Langkah kaki jenjang Eliana tampak tergesa-tergesa menuju sebuah kamar di lantai dua rumahnya. Dengan raut wajah yang sangat bahagia. Seakan ingin segera memberitahu berita yang sangat baik pada seseorang.
Langkahnya terhenti ketika dia sudah berada di depan pintu kamar. Dengan segera dia langsung membuka pintu kamar yang dia tuju itu.
Pandangannya langsung tertuju pada seorang pria lumpuh yang duduk di kursi rodanya. Yang sedang menatap kosong ke arah jendela.
''Huh,, malas banget lihat suami kayak begitu terus, bosen!!'' Umpat Eliana dalam hati.
Namun dengan lihai seketika dia mengganti raut wajahnya dengan senyuman manis dan ceria andalannya, segera mungkin kaki cantiknya langsung bergegas menghampiri suaminya yang sedang terduduk di atas kursi roda yang berada di depan jendela kamar.
''Mas--'' panggil Eliana dengan manja.
Seketika membuyarkan lamunan pria yang menjadi suaminya itu. Pria itu pun langsung menoleh dan menyunggingkan senyum ramahnya pada Eliana.
''Aku punya kabar gembira Mas!! Coba tebak apa??'' tanya Eliana bersemangat.
Suaminya hanya menggeleng pelan sambil berkata. ''Apa?''
''Aku berhasil dapat kotrak kerja ke L.A, Mas!!'' Seru Eliana langsung memeluk pundak suaminya itu dari belakang.
Seketika senyum pria itu memudar.
Dengan antusias Eliana berceloteh tentang apa yang di dapatnya sekarang. Suaminya hanya diam dan mendengarkannya saja.
''Ini adalah mimpi dan cita-citaku dari dulu Mas!'' Ucapnya lagi dengan girang.
Namun seketika ceria di wajah Eliana meredup saat melihat wajah suaminya itu seperti tidak senang mendengar kabar darinya itu.
''Mas tidak bahagia mendengar kabar ini?'' tanya Eliana sedikit kecewa.
''Bagaimana aku akan bahagia, itu berarti kau akan pergi meninggalkan ku dengan waktu yang sangat lama.'' Ucap pria itu sedih dan langsung memalingkan wajahnya kembali ke arah jendela.
''Mas, maafkan aku. Aku tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Kau tahu kan ini adalah kesempatan Emas buat aku dan karir ku saat ini.'' Eliana memberi pengertian.
''Tapi aku adalah suamimu Ana. Dan kau istriku. Kurang apa aku selalu mendukungmu selama ini? Aku membebaskan mu dan tidak pernah sekalipun mengekang dirimu. Tapi untuk yang ini.. Aku mohon padamu untuk jangan mengambilnya. Tetaplah disini bersamaku.'' Ucap Yudha dengan tatapan nanar pada Eliana.
Eliana memutar bola matanya tak percaya dengan perkataan Yudha suaminya itu.
Dia tak mengira jika dapat penuturan seperti itu dari suaminya.
''Mas, kau harus ingat perjanjian kita sebelum kita menikah. Apa kah kau lupa?!'' sergah Eliana seraya melepaskan dekapannya di bahu suaminya.
''Tentu saja aku tidak lupa Ana. Tapi aku mohon untuk kali ini aku meminta mu hanya sebagai seorang suami. Dan tidak melibatkan surat perjanjian itu. Apakah selama kita menikah kau sama sekali tidak mencintai suami mu ini? Meski sekarang dengan kekurangan ku seperti ini?'' Lirih Yudha merendahkan harga dirinya demi tidak untuk di tinggalkan oleh istrinya itu.
''Baiklah Mas. Sekarang aku sudah muak berpura-pura!! Apa kamu pikir selama ini aku bahagia mempunyai suami lumpuh sepertimu??'' Ledak Eliana.
Yudha memejamkan kedua matanya mendengarkan cacian Eliana. Sedikit kaget dan tak menyangka jika akan keluar kata-kata itu dari istri yang selama ini dia kasihi.
Tapi Yudha tak bisa menyangkal, karena memang untuk saat ini dia adalah pria yang tidak berguna. Akibat kelumpuhan yang di deritanya.
''Aku memang cinta sama kamu Mas. Tapi itu dulu, sebelum kau lumpuh seperti ini!!'' Sarkas Eliana lagi semakin kejam.
''Apa kamu tahu? Sebenarnya aku sangat butuh kamu di sampingku Mas. Aku butuh seseorang yang akan ada disaat tiba suatu moment penting yang tengah aku hadiri Mas, kamu ngerti gak sih?! Bukan hanya kamu saja yang maunya di mengerti terus!!'' Eliana meradang.
Yudha masih saja terdiam. Dia sudah tahu bagaimana menghadapi Eliana yang suka meledak-ledak. Wanita itu tidak akan pernah bisa mengalah. Sekalipun dia yang salah.
Pernikahan mereka adalah hasil dari perjodohan orang tuanya. Orang tua mereka bersahabat selagi waktu muda.
