Pantang Menyerah

Keara memandang takjub pemandangan di hadapannya. Sepasang suami istri yang seakan dikelilingi kupu-kupu bersayap warna warni beterbangan mengelilingi keduanya. Saling mendekatkan diri dengan lengan bertaut, seakan enggan berjauhan barang se-inci sekalipun. Memancarkan aura penuh cinta yang sukses membuatnya envy tak terbantahkan.

Benar kata Muthia. Bucin kelas dewa ini sih..

"Ini adiknya Arman, sayang.. Anaknya Bi Marni, dulu lama kerja di rumah mama. Tapi sekarang sudah pensiun.." ujar Daniel pada istrinya. Marsya mengangguk tanda mengerti.

"Iya kak.. Dulu mas Arman suka ngintipin Den Daniel belajar. Dan suka nyuri-nyuri baca bukunya Den Daniel. Eh.. akhirnya dibiayain kuliah sama den Daniel. Trus sekarang kerja jadi asistennya den Daniel juga.." Keara menambahkan bumbu cerita yang dianggapnya menarik.

"Oh ya? aku baru tau cerita ini.." Marsya menatap Daniel meminta penjelasan. Tatapan dan senyuman penuh kekaguman seorang istri pada sosok suaminya itu terpancar jelas.

"Iya, sayang.. Tapi memang Arman cerdas dan kompeten. Aku bisa lihat itu. Lagipula aku tidak membiayai sepenuhnya, karena di tengah jalan dia dapat beasiswa gitu lah.." Daniel terus menyapu bahu istrinya. Sorot mata penuh cinta itu tak pernah lepas.

Marsya mengangguk seraya mengerlingkan mata ke arah Daniel.

"Ternyata dunia sempit yaa.. Adiknya mas Arman teman sekolahnya Muthia." seloroh Marsya.

"Sekarang aku mau kerja di cafenya kak Marsya, istri den Daniel. Mas Arman jadi aspri Den Daniel, dan Den Daniel dulu majikannya ibu. Hihihii.. Kayaknya sekeluargaku benar-benar ditakdirkan untuk kerja sama keluarga Wijaya terus yaa .." imbuh Keara sambil terkekeh. Sungguh bisa jadi oleh-oleh cerita untuk ibu dan mas Arman di rumah nanti.

"Panggil saya mas saja, Keara.." ujar Daniel. "Sekarang kerja dulu di cafe, nanti setelah lulus kuliah bisa kerja di kantor saya. Iya kan, sayang?" Daniel kembali menatap ke arah istrinya. Seakan apapun yang diucapkannya harus disertai persetujuan dari Marsya.

Marsya mengangguk seraya tersenyum pada suaminya. Lalu berkata, "Iya, K.. kerja di cafe kan lebih fleksibel waktunya. Kamu bisa masuk kerja pagi atau sore.. Sesuaikan sama jadwal konseling tugas akhir kamu."

"Iya kak.."

Selanjutnya, obrolan mengalir lancar. Mulai dari bagaimana Keara dan Arman kecil suka mengintip Daniel dan Sandra bermain. Cerita tentang kehamilan Muthia. Cerita tentang Keara yang dua kali gagal menikah. -yaa yang ini lumayan mengejutkan, karena Keara tidak menyangka Mas Arman menceritakan kisah cintanya pada bosnya di kantor. Sungguh hubungan bos dan asisten yang aneh..-

Tak lupa Marsya juga membekali pengetahuan singkat tentang mekanisme kerja di Firstlove cafe, apa saja jobdesc nya, visi dan misinya, lengkap dengan sejarah berdirinya firstlove cafe. Dengan diselingi senda gurau, tanpa terasa waktu sudah berlalu kian sore.

Marsya memijat pangkal hidungnya. Wajahnya juga tampak pucat meskipun senyum terus terkembang di sana namun sebagai suami siaga, Daniel bisa menangkap wajah lelah istrinya.

