Bertemu teman semasa SD

Setelah sarapan Willa diajak pergi keluar dengan asisten rumahnya, bibi Tia. Ia dan bibi Tia pergi ke pasar dan berjumpa dengan Helena, teman semasa SD nya dulu. Sudah lama Willa tidak bertemu dengan Helena, ditambah lagi Helena memang sekolah di luar negeri sehingga mereka sangat sulit untuk bertemu secara langsung.

" Helena!!?". Sahut Willa dari belakang .

" Eh, Willa?! Wah ga nyangka bakal ketemu kamu di sini. Apa kabar?". Ucap Helena yang baru saja membayar belanjaannya.

" Alhamdullillah baik-baik aja kok. Kamu gimana?". Tanya Willa

" Iya alhamdullillah, baik-baik juga kok. Seneng deh akhirnya bisa ketemu kamu di sini". Balas Helena. " Eh btw, main ke rumah aku yuk". Lanjut Helena untuk menawarkan Willa berkunjung ke rumahnya.

" Hemm ...

" Ikut aja non, biar nanti bibi bilang ke ibu". Sambung bibinya yang mematahkan keraguan Willa.

" Hemm yadehh aku ikut".

Willa menerima ajakan Helena, mereka pun pulang ke rumah Helena. Sesampai di rumah, Willa disambut hangat oleh mama Helena yang juga merupakan teman baik ibunya. Helena dan Willa pun pergi bermain dan saling curhat di kamar milik abangnya Helena.

" Kok aku baru tahu ya kalo kamu punya abang?". Pernyataan Willa yang tidak tahu dengan abang Helena.

" Hhe iya, soalny dulu sewaktu kita SD kan jarang main di rumah aku, kita kan sering main ke kebun teh milik nenek aku. Lagian juga waktu itu abang aku sekolahnya di Singapura dan tinggal bareng tante aku di sana. Bahkan dia balik lagi ke Indonesia waktu dia udah tamat SMA kemarin". Penjelasan Helena terhadap temannya yang masih penuh keraguan itu.

" Ooh gituu, pantesan aja. Aku pikir kamu anak tunggal loh Hell.. ". kata Willa sambil tertawa kecil.

" Hhaha iyaya? Tapi yang penting kan sekarang kamu udah tahu. Eh btw, kamu udah punya pacar belom?". Pertanyaan iseng dari Helena keluar begitu saja sembari menyenggol bahu Willa dan mengundang warna merah di pipi tembem Willa.

" Hemm jawab ga yaa....

"Iss kamu mah gitu...

Tok...tok..tok...

" Helenna itu ada tamu! Bukain pintu gihh!". Sorak mama Helena dari halaman belakang.

Helena pun membukakan pintu dan ternyata yang datang adalah kak Meta. Kak Meta adalah pacar dari abangnya Helena, mereka sudah berpacaran sejak lama, bahkan dari abangnya helena masih sekolah di Singapura. Tapi sayangnya hubungan mereka dilarang keras oleh orang tua Helena karena Meta adalah anak dari seorang pelacur makanya orang tua Helena tidak menyetujui hubungan mereka. Sehingga Meta dan abangnya Helena pura-pura memutuskan hubungan mereka yang padahal mereka sebenarnya masih pacaran dan ingin melanjutkannya ke pelaminan dalam waktu dekat tanpa sepengetahuan orang tua Helena.

" Kak Meta?! Ada apa kak?". Tanya Helena yang kaget dengan kehadiran Meta.

" Hem enggak dek, kakak cuma mau nanya abang lagi dinas ya?". Ucap Meta .

" Iya kak, abang lagi dinas". Jawab Helena.

Meta pun pergi setelah mendapatkan info tersebut. Tentunya Willa pun bertanya-tanya tentang gadis bertubuh tinggi ideal itu.

" Kak Meta itu kayaknya lagi pengen ketemu sama abang aku deh. Huftt,, aku sering sedih sih liat kisah cinta mereka. Iya sih kak Meta baik, perhatian, dan sayang banget sama abang aku. Tapi, yaa itu masalahnya mama kak Meta bekerja sebagai pelacur. Ya walau ayahnya juga seorang Polisi sih, tapi tetep aja mama sama papa aku ngga setuju". Penjelasan Helena.

