Seketika itu, Andin tetap melanjutkan bicara dengan Aidan, meskipun Nita sudah duduk disebelahnya. Andin hanya bercerita tentang kegiatan mereka masing-masing seharian tadi dan seakan-akan mereka baru memulai telfonan, tanpa kecurigaan sedikitpun dari Nita.
Nita," Woiii ... sibuk amat telfonan sampai-sampai gue diabaikan." Sembari menimbruk badan Andin.
Andin yang berusaha terlihat biasa-biasa di depan Nita membalas celotehan sahabatnya itu dengan gelak tawa,
"Hehehe iyaaa niih baru mau nelfon gue, eehh lho main masuk-masuk aja."
Nita," Oooo jadi gue gak boleh masuk niiihh ceritanya???"
Andin," Dikit-dikit ngambek, baru gue becandain udah lesu lho."
Mereka berdua pun saling menatap dan tertawa terbahak-bahak seakan mereka saja yang ada sebagai penghuni kos saat itu. Tiba-tiba terdengar suara teguran dari luar kamar.
Tok ....
Tok ....
(Terdengar orang lagi ngetok pintu kamar Andin).
"Tolong kecilin dikit volume suaranya yahh..soalnya yang lain ada yang lagi belajar nihh ...."
Nita membuka pintu kamar, ternyata yang mengetok pintu itu adalah ibu kos nya.
"Hehehe ... iya buuu ... maaf tadi keceplosan," Sahut Nita.
Ibu kos nya pun hanya membalas dengan sebuah senyuman yang terukir di bibirnya. Mereka memang sudah dekat, karena jiwa muda yang dimiliki ibu kos nya yang mudah berbaur.
Aidan yang saat itu masih tersambung dengan Andin hanya diam saja saat mendengar kedua sahabat ini tertawa.
Sebenarnya Andin di kamar itu berdua sama temannya yang bernama Caca, tapi Caca sering keluar kamar dan lebih betah di dapur, karena dia sibuk nelfon sama pacarnya.
Dia sering mengalah, karena menghindari kegaduhan saat Andin dan Caca sama-sama menelfon. Jadi, kalau di dapur tidak ada yang mengganggu dan dia lebih leluasa berbicara.
******************
Sementara Andin dan Nita sedang asyik berdua, Aidan pun mulai teringat akan ucapan Andin tentang perasaan Nita terhadapnya. Dia merasa bingung harus bersikap seperti apa kepada keduanya.
Kenapa semua jadi begini yaa?? Aku jadi takut mengecewakan salah satu dari mereka ... padahal mereka berdua sahabatan, gumam Aidan dalam hati.
Dilema pun melanda Aidan. Kedua-duanya adalah orang terdekatnya, meskipun Andin yang paling dekat dengannya, namun dia tidak memungkiri juga kalau dia juga udah mulai dekat dengan Nita. Dia tak ingin merusak hubungan persahabatan antara kedua nya hanya karena kehadirannya.
Hari demi hari kedekatan mereka bertiga semakin terasa. Mereka sudah mulai berani pergi makan bersama, dan di sekolah Aidan selalu menghampiri kelas Andin dan Nita.
Tanpa diketahui Andin, ternyata sebenarnya Aidan menyimpan perasaan cinta terhadap Andin, tapi karena dia tak ingin menyakiti salah satu diantara mereka, akhirnya Aidan berusaha mengendalikan dirinya, meskipun perhatian Aidan tetap lebih diberikan kepada Andin.
Setelah beberapa bulan kemudian, tepatnya di bulan November Andin menyarankan kepada Aidan untuk menyatakan cinta nya terlebih dahulu kepada Nita karena dia sering melihat dan mendengar kegundahan hati Nita yang menunggu-nunggu Aidan menjadi pacarnya.
Andin menyimpulkan bahwa kedekatan Nita dengan Aidan sudah melebihi kedekatannya dengan Aidan, padahal sebenarnya tidak begitu. Dengan sedikit nada cemburu Andin agak memaksa Aidan untuk nembak Nita.
Andin," Kak setelah aku lihat-lihat kayaknya kakak juga udah mulai suka sama Nita, sama kayak Nita yang udah terlalu cinta sama kakak dan tiap hari ceritanya ke aku cuma tentang kakak aja."
Aidan," Eeehhh kok tiba-tiba dek ngomongnya gitu??? ada apa?? Terkaget-kaget sambil keheranan
Andin," Iya kak ... jujur aku cemburu lihat kedekatan kalian, padahal aku yang duluan dekat sama kakak tapi sekarang malah direbut sama Nita sahabat aku sendiri."
Aidan," Deekk, ini yang kakak takutkan selama ini, kalian berdua orang terdekat kakak dan kalian berdua sahabatan, kakak gak mau kalian bertengkar hanya karena kehadiran kakak!!!" sedikit memelas.