"Keara, kami istirahat dulu ya.. Kamu santai saja di sini sama Muthia.." pungkas Daniel. Sembari beranjak dari sofa dan merangkul Marsya.

"Kalian pesan makanan dari ojol saja yaa.. Kakak gak masak, Muthia.."

Muthia mengangguk, tapi Keara menolak dengan sopan. "Maaf kak Marsya, Muthia, den.. eh mas Daniel.. K pamit pulang saja habis ini. Sudah sore."

Keara tidak sabar ingin menceritakan pertemuannya hari ini dengan Den.. eh mas Daniel pada ibu dan mas Arman. Juga tentang pekerjaan baru yang ia dapatkan secara mendadak. Ibu dan mas Arman pasti terkaget-kaget. Tapi juga seneng dengar kabar ini. Maklum, jasa keluarga Wijaya pada keluarganya bukan kaleng-kaleng. Tak akan bisa dibalas, meski Keara dan mas Arman bekerja 24 jam sehari.

...----------------...

🌹 Arman, di PT. MD First

Arman bergegas menyelesaikan pekerjaannya. Membuat surat kerja sama dengan perusahaan rekanan usai meeting tadi siang. Direkturnya sudah pulang seusai rapat tadi. Jadi angin segar untuknya. Tak perlu lembur hari ini.

Sari, sekretaris direktur terlihat asik menelepon dan bercanda tawa di sambungan interkom kantor. Ketika datang seorang tamu wanita tepat di depan mejanya.

tok! tok!

Tamu tersebut mengetuk meja sekretaris dengan ujung kukunya. Demi membuat orang di ruangan ini menyadari kedatangannya.

"Oh," Sari membulatkan matanya. Terkejut menatap tamu wanita yang mengetuk mejanya. "B-bu Merry.. Se-lamat sore, Ada yang bisa saya bantu?"

Arman, yang terus menenggelamkan matanya di layar laptop, sampai tidak menyadari kedatangan tamu wanita tersebut. Padahal sudah pasti tamu itu tadi berjalan melewatinya. Matanya langsung tertuju pada wanita yang mengenakan setelan blazer dan rok selutut warna merah maroon.

"Pak Daniel ada di ruangannya?" tanya Bu Merry. Arman terus memperhatikan punggung wanita itu. Menunggu saat ia mungkin harus menjawab tanya Bu Merry tentang keberadaan Bosnya.

"Maaf Bu.. Pak Danielnya sudah pulang. Ada yang perlu disampaikan?" jawab Sari.

Arman kembali menekuri baris kata per kata dalam ketikan laptopnya. Memastikan tak ada yang salah sebelum mencetaknya.

Dari sudut mata Arman bisa tau kalau Bu Merry beberapa kali melirik padanya. Sungguh membuatnya canggung. Saking canggungnya ia sampai merasa lehernya kaku. Tidak sanggup menoleh ke arah dimana Bu Merry berdiri saat ini.

Dan memang hanya seorang Meryana Sutanto yang selalu bertindak di luar kewajaran yang bisa ditolerir oleh Arman. Direktur dari perusahaan rekanan itu dengan santainya berujar,

"Gak ada.. Saya ngobrol sama Arman saja deh. Kebetulan saya juga mau nyariin dia."

Tanpa beban wanita itu melenggang ke arah meja kerja Arman. Tak peduli anggapan orang lain yang mendengar ucapannya. Tak peduli prasangka yang bisa muncul di benak orang lain yang disebabkan oleh kalimat 'Saya juga mau nyariin dia.' .

Deg.

'Duh! Kenapa ngomong gitu depan Sari sih..? Bisa jadi bulan-bulanan gosip di kantor kalau gini sih..' batin Arman.

Ingin sekali dia melesakkan kepalanya ke dalam layar laptop. Sampai masuk ke dalam benda kotak berukuran 16inc itu dan tak bisa ditemui lagi. Begitu menangkap sosok Mery semakin mendekati meja kerjanya.

"Man, Apa kabar?" Sapa Mery. Dengan santai menarik kursi di depan Arman. Sementara Sari yang ditinggalkan begitu saja terbengong-bengong melihat Mery dengan cepat melesat berpindah meja. Dan kini sudah duduk dengan anggunnya di hadapan Arman.

"B-baik, Bu.." jawab Arman tergagap. Seperti biasa. Setiap kali Bu Merry mengajaknya bicara privat di tempat umum. Tanpa tedeng aling-aling menyiratkan senyum yang Arman tau jelas tujuannya adalah untuk menggodanya.

Sejak pertemuan mereka di pernikahan Pak Daniel enam bulan lalu, Bu Merry sering secara terang-terangan menunjukkan sikap manis pada Arman. Pun wanita itu tak pernah sungkan meskipun di depan Daniel, dan di depan orang-orang bawahan di kantornya. Beuuhh.. definisi nyata 'anak sultan mah bebas', kurang lebih begitu.

Lebih mengesalkan lagi, Pak Daniel selalu turut menggodanya. Mengerling lalu sengaja meninggalkannya berdua saja dengan Bu Merry. Dengan skenario sedemikian rupa tentu saja. Sampai ia tidak bisa berkelit dan menghindar lagi.

Memang hanya mengobrol 10 sampai 15 menit. Paling lama pernah 30 menit. Tapi dari sepanjang waktu itu, hanya dihabiskan dengan mendengarkan cerita keseharian Mery, tentang kehidupannya di Singapura saat masih berkuliah, tentang pekerjaan Mery dan tekanan yang dirasakan saat mengemban jabatan tinggi di usia yang terhitung masih muda. Tentang..

"Lama yaa ga ketemu.. Sebulan ada kali yaa..?" seloroh Mery memutus lamunannya.

Arman mengangguk dan tersenyum sopan. Senyum kaku dan canggung.

Sepanjang ingatan Arman, memang kurang lebih sebulan lamanya dia tidak bertemu Mery. Di samping memang tidak ada urusan pekerjaan, obrolan terakhirnya dengan Mery sebulan lalu juga ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.

"Sekarang sudah cukup cerita tentang aku. Gantian kamu.." kata Merry waktu itu. Sebulan lalu, saat mereka harus melakukan meeting di luar kantor.

Entah bagaimana kode yang diberikan Mery pada Pak Daniel, hingga pak Daniel meninggalkannya di restoran berdua saja dengan Bu Mery. Damned.

Ah, bukan ingin memaki Pak Daniel sebenarnya. Hanya sedikit marah pada keadaan. Keadaan yang membuatnya tidak berkutik. Setiap kali berhubungan dengan seorang Meryana Sutanto. Rasanya ia ingin cepat kabur dan menghilang. Lenyap tak berjejak.

"Tidak ada yang menarik dari kehidupan saya, Bu.."

"Tidak menarik pun aku ingin tetap dengar.." sergah Mery cepat. Dia menyesap tetes terakhir orange juice nya.

Arman terdiam cukup lama.

5 menit, 10 menit, 15 menit..

Hingga akhirnya berkata, "Sungguh tidak ada yang perlu diceritakan Bu.."

Terdengar helaan nafas berat dan dalam yang berasal dari Mery. Wanita itu merasa usahanya 4 bulan ke belakang tidak berbuah hasil yang signifikan. Sikap Arman tetap kaku, canggung, berbatas. Arman seolah membangun dinding pertahanan yang tinggi dan kokoh. Tidak bisa ditembus bahkan diruntuhkan oleh seorang Meryana. Membuat Mery geram dan tidak habis pikir apa kekurangan dirinya.

"Aku sudah sering kali bilang, kalau kita sedang chating pribadi atau sedang berdua saja seperti sekarang ini, panggil aku Ana. Ana saja. Tanpa Bu. Terus jangan formal bicaranya. Terus.. bagaimanapun keseharian kamu, aku mau dengar, aku mau tau, meskipun yang akan kamu ceri...." Mery kembali menyerangnya. Dengan serentetan kalimat yang sudah sering mampir ke telinga Arman selama 4 bulan belakangan. Tapi baru kali ini Arman berani memotong perkataan Mery.

"Maaf bu," potong Arman. Ia sudah kehabisan cara untuk menghindar. "Saya berada di sini saat ini, tidak lebih karena rasa hormat saya pada Pak Daniel. Karena perintah Pak Daniel yang menyuruh saya tetap tinggal di sini. Tidak lebih."

Arman tidak bisa mengingat jelas ucapan Mery waktu itu. Arman hanya ingat Mery pergi setelah mendengar ucapan jujurnya, dengan mata merah menahan amarah. Meninggalkan Arman dengan tergesa-gesa. Berusaha menyembunyikan tatapan nanar yang dihiasi bulir air mata.

Arman mengira itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Mery. Setidaknya, pertemuan pribadi. Setelah ia memungkasi segala upaya pendekatan Mery dengan kalimat jujur yang menyakitkan, Arman mengira tidak perlu lagi menanggapi pendekatan dari boss besar (yang cantik) dari perusahaan Grade A rekanan perusahaannya ini.

Tapi nasib malang masih menggelayutinya. Wanita yang sebulan lalu pergi dengan amarah, kini duduk manis di depannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa. What the hell?

"Man," Merry menyimpan satu map di atas meja nya. "Ini berkas titip untuk pak Daniel besok pagi ya.. Setelah dipelajari, tolong suruh Pak Daniel telepon saya. Segera."

"Baik, Bu.." singkat Arman.

"Ehmm.. Bisa minta tolong, Man?"

Arman menaikkan alisnya.

"Antarkan saya pulang." Mery meringis. Memperlihatkan sederet gigi putih dan rapinya. "Saya gak bawa mobil, tadi kesini juga naik taxi online."

Arman tercenung. Sungguh permintaan yang bisa memancing kecurigaan siapapun yang mendengarnya. Seorang General Manager dari sebuah perusahaan elite meminta diantar pulang olehnya, yang tak lebih hanya staf biasa. Sungguh membuat jengah.

"Saya pesankan taxi online Bu.." sergah Arman. Dia meraih ponsel yang tergelatak di tengah meja. Bermaksud ingin memesan taxi online melalui ponselnya. Tapi tanpa terduga, Mery dengan gerakan yang lebih sigap menyambar ponsel Arman.

"Bukan diantar sama taxi, Arman.. Tapi sama kamu.." Mery mengangkat ponsel Arman yang berhasil ia raih. Dengan nada menggoda yang sukses membuat jiwa kepo Sari menggelora. F**kin' sh***.

"Maaf Bu, pekerjaan saya masih banyak."

"Saya tunggu."

"Tapi saya tidak bawa mobil."

"Pakai motor gak masalah."

"Maaf bu.." suara Arman terdengar mendecih sebal. Dia kehabisan cara untuk menolak.

Namun tak berlangsung lama. Karena pertolongan Tuhan datang di saat yang tepat. Handphone Arman di genggaman Mery bergetar. Sebuah panggilan masuk yang menyelamatkannya

Keara calling...

"S-siapa?" tanya Mery dengan raut terkejut yang teramat sangat.

"Adik saya." Jawab Arman cepat. Tak ingin menyiakan kesempatan untuk mendapatkan ponselnya kembali. "Bisa tolong berikan ponsel saya?" ujar Arman.

Yang melegakan, Arman bisa mendapatkan kembali ponselnya, sekaligus melihat Mery yang beranjak pergi tanpa melontar permintaan-permintaan anehnya lagi.

But, wait.

Kenapa? Ada yang salah?

Arman merasakan kejanggalan. Bahkan saat sosok Mery sudah tak terlihat lagi. Bagaimana mungkin wanita ngotot itu langsung pergi tanpa berkata-kata lagi? Tanpa menyerang minta diantar pulang lagi? Ada yang salah?

...----------------...