" Hoo gituu, kasihan juga ya sama kak Meta itu. Semoga aja, mereka memang dijodohkan oleh Tuhan. Soalnya kalo aku lihat, kak Meta itu baik kok orangnya, pakaiannya aja sopan. Mungkin mamanya begitu karena tuntutan ekonomi waktu dulu aja kali". Ucap Willa yang sedikit terharu karena ia kembali lagi mengingat hubungannya dengan Dafa yang baru saja diberi peringatan tadi pagi oleh Ibunya.

Mereka berdua saling asyik berbagi cerita selama berpisah, mulai dari kehidupan baik di Medan maupun di singapura sampai masalah percintaan yang tidak disangka-sangka, ternyata Helena tengah menjalin hubungan dengan sahabat Willa sendiri, yaitu Adi Wijaya. Bapak konseling percintaannya dengan Dafa.

" Haa beneran? Waaa Adi tampang kek gak laku gitu bisa juga dapetin cewek yg luar biasa kaya kamu Hel.. hhaah". Ucap Willa diiringi suara tawa nya.

" Iya aku juga ngga nyangka kalo dia itu sahabat kamu di Medan, btw gimana Adi itu Will?". Tanya Helena.

" Adi itu hemmm... "

Willa terhenti selepas ia teringat bahwa Adi beberapa waktu lalu pernah menembak Bella di kelas dan dibantu langsung oleh Dafa. Willa pun bingung harus menjelaskan bagaimana sosok Adi itu, ditambah lagi Willa sendiri masih bingung. Sebenarnya Adi menembak Bella waktu itu sungguhan atau tidak.

" Willl ...?! Heyyy!! Willlaaa ". Sorak Helena yang berusaha menyadarkan Willa dari lamunannya.

" Eh iii. iiyyaa.. Hell.. ?! Aduh maap nih aku tadi lagi ngelamun. Soalnya aku masih capek banget, kan sampe ke sini tadi malem jadi aku masih kurang istirahat. Aku pulang dulu ya Hell.. tadi juga ibu aku bilang jangan lama-lama keluarnya. Aku pulang dulu yah byee!!". Ujar Willa yang berusaha mengelak dari pertanyaan Helena tadi.

" Ehh tapiii ...

" Dada Hell!".

Saat di luar kamar milik abangnya Helena, Willa pun bertemu dengan ibunya Helena.

" Eh willa, kamu mau kemana?". Tanya mama Helena.

" Hemm ini tante aku mau pulang udah mau siang, ibu pasti butuh bantuan aku di rumah untuk masak makan siang nanti. Makanya aku mau pulang dulu ya tante assalammualikum...". Jawab Willa dengan terburu-buru.

" Waalaikummsalammm".

..._-_...

Selama perjalanan menuju ke rumah, Willa masih terbayang-bayang dengan hubungan Helena dan Adi. Akibat merasa bingung tingkat dewa, ia coba menghubungi Adi lewat via telfon.

Akan tetapi Adi tidak menjawabnya, sehingga Willa mengundurkan niatnya untuk menelfon Adi sampai malam nanti.

Sesampainya di rumah, Willa langsung masuk ke kamarnya dan ternyata sudah ada kakak ipar beserta keponakannya yang stay di atas kasur Willa yang penuh boneka doraemon kesukaannya.

" Eh, hayy aunty Willa! udah pulaang yaa". Sahut kakak iparnya yang seakan-akan memainkan peran sebagai anaknya.

" Eh ada Aleya di sini, ihh gemes banget sih ponakan aunty. Cantik kayak aunty-nya. Hhahhaa ". Ucap Willa sembari tertawa bahagia melihat ponakannya yang juga membalas tawanya itu.

" Eh kamu habis dari mana dek?". Tanya Leni, kakak ipar Willa.

" Aku habis dari rumah temen semasa SD aku dulu. Kebetulan tadi ketemu di pasar. Emangnya bibi Tia ngga ngasih tau ya?". Ucap Willa sembari membuka jaketnya dan baring berdampingan dengan keponakan dan kakak iparnya.

" Ngga tahu tuh, soalnya kan kakak baru sampe". Jawab kakak iparnya.

" Hoo gitu". Balas Willa.

Ketika Aleya sudah tidur pulas. Willa dan kakak iparnya pergi ke dapur untuk membantu ibunya membuat makanan siang. Pikiran Willa masih melayang tentang hubungan Adi dan Helena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!