Dua Garis Merah Di SMA

Dua Garis Merah Di SMA

Jemputan

Ting...

Bunyi notif khusus di hp Kaila membuat gadis yang tengah memasukan berapa buku ke dalam tasnya segera meraih benda pipih itu yang berada di atas meja rias, dan tertera nama pujian hatinya di layar ponsel milik Kaila.

Setelah mengirim pesan ok ke Yuda Kaila melihat pantulan dirinya sekali lagi di cermin meja riasnya.

"Sempurna" puji Kaila dengan senyuman yang sangat manis dan meraih tas ransel miliknya yang berada di atas kasur dan melangkah keluar dari dalam kamar.

"Bunda adek berangkat dulu" kata Kaila saat sampai di meja makan di mana sudah ada Bunda dan kakaknya.

Ahmad Riko putra atau biasa di panggil kak Riko oleh Ayah dan Bunda, merupakan anak laki laki pertama di keluarga itu dan kakak yang paling menyebalkan satu dunia bagi Kaila tapi meski begitu Kaila juga sayang dengan kak Riko.

"Gak sarapan dulu?" tanya Bunda sambil melihat wajah Kaila yang berdiri di sampingnya.

"Mana mau si curut sarapan kalo pacarnya aja udah datang" potong Riko sambil mengigit roti miliknya membuat Kaila tidak jadi menjawab pertanyaan Bunda.

"Sirik aja sih lo kak, ini nih efek kelamaan jomblo" jawab Kaila sedikit sinis.

"Gue jomblo berkualitas bos!" kata Riko sambil memukul dadanya.

"Berkualitas pala lu" sahut kaila cepat saat kakaknya itu menyombongkan dirinya.

"Sudah sudah kalian ini berantem terus!" lerai Bunda saat anaknya itu sudah berdebat di pagi hari.

"Ini bekal buat kamu sayang, dimakan ya" kata Bunda menyerahkan kotak bekal kepada Kaila, Bunda sudah hafal dengan sifat anaknya satu ini yang jarang sekali mau sarapan di rumah dan memilih untuk sarapan di sekolah.

"Siap bos, kalo gitu Kaila berangkat dulu Bunda" kata kaila mencium punggung tangan Bunda.

"Assalamualaikum" ucap Kaila dan melangkah pergi.

"Eh...adek pungut salim dulu dong" kata Riko sambil menunjuk punggung tangannya membuat Kaila menghentikan langkah kakinya dengan memutar bola matanya malas.

Kaila dengan cepat meraih punggung tangan Riko yang mengantung di atas udara di ciumannya dengan singkat, "Assalamualaikum" ucap kaila dengan cepat dan langsung berlari menuju pintu rumah.

"Sayang" sapa Kaila saat baru keluar dari dalam rumah dan melihat Yuda yang menunggunya di atas motor sport nya.

"Cantik banget sih pacar aku" goda Yuda saat kaila sudah sampai di sampingnya, membuat rona merah timbul di kedua pipi kaila.

"Apa sih, masih pagi juga udah gombal" kata kaila tersipu malu.

"Kamu tambahan cantik kalo ada merah merahnya gitu" kata yuda sambil mencolek hidung mancung milik kaila yang membuat kaila terkekeh kecil.

"Udah ah jangan gombal tar telat sekolahnya" kata Kaila yang membuat yuda kali ini terkekeh kecil.

"Ya udah tuan putri pakai dulu helemnya" kata Yuda seperti biasa yang langsung memakaikan helem ke kepala Kaila.

"Makasih" kata kaila yang langsung naik ke jok belakang motor.

"Pegangan biar gak jatuh" kata Yuda menarik tangan Kaila dan melingkarkan nya di pinggangnya membuat Kaila senyum senyum sendiri di belakang padahal itu sudah sering di lakukan Yuda tapi entah jantunya selalu berdebar dengan cepat.

***

"Aku ke kelas dulu ya" kata Yuda saat sampai di lorong sekolah karena kebetulan kelas Yuda dan Kaila tidak satu kelas membuat Yuda harus berbelok.

"Iyah" kata Kaila yang melambaikan tangannya saat Yuda berjalan ke arah kelasnya.

"Cie...yang tiap hari makin lengket" goda Rara yang baru saja datang dari arah belakang Kaila. "Btw udah mau berapa bulan lo sama Yuda?" tanya Rara yang melanjutkan langkahnya saat Kaila melangkah menuju kelas.

"Emm,mau dua tahun" jawab Kaila, saat otaknya mengingat bulan depan tepat di mana hubungannya dengan Yuda akan genap usia dua tahun.

"Gila!, bisa selanggeng itu" kata Rara menatap Kaila yang tengah senyam senyum sendiri. "Kasih tips dong" kata Rara menyenggol bahu temannya itu.

"Tips?" tanya Kaila beralih menatap Rara yang baru saja menyenggol bahunya dan mendapatkan anggukan dari Rara. "Pacar aja gak punya" Kata Kaila membuat Rara memberhentikan langkanya tepat di depan pintu ruangan kelasnya sambil menatap Kaila yang berjalan ke arah mejanya.

"Sialan!" Teriak Rara saat Kaila untuk kesekian kalinya berhasil mengejek dirinya yang telah lama sekali jomblo membuat siswi lain yang baru saja datang menatap ke arahnya yang tengah berdiri di depan pintu. "Apa lo semua lihat lihat? gak pernah ya lihat cewek cantik lo semua?!" kata Kaila saat beberapa siswa menatapnya sambil berbisik bisik membuat siswa siswi tersebut langsung diam saat mendapatkan tatapan tajam dari Rara.

"Sabar Rara, sabar memang tu mulut pedes banget kalo ngomong dari dulu, jadi gak usah di masukin hati" kata Rara sambil mengusap dadanya dan melihat sahabatnya duduk dengan tenangnya sambil memainkan ponselnya.

"Pinjem pr dong" kata Rara yang sudah duduk di samping Kaila membuat kaila menoleh ke arah Rara yang tengah mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"Gue bingung sama lo sebenarnya itu yang goblok lo apa guru sih?" tanya Kaila dengan tangan yang mengeluarkan buku dari dalam tas dan menyodorkannya ke arah Rara.

"Kenapa emang?" tanya Rara sambil membuka buka buku matimatika milik Kaila.

"Ya selama gue duduk sama lo selama ini lo gak pernah tu satu pun ngerjain pr apa lagi nyatet, tapi Kenapa lo bisa masuk rengking lima besar?"

"Itu karena gue pinter goblok, kalo gue gak pintar gk mungkin gue masuk lima besar" kata Rara dengan pdnya sambil menyalin jawaban dari buku kaila ke bukunya.

"Pinter dari Papua?, orang yang lain pada di kelas lo malah di kantin" cibir Kaila membuat Rara memutar bola matanya malas karena apa yang di bilang Kaila memanglah benar adanya, karena ia lebih milih ke kantin dari pada di dalam kelas melihat papan tulis yang penuh dengan tulisan.

"Mata gue sakit kalo lihat papan tulis banyak tulisannya" kata Rara yang membuat kaila hanya bisa memancing kan matanya saat selalu jawab an itu yang keluar dari mulut sahabatnya.

Dari pada berdebat dengan Rara yang membuatnya gila di pagi hari, Kaila lebih tertarik dengan toko online di hpnya membuka satu persatu posting gambar yang tertera di layar ponselnya.

"Nih buku lo, thinqyu" kata Rara yang baru saja menyelesaikan pr nya.

"Hmm"

"Lo liat apa sih anjir serius bener" kata Rara yang langsung mendekatkan diri ke tubuh Kaila, padahal jarak mereka hanya beberapa centi meter saja tapi bukan Rara namanya kalo tidak membikin Kaila kesal.

"Gak usah deket deket anjir, bau jigong tau gak" kata Kaila yang langsung mendorong pelan tubuh sahabatnya itu agar menjauh sedikit karena deru nafas Rara aja bisa di rasakan dengan jelas oleh Kaila.

"Jigong pala kakak kau botak!"

"Di marahin kak Riko baru tau rasa lo" kata Kaila menujuk muka tanpa dosa milik Rara.

"Serius lo lihat apa sih" tanya Rara kembali melirik layar ponsel milik sahabatnya. "Buket? lo mau beli buket bunga buat siapa?" tanya Rara saat melihat sederetan buket bunga di layar ponsel milik Kaila.

"Rencananya gue mau beli buket bunga buat anniversary gue sama Yuda"

"Eh...menurut lo bagus yang mana?" tanya Kaila yang menunjukkan layar ponselnya ke arah Rara, membuat Rara menatap Kaila aneh. "Yang ini kali ya ada gambar fotonya atau yang ini ada bunga nya" kata Kaila yang malah heboh sendiri saat melihat sederetan buket bunga yang terlihat sangat cantik.

"Lo bisu apa gimana sih? gue nanya bego jawab dong" kata Kaila yang beralih menatap Rara yang tengah menatapnya aneh.

"Gue sih ogah ngasih gituan ama cowok" kata Rara membuat Kaila mendengus kesal. "Lagi pula ya,hubungan langgeng itu belum tentu berakhir bahagia"

"Maksud lo?" Tanya Kaila menatap Rara meminta penjelasan atas omongannya tadi.

"Jangan terlalu berharap aja sama Yuda nanti lo sendiri yang makan hati"

"Bilang aja lo sirik sama gue"

"Najis anjing, gue baru iri sama lo kalo lo langsung di lamar sama yuda, kalo cuma pacaran gue mah gk ada iri-irinya sama sekali"

"Ngomong sama orang jomblo percuma"

"Ya udah kali"

Sudah hall biasa perdebatan kecil terjadi di antara Keduanya, yang ada kelas akan heboh kalo Rara dan Kaila tidak berdebat sekali saja, sampai guru matimatika masuk ke dalam kelas mereka dan pembelajaran di mulai dengan tenang karena Rara lebih memilih tidur di kelas dari pada mendengarkan penjelasan guru yang tidak ia pahami sama sekali, sedangkan Kaila yang sudah biasa melihat sikap Rara seperti itu membiarkannya dan fokus pada papan tulis.

Terpopuler

Comments

Astuti Astuti

Astuti Astuti

baru mau baca. mudah2an menarik

2023-01-27

0

Sabi La

Sabi La

pliss rara seperty gua gak pernah garap PR selalu masuk 3 besar bedaya rata 5 besar

2022-01-28

2

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Lanjut

2021-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!