Dikampung

Subuh-subuh Sherlin dan Leli kembali kegudang. Membuka pintu gudang, mereka melihat Ardella yang masih tidur, dengan kasar mereka membuka ikatan Ardella.

"Bangun." Ucap Sherlin menendang kaki Ardella.

Ardella terbangun, dengan perlahan membuka mata, dia melihat Sherlin dan Leli berdiri didepannya.

"Apa lagi yang ingin kalian lakukan." Ucap Ardella.

"Cepat kamu pergi kedapur siapkan sarapan, sebelum ayahmu datang. Awas kalau kamu mengadu." Ucap Sherlin.

"Cepet sana." Leli mendorong Ardella.

Ardella terbanting ke didnding, kakinya terasa keram. Dia mulai berjalan menuju dapur. Tatapan dan pandangannya terasa kosong. Ingin menangispun tidak mampu lagi. Mengadu pada ayahnya tidak ada gunanya, ayahnya tidak akan pernah percaya pada Ardella.

Pagi hari.

Semua berjalan seperti biasanya, berkumpul diruang meja makan.

"Sebaiknya kamu mulai persiapan masuk kuliah. Jika ada yang kamu butuhkan cukup beritahu ayah" Ucap ayah Ardella lembut.

Leli merasa senang, wajahnya menunjukkan kebanggaan karena telah berhasil merebut perhatian ayah Ardella. "Terima kasih ayah. Leli sayang ayah." Ucap Leli kembali.

Ardella melirik kearah Leli, dengan wajah datar dan tidak berkomen, dia menyantap makanannya. Perlakuan ini sudah biasa, hati Ardella sudah membatu.

Keputusan ayahnya membuat Ardella tidak melanjutkan sekolahnya dan untuk mengurangi pengeluaran ayahnya memutuskan untuk tidak memperkejakan orang dikebunya.

"Untuk sementara Ardella bantu ayah untuk mengelola kebun, modal ayah tidak cukup untuk membayar upah para pekerja, jadi untuk tahun ini kebun akan dikelola kita sendiri." Kata ayah Ardella.

Ardella mendengarkan kata ayahnya dan berpikir bahwa ayahnya yang sedang kesusahan membuat dia tidak dapat menolak. Apapun yang terjadi padanya, meskipun kadang ayahnya bersikap tidak adil terhadapnya, kasih sayang Ardella untuk ayahnya tidak pernah berkurang. Ardella selalu percaya pada ayahnya, bahwa suatu hari ayahnya akan melihat wajah-wajah asli dari ibu tirinya dan Leli.

Sherlin berusaha mencari perhatiaan dan menjadi istri yang baik. "Ibu juga mau bantu supaya keuangan kita membaik. " Memegang tangan ayah Ardella.

Mendengar perkataan sang istrinya membuat ayah Ardella semakin mencintainya. "Terima kasih sayang, tapi kamu juga harus tetap memperhatikan anak-anak, jangan sampe kelelahan. " Senyum ayah Ardella untuk Sherlin istrinya.

Sikap manis yang kulihat ini terasa menjijikan. Bahkan sampe sekarang ayah tidak tau kalau selama ini aku yang mengerjakan pekerjaan dirumah. Wanita itu hanya mengandalkan mulutnya untuk merayu ayah. Lihat saja namti suatu hari dimana ayah akan percaya padaku. Suara batin Ardella.

Ardella kembali mencerna maksud ayahnya. "Ayah, Ardella belum terlalu paham cara berkebun."

"Nanti ayah ajarin, kamu juga bisa belajar dari pekerja dikebun, tidak semua pekerja ayah berhentikan."

"Baiklah, ayah."

"Ayah bisakah Leli minta uang, soalnya Leli ingin membeli perlengkapan untuk masuk kuliah. " Pinta Leli lembut.

"Nanti ayah berikan setelah selesai makan." Ucap Ayah Ardella lembut.

"Terima kasih ayah." Leli tersenyum.

****** lo sekarang ayahmu lebih sayang aku dan ibuku. Suara batin Leli.

Leli dan Ardella saling menatap, Ardella seakan tahu apa yang ada diotak Leli. Beradu tatapan dengan Ardella, Leli menjulurkan lidahnya dan mengecek Ardella.

