Part 5

"Ini kamu minum dulu yah! biar badan kamu hangat." perintah Bu Hena.

"Makasih Tante, kira-Kira Ali pulang jam berapa ya Tan?" tanya Verlina.

"Aduh Tante kurang tahu, biasanya sih karyawan jam 5, coba Tante telepon yah!" sahut Bu Hena.

"Bu Hena menghubungi Ali, tapi Ali tidak mengangkatnya. sampai Bu Hena kesal dan marah.

"Anak ini kurang ngajar sekali, Mamahnya telepon gak di angkat, Wa gak di baca ngeselin kan." sahut Bu Hena sambil ngedumel.

"Ya udah Tante, aku pulang dulu yah!" sahut Verlina pamit pulang. tapi Bu Hena menghalanginya.

"Kenapa harus pulang sih sayang? kenapa gak di sini dulu! anggap aja ini rumah kamu!" perintah Bu Hena memegang tangan Verlina.

"Tante aku ada urusan, aku janji kalau aku gak ada halangan, aku kesini lagi." sahut Verlina.

"Oke, tapi janji yah! kamu ke sini lagi!" minta Bu Hena.

"Iya Tante, siap!" sahut Verlina tersenyum.

Saat itu, Pak Hendarto pulang. tapi ia tidak bersama Ali. Ali tidak ikut pulang ke rumah, ia ngegym di tempat biasa. sebenarnya di rumah banyak alat fitnes, Ali lebih memilih di luar, karena di rumah Ali di ganggu Nyokapnya.

Saat ngegym, Ali berhenti dan kepikiran Hawa. apa nanti Mamahnya bisa menerima Hawa. gimana caranya Hawa harus jadi istrinya. gak lama, datang seorang wanita. ia menghampiri Ali.

"Hai Ali, kok melamun aja sih? ayolah seperti dulu lagi! apa perlu aku latih? kan kamu jarang ke sini!" ajak wanita itu.

"Tolong tinggalin gue sendiri! gue lagi gak ingin di ganggu." jawab Ali singkat.

"Oke..." wanita itu kesal sambil meninggalkan Ali. gak lama Ali mengambil ponselnya dari kantong celana dan video call Hawa.

"Hai sayang, maaf baru ngabarin kamu!" Ali tersenyum dan melambaikan tangan.

"Gak apa-apa, kamu lagi apa?" tanya Hawa memberi kertas yang sudah di tulis.

"Olahraga malam hehe, kamu cantik banget calon istri aku!" Ali terpesona melihat Hawa memakai mukena.

"Iya abis mengaji, baru selesai, meski aku bisu, yang penting tuhan tahu isi hatiku." Hawa sedih dan sedikit meneteskan air mata.

"Kamu jangan sedih, Allah tahu kok isi hati kamu! aku bangga sama kamu! minggu aku ke bogor yah!" sahut Ali tersenyum.

"Serius?" tanya Hawa.

"Serius sayang." Ali tersenyum bahagia.

"Aku tunggu kedatangan kamu! aku bahagia." Hawa pun tersenyum dan menghapus air matanya.

Setelah Lama video call, Ali pulang. saat Ali pulang dan sampai rumah, Bu Hena marah-marah kepada Ali.

"BAGUS! JAM 10 GINI BARU PULANG, BAGUS!" sahut Bu Hena sambil tepuk tangan.

"Hah, Ali bukan anak kecil lagi Mah yang selalu Mamah larang dan kekang, Ali udah besar." jawab Ali tegas.

"Mamah marah sama kamu! kerena Mamah hubungi, kamu tidak angkat, Mamah chat kamu tidak baca, kamu anggap apa Mamah?" sahut Bu Hena membentak Ali sambil melotot.

"Mamah chat atau telepon hanya ingin marah-marah kan? Ali capek Mah, mau istirahat!" sahut Ali langsung naik tangga ke arah kamar.

"ALI,, TUNGGU ALI!" sahut Nyokapnya memanggil Ali dengan suara keras.

"Apa lagi Mah?" tanya Ali melemas dan capek.

"Kamu apain Verlina tadi siang? Mamah kecewa yah, kamu permaluin Verlina depan karyawan, sampai nangis-nangis ia ke Mamah." sahut Nyokapnya.

"Ali gak permaluin, Ali hanya usir ia, karena gak mau pergi dan keras kepala, Ali panggil security aja." sahut Ali.

"Bohong kamu! gak sepantasnya kamu kaya gitu! ia itu calon istri kamu Ali!" sahut Bu Hena tegas.

"Terserah Mamah, Mamah lebih percaya orang lain di banding anaknya sendiri." sahut Ali langsung berlari ke kamar, dan mengunci pintu kamarnya.

