#2 Dingin

" Miranda.."

" ya, Nay??"

" menurutmu, apa aku perlu berterima kasih pada pangeran Arthur dan meminta maaf padanya?? Atau, lupakan saja seakan tidak terjadi apa2 ??"

" apa kau begitu terbebani dengan pilihan2 itu??"

" tidak.. Aku hanya takut, karena sikapku kemarin padanya. Dia melakukan hal2 yg diluar dugaanku."

" misalnya??"

" hmm.. Aku belum yakin, sih."

" kamu takut di bully sama pangeran??"

" pangeran juga suka mem- bully para siswa kelas bawah?? Astaga.. Dia benar2 bukan pangeran yg baik!! Aku semakin yakin tak ingin menyukainya sedikitpun."

" tapi, Nay. Dia berbeda, kok. Dia nggak.."

" mana yg namanya Naya??" tiba2 seseorang berteriak di kelasku.

Seseorang mencariku?? Ada apa? Seingatku, selain Miranda dan pangeran Arthur aku tak berbincang dengan siapapun. Entah kenapa aku tak ingin menggubris mereka yg mencariku. Aku hanya diam tak menjawab.

" sekali lagi, aku umumkan!! Yg bernama Naya harap menghadap putri Silvanna sekarang juga!!" teriaknya lagi.

Aku tak tahan mendengarnya, tapi aku pun tak bisa berbuat apa2. Dari nada bicara gadis itu terlihat marah. Putri Silvanna?? Aku baru mendengar namanya, apalagi berurusan dengan nya.

" Nay, lebih baik kita keluar saat ini. Sebelum orang lain tahu bahwa kau lah Naya yg dicari putri Silvanna."

" hmm.. Baiklah.." ujarku.

Perlahan kami mengendap2 keluar. Saat gadis tukang teriak itu tengah menanyai satu persatu siswa yg ada di kelasku. Namun tiba2 saja..

" hey, kau!! Aku menunggumu lama sekali, apa kau sudah menemukan gadis yg kucari??" ujar seorang gadis yg menggunakan gaun indah, tatanan rambutnya berhias mahkota perak dan mutiara merah muda. Cantik sekali..

" maaf tuan putri, saya belum menemukan dia."

Jadi dia?? Tuan putri Silvanna yg hendak mencariku?? Ahh.. Terlihat tidak berbahaya. Sebaiknya aku jujur saja, mungkin memang ada hal penting yg perlu ia bicarakan denganku.

Silvanna.

...

...

...

...

...

...

" anda mencari saya, tuan putri??" tanyaku saat berhadapan dengan nya.

" kamu?? Naya??"

" iya, saya tuan putri.."

" Nay, kamu apa2 an!!" ujar Miranda tiba2 menarik ku kebelakang.

" emang kenapa?? Toh, putri Silvanna sendiri yg mencariku. Aku gk enak kalo diam2 kabur darinya. Bisa malu nanti kalo ketemu di lain waktu."

" Nay, kamu tau gak? Sekarang kamu sedang dalam bahaya!!" bisik Miranda.

" putri cantik jelita dan anggun seperti putri Silvanna ini memang nya bisa apa??"

" cantik ataupun tidak bukan ukuran dari sebuah kekejaman. Dia adalah pem-bully nomor satu di Royal Emperor Junior High School ini."

" lalu apa alasan tuan putri ingin mem-bully ku??"

" entahlah.. Tapi aku punya firasat buruk."

" Naya?? Aku baru saja tahu nama mu tapi aku belum memperkenalkan diriku padamu bukan??" ujar putri Silvanna yg sudah menunggu lama.

" ehh, iya tuan putri. Silahkan perkenalkan diri anda."

" saya Silvanna, putri bungsu dari Ratu pertama kerajaan Hogwarts. Sebagai tuan putri, aku akan menghukum mu."

" menghukumku?? Apa saya melakukan kesalahan??"

" yaa.. Kamu sudah berani menyentuh pewaris tahta kerajaan Land Of Dawn."

" pewaris tahta Land Of Dawn?? Maaf tuan putri Silvanna, saya tidak paham."

" kamu memang benar sesuai rumor yg beredar. Kamu bukan anak dari kalangan bangsawan, makanya kamu gk paham. Kesalahanmu adalah, kau telah berani menyentuh Pangeran Arthur. Pewaris tahta kerajaan Land Of Dawn."

Pangeran Arthur?? Dia lagii?? Kenapa aku harus berurusan dengan bocah ini lagi?? Apa salahku.. 😭 Aku bahkan tak menyentuhnya sedikitpun. Justru dia yg menyentuhku. Dia yg menggendongku. Tapi kenapa pula aku harus dihukum?? Apa ada aturan semacam itu di negeriku ini?

" mohon maaf putri Silvanna, saya tidak berniat untuk menyentuh Pangeran Arthur. Dia yg menolong saya, dan saya waktu itu sedang tidak sadar."