Andin," Kaak jujur memang aku mulai sulit menjalani situasi ini, aku sayang sama kakak!! aku udah anggap kakak kayak kakak sendiri!!! tapi aku gak rela kalau nanti kakak lupain aku setelah jadian sama Nita." Dengan nada sedikit sedih.
Aidan,"Dengar ya dek, ini ungkapan dari hati kakak, jujur kakak lebih sayang sama kamu, kakak lebih nyaman saat bersama kamu dari pada sama Nita, tapi kakak takut merusak hubungan kalian." Ucapnya tegas.
Ingin rasanya Aidan mengakhiri kedekatannya dengan Nita, karena dia tau betul bagaimana perasaan Andin. Pasti sangat sakit untuk Andin melepaskan Aidan begitu saja, karena dia tau bahwa mereka saling mencintai.
Setelah perdebatan panjang itu, akhirnya Andin mencoba mengalah dan berdamai dengan hatinya. Dia tetap memaksa Aidan agar segera jadian dengan Nita.
Aidan tetap menolak dengan nada yang tegas tapi paksaan Andin membuat Aidan terpaksa untuk nembak Nita.
"Ok ... ok ... kakak lakuin ini hanya demi kamu temok, bukan karena cinta kakak ke Nita." Gerutu Aidan kesal.
Aidan mengajukan persyaratan kepada Andin, kalau dia hanya menjalani hubungan ini karena permintaan Andin dan kapanpun dia ingin mengakhiri Andin tak boleh melarang keputusannya, sebab Andin lah sebenarnya yang di cintainya.
"Meskipun nantinya kakak pacaran sama Nita, kamu gak boleh berubah sedikitpun sama kakak yaa ... tetaplah menjadi temok kecil yang manja kesayangan kakak." Sambung Aidan.
"Heheeheh ... iyaaaa ... siap pak bos," sahut Andin.
Aidan," Janji ya sama kakak." Dengan nada memelas.
"Siaaaaapp ... pak bos ku yang ganteng." Jawab Andin.
"Ooooo ... udah pandai pula ya gombalin orang sekarang? awas kamu yaahh ...." Balas Aidan.
"Heheheh ... iya lah ... kan kakak jelek super nyebelin yang ngajarin aku buat gombalin orang."
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Andin pun menyetujui persyaratan yang diajukan Aidan.
Tak butuh waktu lama buat Aidan nembak Nita, karena memang bukan atas alasan rasa cinta yang membuat Aidan nembak Nita, tapi hanya memenuhi permintaan gadis kecilnya.
************************
Keesokan harinya Aidan tiba-tiba mengungkapkan perasaannya ke Nita.
kring ....
kring ....
kring ....
Ponsel Nita berbunyi. Ternyata itu panggilan masuk dari Aidan. Nita bergegas untuk segera menjawab telfon itu. Kebetulan hari ini hari Minggu. Jadi, mereka libur sekolah.
" Assalamu'alaikum Nita ... maaf kakak ganggu pagi-pagi." Ucap Aidan dari seberang telfon sana.
Nita menyahut," Wa'alaikum salam ... iya gak apa-apa kak ... lagian aku gak ada kegiatan kok."
Setelah bicara panjang dengan penuh basa basi, Aidan pun mengutarakan maksudnya menelfon Nita.
"Nit ... ada yang mau kakak bilang ke kamu." Ucapnya.
"Iya kak ... ada apa?? sepertinya serius banget deh?" tanya Nita.
Lalu mereka terdiam beberapa detik, Aidan masih terbayang-bayang sosok Andin, yang rela berkorban demi sahabatnya itu. Setelah itu barulah Aidan menguatkan hatinya untuk bicara ke Nita.
"Nit ... kakak to the point aja yaah ... akhir-akhir ini hubungan kita semakin dekat, jadi kakak mau memperjelas status kita. Mau gak, kamu jadi pacar kakak?
Nita yang masih setengah sadar, sejenak terdiam, membuat Aidan memanggilnya.
"Hallo, Nita??" sapa Aidan.
Nita terkaget-kaget, dan tanpa pikir panjang langsung menerima Aidan sebagai pacarnya.
Iii ... iiya kak, aku memang udah mulai cinta juga sama kakak. Jadi, aku mau kak jadi pacar kakak." Dengan sedikit gugup.
Dengan wajah yang masih merona, karena bahagia baru saja di tembak sama pujaan hatinya, Nita berlarian ke kamar Andin. Dia sudah tidak sabar ingin menceritakan apa yang dialaminya barusan ....
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
sagam
dah mampir ya thor 😊😊
2020-06-16
1
NOva Nova
bikin ksel aja hihihi smgat thorr
2020-06-14
1
kk del~
Dasar laki maruk beut dah. Tpi Andin kasihannya huaa mama😓😓
2020-06-05
0