Hari ini adalah hari kedua Andin menjalani MOS sebagai siswa baru di sekolahnya. Tentu saja kegiatan hari ini lebih banyak dari kemaren.
Kegiatan yang akan mereka jalani di pagi ini dimulai dari apel pagi, kemudian mereka kembali ke kelas masing-masing sambil menunggu para mentor mereka datang untuk mendampingi dalam kegiatan selanjutnya.
Tak lama setelah itu, para mentor pun masuk ke kelas, dengan diiringi ucapan salam dan selamat pagi.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi adik-adik ...." Sapa salah seorang mentor.
mereka menjawab," Wa'alaikumsalam ... selamat pagi kembali kakak-kakak."
Keakraban mereka mulai terlihat setelah seharian kemaren mereka saling berbagi cerita.
Kak Windi ... begitulah dia dipanggil sama adik-adik siswa baru. Dia adalah salah satu mentor di kelas sepuluh satu.
Kak Windi pun menyampaikan beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini, dimulai dari membuat yel-yel sampai pengenalan lingkungan sekolah. Keseruan itu mulai sedikit demi sedikit mereka ciptakan.
Mentor membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan merekapun ditugaskan untuk membuat yel-yel yang nantinya akan dipilih salah satu yel-yel terbaik untuk mewakili lomba yel-yel antar kelas.
Tak terasa sudah dua jam berlalu, sudah terpilih satu yel-yel yang akan ditampilkan nantinya.
Mereka bersama pun mulai menghafal lirik agar nantinya bisa tampil bagus.
"Oke, Deni ... silahkan kamu maju ke depan dan pandu teman-teman nya dalam menghafalkan yel-yel ...." Perintah kak Nanda.
Aduuhh ... malunya aku. (Sembari menutup wajah dengan telapak tangannya). Gerutu Deni dalam hati.
**********************
Teeett ....
Teeett ....
Teeett ....
Selang beberapa waktu kemudian bel istirahat pun meraung panjang, menandakan jam istirahat sudah tiba.
Andin dan teman-teman kos nya pun pergi makan ke kantin sekolah. Andin mempunyai empat orang teman kos yang dibilang agak dekat sama dia. Meskipun teman se kos nya banyak. Mereka berempat yaitu, Caca, Anya, Dian, dan Nita.
Saat mereka lagi enak-enak nya bercerita datanglah Aidan dan langsung menegur mereka.
Aidan," Assalamu'alaikum ..."
Mereka semua pun tercengang dan saling membalas pandangan sembari tersenyum, lalu menjawab,
" Wa'alaikumsalam ...." Jawab mereka.
Aidan pun menawarkan diri untuk bergabung makan bersama Andin dan teman-temannya.
"Boleh gabung makan gak nihh?" Soalnya gak ada tempat kosong lagi selain disini." Celoteh Aidan.
Nita pun menjawab," ii ... iiyaa boleh kak."
Aidan pun tertawa sambil mulai mengambil kursi kemudian duduk di samping Andin, karena cuma sebelah Andin yang masih kosong.
Perasaan Andin saat itu mulai campur aduk, antara senang dan deg-degan karena yang dia lihat seharian kemaren Aidan adalah kakak mentor yang paling cuek dan dingin, tapi tiba-tiba kok jadi periang dan hangat.
Kok jantung gue berdebar gak kayak biasanya yaah? Andin berkata dalam hati.
Akhirnya mereka pun saling melontarkan candaan sambil menghabiskan makanannya.
****************************
Teet ....
Teett ....
Teettt ....
Tak lama setelah itu, terdengar kembali raungan bel pertanda masuk kelas, dan mereka pun segera membayar makanannya, lalu siap-siap kembali kelas.
Aidan pun ikut bergabung dengan mereka kembali ke kelas. Andin semakin deg-degan, setelah tertangkap oleh Aidan saat dia diam-diam melepaskan lirikan yang agak lama.
Aidan (sambil tersenyum)," ada apa Andin? kok menatap kakak terlalu serius? nanti suka lho, hehehe." Dengan nada pelan, sehingga hanya terdengar oleh mereka berdua.
Andin pun kaget bukan kepalang. Sambil tertunduk malu dan pipi yang memerah, dia menjawab," Eeehh kebetulan aja kak, pas kakak liat aku juga liat ke kakak."
Aidan," Berarti jodoh dong, hehehe."
