episode 5

"eh Diva celana leging mama kamu taruh mana?, Mama cari gak ada", Meylin yang masih memakai handuk sehabis mandi menegur Diva yang akan segera berangkat sekolah

"Ya Diva taruh sana lah ma di lemari mama, paling juga nyelip", jawab Diva sambil memakai sebelah kaos kaki usang dan bolong milik nya

"Sebelah sana tuh dimana nya mama cariin gak ketemu, ayo cari in?", Meylin menatap marah ke arah Diva

"Haduh ma maaf Diva harus berangkat sekolah, nanti Diva telat lagi", Diva beranjak dan berniat mencium tangan sang mama

"Aduh sakit ma", pekik Diva

"Biarin dasar anak nakal, di suruh nyariin celana mama malah gak mau pura-pura terlambat sekolah, sana pergi sekolah tanpa uang saku, bapak mu saja ngirim uang cuma segitu kok di suruh buat uang saku segala", Meylin masuk ke dalam kamar dengan masih mengoceh tanpa henti seolah-olah dia lah manusia terdholimi

Diva mengelus-elus bekas cubitan mama nya dan keluar rumah, entah lah kenapa mama nya bisa galak kayak gitu

Saat keluar dari pintu di depan sudah ada Fadlu yang tersenyum ke arah Diva

"Ayo buruan ntar terlambat lagi?", Fadlu menarik tangan Diva dan menyuruh untuk segera naik ke motor baru nya

"Motor mu baru dlu, bagus banget", Diva melihat motor Fadlu dengan bangga

"Iya va Bapak ku yang belikan, karena motor yang itu sudah sering rusak dan mogok, jadi bapak beli lagi buat ku khusus untuk ke sekolah, kalau ke ladang tetep pakai motor yang dulu", Fadlu mulai memacu kuda besi alias motor baru milik nya

"Kenapa mesti harus jemput aku dlu, kamu kan tau aku gak bisa bayar rutin buat ganti uang bensin kamu tau sendiri lah dlu bagaimana kehidupan ekonomi keluarga ku", Diva tampak sedih dari balik kaca spion

"Udah lah jangan di pikirin masalah itu va, bapak ku udah ngerti kok, lagian kita kan sekolah nya jauh, dan hanya kita berdua jadi gak apa-apa kan va, siapa tau suatu saat nanti aku yang akan butuh bantuan mu, roda kehidupan siapa yang tau va, iya gak?"

"Bisa saja kamu dlu"

Motor Fadlu melewati jalan yang di sekeliling nya banyak kebun jagung dan hutan belukar, memang rumah Diva dan Fadlu masih agak termasuk pedalaman belum yang ke kota gitu masih alami jauh dari polusi masih kental suasana desa

*****

"Jujur Mey saat pertama melihat mu aku langsung jatuh hati padamu, maaf kan aku Mey aku tau ini terlalu cepat dan terburu-buru, tapi percaya atau tidak inilah kenyataan nya", Arvi mengenggam tangan Meylin dengan erat penuh cinta

Meylin sendiri bingung dan ragu mau menjawab apa dan bagaimana, status nya membuat Meylin merasa bingung, kesal dan marah menjadi satu

"Sebenarnya aku juga suka sama kamu Arvi", Meylin berdusta nyatanya Meylin tidak benar-benar menyukai Arvi Meylin hanya suka dengan pekerjaan dan harta Arvi, lagian Meylin menyatakan suka bukan Cinta, bagi Meylin boleh lah bermain sedikit dengan lelaki berduit selama suaminya gak ada di rumah

"Kamu sungguh Mey, aku serius dengan rencana ku ini, setelah kita saling suka sebaiknya kita langsung menikah saja, untuk apa menunda sesuatu yang baik iya kan?", Ucap Arvi bersemangat

"Tapi aku butuh waktu Ar, masih ada banyak hal yang harus ku selesaikan", Meylin mengaduk-aduk jus mangga

"Aku akan menunggu sampai kamu yakin dan siap Mey?", Arvi mengenggam tangan Meylin lebih dalam lagi

"Kamu yakin Ar akan sabar menunggu ku sampai aku benar-benar siap, soalnya aku ini hidup sebatang kara Ar, aku gak punya siapa pun di dunia ini, dan kamu tau Ar hidup ku selama ini susah, aku yang hanya seorang pekerja di ladang tentu aku gak punya apapun selain hanya raga ini saja", ucap Meylin dengan linangan air mata buaya

"Di ladang.....????, Kamu bukan anak orang kaya Mey, apa kamu yakin?", Ucap Arvi lagi

"Aku berkata benar Arvi", Ab menekan

"Aku pikir dari cara penampilan kamu tidak terlihat seperti orang gak punya Mey, aku pikir kamu anak orang punya, tapi ternyata pikiran ku salah maaf Mey?", Arvi mengenggam erat tangan Mey dan mulai mengusap nya lembut

"Maka dari itu pikirkan secara baik-baik Ar, aku gak mau ada penyesalan di belakang?", Tegas Meylin dengan sorot mata yang tajam setajam silet..

"Tapi menurut ku apapun jati diri dan hidup mu aku akan menerima semua nya dengan ikhlas Mey, yang penting kamu mau hidup bersama ku?" Tegas Arvi

"Ah so sweet sekali kamu Ar?", Balas Meylin dengan sumringah bangga

"Ini sungguh Mey bukan bualan semata", Arvi meyakinkan Meylin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!