Permintaan

Dari kejahuan Ardella sudah mulai melihat rumahnya, di halaman rumah yang memiliki sebuah kebun bunga, kemudiaan terdapat sebuah kursi bambu tua, dimana Ayahnya yang sedang duduk dan menggunakan sampan sambil sibuk mencoret-coret diatas sebuah buku, Ardella mulai beranjak mendekati dan berdiri disamping, tetapi tak ada respon sama sekali dari Ayahya

Mendekati ayahnya, Ardella ingin mengatakan sesuatu. " Ayah, Ardella mau lanjut sekolah di kota." Kata Ardella dengan memegang izasahnya, walau ragu dia tetap ingin menyampaikan keinginannya.

Seketika itu Ayahnya meletakkan pulpennya dan mulai melihat kearah Ardella, saat ingin memulai pembicaraan, terdengar suara langkah kaki mulai mendekati kearah mereka, dengan membawa secangkir kopi hitam.

Ibu tiri Arella datang dengan membawakan secangkir kopi. "Pak, ini kopinya." Ibu tiri Ardella yang terlihat lemah lembut dalam segala ucapannya.

Setelah beberapa menit dilanjutkan dengan kedatangan Leli dari jalan depan rumah. Leli berlari ke hadapan ayah Ardella dan langsung merangkul tangannya.

"Leli ingin kuliah,,, Yah." Berbicara manja duduk ditengah-tengah antara ayah Ardella dan ibu tiri Ardella.

Ucapan Leli sama seperti yang dikatakan Ardella, membuatnya kembali berpikir.

"Anak perempuan, untuk apa sekolah tinggi-tinggi nanti juga jadi ibu rumah tangga." Ayah Ardella tidak terlalu suka atas keinginan mereka.

Orang desa yang masih berpikiran kuno masalah tidak pentingnya sekolah salah satunya yaitu Pak Parsauliaan ayah Ardella sendiri.

Dengan merengek Leli menarik lengan ayah Ardella sembari mengatakan. "Semua teman Leli lanjut kuliah di kota, masa Leli dikampung terus." Ucap Leli dengan nada sedih.

Ardella terdiam dan melihat tingkah Leli yang bermanja-manja pada ayahnya, sekali lagi diucapkannya bahwa dia pun mau melanjutkan sekolahnya.

"Aku juga ingin melanjutkan sekolahku." Ucap Ardella kembali.

Ayahnya melihat kearahnya dengan Leli. "Panen tahun ini gagal ditambah lagi tenggelamnya kapal peri membuat semakin susah untuk menjual hasil panen, untuk modal dan upah para kerja pun harus diperhitungkan, belum lagi adik kalian yang sebentar lagi masuk sekolah." Ucap ayah Ardella menjelaskan kesusahannya.

Penjelasan Pak Parsauliaan begitu panjang untuk membuat mereka mengerti akan keadaan keuangan keluarga mereka. Sherlin istri Pak Parsaulian mengelus pundak suaminya itu dan mengucapakan kata lembut.

"Pak bagaimana kalau tahun ini kita kirim Leli untuk kuliah duluan, kalau keuangan kita nanti sudah stabil, Ardella juga bisa kuliah tahun depan." Bujuk Sherlin.

Mendengar perkataan istrinya Pak Parsauliaan langsung memutuskan bahwa Leli yang akan kuliah untuk tahun ini, mendengar itu ibu tiri dan saudara tiri Ardella senyum-senyum sambil melirik wajah Ardella yang hampir meneteskan air mata.

Menahan air matanya terjatuh Ardella mengucapakan sepatah kata untuk ayahnya "Aku anak kandung ayah, kenapa bukan aku saja yang dulu kuliah, kenapa ayah selalu lebih mementingkan Leli daripada Ardella." Suara Ardella bergetar menahan sedih dihatinya.

Melanjutkan sepatah dua kata lagi mengatakan bahwa Sherlin dan Leli adalah orang asing di keluarganya. "Mereka berdua bukan siapa-siapa, tapi ayah sangat menyayangi mereka, mereka ini orang jalanan yang ayah tampung. " Ucap Ardella yang mulai merasa kesal.

Prak,,, ayah Ardella mendengar perkataan itu marah dan memukul meja sambil menunjuk jari ke wajah Ardella. "Dia ini sekarang adalah ibumu." Kata Ayahnya sambil menarik Sherlin ke hadapan Ardella.