***

Dikarenakan sisa panen yang belum terjual membuat ayah Ardella harus ikut berdagang dan menginap didaerah lain, jadwal kapal yang hanya 1 seminggu. Ayah Ardella yang berangkat dengan beberapa orang mulai mengangkut barang ke atas sebuah mobil menuju pelabuhan.

"Ayah pergi dulu Bu. Jaga anak-anak." Ucap ayah Ardella pada Sherlin.

"Iya Pak. Cepatlah pulang." Peluknya dengan hangat.

"Ayah, hati-hati dijalan. Jangan lupa makan. Jaga kesehatan." Ucap Ardella merasa sedih melihat ayahnya harus pergi untuk sementara waktu.

"Ayah jangan lupa bawa oleh-oleh." Ucap Leli dengan girang.

***

Matahari kini tampak terang, semua perkejaan rumah telah siap diselesaikan oleh Ardella.

Krek,,, suara pintu terdengar membuat Ardella mengalihkan pandangannya dan melihat ibu tirinya keluar kamar yang masih memakai baju tidur sambil menguap.

"Hari ini kamu saja yang kekebun, petik semua kopi." Kata ibu tirinya.

Ardella yang sedang menyapu tiba-tiba berhenti.

"Bukankah kata ayah kamu juga akan ikut membantu, tapi sekarang karna ayah tidak ada kamu menyuruh ku kekebun sendiri."

"Hari ini aku akan menemani Leli untuk belanja persiapan masuk kuliahnya, lagian di kebun gk cocok dengan kulitku. " Menyentuh kulitnya.

"Tapi kata ayah, kamu juga harus ikut membantuku, lagian kulitmu juga tidak terlalu mulus. Jika hari ini kamu tidak bisa, maka besok aja kita kekebun." Ardella melawan perkataan ibu tirinya.

"Lo,, banyak ngomong,, kalau kata ibuku kayak gitu,, lo cukup dengar aj terus cepat deh pergi kekebun" Ucap Leli.

Ardella yang berpikir ayahnya tidak dirumah membuatnya berani melawan, selama ini hanya demi ayahnya dia diam saja diperlakukan dengan semena-mena. Hanya demi tidak bertengkar dengan ayahnya dia rela melakukan pekerjaan rumah tanpa mengeluh, tapi hari ini cukup sudah kesabaran Ardella.

Melempar sapu ke hadapan leli. "Emang kamu pikir siapa dirimu dan ibumu? ." Saut Ardella kembali.

Perkataan Ardella membuat ibu tirinya geram, tangannya mulai meraih rambut Ardella yang panjang dan menariknya dengan kuat.

"Aduh,,, sakit."

"Kalau kamu tidak menurut aku akan bilang pada ayahmu bahwa kamu melawanku lagi, kita lihat siapa yang akan dibela oleh ayahmu." Ucap ibu tirinya.

"Coba saja kamu mengadu. " Ardella meraih rambut ibu tirinya dengan sekuat tenaga.

"Auu." Suara rintihan Sherlin.

"Beraninya kamu, lepasin ibuku." Ucap Leli menarik tangan Ardella.

Ardella dan Sherlin saling menjabak, meski terasa sakit Ardella juga tidak mau melepaskan gengamannya dari rambut Sherlin.

Suara teriakan Sherlin menimbulkan perhatian para tetangga. Dipikiran Ardella kalau dilanjutkan yang hanya akan ada pertengkaran dan para tetangga hanya akan menjadikan mereka tontonan menarik dan menjadi bahan cibiran untuk bergosip.

Akhirnya Ardella mengalah, melepaskan tangannya dari rambut Sherlin, kemudian mendorong Sherlin jauh darinya, Leli juga berdiri ditepisnya dengan sekuat tenaga. Ardella meninggalkan mereka dan menyiapkan barang-barang yg diperlukan untuk berangkat kekebun.

Memulai perjalannya kekekebun Ardella bertemu dengan seorang ibu, dia adalah salah satu pekerja ayahnya dulu.

"Nak Ardella mau kemana. " Kata ibu itu.