...----------------...

🌹 Happy reading

🌹 jadikan favorit kamu yaa.. biar update teruus kalau ada chapter baru 😉

🌹 klik like, komen, beri hadiah dan vote ... terima kasiih

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

Arman yg pilos

2022-09-17

0

Dea Amira 🍁

Dea Amira 🍁

merry suka sma arman

2022-01-21

0

🐈"€£! S@",,, P,,,

🐈"€£! S@",,, P,,,

bintang ny,,,, akoh ga ngerti 🧐🧐🧐

2022-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Galen
3 Time flies (not so fast)
4 FirstLove cafe
5 Pantang Menyerah
6 Kotak Berpita Biru
7 Sayur Lodeh
8 Look the cast
9 First Love is Over
10 Bertemu Dengannya Lagi
11 Merindukan Rizky
12 Pedekate Jalan Ninja
13 Karma Do Exists
14 Rumah Sakit
15 Musibah Membawa Berkah
16 Gunung Es Belum Mencair
17 Salah Paham
18 When Ala Meet Kela
19 When Ala Meet Kela (2)
20 Mata-Mata Cinta
21 Adik Ipar
22 Pelukan Hangat
23 Bersyukur Kunci Bahagia
24 Penguntit Aneh
25 Pillow Talk
26 Jadi Pacar Artis
27 Seratus Hari Kepergiannya
28 Polusi Mata
29 Pria Kesepian
30 Pengen Pensiun jadi Penguntit
31 Kalah Start
32 Makan Bersama
33 Teman Dekat
34 Sahabat?
35 Jadi Bahan Gosip
36 Klarifikasi
37 Tawaran Menarik
38 Bukan Pacar Tapi Kangen
39 Siapa Yang Kangen?
40 Pesan Dari Keara
41 Mengundurkan Diri
42 Godaan Setan
43 Setitik Api Cemburu
44 Menikmati Senja
45 Siapa Juna?
46 Mantan Meresahkan
47 Rela Gak Rela
48 Juna Berulah
49 Siapa Alfariz Risjad?
50 Maaf Aku Terlambat
51 Fakta 1
52 Terbawa Suasana
53 Ketahuan Posesif
54 Fakta Kedua
55 Belum Siap Kehilangan
56 Mendadak Bodoh
57 Berubah Pikiran
58 Morning Kiss
59 Obat Kangen
60 Cubitan Maut
61 First Love Theory
62 Mendadak Dilamar
63 Keraguan Itu Ada
64 Temu Kangen
65 Gagal Beli Cincin
66 Gadis SMA Harris
67 Cemburu Buta
68 Membuka Hati
69 Membuka Hati (2)
70 Memantapkan Hati
71 Shoping Time
72 Rindu
73 Tentang Harris
74 Tentang Harris (2)
75 Tentang Harris (3)
76 Hadiah Kelulusan
77 Keara Goes to Korea
78 Terungkapnya Rahasia
79 Tidak Dibutuhkan
80 Ingin Ada Di Sampingmu
81 Fans Garis Keras
82 Perfect Husband
83 Bali, I'm Coming !!
84 Kehilangan
85 Favorite Girl
86 A Night to Remember
87 A Night to Remember (2)
88 A Night to Remember (3)
89 Bapak Kembali
90 Aku Milikmu
91 Another Surprise
92 Plan B
93 Putri Tidur
94 Dia Galen
95 Terima Kasih Galen
96 Kamu Galenku
97 Hari Bahagia
98 Hari Bahagia (?)
99 Sangat Bahagia
100 Sudah Sah
101 Sudah Sah (2)
102 Ibarat Kucing
103 Lampu Hijau
104 Akhirnya.......
105 I Love You, Mas
106 Kesiangan
107 Honeymoon Plan
108 Posesif (1)
109 Posesif (2)
110 Posesif (3)
111 Reka Ulang
112 Bapak Matre
113 Up Normal
114 Mertua Oh Mertua
