Part 3

"Mah, Papah itu ingin Ali menjadi anak yang mandiri." sahut Pak Hendarto. Gak lama datang Verlina. ia mencium pipi kanan dan kiri Bu Hena dan mencium punggung tangan Pak Hendarto.

"Hallo, Tante, Om, apa kabar?" sahut Verlina.

"Verlina, Tante kangen sekali lho! Tante sama Om baik, kapan kamu tiba di Jakarta?" tanya Bu Hena.

"Tadi malam Tan, dengar Ali udah di Jakarta, Lina langsung ke sini!" jawab Verlina.

"Kenapa tidak bilang Tante kalau mau kesini? kan bisa Tante jemput atau Ali jemput." sahut Bu Hena.

"Mah, Papah istirahat dulu yah! Ver, Om tinggal yah!" sahut Pak Hendarto sambil melangkah ke kamarnya.

"Gimana sih Papah, ada tamu istimewah malah di tinggal." sahut Bu Hena kesal dan ngedumel.

"Gak apa-apa Tante, mungkin Om capek, Tan Ali kemana ya kok gak kelihatan?" Verlina sambil menengok kanan dan kiri.

"Ada, sebentar Tante panggilin yah!" sahut Bu Hena.

Tok,, tok,, tok,, Ali bangun Ali! Ali buka pintunya!" Bu Hena berteriak memanggil Ali.

Tumben banget pintu kamar di kunci.

"Uaaah,,,, Ada apa sih Mah? Ali masih capek." sambil menggaruk kepalanya dan menguap.

"Ali, ada tamu istimewah datang, Verlina ada di bawah, kamu cepat turun yah!" sahut Bu Hena tersenyum.

Verlina Nazula

Bodo amat, mending lanjut tidur. liat mukanya aja gue pengen muntah.

Ali pun menghiraukan Verlina, ia melanjutkan tidurnya kembali. setelah 10 menit, Bu Hena datang lagi ke kamar Ali. sampai berteriak pun Ali tidak membukanya.

"Anak ini susah di atur, udah tahu ada wanita cantik datang, di tungguin bukan kebawah malah tidur lagi." Bu Hena kesal dan ngedumel.

"Maafin Ali ya Verlina, mungkin ia kecapean gara-gara lama tinggal di kampung, maklum mungkin di kampung kurang nyaman." sahut Bu Hena menjelaskan.

"Gak apa-apa Tante, besok kan bisa, mungkin Ali capek." Sahut Verlina dengan raut wajah kesal. Verlina akhirnya pamit pulang.

Awas aja lo li, lo bakal jadi milik gue. kalau lo berhasil gue dapetin gue bakal ambil harta lo, dan lo bakal gue buang deh...

"Hawa kenapa kok melamun? kamu gak tidur?" tanya Bu Sari.

"Gak apa-apa Bu, Hawa lagi nikmatin angin malam aja." Hawa menulis di buku dan menunjukan ke Ibunya.

"Ya udah, tapi jangan malam-malam yah!" perintah Bu Sari dan Hawa mengangguk.

kamu lagi apa Ali? kok kamu tidak mengabariku? apa setelah di Jakarta, kamu lupa sama aku? aku rindu saat pertama kau cium aku, masih terasa di hatiku.

Gak lama Ali video call Hawa. Hawa sangat senang dan sedikit cemberut meledek Ali.

"Hai, maafin aku lama yah! aku ngantuk banget sayang, senyum dong!" sahut Ali sambil tersenyum dan Hawa pun sudah memakai alat pendengaran.

"Aku rindu kamu, sejak sore nunggu kamu! takut kamu lupain aku." Hawa menunjukan buku ke Ali dan Ali membacanya pelan-pelan.

"Maafin aku ya sayang, aku janji gak akan lupa ngabarin kamu, dan aku gak akan melupakan kamu! aku mencintai kamu, suatu saat aku bakal jemput kamu, kamu percaya aku?" Ali menggerakan tangannya dan tersenyum ke Hawa dan Hawa pun mengangguk. setelah 1 jam lebih video call Hawa, Ali keluar kamar dan ke meja makan untuk makan malam.

"Aduh, ini lihat Pah! kelakuan anak Papah baru keluar kamar." sahut Bu Hena ngedumel.

"Mungkin Ali capek Mah." bela Pak Hendarto.