Dengan wajah senyum Ardella menyahut ibu yang sedang bertanya padanya. "Mau kekebun, namboru." Namboru panggilan orang samosir.

Melihat Ardella menganting barang-barang. "Sendirian." Ucapnya.

"Iya, ayah lgi ada kerjaan jadi Ardella sendiri Namboru." Saut Ardella dengan tersenyum tipis.

"Hati-hati dijalan." Ucap ibu itu dengan lembut.

"Iya Namboru, Ardella berangkat dulu takutnya nanti kesiangan." Tangannya yang penuh dengan barang bawaan.

Tempat kebun Ardella butuh waktu untuk sampai, jalan yang begitu sedikit tanjak membuat Ardella berhenti sejenak, dari atas Ardella melihat luasnya danau yang berwarna biru sambil menikmati pemandangan dia menyemangati dirinya sendiri.

Ardella kamu bisa, tunggu sampai kak Batara pulang, dia akan membawamu dari sini. Ardella membatin.

💔💔💔

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

hmm...

2020-07-22

0

Carmelia Sake

Carmelia Sake

Ardela yang sabar ya

2020-06-24

0

Li Na

Li Na

semangaat

2020-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Menunggu
2 Sahabat Sekolah
3 Permintaan
4 Dikampung
5 Melawan
6 Pertengkaran
7 Berjuang
8 Hidup Mandiri
9 Turis Part 1
10 Turis Part 2
11 Pertemuan Pertama Biasanya Kebetulan
12 Pertemuan Kedua Katanya Jodoh
13 Pertemuan Ketiga Adalah Takdir
14 Hati yang Dilema
15 Caraku Mengejarmu
16 Mencari Tahu Tentangmu
17 Menjadi Teman
18 Menyusup
19 Sehari Menjadi Pemandumu
20 Berdebar
21 First Kiss
22 kencan Pertama
23 Tamparan
24 Menginap
25 Kesalahan
26 Pulang
27 Kepergiaan
28 Sebuah Surat
29 Masalah
30 Tak Berdaya
31 Masa Lalu Batara Part 1
32 Masa Lalu Batara Part 2
33 Tak Ingin Kembali
34 Mimpi Buruk.
35 Trauma
36 Penyembuhan Part 1
37 Penyembuhan Part 2
38 Penyembuhan Part 3
39 Back To Home
40 Anasya
41 Tak Sadar Berada Di Tempat Yang Sama
42 Ujian
43 Persiapan Maba
44 Maba dan Mala
45 Tugas
46 Merasa Aneh
47 Tak Senang Maka Hanjurkan
48 Kembali ke Desa
49 Rasa Bersalah
50 Kedatangan Aoran Saat Kepergiaan
51 Liontin
52 Bingung
53 Teman Jadi Pacar
54 Makan Malam Yang Menyebalkan
55 Alxworld
56 Niat Jahat
57 Niat jahat Yang Tak Tercapai
58 Postingan
59 Pertemuan Kembali
60 Rasa Kecewa
61 Rencana Awal
62 Makan Bersama
63 Karyawan Magang
64 Keharusan
65 Membuatmu Berada Didekatku
66 Dejavu
67 Merasa Kesal
68 Mengerti
69 Cuti Kerja
70 Kejutan
71 Lamaran
72 Pesta
73 Jangan Menggangu Milikku
74 Masuk Penjara
75 Hari Yang Tersulit
76 Sekarang Kamu Bukan Siapa-Siapa
77 Persahabatan Retak
78 Kehilangan
79 Pertarungan Batara dan Aoran
80 Kata Buruk
81 Membuat Kesepakatan
82 Rencana Kedepannya
83 Sementara Waktu
84 Mencari Kerja
85 Keputusan
86 Membuat Dirimu Kesal
87 Perubahan
88 Glaub An Mich
89 Aku Tidak Mau Diam Atas Sikapmu
90 Jangan Menyentuhku
91 Haruskah Kita Sudahi
92 Tidak Akan Mudah Untuk Berakhir
93 Apa Lagi Yang Akan Terjadi