Dengan tegas Ardella menjawab bahwasanya ibu nya sudah meninggal. "Ibuku sudah meninggal, dia tidak akan pernah menggantikan posisi ibu." Ucap Ardella.

Sherlin mendengar perktaan Ardella geram, kalau bukan karena ayah Ardella masih dirumah, sudah pasti Sherlin akan melakukan hal yang buruk pada Ardella. Leli juga menatap Ardella dengan wajah kesal, rasanya Leli tidak sabar ingin memukul Ardella.

"Hiks,,,hiks,,, hiks." Sherlin yang menutup wajahnya seakan sedang menangis mendengar perkataan Ardella.

"Ibu." Ucap Leli menenangkan ibunya.

Melihat sandiwara Ibu tirinya itu membuat Ardella tak tahan dan pergi meninggalkan mereka, kemudian membanting pintu kamarnya hingga terdengar sampai keluar.

Sedangkan percakapan mereka masih berlanjut diluar.

"Padahal ibu sudah bersikap baik sama Ardella, tapi kenapa dia tetap tidak mengakui ibu." Sambil memperhatikan wajah ayah tirinya yang masih marah. "Apa Ayah juga menganggap Leli bukan anak ayah." Ucap Leli memasang wajah sedih.

Melihat istrinya sedih dan Leli anak tirinya, ayah Ardella menenangkan mereka. "Sudah kamu jangan menangis lagi, suatu hari Ardella pasti akan melihat ketulusan dan kebaikanmu dan mengakuimu sebagai ibunya." Ucapnya pada Sherlin. "Kamu sekarang adalah anak ayah, jadi jangan berpikir yang tidak-tidak." Ucap ayah Ardella melihat kearah Leli dan mengelus kepala Leli dengan lembut.

Setelah perdebatan itu Pak Parsauliaan juga membereskan barang-barangnya dan beranjak masuk kerumah.

Sedangkan Sherlin dan Leli tertawa kecil melihat Ardella yang dibentak oleh ayahnya, semakin Ardella tidak mengakuinya sebagai Ibunya, maka pertengkaran antara Ardella dengan Ayahnya semakin dalam, jarak antara Ayahnya dan Ardella semakin jauh, sedangkan untuk Ibu tiri Ardella semakin nampak baik dimata Pak Parsauliaan, sedangkan Ardella terlihat seperti anak pembangkang.

Ruang kamar Ardella yang dipenuhi dengan gambar almarhum Ibunya. Dia membaringkan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan bantal.

Mengingat kenangan masa kecilnya bersama ibunya. "Seandainya ibu disini pasti ibu akan mendengarkan Ardella." Gumam Ardella mengingat ibunya dan membuat Ardella menangis kemudian tertidur.

Malam hari.

Ayah Ardella yang kebetulan bertugas jaga malam dikampung, harus tidur dipos.

Brak,,,suara bantingan pintu.

"Apa yang kalian lakukan dikamarku." Ucap Ardella.

"Beraninya kamu merendahkanku, sepertinya kamu harus diberi pelajaran biar mengerti." Ucap ibu tirinya.

Ibu tirinya menjambak rambut Ardella diikuti dengan Leli mengikat tangan Ardella.

"Sakit, lepaskan aku." Teriak Ardella.

"Diamlah anak sial." Ucap Sherlin menutup mulut Ardella dengan kain.

Ardella yang memberontak tidak dapat lagi bersuara.

"Ibu mau di apain setelah ini." Tanya Leli.

"Seret kegudang belakang."

"Oke Bu."

Dengan semangat mereka menyeret Ardella kegudang. Sesampainya digudang tubuh Ardella dilempar masuk kedalam dan mengunci Ardella diluar.

"Haha. rasain." Ucap Leli.

"Biarkan dia tidur bersama tikus-tikus digudang." Ucap Sherlin ikut senang.

Ardella yang didalam gudang merasa gemetar, gelapnya gudang membuat Ardella semakin takut, suara tikus didalam gudang juga terdengar oleh Ardella. Mulut dan tangannya yang masih teriikat membuat Ardella tidak bisa bersuara meminta pertolongan.

Lelah membanting pintu, Ardella menyerah dan duduk didekat pintu. Sambil menangis Ardella masih berusaha membuka ikatan tali ditangannya.