Kala itu Yudha tidak pernah berniat ataupun terlintas untuk menikahi Eliana yang sebenarnya sudah di anggap adik olehnya. Karena usia mereka selisih 9 tahun.
Sebelum meninggal ayahnya Eliana menitipkan anaknya pada orang tua Yudha dan memintanya untuk menikahi Eliana, dengan keadaan kritis dan terbaring lemah di rumah sakit akibat penyakit jantungnya.
Awalnya mereka menolak perjodohan itu. Karena sebenarnya Yudha tengah mencari seorang perempuan masa kecilnya dan masih penasaran dengan keadaannya sampai sekarang.
Begitu juga dengan Eliana. Dia sebenarnya tengah mencintai seorang pria yang tidak diketahui oleh ayahnya. Karena dia masih takut untuk mengungkapkannya.
Tapi pada akhirnya mereka pun terpaksa menikah, karena Yudha merasa iba dan terlanjur berjanji pada ayahnya Eliana untuk selalu menjaga putrinya.
Namun rupanya tidak dengan Eliana. Dia malah memberikan surat perjanjian pernikahan pada Yudha.
Dalam surat tersebut Yudha tidak boleh mengekang apapun yang di inginkan Eliana dan mereka tidak akan pernah melakukan hubungan suami istri sebelum ada cinta diantara mereka. Juga termasuk keinginannya menjadi seorang model.
Yudha pun menyanggupi semuanya. Segalanya berjalan lancar. Ternyata Yudha adalah suami yang pengertian dan kesabarannya seluas samudera, idaman setiap wanita kan? Sikapnya yang dewasa dan bijak mampu mengimbangi sikap manja dan egoisnya Eliana.
Bersabar dan terus mengalah dengan tingkah laku Eliana terhadapnya. Tapi Eliana masih tidak menyadari ketulusan cinta Yudha.
Sebenarnya Eliana pun sudah akan benar-benar jatuh cinta pada Yudha.
Hingga kecelakaan naas itu pun terjadi. Dan menyebabkan Yudha lumpuh total.
Disaat bahtera cinta akan berlabuh, namun terlanjur kandas diterjang badai. Eliana sudah tidak sanggup lagi hidup bersama dengan suaminya yang lumpuh itu.
Eliana kesepian dia bosan melihat suaminya yang selalu duduk di kursi roda. Seperti beban saja pikirnya.
Dia membutuhkan seorang suami yang selalu mendampinginya dimanapun dia berada. Apalagi sekarang dia telah menjadi model terkenal. Dan karirnya sedang berada di puncak.
Sebenarnya dia malu jika ditanya perihal suaminya yang lumpuh itu. Tak jarang kadang itu di jadikan guyonan oleh teman-teman sosialitanya.
Walaupun sebenarnya semua orang tahu jika Yudha suaminya adalah seorang CEO dan bisa di bilang sebagai pengusaha yang sangat berpengaruh besar di kerajaan bisnis.
Namun tetap saja mereka beranggapan percuma kaya dan tampan jika lumpuh, toh tidak bisa apa-apa kan. Apalagi untuk berhubungan selayaknya suami istri pasti tidak mampu.
''Aku tahu Mas, kau merasa kesepian kan?'' ucap Eliana kemudian.
''Apakah aku harus menelepon ibumu yang di Turki itu agar dia datang kesini?'' sarannya lagi.
Yudha mendelik pada Eliana. Tak setuju dengan ide nya itu.
Dia tidak ingin mengganggu kehidupan ibunya yang kini tengah berbahagia dengan suami barunya orang Turki itu.
Dia masih ingat dengan jelas, jika hidup ibunya dulu bersama ayahnya tidak pernah harmonis.
Sejak kecil Yudha seakan menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangga orang tuanya yang selalu di bumbui oleh sikap kasar ayahnya pada ibunya.
Belajar dari latar belakang itu, Yudha berjanji pada hatinya jika dia memiliki istri dia tidak akan meniru seperti ayahnya.
Itu sebabnya dia tidak bisa menolak keinginan dan selalu mengalah pada Eliana demi mempertahankan rumah tangganya.
Bukan hanya sekedar cinta pada Eliana. Seiring berjalannya waktu dia sangat menyayangi Eliana sama seperti dia menyayangi ibunya.
Tapi sayang Eliana tidak pernah menghargai kasih sayang tulus darinya. Entah sampai kapan Yudha akan bertahan.
Yang bisa dilakukannya sekarang hanya pasrah dan bersabar. Semoga Eliana dapat melihat cintanya.
''Mas, atau aku akan carikan istri lagi saja untukmu, bagaimana?'' Ucap Eliana tiba-tiba seraya tersenyum penuh arti.
Yudha terperanjat mendengarnya. Matanya membola dan jantungnya bedetak cepat, memompa aliran darahnya menjadi cepat. Dia tidak menyangka jika Eliana akan berkata seperti itu.
💔💔💔
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments