"Oh iya, hati-hati." sahut Ali tersenyum.
Hawa langsung meninggalkan Ali dan Paman Danang. wajah Hawa selalu terniang di benak Ali. Ali seperti merasakan getaran cinta, tidak peduli ia miskin atau pun Bisu.
"Kenapa Ali? kamu teringat Hawa ya? Hawa itu memang bisu, tapi ia perempuan baik." sahut Paman Danang memuji Hawa.
Kenapa di pikiranku ia lagi? apa aku sedang jatuh cinta?
Ali tersenyum sendiri sambil memikirkan Hawa. Ali ingin berusaha mendapatkannya.
"Kamu kenapa Nak? sudah kamu antar ke rumah Pak Danang?" Tanya Bu Sari dan Hawa menganggukan kepalanya.
Jadi cowok itu ke ponakan Pak Danang, aku jadi takut ngeliatin aku sampe segitunya.
Seperti biasa setiap sore Hawa selalu bermain di tepi Danau. lalu Ali menghampiri Hawa.
"Hai, selalu di sini?" tanya Ali tersenyum, Hawa menganggukan kepala.
"Aku sudah tahu cerita kamu kok, aku gak jahat kok." Ali tersenyum dan memandangi Hawa.
"Kamu ngapain di sini? emang tidak malu sama dekat sama orang bisu." Hawa menulis di buku dan menunjukan ke Ali.
"Haha, kenapa aku harus malu? kita berteman kan sama siapa aja, aku gak mandang kamu bisu atau apa pun, semua di mata tuhan sama." Ali tersenyum dan terus memandangi Hawa.
"Kamu kenapa lihatin aku seperti itu? tolong jangan lihatin aku seperti itu." Hawa menunjukan lagi tulisannya.
"Kenapa? kamu cantik, manis, beda dengan yang lain, apa aku boleh jadi sahabat kamu?" sahut Ali sambil menunjukan kelingkingnya, dan Hawa menganggukan kepala bilang mau.
"Terima kasih yah." sahut Ali senang.
"kamu dari mana? kenapa bisa di sini?" tanya Hawa.
"Aku dari Jakarta, lulusan dari Thailand, lagi libur aja di sini." jawab Ali tidak berhenti tersenyum.
Ali dan Hawa sangat akrab, meskipun Hawa setiap ngobrol harus menulis dulu. tapi bagi Ali itu tidak masalah, Ali sangat nyaman berada di dekat Hawa. sudah 1 bulan Ali betah di bogor karena Hawa. Ali mengajak jalan Hawa dan Ali memotret Hawa yang sangat cantik.
Hawa Alana
"Haa,, wa.." suara Hawa kencang meminta lihat fotonya. tapi Ali tidak malu dengan suara Hawa.
"Ini foto kamu, cantik yah! nanti aku cuci buat aku simpan." jawab Ali. lalu Hawa mengeluarkan kertas kecil untuk menulis.
"Aku boleh gak, foto kamu juga?" minta Hawa.
"Boleh dong!" Ali tersenyum manis.
"Kamu juga bagus, ganteng." sahut Hawa tersenyum.
"Masa sih? Hawa aku boleh ngomong sesuaktu gak?" Ali memegang tangan Hawa.
"Apa?" jawab Hawa dan menunjukan kertas ke Ali.
"Aku kan udah sebulan di sini, bulan depan aku mulai bekerja, sebelum aku ke Jakarta, aku mau bilang sesuaktu sama kamu! semenjak aku ketemu kamu, aku udah suka sama kamu? jelasnya, aku mencintai kamu, apa kamu mau jadi calon istri aku?" tanya Ali menyatakan cinta ke Hawa.
"Aku gak salah dengar? kamu salah pilih, aku bisu gak pantas di cintai." jawab Hawa dan melangkah meninggalkan Ali. Ali pun menarik tangan Hawa.
"Aku mencintai kamu apa adanya, menerima kekurangan kamu, gak perduli kamu bisu atau miskin, aku serius! bukan menjadikanmu pacar, tapi istri aku." Ali memegang tangan Hawa.
"Nanti malam aku jawab, aku tunggu di taman dekat Danau." jawab Hawa.
"Iya, gak apa-apa! aku tunggu kamu yah? jam 7 malam." sahut Ali tersenyum.
Ali tidak sabar menunggu sampai malam tiba. Hawa bercerita ke Ibunya. Ibunya Hawa menyetujuinya kalau memang ada yang serius dengan Hawa.
