Di satu sisi Eca merasa bahagia melihat anak dan suaminya makan bersama dengan sang adik tapi di sisi lain hati kecilnya sebenarnya tidak menginginkannya. Tapi ucapan dokter terus tergiang di telinganya bahwa umur sudah tidak lama lagi. Dan satu keinginannya setelah dia tiada nanti yaitu mencari penggantinya yang tulus untuk menjaga keluarganya dan menurutnya orang tepat adalah Yuni, adiknya sendiri.
Sehabis makan, Yuni pamit untuk pulang karena besok dia ada UTS di kampusnya.
"Kak, Aku pamit yah besok habis kuliah aku akan ke sini." ia mendekati kakaknya untuk pamit.
"Iya Yun, ohh iya sekalian mas Arya tolong kau antaram Yuni pulang ke kostnya." Eca mengiyakan, kemudian dia meminta suaminya untuk mengantar Yuni pulang.
"Tidak usah kak, aku bawah motor kok." lagi lagi Yuni menolak, jujur dia sangat risih dengan perlakuan kakaknya itu.
"Ohh gitu yah, ya sudah kamu hati hati yah." ucap Eca dengan sedikit kecewa.
"Iya kak, aku pamit yah Eva, mas Arya, assalamualaikum." Sebelum pergi terlebih dahulu ia ngucapkan salam. lalu ia akhirnya melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
***
Pada saat dia berada di parkiran ponselnya berdering. Dia kemudian merogoh tasnya untuk mengambil ponsel itu di dalam sana.
"Nofan, kenapa dia menelpon ku?" Seketika dia terheran melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Yuni menatap sejak, kemudian memasukkan ponsel itu ke lagi kedalam tas, tanpa menjawab atau merijek panggilan itu. jelas terlihat jika saat ini dia kelas sebab panggil itu. Siapa Nofan?.
Nofan, adalah mantan kekasihnya dua Minggu yang lalu mereka mengakhiri hubungannya karena Nofan kepergok selingkuh dengan teman dekat Yuni. Pada saat itu juga Yuni meminta putus dari Nofan, akan tetapi Nofan tidak menginginkannya dan terus menerus mengejar Yuni dengan alasan ingin meminta maaf. Tapi Yuni yang sudah terlanjur sakit hati selalu menolak.
Dalam perjalanan, Entahlah berapa kali ponsel Yuni berdering namun Yuni hanya mengabaikannya dan hanya terfokus pada jalanan saja. 10 menit kemudia dia akhirnya tiba di kostnya.
"Alhamdulillah sampai juga, uff." Yuni yang merasa lelah langsung menjatuhkan dirinya di kasur lantai untuk melepas lelah. Ia penasaran dengan panggilan Nofan, lalu mengambil ponselnya untuk memeriksa.
"Buset.. banyak bangat pesan dari si buaya itu." seketika ia terkejut saat memeriksa WhatsApp nya. ada 300 pesan dari Nofan dan 15 kali panggilan tak terjawab.
@**Dewa🐊 (nama kontak**)
"*Yang maafin aku please*"
"*Maaf*"
"*Aku tau aku salah*"
"*Aku selalu nyakitin kamu, please maafin aku*"
*blablabla*.....
Itulah gambaran pesan dari Nofan, Yuni hanya terkekeh membacanya setelah itu menghapus semua pesan tersebut lalu memblokir kontaknya.
"Dasar buaya aku tidak akan pernah lagi termakan rayuan busuk mu, huh." dengan tertawa geli, ia meletakkan ponselnya kemudian bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Di tempat yang lain, terlihat seorang pria muda yang begitu kesal sembari memegang ponselnya.
"Sial, dia memblokir kontak ku awas kau Yuni, akan aku buat kau tunduk di hadapanku." Ya, sudah bisa di tebak jika dia adalah Nofan. Dia begitu kesal karena Yuni memblokir kontaknya sangking kesalnya dia berjanji akan membuat wanita itu tunduk padanya.
Kembali ke Yuni, sehabis mandi ia merasa agak rileks. Saat ini ia tengah berbaring di kasurnya sambil memainkan ponsel untuk membalas chat dari beberapa teman dan grupnya. Agak lama dia berkutat dengan ponselnya sampai ia akhirnya menyadari jika dayanya sisa 20% saja.
"Ya ampun karena keasikan ngerumpi jadi lupa charger handphone." Yuni menepuk jidatnya sambil menggeleng kepala.
...~~~~~~...
...@Ciwi" (Nama Group WhatsApp)...
^^^"Maaf yah hand phone ku laobet, jadi aku mau^^^
^^^charger dulu bay semua."^^^
@sara
"Yah padahal lagi seru nih Yun."
@Mila
"Aku juga udah ngantuk, gw mau pamit bobo, Babay my grlis 😘"
@Nisa
"Tidur yok tidur, bsk kuliah."
^^^"Nah iya, bay Sampai jumpa besok gusy"^^^
^^^√*^^^
Setelah pesan terakhir terkirim, Yuni langsung mematikan ponselnya dan langsung mengecasnya, kemudian masuk ke selimut bersiap untuk tidur. saat akan memejamkan mata, tiba tiba bayangan di rumah sakit siang tadi terlintas sontak ia kembali membuka matanya.
"Tidak, semuanya tidak akan terjadi aku yakin kak Eca akan sembuh." dia meyakinkan diri untuk menegakan pikirinnya. lalu mencoba kembali memejamkan mata.
\*\*\*\*
Di rumah sakit Mujaisa, Eva kini tertidur di sofa sedang Arya masih sibuk dengan laptopnya. Eca yang tadinya juga sudah tidur tiba tiba terjaga. Dia lalu melirik ke arah suaminya yang terlebih begitu sibuk. Eca berganti melirik jam di mana saat itu sudah pukul 23.00 malam.
"Mas, kamu belum tidur ini sudah larut loh." Eca menegurnya.
Mendengar suara sang istri membuat Arya menghentikan aktivitas dan beralih menatap ke arah Eca seraya berkata.
"Kok kamu bangun sayang, apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanyanya.
"Iya mas, aku ingin ke toilet." pintanya.
"Ohh ya sudah, aku akan membantu mu." Arya kemudian menutup laptopnya lalu berdiri menghampiri Eca untukmenuntutnya menuju toilet.
Sehabis dari toilet Arya kemudian membopong tubuh Istrinya dan meletakkannya di atas bangsal. Saat akan melangkah pergi, Eca menahan lengannya. lantas Arya terhenti dan berbalik ke arah sang istri lagi.
"Ada apa sayang?" Tanyanya.
"Mas aku ingin bicara tolong kau duduk dulu." pinta Eca. Dan Arya pun menurutinya di sini Arya sudah menebak apa yang akan di katakan oleh istrinya.
"Mas aku ingin membahas..."
"Sayang jangan mulai lagi deh." Arya berdecak kesal hingga memotong ucapan istrinya.
Akan tetapi Eca yang keras kepala tidak memperdulikan Suami kesal atau tidakdia tetap melanjutkan ucapannya.
"Mas, aku mohon padamu turuti permintaanku menikahlah dengan Yuni, please." pintanya setengah memohon. Arya membuang muka darinya karena kesal, Akan tetapi Eca terus memaksanya.
"Mas, tolong kali ini saja setuju aku yakin Yuni mampu menjadi pengganti ku untuk kau dan Eva." Eca meraih wajah suaminya kemudian mengelus pipinya lembut.
"Kau bilang apa sih, kau belum mati dan aku tidak akan membiarkan itu." Dengan rasa egois yang tinggi Arya berucap demikian. Eca yang mendengarnya lantas meneteskan air mata karena terharu dia tahu jika suaminya sangat mencintainya begitu pun sebaliknya. Tapi dia berpikir semua itu tidak akan mungkin karena waktu kini sisa sebulan saja dari yang telah di vonis oleh dokter.
"Aku yakin kau pasti sembuh aku akan membawa mu berobat ke seluruh dunia sampai kau sembuh." Ucap Arya lagi dengan mata yang memerah karena menahan air matanya.
Tanpa mereka ketahui, bahwa ternyata Eva mendengar percakapan orang tuannya dan itu membuatnya ikut menangis tapi tetap berpura-pura terlihat tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments