Chapter 4

...Welcome to my story'...

.......

.......

..."Aku hanya bisa mengagumimu tanpa berharap memilikimu, karena aku sadar, aku dan kamu bagai langit dan bumi."...

...-Jovita R. Gunawan-...

...🥀🥀🥀🥀...

Jovita mengejar Erlangga si cowok gila itu. Dia adalah Erlangga Bimantara Dipta si cowok dingin dan angkuh anak pengusaha kaya di kotanya.

"Woyy.. tunggu!!" pekik Jovita.

Tapi Erlangga atau biasa di panggil Langga tidak memperdulikannya. Dia tetap berjalan santai di koridor sekolah bersama kedua temannya, Claudia dan Jordi. Ternyata mereka berteman dekat sejak masih SMP. Wajar aja sih mereka kumpulan anak-anak orang kaya, Claudia anak pemilik sekolahan ini dan Jordi anak pemilik hotel mewah di kota ini. Jovita berdecak kesal, karena Langga mengabaikannya.

Dia berlari mengejar cowok itu. "Ehh cowok gila tunggu!"

Langga tetap tak mempedulikannya. Jovita pun menarik jaket Langga sekuat mungkin, membuat Langga terpaksa berhenti. Lalu dia berbalik menatap Jovita. Begitu juga dengan kedua temannya, Claudia nampak tidak suka melihat Jovita memperlakukan Langga dan dekat-dekat dengan Langga.

"Loe harus minta maaf sama gue!" ucap Jovita dengan nafas yang ngos-ngosan karena mengejar Langga dan juga menahan kesal pada cowok gila itu.

Cowok itu mengernyitkan keningnya. "Minta maaf? Buat?" tanyanya pura-pura tidak mengerti.

Jovita benar-benar emosi dengan perkataan cowok itu yang sama sekali tidak merasa bersalah.

"Loe udah ngehina gue dan loe udah buat belanjaan gue hancur berantakan kemarin, loe harus minta maaf sama gue," pekik Jovita sambil mengatur nafasnya.

"Jov, loe ngapain sih?" bisik Anggika tapi Jovita tak menggubrisnya.

Dia tidak perduli menjadi pusat perhatian penghuni SMA Cakrawala yang menatap nyalang ke arahnya karena sudah berani-beraninya mendekati New prince-nya Cakrawala. Terutama Claudia, saat dia akan mendekati Jovita Langga menahannya.

Lalu Langga mencondongkan tubuhnya ke hadapan Jovita dan menatap tajam gadis itu, Jovita reflek menjauhkan kepalanya.

"Loe pengen banget ya dapet maaf dari gue?"

Jovita menjadi gugup karena di tatap dengan jarak yang sangat dekat, bahkan dia bisa merasakan hembusan nafas cowok itu.

"L-loe emang harus minta maaf sama gue, karena loe punya salah sama gue," ucap Jovita gugup.

Dia menatap lekat mata jernih itu, tapi dia benar-benar risi di tatap seperti itu. Jovita mendorong Langga, tapi Langga malah menahan tangan Jovita dan membuat Jovita kaget dan semakin gugup.

"Lepas!" pekik Jovita.

"Bukannya loe mau dapat maaf dari gue," ucapnya sambil tersenyum smirk. Tiba-tiba Langga memegang tengkuk Jovita dan menariknya ke hadapan wajahnya.

Cup..

Dengan santainya Langga mengecup bibir gadis itu dan membuat dia syok dan terbelalak kaget, jantungnya berpacu tidak karuan.

Bahkan satu sekolah yang menonton pun syok dan melongo dengan kejadian yang ada di hadapan mereka. Terutama Claudia dan Jordi dia sangat syok dan terkejut dengan adegan barusan.

Mereka yang melihat langsung histeris setelah sadar dari keterkejutan mereka, kejadian yang mereka saksikan itu benar-benar di luar dugaan. Bagi yang merekam kejadian itu merasa beruntung karena mendapatkan adegan yang sangat langka itu.

"Puas!!" ucap Langga. Dia tersenyum menang melihat Jovita membeku. Lalu dia pergi meninggalkan Jovita tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Jovita tak bisa menggerakkan tubuhnya karena syok, dia terdiam mematung sambil menatap kepergian cowok gila itu.

Anggika pun benar-benar syok, dia menatap Jovita dan berusaha menyadarkan sahabatnya yang sedang syok itu.

"Jovi.. Jovi.. sadar Jov," Anggika menggoyangkan pundak Jovita. Tapi dia tetap tak bergeming, gadis itu benar-benar syok dengan kejadian barusan. Cowok itu sudah membungkam mulutnya dengan cara tak terduga.

Seorang cowok gila mengambil ciuman pertamanya, yang dia jaga hanya untuk suaminya kelak.

Dada Jovita tiba-tiba sesak. Dia memegangi dadanya tapi anehnya dada itu tidak sakit, tapi ada perasaan aneh muncul yang dia sendiri tidak tau perasaan apa itu? "Aahh.."

Dia benar-benar kesal dan marah dengan cowok itu, bisa-bisanya dia mencium dirinya di hadapan orang banyak.

"Jov, loe gak apa-apa?" tanya Anggika khawatir.

.

.

Wajah gadis itu terlihat memerah karena amarahnya yang sudah sampai ubun-ubun.

"Jov tunggu!!" panggil Anggika.

Tapi Jovita tak menggubrisnya. Dia celingak-celinguk mencari cowok gila itu yang sudah berani-beraninya melecehkannya.