115 Keegoisan Harris
116 Bahagia Itu Mudah
117 With Stella
118 With Stella (2)
119 Jangan Bawa Orang Asing
120 Tamu Menyebalkan
121 Tamu Menyebalkan (2)
122 Rencana Martha
123 Marah
124 Kesempatan
125 Peringatan
126 Belum Beruntung
127 Vitamin
128 Hasutan Bapak
129 Tidak Mempan Dihasut
130 Interogasi
131 Oh Dave
132 Singa Betina
133 Ketemu Bapak Lagi
134 Ketahuan
135 Hukuman
136 Hukuman (2)
137 Buka Puasa
138 Believe Me
139 Sarapan Pagi
140 Rileks
141 Sat Set
142 Gala Dinner
143 Gala Dinner (2)
144 Gala Dinner (3)
145 Memantik Api
146 Kemarahan Harris
147 Tidak Ingin Seperti Papa
148 Mengintai
149 Jackpot Tengah Malam
150 Maaf Sayang
151 Maaf Sayang (2)
152 Trauma Masa Lalu
153 I Want You
154 What Should I Do?
155 Keara Sakit
156 Bos Kerja, Aswin Lega
157 Gak Mau Makan
158 Tanda-Tanda
159 Akurat
160 Menangkap Tikus Penguntit
161 Suami Takut Istri
162 Sweet Surprise
163 Insting
164 Ada Dua
165 Kalah Telak
166 Rencana Cerdik
167 Bara Bere
168 Jebakan Untuk Mertua
169 Sambutan Istri
170 Hadiah Untuk Istri Tercinta
171 Taubat
172 Author say hi
173 Ngidam Pizza
174 Membasmi Tikus
175 Under Control
176 Ngidam Pizza
177 Perubahan Suasana
178 Pertemuan
179 Ungkapan Hati
180 Nasib Ngeness
181 Ulang Tahun
182 Kilas Balik
183 Keikhlasan
184 Melebur Dalam Rasa
185 Like a Big Boss
186 Mimpi Terburuk
187 Keadaan Berbalik
188 Bertahanlah Sayang !
189 Panic Attack!
190 Twins Up
191 Sudahi Sampai Di Sini
192 Happy Ending
193 Time to Say Goodbye
194 New Story Update
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Prolog
2
Galen
3
Time flies (not so fast)
4
FirstLove cafe
5
Pantang Menyerah
6
Kotak Berpita Biru
7
Sayur Lodeh
8
Look the cast
9
First Love is Over
10
Bertemu Dengannya Lagi
11
Merindukan Rizky
12
Pedekate Jalan Ninja
13
Karma Do Exists
14
Rumah Sakit
15
Musibah Membawa Berkah
16
Gunung Es Belum Mencair
17
Salah Paham
18
When Ala Meet Kela
19
When Ala Meet Kela (2)
20
Mata-Mata Cinta
21
Adik Ipar
22
Pelukan Hangat
23
Bersyukur Kunci Bahagia
24
Penguntit Aneh
25
Pillow Talk
26
Jadi Pacar Artis
27
Seratus Hari Kepergiannya
28
Polusi Mata
29
Pria Kesepian
30
Pengen Pensiun jadi Penguntit
31
Kalah Start
32
Makan Bersama
33
Teman Dekat
34
Sahabat?
35
Jadi Bahan Gosip
36
Klarifikasi
37
Tawaran Menarik
38
Bukan Pacar Tapi Kangen
39
Siapa Yang Kangen?
40
Pesan Dari Keara
41
Mengundurkan Diri
42
Godaan Setan
43
Setitik Api Cemburu
44
Menikmati Senja
45
Siapa Juna?
46
Mantan Meresahkan
47
Rela Gak Rela
48
Juna Berulah
49
Siapa Alfariz Risjad?
50
Maaf Aku Terlambat
51
Fakta 1
52
Terbawa Suasana
53
Ketahuan Posesif
54
Fakta Kedua
55
Belum Siap Kehilangan
56
