Capter 5 Kembali membujuk

Di satu sisi Eca merasa bahagia melihat anak dan suaminya makan bersama dengan sang adik tapi di sisi lain hati kecilnya sebenarnya tidak menginginkannya. Tapi ucapan dokter terus tergiang di telinganya bahwa umur sudah tidak lama lagi. Dan satu keinginannya setelah dia tiada nanti yaitu mencari penggantinya yang tulus untuk menjaga keluarganya dan menurutnya orang tepat adalah Yuni, adiknya sendiri.

Sehabis makan, Yuni pamit untuk pulang karena besok dia ada UTS di kampusnya.

"Kak, Aku pamit yah besok habis kuliah aku akan ke sini." ia mendekati kakaknya untuk pamit.

"Iya Yun, ohh iya sekalian mas Arya tolong kau antaram Yuni pulang ke kostnya." Eca mengiyakan, kemudian dia meminta suaminya untuk mengantar Yuni pulang.

"Tidak usah kak, aku bawah motor kok." lagi lagi Yuni menolak, jujur dia sangat risih dengan perlakuan kakaknya itu.

"Ohh gitu yah, ya sudah kamu hati hati yah." ucap Eca dengan sedikit kecewa.

"Iya kak, aku pamit yah Eva, mas Arya, assalamualaikum." Sebelum pergi terlebih dahulu ia ngucapkan salam. lalu ia akhirnya melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

***

Pada saat dia berada di parkiran ponselnya berdering. Dia kemudian merogoh tasnya untuk mengambil ponsel itu di dalam sana.

"Nofan, kenapa dia menelpon ku?" Seketika dia terheran melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Yuni menatap sejak, kemudian memasukkan ponsel itu ke lagi kedalam tas, tanpa menjawab atau merijek panggilan itu. jelas terlihat jika saat ini dia kelas sebab panggil itu. Siapa Nofan?.

Nofan, adalah mantan kekasihnya dua Minggu yang lalu mereka mengakhiri hubungannya karena Nofan kepergok selingkuh dengan teman dekat Yuni. Pada saat itu juga Yuni meminta putus dari Nofan, akan tetapi Nofan tidak menginginkannya dan terus menerus mengejar Yuni dengan alasan ingin meminta maaf. Tapi Yuni yang sudah terlanjur sakit hati selalu menolak.

Dalam perjalanan, Entahlah berapa kali ponsel Yuni berdering namun Yuni hanya mengabaikannya dan hanya terfokus pada jalanan saja. 10 menit kemudia dia akhirnya tiba di kostnya.

"Alhamdulillah sampai juga, uff." Yuni yang merasa lelah langsung menjatuhkan dirinya di kasur lantai untuk melepas lelah. Ia penasaran dengan panggilan Nofan, lalu mengambil ponselnya untuk memeriksa.

"Buset.. banyak bangat pesan dari si buaya itu." seketika ia terkejut saat memeriksa WhatsApp nya. ada 300 pesan dari Nofan dan 15 kali panggilan tak terjawab.

@**Dewa🐊 (nama kontak**)

"*Yang maafin aku please*"

"*Maaf*"

"*Aku tau aku salah*"

"*Aku selalu nyakitin kamu, please maafin aku*"

*blablabla*.....

Itulah gambaran pesan dari Nofan, Yuni hanya terkekeh membacanya setelah itu menghapus semua pesan tersebut lalu memblokir kontaknya.

"Dasar buaya aku tidak akan pernah lagi termakan rayuan busuk mu, huh." dengan tertawa geli, ia meletakkan ponselnya kemudian bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Di tempat yang lain, terlihat seorang pria muda yang begitu kesal sembari memegang ponselnya.

"Sial, dia memblokir kontak ku awas kau Yuni, akan aku buat kau tunduk di hadapanku." Ya, sudah bisa di tebak jika dia adalah Nofan. Dia begitu kesal karena Yuni memblokir kontaknya sangking kesalnya dia berjanji akan membuat wanita itu tunduk padanya.

Kembali ke Yuni, sehabis mandi ia merasa agak rileks. Saat ini ia tengah berbaring di kasurnya sambil memainkan ponsel untuk membalas chat dari beberapa teman dan grupnya. Agak lama dia berkutat dengan ponselnya sampai ia akhirnya menyadari jika dayanya sisa 20% saja.

"Ya ampun karena keasikan ngerumpi jadi lupa charger handphone." Yuni menepuk jidatnya sambil menggeleng kepala.

...~~~~~~...

...@Ciwi" (Nama Group WhatsApp)...

^^^"Maaf yah hand phone ku laobet, jadi aku mau^^^

^^^charger dulu bay semua."^^^

@sara

"Yah padahal lagi seru nih Yun."

@Mila

"Aku juga udah ngantuk, gw mau pamit bobo, Babay my grlis 😘"

@Nisa

"Tidur yok tidur, bsk kuliah."

^^^"Nah iya, bay Sampai jumpa besok gusy"^^^

^^^√*^^^

Setelah pesan terakhir terkirim, Yuni langsung mematikan ponselnya dan langsung mengecasnya, kemudian masuk ke selimut bersiap untuk tidur. saat akan memejamkan mata, tiba tiba bayangan di rumah sakit siang tadi terlintas sontak ia kembali membuka matanya.

"Tidak, semuanya tidak akan terjadi aku yakin kak Eca akan sembuh." dia meyakinkan diri untuk menegakan pikirinnya. lalu mencoba kembali memejamkan mata.

\*\*\*\*

Di rumah sakit Mujaisa, Eva kini tertidur di sofa sedang Arya masih sibuk dengan laptopnya. Eca yang tadinya juga sudah tidur tiba tiba terjaga. Dia lalu melirik ke arah suaminya yang terlebih begitu sibuk. Eca berganti melirik jam di mana saat itu sudah pukul 23.00 malam.

"Mas, kamu belum tidur ini sudah larut loh." Eca menegurnya.

Mendengar suara sang istri membuat Arya menghentikan aktivitas dan beralih menatap ke arah Eca seraya berkata.

"Kok kamu bangun sayang, apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanyanya.

"Iya mas, aku ingin ke toilet." pintanya.

"Ohh ya sudah, aku akan membantu mu." Arya kemudian menutup laptopnya lalu berdiri menghampiri Eca untukmenuntutnya menuju toilet.

Sehabis dari toilet Arya kemudian membopong tubuh Istrinya dan meletakkannya di atas bangsal. Saat akan melangkah pergi, Eca menahan lengannya. lantas Arya terhenti dan berbalik ke arah sang istri lagi.

"Ada apa sayang?" Tanyanya.

"Mas aku ingin bicara tolong kau duduk dulu." pinta Eca. Dan Arya pun menurutinya di sini Arya sudah menebak apa yang akan di katakan oleh istrinya.

"Mas aku ingin membahas..."

"Sayang jangan mulai lagi deh." Arya berdecak kesal hingga memotong ucapan istrinya.

Akan tetapi Eca yang keras kepala tidak memperdulikan Suami kesal atau tidakdia tetap melanjutkan ucapannya.

"Mas, aku mohon padamu turuti permintaanku menikahlah dengan Yuni, please." pintanya setengah memohon. Arya membuang muka darinya karena kesal, Akan tetapi Eca terus memaksanya.

"Mas, tolong kali ini saja setuju aku yakin Yuni mampu menjadi pengganti ku untuk kau dan Eva." Eca meraih wajah suaminya kemudian mengelus pipinya lembut.

"Kau bilang apa sih, kau belum mati dan aku tidak akan membiarkan itu." Dengan rasa egois yang tinggi Arya berucap demikian. Eca yang mendengarnya lantas meneteskan air mata karena terharu dia tahu jika suaminya sangat mencintainya begitu pun sebaliknya. Tapi dia berpikir semua itu tidak akan mungkin karena waktu kini sisa sebulan saja dari yang telah di vonis oleh dokter.

"Aku yakin kau pasti sembuh aku akan membawa mu berobat ke seluruh dunia sampai kau sembuh." Ucap Arya lagi dengan mata yang memerah karena menahan air matanya.

Tanpa mereka ketahui, bahwa ternyata Eva mendengar percakapan orang tuannya dan itu membuatnya ikut menangis tapi tetap berpura-pura terlihat tertidur.