94 Awal Baru
95 Sesuatu Yang Belum Terjadi
96 Kebebasan Batara dan Robin
97 Selamat Tinggal
98 Kembali ke Jerman
99 Perencanaan Kembali
100 Pertanda
101 Merahasiakan
102 Apakah Ini Nyata
103 Kembalinya Aku Untukmu
104 Dirimu Yang Terluka Karenaku
105 Kehilangan Yang Dicintai Membuatku Rapuh
106 Untuk Sesaat
107 Berbeda
108 Perkenalan
109 Menjagamu
110 Sebisa Mungkin Memberi Kenyamanan
111 Secara Perlahan
112 Dekat Denganmu
113 Membuat Ikatan
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Menunggu
2
Sahabat Sekolah
3
Permintaan
4
Dikampung
5
Melawan
6
Pertengkaran
7
Berjuang
8
Hidup Mandiri
9
Turis Part 1
10
Turis Part 2
11
Pertemuan Pertama Biasanya Kebetulan
12
Pertemuan Kedua Katanya Jodoh
13
Pertemuan Ketiga Adalah Takdir
14
Hati yang Dilema
15
Caraku Mengejarmu
16
Mencari Tahu Tentangmu
17
Menjadi Teman
18
Menyusup
19
Sehari Menjadi Pemandumu
20
Berdebar
21
First Kiss
22
kencan Pertama
23
Tamparan
24
Menginap
25
Kesalahan
26
Pulang
27
Kepergiaan
28
Sebuah Surat
29
Masalah
30
Tak Berdaya
31
Masa Lalu Batara Part 1
32
Masa Lalu Batara Part 2
33
Tak Ingin Kembali
34
Mimpi Buruk.
35
Trauma
36
Penyembuhan Part 1
37
Penyembuhan Part 2
38
Penyembuhan Part 3
39
Back To Home
40
Anasya
41
Tak Sadar Berada Di Tempat Yang Sama
42
Ujian
43
Persiapan Maba
44
Maba dan Mala
45
Tugas
46
Merasa Aneh
47
Tak Senang Maka Hanjurkan
48
Kembali ke Desa
49
Rasa Bersalah
50
Kedatangan Aoran Saat Kepergiaan
51
Liontin
52
Bingung
53
Teman Jadi Pacar
54
Makan Malam Yang Menyebalkan
55
Alxworld
56
Niat Jahat
57
Niat jahat Yang Tak Tercapai
58
Postingan
59
Pertemuan Kembali
60
Rasa Kecewa
61
Rencana Awal
62
Makan Bersama
63
Karyawan Magang
64
Keharusan
65
Membuatmu Berada Didekatku
66
Dejavu
67
Merasa Kesal
68
Mengerti
69
Cuti Kerja
70
Kejutan
71
Lamaran
72
Pesta
73
Jangan Menggangu Milikku
74
Masuk Penjara
75
Hari Yang Tersulit
76
Sekarang Kamu Bukan Siapa-Siapa
77
Persahabatan Retak
78
Kehilangan
79
Pertarungan Batara dan Aoran
80
Kata Buruk
81
Membuat Kesepakatan
82
Rencana Kedepannya
83
Sementara Waktu
84
Mencari Kerja
85
Keputusan
86
Membuat Dirimu Kesal
87
Perubahan
88
Glaub An Mich
89
Aku Tidak Mau Diam Atas Sikapmu
90
Jangan Menyentuhku
91
Haruskah Kita Sudahi
92
Tidak Akan Mudah Untuk Berakhir
93
Apa Lagi Yang Akan Terjadi
94
Awal Baru
95
Sesuatu Yang Belum Terjadi
96
Kebebasan Batara dan Robin
97
Selamat Tinggal
98
Kembali ke Jerman
99
Perencanaan Kembali
100
Pertanda
101
Merahasiakan
102
Apakah Ini Nyata
103
Kembalinya Aku Untukmu
104
Dirimu Yang Terluka Karenaku
105
Kehilangan Yang Dicintai Membuatku Rapuh
106
Untuk Sesaat
107
Berbeda
108
Perkenalan
109
Menjagamu
110
Sebisa Mungkin Memberi Kenyamanan
111
Secara Perlahan
112
Dekat Denganmu
113
Membuat Ikatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!