Tanpa pikir panjang, Nita yang sedang bahagia langsung menceritakan kepada Andin kalau dia baru saja jadian dengan Aidan.
Nita," Aaannddiiinn ... berteriak sembari menimbruk badan Andin yang sedang rebahan. Aanddin gue lagi bahagia niiiihhh ...."
Andin," Aduuhh (nada merintih sedikit kesakitan), ada apa? Kenapa lho teriak-teriak ke kamar gue?"
"Andinnn ... gue bahagia banget, tiba-tiba aja kak Aidan nembak gue." Sahut Nita kegirangan.
Andin pura-pura tidak mengetahui kalau Aidan dan Nita sudah pacaran karena permintaan darinya.
Andin," Haaaa ... iyaaa??? Kapan?? Dengan suara seakan-akan kaget.
Nita," Barusan Ndiin ... aduhh gue kayak gak percaya nihh..kok tiba-tiba aja ya? tapi gak apa-apa lah yang penting gue udah semakin dekat aja sama pujaan hati gue." Sedikit malu-malu.
Andin mengucapkan selamat kepada sahabatnya itu, tanpa menimbulkan kecurigaan sedikitpun dari Nita.
"Selamat yaahh sayang aku, udah punya pacar baru sekarang. Traktirannya jangan lupa loh ...." Celoteh Andin.
"Iyaaa ... makasih juga sayang aku ... traktirannya minta aja sama kakak kamu tuh ... Kak Aidan ... Hehehe." Sahut Nita.
"Sekarang kamu jadi adik ipar aku yahh ... kan kamu adiknya kak Aidan ... jadi, kamu harus nurut ya cakap kakak," Ucap Nita sambil becandain sahabatnya itu.
Andaikan kamu tau Nit, kalau sebenarnya kak Aidan gak benar-benar mencintai kamu, dia hanya terpaksa menjalani ini, karena ulah ku. Maafkan aku Nita, kak Aidan."
Tepukan Nita mengagetkan lamunan Andin.
Prookk ....
"Lho kenapa ngelamun pagi-pagi woyy? Apa lho gak suka gue bilang adik ipar tadi? gue cuma becanda Ndin ... maaf yaa .... " Dengan wajah sedikit murung.
"Eehh ... gak ada Nit, gue gak masalahin itu kok, hehehe ... gue lagi kepikiran orang tua gue ... rasanya mau pulang kampung deh." Ucap Andin memelas.
Lalu, Nita memberikan pelukan hangat kepada Andin, dia mengerti apa yang dirasakan Andin. Karena baru sekarang dia tinggal jauh dari orang tuanya.
Tak lama, kesedihan itu berlalu berganti menjadi bahagia kembali, karena Nita selalu berusaha menghibur sahabatnya itu dengan cara apapun, begitupun sebaliknya.
Hampir setiap hari mereka lalui bersama. Tanpa rasa canggung mereka bertiga tetap seperti biasanya.
Sampai suatu hari, kakak Nita jatuh sakit di kos nya yang berjarak lumayan jauh dari kosnya. Kakak Nita yang sakit itu, sebaya dengan Aidan. Kemudian tanpa pikir panjang, Nita yang panik langsung menemui Andin minta temenin ke kos kakaknya.
Andin mengiyakan tanpa ada penolakan. Namun, mereka kebingungan, mau pergi ke sana naik apa. Soalnya transportasi yang diandalkan di sana hanya ojek. Tapi, entah kenapa, sudah sekian menit mereka menunggu, tak ada satu pun ojek yang lewat.
Andin kepikiran sama Aidan, dan berucap kepada Nita,
"Nit, kenapa lho gak coba minta bantuan sama kak Aidan aja?"
Nita," Oiya, gue sampai gak kepikiran sama kak Aidan Ndin ... yaudah gue coba telfon dia dulu, siapa tau dia bisa bantu."
*********************
Teett ....
Teett ....
Ternyata telfon tersambung dan Aidan pun menjawab telfon Nita dari seberang sana.
"Hallo, Nit ...."
"Hallo kak ... lagi ngapain??"
"Gak ada ... lagi duduk-duduk aja siap mandi nihh ... kamu kenapa?"
"Kak, aku boleh minta bantuan kakak gak? kakak aku sakit di kos dia, tapi dari tadi udah usaha nyari ojek sama Andin gak dapet-dapet ... bisa kakak antar kita ke sana?"
"Ooo ... gitu ... kirain apaan ... boleh dek ... tunggu sebentar ya ... kakak siap-siap dulu."
"Ok kak ... makasih yaa ..." lalu mereka mengakhiri telfonnya.
Sebenarnya Aidan tipe orang yang romantis, tapi, karena dia menjalani pacaran tanpa perasaan membuat dia jadi dingin. terlihat jelas dari panggilan pacarannya sama Nita. Semenjak pacaran mereka hanya panggil kakak sama adek, sesekali manggil sayang. Beda dengan panggilannya ke Andin, yang memiliki panggilan khusus.
Tak lama berselang, Aidan pun datang menghampiri mereka, dan mereka segera berangkat menuju kos nya kakak Nita.