" pembohong!! Sudah banyak gadis sepertimu kutemui di dunia ini. Berpura2 lemah agar bisa mendekati Arthur-ku."

Arthur-ku?? 😑😑 Ohh, oke. Aku paham. Tuan putri ini cemburu terhadapku. Sebenarnya tak ada aturan semacam itu. Ahh.. Lagipula kenapa putri Silvanna ini harus cemburu padaku?? Kalangan rendahan yg jika dilihat dari paras pun sudah pasti dia yg menang.

" maaf tuan putri, jika sikap saya menyinggung anda. Tapi saya benar2 jujur. Saya tidak ada rasa sedikitpun pada pangeran Arthur. Tuan putri tidak perlu khawatir tentang itu."

" saya tidak perlu khawatir?? Apa kamu menghina saya karena cemburu pada pangeran Arthur?? Lancang sekali ya, kamu!!"

Astaga.. 😩 Apa ada kalimatku yg salah?? Kalimat yg mana?? Kenapa tuan putri ini semakin menjadi-jadi..

" maaf tuan putri Silvanna, saya bersalah. Mohon maafkan saya.." ujarku.

Baru kali ini aku merendah dihadapan orang se usiaku. Kalau bukan karena aku sedang malas berdebat, aku tak ingin harga diriku di pertaruhkan seperti ini.

" kau tetap harus dihukum!! Black Cat!!" teriaknya.

Apa?? Black Cat?? Apa dia memanggil kucing hitam nya?? Atau kucing-kucing hitam nya?? 😧 Tak lama muncul sekelompok orang yg masih seusiaku. Pakaian mereka normal2 saja seperti siswa sekolah ini. Hanya saja, mereka seperti memakai lencana berwarna hitam. Bertuliskan 'Black Cat : Silvanna'. Apa ini artinya?? Apa mereka pengawal2 nya tuan putri yg terpilih?? Apa mereka akan menghukumku??

Disisi lain..

" hey, Arthur!! Siapa yg kau gendong pagi ini.." 😄

" entahlah!! Jangan membahas itu lagi, dia.. Gadis yg merepotkan.." 😒

" benarkah?? Lalu kenapa kau dengan sigap menolong nya??"

" kalau aku tau dia akan se menyebalkan itu, mana mau aku menolongnya."😒

" kurasa, dia memang takdirmu."

" Peter, kau berbicara seakan kau bisa meramalkan masa depan."😒

" haha.. 😂 Kau bergurau pangeranku!! Aku tentu tau masa depanmu. Orang se dingin kau mana mungkin mau menyentuh sembarang gadis. Dan gadis itu, pasti kau sudah menyukainya sejak awal."

" Peter.. Jika kau mau dia, ambil saja.. Jangan terus meramalkan hal2 aneh!!"😒

" yaa.. Baiklah. Ehh, tunggu.. Black Cat-nya putri Silvanna ada di kelas VII-C ?? Bukan nya putri Silvanna duduk di kelas VII-A??"

" kau tau dia.. Putri penggila kuasa itu mungkin sedang mengambil makan siang nya."

" makan siang??"

" dengan mem-bully orang, dia akan kenyang. Tak perlu makan siang lagi."

" tapi kelihatanya kali ini masalahnya serius, Arthur. Kau tidak ingin melihatnya sebentar??"

" tidak!! Satu menit aku kesana, maka putri Silvanna akan mengikutiku kemana pun aku pergi berjam2 berikutnya. Kau saja yg pergi."

" baiklah, aku tak sabar.. Akan ada tontonan apa di hari pertama sekolah ku ini." ujar Peter. Ia berlari menghampiri kelas yg begitu banyak siswa berkumpul disana.

" aaaahhhhh!!!! Tuan putri tolong lepaskan saya.." teriak seorang gadis.

" sepertinya aku kenal suara itu.." gumam Arthur. Tapi ia tak bergeming, hanya terdiam menghentikan langkahnya.

" Arthur!!! Gawat!! Gadismu, dia sedang di-bully putri Silvanna!! Dia terluka parah!!"

" Apaaaa???!! Kenapa kau diam saja?? Ayo kita selamatkan dia!!!"

Kembali kesisi kemalanganku..

" tuan putri, aku sungguh tidak sengaja.. 😭 Tolong lepaskan aku.."

" katakan!! Bagian tubuh mana saja yg kau biarkan Arthur untuk menyentuhnya tadi??" 😠

" putri Silvanna, kumohon.. Lepaskan teman saya. Saya bersaksi bahwa dia benar2 tidak sadar saat itu.." ujar Miranda tak tega melihatku dipukuli, berusaha membelaku.

" diam, kau anak haram!! Menurutmu aku tak tahu siapa kau, hah?? Kau adalah anak yg lahir sebelum sang raja Ester menikahi ibumu dan menjadikan nya ratu, aku masih tak yakin kau punya darah bangsawan dari ayahmu. Atau mungkin.. Kau hanya alat yg ibumu gunakan agar ia bisa naik tahta??"

" cukup!!! 😠Diam kau!! Seorang putri tak sepatutnya bersikap sepertimu!! Bahkan kau tak pantas disebut seorang putri. Kau boleh menghinaku tapi jangan temanku!! Kau hanyalah putri bajingan yg serakah pada kekuasaan!!!!!" teriak ku geram padanya.

Plakk!!!

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kiriku, membuat pipiku panas dan amarahku semakin membara.. Apa aku pantas mendapatkan semua ini? Seberapa besar kesalahanku hingga aku harus dipermalukan di hadapan banyak orang?? Ini hari pertamaku sekolah, tapi mungkin ini akan menjadi hari terakhirku di dunia ini. Siapa yg akan menolongku di saat seperti ini?? 😭

" wahh.. Wahh.. Wah.. Ada putri Silvanna rupanya." ujar seorang laki2 yg tiba2 muncul bersama seseorang yg ku kenal. Tunggu, itu..

Ini Peter, teman nya Arthur.

Ganteng kannn?? 😆

...

...

...

...

" Peter?? Paa.. Pangeran.. Arthur?? Kamu disini juga?? Maaf pangeran, kita harus bertemu di situasi seperti ini." ujar putri Silvanna yg tadinya begitu kasar tiba2 lembut seketika.

" tidak apa-apa Silvanna. Oh, ya.. Siapa yg kau bully kali ini??" ujarnya, Arthur.

" ahh.. Tidak pangeran, dia hanya.."

" pangeran Arthur yg terhormat.. Mohon maafkan saya, saya benar2 tidak sengaja menyentuhmu. Saya tida sadar saat itu, anda tau sendiri. Mohon bersaksi untuk saya, pangeran." ujarku, terpaksa.

Aku berharap pangeran yg BENAR-BENAR TERHORMAT ini bisa membantuku layaknya pangeran yg adil. Tapi rupanya harapanku benar2 sedikit kali ini.

" jadi kau di bully hanya karena menyentuhku, gadisku??" ujarnya sambil menghampiriku, mengelap darah yg ada di bibirku.

Gadisku?? 😳 Apa dia hendak membantuku atau membunuhku?? Dia tau persis putri Silvanna mem-bully ku karena nya, karena aku mendekatinya. Apa-apaan ini!!! 😵

" siapa yg berani mem-bully mu?? Mereka?? Lain kali.. Katakan saja kau adalah gadisku, mereka tak akan berani menyentuhmu."

" apa?? Apa yg kau katakan, Arthur?? Dia gadismu?? Sejak kapan??" ujar putri Silvanna, ia terlihat tegang sekaligus kesal.

" sejak tadi pagi.. Dan kali ini aku umumkan, siapapun yg berani menyentuhnya akan berurusan denganku!! Naya, dia adalah gadisku. Camkan itu!!" ujarnya.

Dia menggendongku?? Lagi?? 😲 Apa sebaiknya aku pingsan saja.. 😵 Bocahh ini!! Semua orang melihatku karena dia menggendongku. Apa pagi tadi pun dia seperti ini??😳 Apa maksudnya dia mengumumkan bahwa aku ini gadisnya?? Ahh!! Miranda!! Dia juga terluka..

" hei, bocah!! Ada apa denganmu?? Turunkan aku!!" bisik ku padanya.

" kalau kau mau mati, jangan mati dihadapanku."

" siapa yg akan membunuhku, putri Silvanna itu hanya cemburu padamu. Jika begini, maka kau sedang mengantarkanku pada malaikat maut!!"

" diam!! Aku juga malas membantumu, tapi aku juga gk suka sama sikap Silvanna."

" boleh aku minta tolong??"😞

" apa??" 😒

Dia.. Akan memenuhi permintaanku?? Sejak kapan bocah dingin ini tiba2 baik??

" tolong selamatkan temanku, Miranda. Aku takut dia jadi amukan putri Silvanna selanjutnya."

" kau memang tak tau malu, sudah ku tolong masih meminta yg lain!!"

" jika kau tak mau menolongnya, ijinkan aku turun. Aku ingin menolongnya sendiri!!"

" Peter!!!"

" ya, Arthur??"

" bawa juga putri Miranda, gadisku perlu merepotkan teman nya juga. Ia tak akan puas jika hanya merepotkanku."

" terima kasih, untuk pagi tadi dan kali ini.." 😞

Astaga!! Tatapan tajam itu benar2 menusuk. Aku bingung mengapa bocah ini bisa sedingin es. 😳

To Be Continue..

Terpopuler

Comments

Mira NR

Mira NR

ekspresif bgt baca novel ini.😂😂😂

2024-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!