Ali menunggu Hawa, Hawa pun datang. Ali mempersilakan Hawa duduk di Bangku. suasana indah, sepi cocok untuk berdua. banyak juga anak remaja yang datang menikmati makanan sambil pacaran.
"Hawa gimana jawaban tadi siang? apa kamu mau?" tanya Ali menatap Hawa.
"Aku terima, tapi janji jangan pernah sakitin aku!" jawab Hawa memberi kertas ke Ali.
"Ya Allah kamu serius? aku janji bakal setia sama kamu gak akan sakitin kamu." jawab Ali langsung mencium punggung tangan Hawa. Hawa pun tersenyum bahagia begitu pun Ali.
"Aku janji akan menjemput kamu dan melamar kamu! kamu tunggu aku yah!" jawab Ali memandangi Hawa. Hawa pun menganggukan kepala.
"Kamu mau jagung bakar gak?" Ali menawarkan jagung bakar. dan Hawa menganggukan kepala.
"Kamu tunggu yah!" sahut Ali sambil memegang kepala Hawa. gak lama Ali datang, membawa 2 jagung.
Ali dan Hawa menikmati jagung bakar dekat danau. dan Hawa mengambil sisa makanan di pinggir bibir Ali, sambil mengelapnya dengan tisu. lalu Ali memegang tangan Hawa.
"Makasih ya sayang!" Ali memegang tangan Hawa dan mencium tangan Hawa.
Gak lama Hawa dan Ali, pulang. Ali mengantar Hawa sampai rumahnya. Ibunya Hawa sudah tidur, Hawa tidak berani membangunkannya.
"kamu hati-hati yah!" sahut Hawa.
"Hawa, I Love You, mmmm." lalu Ali mencium bibir Hawa dan memasukan lidahnya Ali ke mulut Hawa dan mengigitnya. Hawa tidak bisa memberontak ciuman Ali. Hawa hanya menikmati ciuman pertamanya pada Ali.
"Maafin aku ya Hawa! aku janji bakal jemput kamu! besok aku ke Jakarta, kamu mau antar aku sampai stasiun?" setelah Ali memberikan ciuman pertama ke Hawa merasa berat pisah dengan Hawa. Hawa pun mengangguk dan merasa berdebar saat Ali menciumnya.
"Keesokan paginya, Hawa ke rumah Pak Danang dan mengantar Ali sampai satasiun kereta ke Jakarta. Hawa menangis takut kehilangan Ali. Ali pun sama memeluk Hawa erat, dan bilang setelah sampai Ali video call dengan Hawa karena hanya Video call yang bisa di lakukan Ali.
"Setelah sampai, aku video call yah." sahut Ali. Ali pun berangkat. setelah sampai Jakarta semua menyambut kedatangan Ali. termasuk Mamah dan Papahnya.
Bu Hena Lakasari
Hendarto Setia
"Pah anak kita pulang!" teriak Bu Hena.
"Apa sih Mah, teriak-teriak gitu." sahut Papahnya.
"Kok kamu selama di bogor kurusan sih? kusam lagi, mandi gih bersih-bersih lalu makan!" sahut Bu Hena yang agak bawel.
"Aku ke kamar dulu ya Mah, Pah." Ali langsung ke kamar dan video call Hawa.
"Sayang aku sudah sampai rumah." Ali tersenyum tidak merasa capek sedikitpun. Ali banyak belajar bahasa isyarat. Kalau Ali tidak mengerti Hawa langsung menulisnya dan menunjukan tulisannya. Ali sangat bahagia memandangi wajah Hawa yang tersenyum.
Setelah lama video call Ali baru tidur lelap. Mamahnya teriak memanggil juga tidak kedengeran.
"kasian anakku, selama tinggal di kampung sampai tertidur lelap." Bu Hena menyelimuti Ali.
"Pah, Ali jadi kurus gitu! Mamah gak tega deh." sahut Bu Hena.
"Mau di apain abisnya, yang penting sehat." jawab Pak Hendarto.
"Tega Papah tahu gak." sahut Bu Hena kembali.
*BERSAMBUNG*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Freen 🐰
papa nya ke muda mama nya ketua gimna nih
2021-01-27
1
Mulyati Yati
Bagus Thor😊😊
2020-12-02
0
Agil
visua bapaknya kok temy rahadi kemudaan it thor
2020-11-05
0