"ALI,,, BUKA ALI! JANGAN DURHAKA KAMU SAMA MAMAH! ALI...." Bu Hena menggedor-gedor pintu kamar Ali. tapi Ali tidak membukanya.

"Ada apa sih Mah? setiap hari ribut!" tanya Pak Hendarto.

"Ini semua gara-gara Papah, Papah yang udah bikin Ali durhaka sama Mamah, mungkin ngikutin pergaulan di kampung tuh!" sahut Bu Hena.

"Astaga Mah, kok bawa-bawa kampung sih? Ali seperti itu karena tidak ingin di kekang, Mamah itu terlalu mengkekang Ali seperti anak kecil, Ali sudah besar Mah." sahut Pak Hendarto membela Ali.

"Terus aja bela! terus!" Bu Hena ngedumel.

"Hawa, kamu belum tidur Nak?" tanya Bu Sari dan Hawa tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Minggu Ali bakal datang Bu, Hawa senang." Hawa menulis di buku, dan menunjukan ke Ibunya.

"Wah Ibu senang sayang, ya udah kamu tidur jangan malam-malam yah!" perintah Ibunya dan Hawa mengangguk sambil tersenyum.

"Pah, Ali sudah makan belum yah?" tanya Bu Hena ke Pak Hendarto.

"Sudah kali di luar." sahut Pak Hendarto.

"Pah, bujuk Ali dong! buat keluar kamar!" Bu Hena merayu Pak Hendarto.

"Mamah aja sana bujuk! kan Mamah yang salah sama Ali." Pak Hendarto menyalahkan Bu Hena.

"Kok Papah nyalahin Mamah." sahut Bu Hena sambil memanggil Bi Legi pembantu di rumah itu.

"Bibi, sini!" panggil Bu Hena.

"Iya Nyonya, ada apa?" sahut Bi Legi.

"Saya minta tolong, bawakan makan malam buat Ali yah!" perintah Bu Hena.

"Siap Nyonya!" jawab Bi Legi.

Bi Legi sampai di kamar Ali. ia membawa makan malam untuk Ali.

"Tok,, tok,, tok,, Den, ini Bibi! mau antar makan Den! tolong di buka pintunya Den!" sahut Bi Legi mengetuk pintu kamar Ali.

Bi Legi? akh....

"Ya Allah Bi, ngapain sih repot-repot segala, aku bisa sendiri." sahut Ali tersenyum.

"Gak apa-apa Den, ini udah tugas Bibi." sahut Bi Legi.

"Ya udah, sini masuk Bi! taro aja di meja!" sahut Ali. setelah Ali meletakan makanan di meja, Bi Legi memulai pembicaraan kepada Ali.

"Den, maaf yah Bibi mau nanya, kok Aden gak mau keluar kamar buat makan malam? ada apa Den?" tanya Bi Legi.

"Lagi males aja sama Mamah, kemauannya harus di turutin." jawab Ali.

"Apa ada hubungannya dengan Nenek sihir itu Den?" tanya Bi Legi.

"Nenek sihir? siapa? Verlina?" sahut Ali.

"Hihi,, iya Den jangan keras-keras nanti Nyonya dengar!" sahut Bi Legi.

"Hahaha, emang kenapa Bibi bisa panggil Verlina Nenek sihir?" tanya Ali.

"Waktu itu Bibi lagi ngepel Den, eh lewat di injak-injak, Bibi tegur marahan ia!" sahut Bi Legi curhat.

"Hahaha,,, kenapa Bibi gak pel aja mukanya! hahaha.." sahut Ali.

"Jangan atuh Aden, ntar Bibi malah di pecat sama Nyonya." sahut Bi Legi.

"Ada-ada aja Bibi." sahut Ali tersenyum.

"Bibi jadi curhat ya Den, Bibi permisi ya Den!" sahut Bi Legi.

"Iya Bi, makasih ya Bi." sahut Ali tersenyum.

"Bi gimana Ali mau?" tanya Bu Hena.

"Mau nyonya." jawab Bi Legi.

"Bagus deh! makasih ya Bi." sahut Bu Hena.

*BERSAMBUNG*

Terpopuler

Comments

Ftl03

Ftl03

Like dari Little Rainbow.. semangat terus Thor.. jgn lupa mampir dan tinggalkan jejak.. mari saling mendukung...

2021-01-04

0

Mulyati Yati

Mulyati Yati

Biarin aja hartanya diporotin,kesal sama Mamahnya Ali

2020-12-02

0

Andi Fitri

Andi Fitri

mm nya ali gk percaya sm anak sendiri ntar harta mm nya hbs di porotin sm verlina baru nangis bombay..😊

2020-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!