Jovita pun mencari ke kantin dan ternyata dia sedang asyik makan bersama teman-temannya. Jovita langsung menghampiri Langga dan teman-temannya, dia langsung mengambil gelas berisi es teh manis yang ada di meja mereka dan langsung menyiramkannya pada tubuh Langga.

Langga dan semua orang di sana kaget. "Loe gila ya!!" pekik Langga sambil beranjak dan mengusap bajunya yang basah.

"LOE YANG GILA!" teriak gadis itu kesal dengan wajah yang memerah karena amarahnya.

Langga menatap geram pada cewek itu. Dia benar-benar ingin menghajar cewek itu, kalau saja dia bukan cewek dia pasti sudah melakukannya.

"Dasar cewek gila!" pekik Langga.

Lalu dia pergi meninggalkan kantin di ikuti teman-temannya. Claudia menatap tajam Jovita, lalu dia menabrak bahu Jovita dengan sengaja. Jovita hanya berdecak kesal lalu dia pun meninggalkan kantin di ikuti Anggika.

Jovita dan Anggika duduk di taman sekolah. Wajah Jovita masih terlihat kesal, sedangkan wajah Anggika masih melongo karena masih tidak percaya dengan tingkah laku sahabatnya itu.

"Loe benar-benar gila Jov!" ucap Anggika. Jovita hanya mencebik sebal. Tak lama seseorang menghampiri mereka dan duduk di hadapan Jovita dan Anggika.

Tiba-tiba wajah Jovita berubah sumringah saat seorang cowok datang menghampirinya. Dia memang menyukai cowok tampan yang ada dihadapannya ini, cowok tampan itu juga idola dan pangerannya SMA Cakrawala.

Selain itu, dia juga anak emasnya Cakrawala karena kecerdasannya yang sering mengharumkan nama sekolah, dan dia juga seorang ketua OSIS siapa lagi kalau bukan Deva Mahardika.

Cowok yang hampir mendekati sempurna, karena ketampanannya, kecerdasannya dan juga kesultanannya dan kerendahan hatinya. Dia juga salah satu anak terkaya di kotanya, setara lah dengan Langga, anak sultan.

Tapi Jovita hanya bisa mengaguminya tanpa berharap bisa memilikinya, karena dia sadar dirinya dan Deva ibarat langit dan bumi. Bisa berteman dengan dia saja, Jovita sangat senang.

Mereka pun mengobrol bersama, sejenak Jovita melupakan kejadian menjengkelkan itu.

.

.

Jovita memekik kesal, dia menggosok-gosok bibirnya menggunakan air, mencoba menghapus jejak bibir si cowok gila itu. Dia benar-benar kesal dan ingin sekali menghajar Langga, menyiram dia dengan es teh manis saja rasanya tidak cukup, tidak membuatnya puas.

"Cowok gila, liat aja gue pasti bales loe," pekiknya geram.

Tak lama banyak siswi yang masuk ke toilet, mereka menatap sinis pada Jovita.

"Dasar ganjen, kegatelan," terdengar bisik-bisik dari mereka.

Jovita tak mempedulikannya, dia bergegas keluar dari toilet. Saat berjalan di koridor menuju kelas, dia di sambut dengan tatapan sinis dan nyalang dari para siswi.

"Dasar cewek ganjen kegatelan!"

"Pasti cari muka tuh anak!"

"Entar lama-lama pasti di deketin dan di porotin uangnya, secara Langga itu lebih sultan dari Deva!"

"Iya, dasar cewek munafik!"

"Kok bisa ya Deva mau berteman dengan dia,"

Bisik-bisik dari para siswi membuat telinga Jovita panas dan tatapan mereka membuat dada Jovita terasa sesak menahan amarah. Tapi dia berusaha sabar dan tak memperdulikannya.

Mereka berbisik-bisik saat Jovita melewatinya, bahkan masih banyak lagi terdengar bisikan yang menyebalkan.

Jovita menghela nafas, dan berusaha mengabaikan mereka.

Jovita kembali masuk ke kelas dan duduk di kursinya, hatinya benar-benar sesak. Jovita menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan, dia melakukannya berkali-kali untuk menenangkan hatinya.

.

.

Jovita mengayuh sepedanya menuju rumah, kejadian hari ini membuat dia merasa lelah. Dia benar-benar tidak menyangka hari ini dia akan mengalami banyak hal yang mengejutkan.

Saat dia sampai didepan halaman rumahnya, dia melihat seorang pria menggendong Vanka. Dia langsung turun dari sepeda dan berlari.

"Loe culik ya, loe mau culik adik gue!" pekik Jovita.

"Eh enggak mbak, saya bukan culik mbak," ucap pria itu.

"Bohong! Lu pasti culik," Pria itu menggeleng, lalu dia menurunkan Vanka.

"TOLONG.. TOLONG.. ADA CULIIIKK..!!" teriak Jovita.

"Mbak, saya bukan culik mbak," pria itu panik karena Jovita terus berteriak.

Jovita tak percaya dia memukul-mukul pria itu.

"Bohong kamu pasti penculik," ucap Jovita sambil terus memukuli pria itu.

Vanka segera masuk dan memanggil ibunya. Bu Fira langsung keluar dan melerai Jovita dan pria itu.

"Bu dia mau culik adek bu," ucap Jovita kesal.

"Enggak kak, dia bukan penculik!"

"Maksud ibu?" Jovita langsung menghentikan pukulannya.

"Kakak masuk dulu nanti ibu ceritain." ucap bu Fira.

Terpopuler

Comments

Sweet chicie💞

Sweet chicie💞

lanjut thor ❤❤❤❤😍

2021-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!