"Hiks. selalu saja seperti ini, kapan ayah sadar dengan kelakuan mereka." Pikir Ardella berbicara dalam hati.

Rasa dingin menyelimuti tubuh Ardella, sangkin menahan rasa dingin Ardella tertidur dalam posisi duduk bersandar ke pintu.

Didalam rumah Sherlin dan Leli tampak senang memasukkan Ardella digudang.

"Sesekali hukumannya harus lebih berat lagi Bu." Memberi saran pada ibunya. " Kenapa gk dicambuk aja Bu, kalau cuman dikurung digudang palingan besok dia keluar juga." Ucap Leli kembali.

"Ibu tidak bisa memekuli Ardella, nanti ketahuan oleh ayahmu." Ucap Sherlin.

"Oh. Betul juga ya Bu, kalau hanya dikurung digudang ayah tidak akan pernah tahu." Ucap Leli.

Memukul Ardella akan meninggalkan bekas ditubuh Ardella, sehingga Sherlin selalu memilih untuk menyiksa Ardella dengan mengurungnya didalam gudang dan tidak memberinya makan sepanjang hari.

💔💔💔

Bersambung

Terpopuler

Comments

Riz

Riz

My Lovely Rain mampir nih kak

2020-07-23

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Lanjuuuttt lagi kakak 🙌🙌

2020-07-18

0

Zulfa S

Zulfa S

Kak aku dah mampir kasih boom like. Jng lupa mmpir blik dan ksh boom like jg ya di karyaku Lentera Cinta Para Dewa. Ditunggu 😄😄😄