Andin pun diam terbungkam tanpa jawaban dan buru-buru masuk ke kelas.
Jodoh? apa mungkin iyaa? gumam Andin dalam hati.
Semenjak kejadian itu mereka semakin dekat, meskipun hanya sebatas perbincangan biasa antara adik kelas dan kakak kelas yang baru kenal.
Kegiatan pengenalan sekeliling lingkungan sekolah pun dimulai. Satu kelas itu keluar sembari mengikuti arahan dari mentor mereka. Para mentor membagi mereka menjadi lima kelompok sesuai jumlah mentor.
Aidan pun berkesempatan mendampingi Andin dan kelompoknya. Entah itu kebetulan atau memang disengaja, tapi semua terjadi begitu saja.
Kekaguman Andin semakin bertambah saat melihat Aidan menjelaskan setiap lika-liku sekolah mereka, dalam kesempatan itu mereka saling bertanya jawab yang membuat suasana semakin mencair.
Akhirnya kegiatan hari itu diakhiri dengan shalat dzuhur berjama'ah seluruh siswa dan guru.
**************************
Tak terasa, sampai lah di hari terakhir MOS. Acara penutupan masa orientasi sekolah pun akan segera dimulai. Kegiatan pertama di buka dengan lomba yel-yel yang sudah disiapkan oleh setiap kelas sejak dari tadi pagi.
Selanjutnya kegiatan kedua pemilihan duta siswa/i kelas sepuluh dan acara pun ditutup dengan pemilihan mentor dengan kriteria mentor terfavorit, mentor terbaik, dan mentor ter kejam.
Lomba yel-yel di menangkan oleh kelas sepuluh satu atau di kelas Andin dan teman-temannya, kemudian duta kelas sepuluh diberikan kepada Dika dan Angel, dari kelas yang berbeda.
Mentor terbaik kepada kak Mulya, mentor terfavorit untuk kak Windi dan saat yang ditunggu-tunggu adalah mentor ter kejam yang semua mentor pun penasaran, siapa diantara mereka yang akan dinobatkan.
Tak disangka keluarlah nama Aidan, tentunya dia terkaget-kaget dong, lalu majulah dia ke depan sambil tersenyum.
Sepulang sekolah, Aidan sengaja duduk-duduk diparkiran sambil menunggu Andin dan teman-temannya keluar kelas. Memang antara kelas Andin dan parkiran sekolah bersebelahan, jadi semakin kuat alasan Aidan untuk berlama-lama diparkiran.
Andin dan Nita keluar dari kelas, kemudian Aidan pun memanggil mereka, seraya berkata,
"Andin, Nita, kakak minta maaf yaa kalau sering marah-marah di kelas kalian, soalnya kakak kan terpilih jadi mentor ter kejam, otomatis yang banyak milih dari kelas kalian dong? hehehe."
Nita," Heheh iya gak apa-apa kak, mungkin kebetulan aja kali, karena kakak baik kok kelihatannya."
Sampai saat itu pun Andin masih terpaku diam dan tak bicara sepatah pun. Kemudian Aidan pun pamitan pulang.
"Aneh deh ... kok orang yang sedari kemaren jutek terus gak pedulian, tiba-tiba sekarang dia bela-belain buat nunggu diparkiran cuma mau bilang maaf doang?"
Guman Andin.
Tak puas dengan itu, akhirnya pertanyaan itu terlontar kepada Nita.
"Nit, lho ngerasa aneh gak?" tanya Andin keheranan.
Nita menyahut," apaan yang aneh Ndin?"
"Kok tiba-tiba aja kak Aidan itu minta maaf ke kita? emang dia tau kalau kita yang milih dia sebagai kakak ter kejam? dan kenapa hanya ke kita dia minta maaf? Tanya Andin.
Nita yang mendapat serangan pertanyaan yang bertubi-tubi pun terdiam sejenak sambil mencerna satu persatu pertanyaan Andin.
"Oiya ... aku baru sadar Ndin ... pertanyaan lho ada benarnya juga." Sahut Nita.
"Aaahh sudah lah ... tak usah difikirkan. Gak penting juga. Mungkin karena dia mentor kita." Sahut Andin lagi.
Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan pulang menuju kos.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
like like ❤️
2021-03-26
0
NonaHana
Like 👍👍
2020-09-03
0
༺👑💗Mïレα pthš tεαm💗👑༻
Yul aq mampir...semangat ya
2020-06-27
1