Episodes
1 Capter 1 Permintaan kakak
2 Capter 2 Penolakan Mas Arya
3 Capter 3 Eva pulang
4 Capter 4 Rencana Eca
5 Capter 5 Kembali membujuk
6 Capter 6 Eca Kritis
7 capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8 Capter 8 Pemakaman Eca
9 Capter 9 tantang janji
10 Chapter 10 Kekesalan Yuni
11 Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12 Capter 12 Sekertaris baru
13 Capter 13 Rencana pernikahan
14 Capter 14 Hari pernikahan
15 Capter 15 (sebuah ancaman)
16 Capter 16 Ke-khawatiran
17 Capter 17 Masa lalu
18 Capter 18 Tragedi masa lalu
19 Capter 19 Eva kecelakaan
20 Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21 Capter 21 Amnesia
22 Capter 22 Teror di toilet
23 Capter 23 kegelisahan Yuni
24 Capter 24 Salah orang
25 Capter 25 Eva menghilangkan
26 capter 26 Merasa bersalah
27 capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28 capter 28 Di salahkan
29 capter 29 Frustasi
30 Capter 30 Mimpi
31 Capter 31 putus asa
32 Capter 32 Rencana melarikan diri
33 Capter 33 gagal pergi
34 Capter 34 kabar bahagia
35 Capter 35 Terancam di penjara
36 Chapter 36 permohonan maaf
37 Capter 37 permohonan maaf (2)
38 Chapter 38 Kembali membaik
39 capter 39 orang aneh tepi jalan
40 Chapter 40 Hampir ketahuan
41 Chapter 41 Sebuah surat
42 Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43 Chapter 43 Tidur sekamar
44 Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45 Chapter 45 Salah tingkah
46 Chapter 46 First kiss
47 chapter 47 kemesraan
48 Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49 Chapter 49 sapu tangan
50 Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51 Chapter 51 Kelicikan Lidya
52 Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53 Chapter 53 Permainan di mulai
54 Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55 Chapter 55 Rencana Bulan madu
56 Chapter 56 Kegilaan Lidya
57 Chapter 57 Koma
58 Chapter 58 Yuni menghilangkan
59 Chapter 59 Malam yang buruk
60 Chapter 60 Semua berubah
61 Chapter 61 kesempatan Lidya
62 Chapter 62 Menikah
63 Chapter 63 Dibawah pergi
64 Chapter 64 Mayat
65 Chapter 65 Modus Lidya
66 Chapter 66 Firasat
67 Chapter 67 Minta maaf
68 chapter 68 (salah sebuat nama)
69 Chapter 69 (Cerita palsu)
70 Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71 Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72 Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73 Chapter 73 (Pingsan)
74 Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75 Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76 Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77 Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78 Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79 Chapter 79 (Kembali berulah)
80 Chapter 80 (Jahil)
81 Chapter 81 (Diancam)
82 Chapter 82 (TMKI)
83 Chapter 83 (TMKI)
84 Chapter 84 (TMKI)
85 Chapter 85 (TMKI)
86 Chapter 86 (TMKI)
87 Chapter 87 (TMKI)
88 Chapter 88 TMKI
89 Chapter 89 TMKI
90 Chapter 90 TMKI
91 Chapter 91 TMKI
92 Chapter 92 TMKI
93 Chapter 93 TMKI
94 Chapter 94 TMKI
95 Chapter 95 TMKI
96 Chapter 96 TMKI
97 Chapter 97 TMKI
98 Chapter 98 TMKI
99 Chapter 99 TMKI
100 Chapter 100 TMKI
101 Chapter 101 TMKI
102 Chapter 102 TMKI
103 Chapter 103 TMKI
104 Chapter 104 TMKI
105 Chapter 105 TMKI
106 Chapter 106 TMKI
107 Chapter 107 TMKI
108 Chapter 108 TMKI
109 Chapter 109 TMKI
110 Chapter 110 TMKI
111 Chapter 111 TMKI
112 Chapter 112 TMKI
113 Chapter 113 TMKI
114 Chapter 114 TMKI
115 Chapter 115 TMKI
116 Chapter 16 TMKI
117 Chapter 117 TMKI
118 Chapter 118 TMKI
119 Chapter 119 TMKI
120 Chapter 120 TMKI
121 Chapter 121 Ending
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Capter 1 Permintaan kakak