Mendadak Bodoh
57
Berubah Pikiran
58
Morning Kiss
59
Obat Kangen
60
Cubitan Maut
61
First Love Theory
62
Mendadak Dilamar
63
Keraguan Itu Ada
64
Temu Kangen
65
Gagal Beli Cincin
66
Gadis SMA Harris
67
Cemburu Buta
68
Membuka Hati
69
Membuka Hati (2)
70
Memantapkan Hati
71
Shoping Time
72
Rindu
73
Tentang Harris
74
Tentang Harris (2)
75
Tentang Harris (3)
76
Hadiah Kelulusan
77
Keara Goes to Korea
78
Terungkapnya Rahasia
79
Tidak Dibutuhkan
80
Ingin Ada Di Sampingmu
81
Fans Garis Keras
82
Perfect Husband
83
Bali, I'm Coming !!
84
Kehilangan
85
Favorite Girl
86
A Night to Remember
87
A Night to Remember (2)
88
A Night to Remember (3)
89
Bapak Kembali
90
Aku Milikmu
91
Another Surprise
92
Plan B
93
Putri Tidur
94
Dia Galen
95
Terima Kasih Galen
96
Kamu Galenku
97
Hari Bahagia
98
Hari Bahagia (?)
99
Sangat Bahagia
100
Sudah Sah
101
Sudah Sah (2)
102
Ibarat Kucing
103
Lampu Hijau
104
Akhirnya.......
105
I Love You, Mas
106
Kesiangan
107
Honeymoon Plan
108
Posesif (1)
109
Posesif (2)
110
Posesif (3)
111
Reka Ulang
112
Bapak Matre
113
Up Normal
114
Mertua Oh Mertua
115
Keegoisan Harris
116
Bahagia Itu Mudah
117
With Stella
118
With Stella (2)
119
Jangan Bawa Orang Asing
120
Tamu Menyebalkan
121
Tamu Menyebalkan (2)
122
Rencana Martha
123
Marah
124
Kesempatan
125
Peringatan
126
Belum Beruntung
127
Vitamin
128
Hasutan Bapak
129
Tidak Mempan Dihasut
130
Interogasi
131
Oh Dave
132
Singa Betina
133
Ketemu Bapak Lagi
134
Ketahuan
135
Hukuman
136
Hukuman (2)
137
Buka Puasa
138
Believe Me
139
Sarapan Pagi
140
Rileks
141
Sat Set
142
Gala Dinner
143
Gala Dinner (2)
144
Gala Dinner (3)
145
Memantik Api
146
Kemarahan Harris
147
Tidak Ingin Seperti Papa
148
Mengintai
149
Jackpot Tengah Malam
150
Maaf Sayang
151
Maaf Sayang (2)
152
Trauma Masa Lalu
153
I Want You
154
What Should I Do?
155
Keara Sakit
156
Bos Kerja, Aswin Lega
157
Gak Mau Makan
158
Tanda-Tanda
159
Akurat
160
Menangkap Tikus Penguntit
161
Suami Takut Istri
162
Sweet Surprise
163
Insting
164
Ada Dua
165
Kalah Telak
166
Rencana Cerdik
167
Bara Bere
168
Jebakan Untuk Mertua
169
Sambutan Istri
170
Hadiah Untuk Istri Tercinta
171
Taubat
172
Author say hi
173
Ngidam Pizza
174
Membasmi Tikus
175
Under Control
176
Ngidam Pizza
177
Perubahan Suasana
178
Pertemuan
179
Ungkapan Hati
180
Nasib Ngeness
181
Ulang Tahun
182
Kilas Balik
183
Keikhlasan
184
Melebur Dalam Rasa
185
Like a Big Boss
186
Mimpi Terburuk
187
Keadaan Berbalik
188
Bertahanlah Sayang !
189
Panic Attack!
190
Twins Up
191
Sudahi Sampai Di Sini
192
Happy Ending
193
Time to Say Goodbye
194
New Story Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!