluh Satu
56
Lima Puluh Dua
57
Lima Puluh Tiga
58
Lima Puluh Empat
59
Lima Puluh Lima
60
Lima Puluh Enam
61
Lima Puluh Tujuh
62
Lima Puluh Delapan
63
Lima Puluh Sembilan
64
Enam Puluh
65
Enam Puluh Satu
66
Enam Puluh Dua
67
Enam Puluh Tiga
68
Enam Puluh Empat
69
Enam Puluh Lima
70
Enam Puluh Enam
71
Enam Puluh Tujuh
72
Enam Puluh Delapan
73
Enam Puluh Sembilan
74
Tujuh Puluh
75
Intermezzo, ceunah
76
Tujuh Puluh Satu
77
Tujuh Puluh Dua
78
Tujuh Puluh Tiga
79
Tujuh Puluh Empat
80
Tujuh Puluh Lima
81
Tujuh Puluh Enam
82
Tujuh Puluh Tujuh
83
Tujuh Puluh Delapan
84
Tujuh Puluh Sembilan
85
Intermezzo (2)
86
Delapan Puluh
87
Delapan Puluh Satu
88
Delapan Puluh Dua
89
Delapan Puluh Tiga
90
Delapan Puluh Empat
91
Delapan Puluh Lima
92
Delapan Puluh Enam
93
Delapan Puluh Tujuh
94
Delapan Puluh Delapan
95
Delapan Puluh Sembilan
96
Sembilan Puluh
97
Sembilan Puluh Satu
98
Sembilan Puluh Dua
99
Sembilan Puluh Tiga
100
Sembilan Puluh Empat
101
Sembilan Puluh Lima
102
Sembilan Puluh Enam
103
Sembilan Puluh Tujuh
104
Sembilan Puluh Delapan
105
Sembilan Puluh Sembilan
106
Seratus
107
Seratus Satu
108
Seratus Dua
109
Seratus Tiga
110
Seratus Empat
111
Seratus Lima
112
Seratus Enam
113
Seratus Tujuh
114
Seratus Delapan
115
Seratus Sembilan
116
Seratus Sepuluh
117
Seratus Sebelas
118
Seratus Dua Belas
119
Seratus Tiga Belas (End)
120
Pengumuman
121
Extra Part: Hari Pernikahan
122
Extra Part : Malam Pertama
123
Extra Part : Ikhlas
124
Extra Part: Keringat
125
S2: Khawatir
126
S2: Ide Fikri
127
S2: Marahan
128
S2: Nggak Cinta
129
S2: Bicara dan Mendengar
130
S2: Biji Wijen
131
S2: Emang Kenapa?
132
S2: Kata Vivian
133
S2: Insiden
134
S2: Tidak Mengharapkan
135
S2: Hilang
136
S2: Salah
137
S2: Dilema
138
S2: Alasan
139
S2: Sama-sama Terluka
140
S2: Tawaran Mengerikan
141
S2: Jangan Ulangi Lagi
142
S2: Penjelasan
143
S2: Kalimat Ajaib
144
S2: Yang Aku Mau
145
Pengumuman Ceunah
146
S2: Teletubbies
147
Pengumuman Sayembara
148
S2: Ancaman
149
S2: Sering-sering
150
S2: Bukan Aku atau Kamu
151
S2: Mas
152
S2: Berakhir Bahagia
153
Bonchap: Fikri Oh Fikri
154
Bonchap: Mantan Terindah
155
Bonchap: Bergerak
156
Bonchap: Radar Pelakor
157
Bonchap: Juru Kunci
158
Bonchap: Panik
159
Luar Biasa
160
Kaelandra Adha
161
Fikriansyah Fadhilal Pradana
162
Angkasa
163
Jalan Itu Bernama Shanessa
164
Pesona Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!