******************
Meskipun hubungan Aidan dengan Nita terlihat baik-baik saja, namun Aidan tetap tak bisa membohongi perasaannya terhadap Andin. Mereka tetap berkomunikasi di belakang Nita. Mereka tetap merajut kemesraan tanpa menghiraukan jika sewaktu-waktu bisa saja Nita memergoki mereka berdua. Walaupun sebenarnya Nita tak masalah kalau Aidan komunikasi sama Andin.
Setiap selesai komunikasi lewat Hp sama Nita, Aidan selalu menyempatkan diri menghubungi Andin. Bahkan kadang tanpa disadari, Aidan lebih sering menghubungi Andin dibanding Nita.
Dua bulan berlalu, Aidan masih belum bisa jatuh cinta kepada Nita, lalu menceritakan itu semua kepada Andin. Saat itu Andin masih berusaha untuk membujuk Aidan agar mempertahankan hubungannya dengan Nita.
Ternyata tak disangka, tanpa sepengetahuan Andin, Aidan pun sudah memiliki pacar baru namanya Dina. Namun Aidan belum memberitahukan Andin perihal itu.
Aidan," Dekk ... dua bulan sudah kakak jadian sama Nita, tapi kenapa masih belum bisa kakak jatuh cinta sama dia yaa??"
Andin," Haahaaha, mungkin sekarang belum kak, karena masih baru. Siapa tau aja udah agak lamaan dikit hubungan kalian semakin membaik. (Nada membujuk).
Aidan," Sayang ... (Terkadang mereka pakai panggilan sayang) please jangan paksa kakak dong." Sedikit memelas.
Andin," Yaudah, terserah kamu aja lah kakak ku sayang, gimana baiknya."
Sedang asyik bercerita, tiba-tiba Aidan memberanikan diri mengungkapkan kejadian yang tak akan disangka-sangka oleh Andin.
Dia bilang kalau dia sudah punya pacar baru namanya Dina. Dia adalah kakak kelas Andin. Seketika Andin terkaget-kaget dan seolah-olah tak percaya, karena sahabatnya di duakan.
Andin pun merasa sesak di dada nya, karena selama ini, dia merasa Aidan dan dirinya saling mencintai. Jadi, hanya dia satu-satu nya wanita yang dicintai Aidan. Tapi, mendengar ungkapan mengejutkan dari Aidan, membuat Andin sedih. Tanpa sadar ternyata butir kristal jatuh berderai satu persatu dari wajah mungilnya.
Aidan yang menyadari Andin yang terluka, berusaha menenangkan hati Andin. Dia menjelaskan bahwa pacarnya yang baru ini adalah hasil taruhan dia dengan temannya, dan Aidan memenangkan pertaruhan itu.
Namun bodohnya Andin, dengan mudah dia percaya begitu saja perkataan Aidan dan memaafkan Aidan. Aidan memang pintar dalam memainkan rayuan dan gombalannya, sehingga dia lebih mudah memikat hati wanita.
Aidan sudah 2 minggu jadian dengan Dina, dengan kelihaiannya menyembunyikan hubungan tanpa sepengetahuan Nita. Andin pun tak marah dengan kejadian itu.
Dia hanya berpesan agar berhati-hati dalam memainkan hati. Aidan pun mendengarkan nasehat Andin yang udah dianggapnya sebagai seseorang yang sangat spesial diantara yang lainnya.
Mereka bersepakat menjaga rahasia itu. Aidan pun mengenalkan Andin kepada Dina. Dia menyebut kalau Andin ini udah seperti adik kandung bagi dia, tujuannya agar Dina percaya dan gak cemburu pada Andin.
Andin saat itu kebingungan, Aidan dan Nita sama-sama penting bagi dia. Namun kehadiran Dina membuat semuanya kacau. Andin harus pandai membagi waktu agar tak menimbulkan kecurigaan Nita dan Dina.
Tapi apa di kata, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh jua, mungkin itu pepatah yang cocok untuk mereka. Nita mengetahui hubungan gelap Aidan dengan Dina, karena saat itu Aidan berbohong pada Nita kalau HP nya rusak.
Nita tak percaya begitu saja,. dia iseng mencoba menghubungi nomor Aidan dan ternyata aktif. Padahal sebenarnya nomor HP Aidan dipakai sama Dina. Sontak Nita kaget mendengar suara cewek menjawab telfonnya.
Nita," Hallo, Assalamu'alaikum sayang ...."
"Wa'alaikumsalam ...." Sapa Dina.
Lalu Nita bertanya," Ini siapa yaa??"
"Aku pacarnya Aidan. Maaf, ini siapa yaa??" tanya Dina.
Seketika tanpa jawaban, Nita memutus sambungan telfonnya dan langsung berlari ke arah belakang kosnya ....
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
NOva Nova
dasar cowo mata kranjang g cukup bikannya udah ada 2 msih krsng jihihi
2020-06-14
1
👑🐒Ning Dita❤️⭐💝💖
ya ampun knp cowok nya kayak gt ya ...hadeh
2020-06-11
1
kk del~
Ya amplopp kezellnya😠
2020-06-05
0