2020-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Menunggu
2 Sahabat Sekolah
3 Permintaan
4 Dikampung
5 Melawan
6 Pertengkaran
7 Berjuang
8 Hidup Mandiri
9 Turis Part 1
10 Turis Part 2
11 Pertemuan Pertama Biasanya Kebetulan
12 Pertemuan Kedua Katanya Jodoh
13 Pertemuan Ketiga Adalah Takdir
14 Hati yang Dilema
15 Caraku Mengejarmu
16 Mencari Tahu Tentangmu
17 Menjadi Teman
18 Menyusup
19 Sehari Menjadi Pemandumu
20 Berdebar
21 First Kiss
22 kencan Pertama
23 Tamparan
24 Menginap
25 Kesalahan
26 Pulang
27 Kepergiaan
28 Sebuah Surat
29 Masalah
30 Tak Berdaya
31 Masa Lalu Batara Part 1
32 Masa Lalu Batara Part 2
33 Tak Ingin Kembali
34 Mimpi Buruk.
35 Trauma
36 Penyembuhan Part 1
37 Penyembuhan Part 2
38 Penyembuhan Part 3
39 Back To Home
40 Anasya
41 Tak Sadar Berada Di Tempat Yang Sama
42 Ujian
43 Persiapan Maba
44 Maba dan Mala
45 Tugas
46 Merasa Aneh
47 Tak Senang Maka Hanjurkan
48 Kembali ke Desa
49 Rasa Bersalah
50 Kedatangan Aoran Saat Kepergiaan
51 Liontin
52 Bingung
53 Teman Jadi Pacar
54 Makan Malam Yang Menyebalkan
55 Alxworld
56 Niat Jahat
57 Niat jahat Yang Tak Tercapai
58 Postingan
59 Pertemuan Kembali
60 Rasa Kecewa
61 Rencana Awal
62 Makan Bersama
63 Karyawan Magang
64 Keharusan
65 Membuatmu Berada Didekatku
66 Dejavu
67 Merasa Kesal
68 Mengerti
69 Cuti Kerja
70 Kejutan
71 Lamaran
72 Pesta
73 Jangan Menggangu Milikku
74 Masuk Penjara
75 Hari Yang Tersulit
76 Sekarang Kamu Bukan Siapa-Siapa
77 Persahabatan Retak
78 Kehilangan
79 Pertarungan Batara dan Aoran
80 Kata Buruk
81 Membuat Kesepakatan
82 Rencana Kedepannya
83 Sementara Waktu
84 Mencari Kerja
85 Keputusan
86 Membuat Dirimu Kesal
87 Perubahan
88 Glaub An Mich
89 Aku Tidak Mau Diam Atas Sikapmu
90 Jangan Menyentuhku
91 Haruskah Kita Sudahi
92 Tidak Akan Mudah Untuk Berakhir
93 Apa Lagi Yang Akan Terjadi
94 Awal Baru
95 Sesuatu Yang Belum Terjadi
96 Kebebasan Batara dan Robin
97 Selamat Tinggal
98 Kembali ke Jerman
99 Perencanaan Kembali
100 Pertanda
101 Merahasiakan
102 Apakah Ini Nyata
103 Kembalinya Aku Untukmu
104 Dirimu Yang Terluka Karenaku
105 Kehilangan Yang Dicintai Membuatku Rapuh
106 Untuk Sesaat
107 Berbeda
108 Perkenalan
109 Menjagamu
110 Sebisa Mungkin Memberi Kenyamanan
111 Secara Perlahan
112 Dekat Denganmu
113 Membuat Ikatan
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Menunggu
2
Sahabat Sekolah
3
Permintaan
4
Dikampung
5
Melawan
6
Pertengkaran
7
Berjuang
8
Hidup Mandiri
9
Turis Part 1
10
Turis Part 2
11
Pertemuan Pertama Biasanya Kebetulan
12
Pertemuan Kedua Katanya Jodoh
13
Pertemuan Ketiga Adalah Takdir
14
Hati yang Dilema
15
Caraku Mengejarmu
16
Mencari Tahu Tentangmu
17
Menjadi Teman
18
Menyusup
19
Sehari Menjadi Pemandumu
20
Berdebar
21
First Kiss
22
kencan Pertama
23
Tamparan
24
Menginap
25
Kesalahan
26
Pulang
27
Kepergiaan
28
Sebuah Surat
29
Masalah
30
Tak Berdaya
31
Masa Lalu Batara Part 1
32
Masa Lalu Batara Part 2
33
Tak Ingin Kembali
34
Mimpi Buruk.
35
Trauma
36
Penyembuhan Part 1
37
Penyembuhan Part 2
38
Penyembuhan Part 3
39
Back To Home
40
Anasya
41
Tak Sadar Berada Di Tempat Yang Sama
42
Ujian
43
Persiapan Maba
44
Maba dan Mala
45
Tugas
46
Merasa Aneh
47
Tak Senang Maka Hanjurkan
48
Kembali ke Desa
49
Rasa Bersalah
50
Kedatangan Aoran Saat Kepergiaan
51
Liontin
52
Bingung
53
Teman Jadi Pacar
54
Makan Malam Yang Menyebalkan
55
Alxworld
56
Niat Jahat
57
Niat jahat Yang Tak Tercapai
58
Postingan
59
Pertemuan Kembali
60
Rasa Kecewa
61
Rencana Awal
62
Makan Bersama
63
Karyawan Magang
64
Keharusan
65
Membuatmu Berada Didekatku
66
Dejavu
67
Merasa Kesal
68
Mengerti
69
Cuti Kerja
70
Kejutan
71
Lamaran
72
Pesta
73
Jangan Menggangu Milikku
74
Masuk Penjara
75
Hari Yang Tersulit
76
Sekarang Kamu Bukan Siapa-Siapa
77
Persahabatan Retak
78
Kehilangan
79
Pertarungan Batara dan Aoran
80
Kata Buruk
81
Membuat Kesepakatan
82
Rencana Kedepannya
83
Sementara Waktu
84
Mencari Kerja
85
Keputusan
86
Membuat Dirimu Kesal
87
Perubahan
88
Glaub An Mich
89
Aku Tidak Mau Diam Atas Sikapmu
90
Jangan Menyentuhku
91
Haruskah Kita Sudahi
92
Tidak Akan Mudah Untuk Berakhir
93
Apa Lagi Yang Akan Terjadi
94
Awal Baru
95
Sesuatu Yang Belum Terjadi
96
Kebebasan Batara dan Robin
97
Selamat Tinggal
98
Kembali ke Jerman
99
Perencanaan Kembali
100
Pertanda
101
Merahasiakan
102
Apakah Ini Nyata
103
Kembalinya Aku Untukmu
104
Dirimu Yang Terluka Karenaku
105
Kehilangan Yang Dicintai Membuatku Rapuh
106
Untuk Sesaat
107
Berbeda
108
Perkenalan
109
Menjagamu
110
Sebisa Mungkin Memberi Kenyamanan
111
Secara Perlahan
112
Dekat Denganmu
113
Membuat Ikatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!