Part 4

Keesokan paginya, Ali bersiap-siap untuk berangkat kerja. karena ini hari pertama ia kerja di perusahaan Bokapnya. tidak lupa ia sarapan pagi bersama Pak Hendarto dan Bu Hena.

"Ayo, Ali sarapan dulu! di kampung kamu pasti jarang makan seperti ini, iya kan?" sahut Bu Hena.

"Mamah ini, bawa-bawa kampung terus, apa pun makanan di kampung, yang penting sehat Mah." Sahut Pak Hendarto.

"Betul tuh Pah, kalau pagi Paman Danang suka kasih Ali nasi ijuk Pah." sahut Ali.

"Hahaha, ijuk? nasi uduk Ali, kok ijuk sih, aduh Ali, Ali." Pak Hendarto tertawa mendengar ucapan Ali yang salah.

"Hah? salah ya Pah? ya itu lah Pah namanya." sahut Ali malu-malu.

"Apaan lagi sih itu, pasti gak sehat." sahut Bu Hena menambahkan.

Ali dan Pak Hendarto berangkat ke kantor bersama. di ruangan meeting Pak Hendarto memperkenalkan Ali sebagai direktur utama di perusahaan Pak Hendarto. dan Pak Hendarto akan fokus perusahaannya yang ada di Thailand. karena Pak Hendarto banyak sekali perusahaannya yang harus di urus. setelah sampai ruangan, Ali menghubungi Hawa.

"Hai sayang, aku sudah sampai kantor, ini ruanganku! maaf lama tadi meeting sebentar." sahut Ali sambil memegang dasi.

"Alhamdulillah, aku senang mendengarnya dan melihat kamu." Hawa menunjukan kertas dan tersenyum ke Ali.

"Kamu jaga diri baik-baik di sana yah! aku selalu mencintai kamu." sahut Ali menggerakan tangannya dengan bentuk love.

"Kamu kerja aja dulu! aku tidak mau mengganggu." Hawa mengangguk dan menyuruh Ali untuk bekerja.

Setelah selesai video call Hawa, Sekretaris Ali masuk dan memberi dokumen. Sekretaris Ali bernama Siska, ia terpesona melihat ketampanan Ali.

"Tok,, tok,, tok! permisi Pak, ini saya bawa dokumen yang harus di tanda tanganin!" sahut Siska.

"Silakan! mana yang harus saya tanda tanganin?" tanya Ali.

"Ini Pak!" Siska memandangi Ali sampai terpesona oleh ketampanan Ali dan melamun.

"Sudah yah! ada lagi? Siska,, hello Siska?" tanya Ali sambil menepuk tangan Ali ke wajah Siska.

"Hah? Oh iya, maaf pak! sudah, sudah Pak terima kasih!" sahut Siska gugup.

"Oke, sekarang kamu boleh keluar!" sahut Ali.

Ya ampun, ganteng banget, tampan lagi. hihi, semakin betah aja gue di sini! pangeran gue hihi...

"Siska, lo ngapain diri melamun, senyum-senyum sendiri aja? ada apa sih?" tanya Lisda pekerja juga.

"Lo kenal Ali kan? ganteng banget Beb, beruntung banget gue kalau bisa dapetin ia! hihi.." sahut Siska.

"Udah, jangan mimpi dulu! ia kayanya masih jomblo lho, lulusan dari Thailand." sahut Lisda.

"Serius lo? kalau gitu gue bisa dong dapetin ia!" sahut Siska.

"Lo coba aja! kali aja jodoh lo." sahut Lisda.

Gak lama datang Verlina. Verlina memaksa masuk ke ruangan Ali. dan Verlina mengaku calon istri Ali. Verlina langsung membuka pintu ruangan Ali, sampai Ali kaget dan kesal.

"Ali, aku kangen Ali!" sahut Verlina.

"Maaf Pak, saya sudah halangin, tapi mba ini tetap maksa." sahut resepsionis.

"Kamu tolong panggil security, dan saya tidak mau orang ini menginjak kaki di ruangan saya!" sahut Ali tegas.

"Ali, kamu apa-apaan sih? aku kan calon istri kamu!" sahut Verlina.

"Sekarang kita udah tidak hubungan apa pun, dan saya minta anda bisa keluar!!! karena saya jijik lihat kamu!" sahut Ali.

"Ali, aku minta maaf Ali! kamu salah paham Ali!" sahut Verlina memberontak untuk tidak mau keluar.

"BAWA ORANG INI KELUAR!" sahut Ali menyuruh security membawa Verlina keluar.

"Silakan mba keluar!" sahut security menarik tangan Verlina.

Astaga, kenapa perempuan itu harus hadir lagi? muak banget rasanya.

"Ali Papah boleh masuk!" Pak Hendarto memanggil Ali.

"Silakan Pah!" jawab Ali.

"Kenapa kamu dengan Verlina?" tanya Pak Hendarto.

"Aku udah muak sama perempuan tukang selingkuh Pah! Ali lihat sendiri ia cium-ciuman sama cowok lain, gimana Ali gak muak lihat ia." sahut Ali kesal.

"Papah mengerti, tapi sikap kamu jangan sampai orang kantor tahu! image perusahaan ini bisa jadi jelek." sahut Pak Hendarto tersenyum menasehati Ali.

"Biar pintu ruangan ini Ali kunci, jadi tahu siapa yang masuk." sahut Ali tegas.

"Boleh, gak masalah." jawab Pak Hendarto.

"Pah, Ali sudah ada calon." sahut Ali.

"Wah, serius kamu? siapa? orang mana?" tanya Pak Hendarto.

"Orang bogor Pah, Ali jatuh cinta sama ia, ia cewek baik polos, meskipun ia ada kekurangan." sahut Ali.

"Kekurangan? maksud kamu?" tanya Pak Hendarto.

"Tapi Papah jangan bilang-bilang Mamah dulu ya Pah! suatu hari nanti Ali bawa ke rumah buat kenalin Papah dan Mamah." sahut Ali.

"Papah mendukung, asal keputusan kamu benar! oh iya, kekurangan apa maksud kamu tadi?" tanya Pak Hendarto.

"Ia bisu Pah, tapi Ali cinta, baru kali ini Ali jatuh cinta." jawab Ali memegang tangan Pak Hendarto.

"Papah sih gak masalah, jika ia tidak merepotkan kamu! Papah takut ia hanya bisa merepotkan saja, belum Mamah kamu, pasti sulit menerima." sahut Pak Hendarto sambil melihat pemandangan di kaca jendela.

"Aku jamin ia tidak merepotkan Ali, karena ia Ali berubah Pah, semangat bekerja, bisa Mandiri dan hidup susah." sahut Ali.

"Papah bangga, dan salut sama kamu Ali, kamu mau menerima kekurangan seseorang, di balik kekurangan ia, pasti ada kelebihan yang tidak bisa kita miliki." sahut Pak Hendarto tersenyum.

"Terima kasih Pah." sahut Ali membalas senyuman Pak Hendarto.

"Sudah, kamu lanjut lagi yah! soalnya Mamah kamu tidak usah kamu pikirin oke!" Pak Hendarto menepak pundak Ali sambil meninggalkan ruangan.

"Tante,, hiks,, hiks,, hiks.." Verlina datang ke rumah Ali dan mengadu yang enggak-enggak ke Bu Hena dan pura-pura menangis.

"Verlina, hay sayang kenapa kamu nangis gitu?" tanya Bu Hena sambil memeluk Verlina dan membelainya.

"Ali jahat Tante, Ali usir Verlina di kantornya, Verlina di permalukan sama Ali dan Ali bilang ke semua karyawan, kalau Verlina perempuan jalan yang tidak punya moral dan etika." sahut Verlina menangis dan berbohong.

"Ya ampun, Ali kebangetan banget anak itu! semenjak ia tinggal di kampung dan balik ke Jakarta, otaknya agak mingser, nanti tante bilang ke Ali dan marahin ia." sahut Bu Hena kesal dan marah.

Bagus, Ali lo gak bakal bisa menghindar dari gue, karena Nyokap lo udah sayang dan takluk sama gue. gue bakal manfaatin Nyokap lo yang bodoh ini! hahaha....

"Kamu biar Tante bikin susu jahe yah! biar badan kamu enakan, gak syok gara-gara tingkah Ali yang gila.

"Iya Tante, makasih, hiks,, hiks,, hiks.." sahut Verlina sambil pura-pura menangis.

"Udah dong Verlina! jangan nangis terus, tante jadi sedih kan, nanti cantik kamu jadi hilang." sahut Bu Hena tersenyum dan melangkah ke dapur.

*BERSAMBUNG*

Terpopuler

Comments

Muhammad Wasjud

Muhammad Wasjud

lanjut

2020-12-02

0

Mulyati Yati

Mulyati Yati

Ih Verlina cengeng banget, gak bakalan Lo dapetin Ali

2020-12-02

0

Sept September

Sept September

likee

2020-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!