"Ali kenapa tadi kamu gak turun? tadi kan ada Verlina." Bu Hena masih ngedumel.

"Kan Ali bilang, Ali capek, Ali juga gak mau ketemu cewek tukang selingkuh itu!" bantah Ali.

"Kamu tuh salah paham Ali, kamu harus bicara baik-baik." sahut Bu Hena tak mau kalah.

"Mah, Ali lihat mata kepala Ali sendiri, ia di apartemen telanjang bulat sama lelaki." bantah Ali sambil menjelaskan.

"Mamah masih gak percaya, keluarga Pak Cahyo itu keluarga baik-baik." Bu Hena tetap ngebantah ucapan Ali.

"Mah, kalau Mamah masih bicarakan cewek itu, Ali mending gak usah makan!" Ali membanting sendok dan melangkah ke kamar.

"Ali, Ali, iya Mamah ngalah gak bicarakan lagi, kamu makan ya sayang!" Bu Hena menarik Ali dan merayunya agar makan.

"Kalian itu, seperti anak kecil, berantem mulu! dan Mamah, Ali sudah besar Mah, Ali berhak menentukan pilihannya." ucap Pak Hendarto membela Ali.

"Betul Papah, Ali bisa cari jodoh sendiri Mah." Ali tersenyum karena ada yang membela.

Gimana caranya Ali harus dengan Verlina. aku biarkan saja dulu Ali tenang, kapan-kapan aku bakal tegas sama Ali.

Aku kok jadi kepikiran Hawa yah? meskipun tadi udah video call, aku masih rindu sama Hawa. rasanya ingin cepat memperistri ia.

"Ali, besok kamu sudah mulai kerja di tempat Papah, Papah percayakan sama kamu tolong yah kerja benar-benar! jangan sampai kecewain Papah." minta Pak Hendarto.

"Siap Pah! Ali gak akan kecewain Papah." Ali tersenyum bahagia dan semangat.

"Nah gitu dong! anak Papah ada perubahan juga." Pak Hendarto memegang kepala Ali.

"Anak Papah doang? anak Mamah juga lah." sahut Bu Hena sambil memotong buah.

"Iya dong, anak Mamah juga." sahut Pak Hendarto.

"Sayang kenapa? kok kesal gitu?" Tanya Bu Yuni Mamahnya Verlina.

"Kesal sama Ali, Ali tuh susah di taklukin Mah." sahut Verlina sambil cemberut.

"Kamu gak usah khawatir, kan Bu Hena sayang banget sama kamu!" sahut Bu Yuni sambil membelai rambut Verlina.

"Betul juga sih Mah, hehe." Verlina tertawa.

"Ada Apa ini? kayanya bahagia sekali?" Tanya Pak Cahyo.

"Biasa Pah, Verlina lagi jatuh cinta sama Ali, anaknya Pak Hendarto." sahut Bu Yuni sambil tersenyum.

"Wah, bagus dong! Pak Hendarto itu kan pengusaha besar, kalau anak kita nikah sama anaknya, kan kita bisa ambil Hartanya." sahut Pak Cahyo merencanakan jahat.

"Emang itu yang aku incar Pah." Verlina tersenyum.

Ali tidak bisa tidur, selalu kepikiran Hawa. jika video call Hawa pasti sudah tidur dan Ali tidak mau mengganggunya. Ali hanya memandangi foto Hawa sambil senyum-senyum sendiri. Hawa adalah wanita pertama yang membuat dirinya mabuk kepayang.

Aku kangen banget sama kamu Hawa, jujur kamu wanita pertama yang pernah aku cium. semenjak aku pacaran, aku gak pernah menyentuh wanita lain, karena tidak ada perasaan cinta. tapi sama kamu aku merasakan cinta, cinta yang gak pernah aku rasain. aku janji jika aku sudah bisa mengelolah perusahaan Papah, secepatnya aku jemput dan melamar kamu. aku tidak pernah perduli kamu dari kalangan apa pun, aku akan menerima kamu apa adanya. karena aku tidak bisa hidup tanpa kamu Hawa.

*BERSAMBUNG*

Terpopuler

Comments

Nita.P

Nita.P

Mampir nih. boleh mampir juga di karya terbaruku.

2021-03-30

0

Mulyati Yati

Mulyati Yati

Sabar Ali pasti ketemu Hawa lagi kok

2020-12-02

0

Sept September

Sept September

jempol buat Kakak 😀

2020-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!