2
Capter 2 Penolakan Mas Arya
3
Capter 3 Eva pulang
4
Capter 4 Rencana Eca
5
Capter 5 Kembali membujuk
6
Capter 6 Eca Kritis
7
capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8
Capter 8 Pemakaman Eca
9
Capter 9 tantang janji
10
Chapter 10 Kekesalan Yuni
11
Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12
Capter 12 Sekertaris baru
13
Capter 13 Rencana pernikahan
14
Capter 14 Hari pernikahan
15
Capter 15 (sebuah ancaman)
16
Capter 16 Ke-khawatiran
17
Capter 17 Masa lalu
18
Capter 18 Tragedi masa lalu
19
Capter 19 Eva kecelakaan
20
Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21
Capter 21 Amnesia
22
Capter 22 Teror di toilet
23
Capter 23 kegelisahan Yuni
24
Capter 24 Salah orang
25
Capter 25 Eva menghilangkan
26
capter 26 Merasa bersalah
27
capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28
capter 28 Di salahkan
29
capter 29 Frustasi
30
Capter 30 Mimpi
31
Capter 31 putus asa
32
Capter 32 Rencana melarikan diri
33
Capter 33 gagal pergi
34
Capter 34 kabar bahagia
35
Capter 35 Terancam di penjara
36
Chapter 36 permohonan maaf
37
Capter 37 permohonan maaf (2)
38
Chapter 38 Kembali membaik
39
capter 39 orang aneh tepi jalan
40
Chapter 40 Hampir ketahuan
41
Chapter 41 Sebuah surat
42
Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43
Chapter 43 Tidur sekamar
44
Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45
Chapter 45 Salah tingkah
46
Chapter 46 First kiss
47
chapter 47 kemesraan
48
Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49
Chapter 49 sapu tangan
50
Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51
Chapter 51 Kelicikan Lidya
52
Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53
Chapter 53 Permainan di mulai
54
Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55
Chapter 55 Rencana Bulan madu
56
Chapter 56 Kegilaan Lidya
57
Chapter 57 Koma
58
Chapter 58 Yuni menghilangkan
59
Chapter 59 Malam yang buruk
60
Chapter 60 Semua berubah
61
Chapter 61 kesempatan Lidya
62
Chapter 62 Menikah
63
Chapter 63 Dibawah pergi
64
Chapter 64 Mayat
65
Chapter 65 Modus Lidya
66
Chapter 66 Firasat
67
Chapter 67 Minta maaf
68
chapter 68 (salah sebuat nama)
69
Chapter 69 (Cerita palsu)
70
Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71
Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72
Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73
Chapter 73 (Pingsan)
74
Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75
Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76
Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77
Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78
Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79
Chapter 79 (Kembali berulah)
80
Chapter 80 (Jahil)
81
Chapter 81 (Diancam)
82
Chapter 82 (TMKI)
83
Chapter 83 (TMKI)
84
Chapter 84 (TMKI)
85
Chapter 85 (TMKI)
86
Chapter 86 (TMKI)
87
Chapter 87 (TMKI)
88
Chapter 88 TMKI
89
Chapter 89 TMKI
90
Chapter 90 TMKI
91
Chapter 91 TMKI
92
Chapter 92 TMKI
93
Chapter 93 TMKI
94
Chapter 94 TMKI
95
Chapter 95 TMKI
96
Chapter 96 TMKI
97
Chapter 97 TMKI
98
Chapter 98 TMKI
99
Chapter 99 TMKI
100
Chapter 100 TMKI
101
Chapter 101 TMKI
102
Chapter 102 TMKI
103
Chapter 103 TMKI
104
Chapter 104 TMKI
105
Chapter 105 TMKI
106
Chapter 106 TMKI
107
Chapter 107 TMKI
108
Chapter 108 TMKI
109
Chapter 109 TMKI
110
Chapter 110 TMKI
111
Chapter 111 TMKI
112
Chapter 112 TMKI
113
Chapter 113 TMKI
114
Chapter 114 TMKI
115
Chapter 115 TMKI
116
Chapter 16 TMKI
117
Chapter 117 TMKI
118
Chapter 118 TMKI
119
Chapter 119 TMKI
120
Chapter 120 TMKI
121
Chapter 121 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!