"mbak maaf, apa yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan kepadaku. Aku kaget setengah mati mendengar kata-katanya, sadar dari lamunan.
"i-ini mbak saya mau beli ini, berapa harganya? tanyaku gelagapan. Terus terang, aku malu menanyakannya. Aku selama ini , tak pernah membeli apalagi memakai benda ini. Tapi sekarang, aku terpaksa melakukannya.
"oh ini mbak, harganya enam puluh lima ribu saja?" jawab pelayan tersebut tersenyum kepadaku, seakan dia mengetahui kalau aku malu sekali saat ini.
"kenapa mbak baru kali ini membeli lingerie ya? biasa aja kali mbak, aku juga memakainya. Zaman sekarang, kita memang diharuskan berusaha keras menjaga suami agar tidak diganggu pelakor. Sekarang banyak berkeliaran pelakor, mereka tidak malu menggoda suami orang.padahal mereka mendekati suami kita bukan semata-mata karena cinta tapi lebih menginginkan harta" katanya
Aku tersenyum mendengarkan penuturannya, hati kecilku membenarkan apa yang di katakan pelayan tersebut. Aku merasa apa yang dikatakan pelayan tersebut, sekarang terjadi padaku.
"mbak apa harganya bisa kurang, soalnya aku juga mau beli sepasang baju tidur?" aku menawar harga yang sedang aku raba.
"saya kasih lima puluh lima ribu, itu harga paling bawah mbak tidak bisa turun lagi" kata pelayan itu.
"baiklah saya ambil mbak tapi cepat bungkusnya ya kalau bisa pakai kantong hitam, mbak" kataku sambil celingukan kanan kiri.
"biasa aja kali mbak, tidak usah malu" katanya tertawa ringan sambil berlalu.
"oh ya mbak, apa ada baju tidur yang harganya empat puluh lima ribu? tanyaku pada pelayan itu lagi.
"ada mbak, karena mbak pelanggan baru di kios kami saya beri harga spesial. Saya akan memberikan baju tidur ini lebih murah dari harga biasanya, semoga mbak terus menjadi langganan kami.
"terimakasih, ya mbak" kataku senang. Setelah membayar, aku segera meninggalkan kios tersebut.
Aku kemudian bergegas menuju tempat orang menjual kosmetik. Aku membeli beberapa alat kosmetik di sana. Setelah dihitung ternyata harga dua ratus tiga puluh. Aku membayar semua itu, memakai uang belanja. Aku tak peduli seandainya uang belanja kurang, nanti akan aku minta lagi.
'maaf mas, aku terpaksa melakukan semua ini. Semua ini karena kamu mas, kamu telah membuat aku jadi begini' aku berkata dalam hati, perasaan sedih sedih seketika menjalar di dalam hatiku.
Setelah membayar, aku kemudian meninggalkan toko kosmetik tersebut. aku merasa sangat puas, setelah sekian lama akhirnya bisa juga membeli kebutuhan pribadiku. Aku merasa puas, walaupun barang yang aku beli bukan barang mahal dan barang yang bermerek. Setidaknya, aku bisa mengganti barang lama yang tak layak lagi dipakai.
Aku berjalan menyusuri setiap lorong pasar, tak ingin cepat-cepat pulang. Aku menikmati pemandangan pasar, berusaha menghibur diri. selama ini, aku tak pernah berlama-lama di pasar walau hanya sekedar cuci mata.
Selama ini, aku terlalu mementingkan mengurus rumah tanggaku, hingga lupa mengurus diri sendiri. Aku selalu mendahulukan kebahagiaan mas Ringgo sehingga lupa untuk membuat diriku sendiri bahagia.
Tapi sekarang tidak lagi, aku harus berusaha menciptakan kebahagiaan untuk diriku sendiri. Aku tak akan membiarkan diriku selalu mengalah.
Selama ini aku sangat mencintai dan mempercayai mas Ringgo, tapi mas Ringgo tak pernah menghargai semua itu. Aku mencintainya setulus hati, tapi mas Ringgo tega menodai kesucian cintaku dengan berselingkuh di belakangku.
'mas, kamu tega sekali melakukan semua ini' aku berkata lirih, sedih sekali hatiku mengingat semua itu.
Puas cuci-cuci mata, aku berjalan keluar pasar. Aku menunggu angkot jurusan yang menuju tempat aku tinggal. Selagi menunggu tiba-tiba, aku melihat sebuah apotik seketika muncul ide di kepalaku. Aku kemudian menuju ke apotik tersebut, hendak membeli sesuatu.
"mas, ada jual obat tidur tidak? tanyaku kepada penjaga apotik tersebut.
"ada, mbak susah tidur ya? tanyanya lagi.
"iya mas, akhir-akhir ini saya susah tidur tidak tahu kenapa mas" jawabku sambil menatapnya.
"jangan terlalu banyak pikiran, usahakan tenang mbak" katanya lagi, memberi nasehat kepadaku.
"ini obatnya mbak" katanya sambil menyodorkan beberapa butir obat tidur kepadaku.
"oh ya, berapa harganya mas?" tanyaku lagi.
"semuanya lima belas ribu mbak" katanya.
"ini mas uangnya" kataku sambil menyodorkan uang pecahan dua puluh ribu
"terima kasih mbak" katanya sambil tersenyum seraya memberikan uang kembalian kepadaku.
"sama-sama mas" jawabku, kemudian meninggalkan apotik tersebut.
Aku kembali menunggu angkot, tak berapa lama angkot yang aku tunggu datang. Aku bergegas naik, ingin segera sampai rumah. Dalam perjalanan, aku menatap obat tidur yang barusan aku beli. Ada rasa sakit yang merundung hati, aku tak percaya akan melakukan semua itu kepada mas Ringgo.
'maaf mas, aku terpaksa melakukan semua ini. Tak pernah terlintas di benakku selama ini untuk melakukan semua ini, tapi kamu adalah penyebab semua ini. Kamu telah menyakitiku mas, kamu yang membuat aku jadi begini' aku berkata dalam hati, sedih sekali rasanya.
Tak berapa lama, aku telah sampai di rumah. Aku segera turun dan membayar ongkos angkot. kemudian, aku bergegas memasuki rumah.
Sesampainya didalam, aku meletakkan belanjaan ku di sofa. Aku langsung menuju dapur, segera menyiapkan makan malam. Aku buru-buru menyelesaikan masakan, walau buru-aku berusaha memasak sepenuh hati. Aku akan membuat masakan yang enak karena semua itu bagian dari rencana yang akan aku lakukan nanti.
Setelah berapa lama, aku akhirnya selesai memasak tak lupa aku mencicipinya. walau terburu-buru, ternyata masakan yang aku buat tetap enak.
Setelah selesai, aku segera membersihkan dapur dari sampah bekas aku memasak tadi. Aku sudah terbiasa begitu, setelah selesai masak langsung dapur dibersihkan.
'akhirnya selesai juga' kataku dalam hati, lega rasanya semua selesai tepat waktu.
Kemudian, aku istirahat sebentar setelah rasa lelah berkurang aku beranjak ke kamar mandi. Aku harus sudah rapi sebelum mas Ringgo pulang. Aku segera mandi membersihkan diri, terasa segar sekali tubuhku.
Aku segera menuju sofa setelah selesai mandi. Aku mengambil semua yang aku beli tadi dan membawanya kedalam kamar. Segera aku memakai baju yang aku beli tadi, ternyata pas dan cantik sekali aku memakainya. Aku mematut diri, ternyata aku masih cantik.
Aku mengambil kosmetik yang aku beli tadi. pertama, aku memoles wajahku dengan bedak. Aku memakai bedak tipis saja, tak lupa aku poles lipstik di bibirku. Aku sisir rambutku dan kubiarkan tergerai indah. Terakhir, aku menyemprotkan minyak wangi ke tubuhku.
Setelah selesai berdandan, aku tak lupa mematut diri sebelum menyudahi. Tak percaya setelah sekian lama dandan seperti ini, ternyata aku tak kalah cantik dari wanita diluar sana.
Aku siap menunggu mas Ringgo pulang, tak sabar untuk segera menjalankan semua yang telah aku rencanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments