Capter 2 Penolakan Mas Arya

"Apa, sayang apa yang sedang kau katakan ini. kamu mau aku menikah lagi?"

Arya syok mendengar kalimat yang diucapkan oleh Eca. Dia menatap wajah istrinya dengan serius. Eca lalu menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan suaminya.

"Sayang, kamu bercanda kan. Aku tau ini hanya prank kan, kalian merencanakan ini kan agar aku terkejut." Arya mencoba positif thinking dan menganggap jika saat ini Eca sedang mempermainkannya.

"Hahah... Lihatlah kalian gagal aku sudah menebak rencana kalian. Tapi aku akui aku tadi sempat terkejut sih." Arya mencoba mencairkan suasana.

Tetapi melihat reaksi Eca dan Yuni yang hanya diam membuat perasaan Arya tidak nyaman.

"Sayang, kamu tidak serius kan, ini hanya prank kan?" Arya mencoba memastikan.

"Maafkan aku mas, tapi aku serius dan aku tidak sedang mempermainkan mu." Ujar Eca dengan serius.

Singtt... Telinga Arya seketika berdengung saat Eca kembali mengatakannya. Dia diam membeku menatap wajah istrinya dengan seksama.  Eca lalu memejamkan mata sejenak sembari menarik nafas untuk mengendalikan diri agar tidak menangis.

"Sayang, apa ini apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?" perlahan Arya bertanya.

"Iya Mas aku sadar dan aku ingin kau menikah dengan, Yuni." Eca menunduk.

Yuni pun turut memejamkan mata kala Eca menyebut namanya air matanya langsung meleleh saat itu juga. 

"Apa!!"

"Apa-apaan Ini, kenapa kamu bisa mengatakan itu!" kemarahannya meledak seketika tidak bisa terima keputusan yang tidak masuk akal ini. 

"Mas, aku mohon jangan menolak tadi kau sudah berjanji untuk menuruti semua keinginanku dan inilah yang aku inginkan." Ujat Eca bersih keras. 

"Yah, aku memang ingin menuruti keinginan mu, tapi tidak untuk permintaan yang tidak masuk akalmu itu."  Arya Frustasi dan berjalan mondar-mandir sambil memijat Pangkal hidungnya. Sedangkan Yuni, hanya diam membisu karena tidak tahu apa yang harus ia perbuat.

"Mas aku mohon dengarkan aku dulu mas Aku..." Ucapannya langsung di potong oleh Arya.

"Tidak, aku tidak bisa memenuhinya, ini salah." Arya dalam kemarahan pergi meninggalkan ruangan itu. Melihat reaksi sang suami, Eca hanya menangis tak berdaya karena sebenarnya dia juga tidak menginginkannya tapi tekatnya sudah bulat.

"Yuni, apa aku salah hiks, ini kan demi kebahagiaan keluargaku, aku hanya ingin setelah kepergianku ada orang yang merawat mereka?"  dalam tangisnya Eca bertanya pada adiknya itu. 

"Kak, niat kakak tidak salah tapi keputusanmu yang ingin menikahkan aku dengan suamimu yang keliru. Mana Mungkin aku bisa menikah dengan orang yang sudah aku anggap seperti ayahku sendiri." Ucap Yuni mengutarakan pendapatnya.

Tidak ada kata yang di ucapkan oleh Eca sampai tiba tiba saja dadanya terasa sesak dan nafas tidak teratur dan kesulitan bernafas. Yuni langsung panik melihat keadaan Eca, dia pun langsung memencet tombol darurat yang ada di ruang itu untuk memanggil dokter, dan tak lama kemudian dokter datang dengan tergesa-gesa.

"D-dokter, apa yang terjadi pada Kakak saya?" Yuni bertanya dengan panik. 

Tapi dokter tidak mengatakan apa-apa karena sibuk menangani pasien. Yuni merasa takut jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, air matanya semakin deras bercucur menunggu hasil dari dokter. Lima menit berselang dokter akhirnya berhasil menangkan Eca, setelah kepanikan tadi dokter kini terlihat lega karena pasien baik-baik saja.

"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Yuni cemas

"Saat ini pasien baik baik saja, yang menyebabkan dia seperti itu karena terlalu banyak pikiran hingga drop. Sesak nafasnya itu adalah efek dari penyakitnya yang semakin para saya sarankan agar pasien menjalankan pengobatan di rumah sakit yang lebih canggih agar pasien bisa di selamatkan." jelas sang dokter.

"Alhamdulillah, baik dokter kami akan mengusahakan nya segera." Yuni merasa agak lega. Walupun tidak menutupi rasa risaunya tentang kondisi sang kakak yang semakin hari semakin buruk.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu jika ada apa-apa segera beritahu kami." ujar sang dokter berlalu pergi.

****

Di sisi lain, Arya pergi meninggalkan rumah sakit dengan mengendarai mobilnya dia begitu marah dan terus membayangkan ucapan istrinya tadi. Karena emosi, dia menyetir dengan kecepatan tinggi untung saja kala itu jalan sepi tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tak berapa lama, dia menghentikan mobilnya di suatu tempat yang sepi untuk menenangkan dirinya.

"Kenapa harus seperti ini....!"

"Kenapa kau melakukan ini Ca, bisa bisanya kau meminta ku menikahi Yuni, adikmu sendiri." Arya menetaskan air sambil memukul mukul besi hingga tanpa sadar tangannya terluka.

Cukup lama Arya berdiam diri di sana untuk menjernihkan pikiran serta melampiaskan kemarahannya, pada saat dia sedang melamun menatap hamparan lautan yang luas tiba tiba ponselnya berdering.

Ia lalu merogoh kantong celananya untuk mengambil benda pipih itu dari dalam sana, dan tanpa melihat orang yang menghubunginya dia langsung saja menjawab panggilan itu.

"Halo!" Ucapnya dengan nada datar. Berbeda saat dia diam kala mendengar Suara yang familiar dari seberang telepon itu. kemudian beberapa detik berselang wajah berbuah tegang dan matanya membulat sempurna.

bersambung... kira kira siapa yang menelpon Arya, hingga membuatnya syok kala mendengar suara dari si penelpon. Dan bagaimana selanjutnya apakah Arya akan menerima permintaan sang istri atau justru menolaknya.

Episodes
1 Capter 1 Permintaan kakak
2 Capter 2 Penolakan Mas Arya
3 Capter 3 Eva pulang
4 Capter 4 Rencana Eca
5 Capter 5 Kembali membujuk
6 Capter 6 Eca Kritis
7 capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8 Capter 8 Pemakaman Eca
9 Capter 9 tantang janji
10 Chapter 10 Kekesalan Yuni
11 Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12 Capter 12 Sekertaris baru
13 Capter 13 Rencana pernikahan
14 Capter 14 Hari pernikahan
15 Capter 15 (sebuah ancaman)
16 Capter 16 Ke-khawatiran
17 Capter 17 Masa lalu
18 Capter 18 Tragedi masa lalu
19 Capter 19 Eva kecelakaan
20 Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21 Capter 21 Amnesia
22 Capter 22 Teror di toilet
23 Capter 23 kegelisahan Yuni
24 Capter 24 Salah orang
25 Capter 25 Eva menghilangkan
26 capter 26 Merasa bersalah
27 capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28 capter 28 Di salahkan
29 capter 29 Frustasi
30 Capter 30 Mimpi
31 Capter 31 putus asa
32 Capter 32 Rencana melarikan diri
33 Capter 33 gagal pergi
34 Capter 34 kabar bahagia
35 Capter 35 Terancam di penjara
36 Chapter 36 permohonan maaf
37 Capter 37 permohonan maaf (2)
38 Chapter 38 Kembali membaik
39 capter 39 orang aneh tepi jalan
40 Chapter 40 Hampir ketahuan
41 Chapter 41 Sebuah surat
42 Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43 Chapter 43 Tidur sekamar
44 Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45 Chapter 45 Salah tingkah
46 Chapter 46 First kiss
47 chapter 47 kemesraan
48 Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49 Chapter 49 sapu tangan
50 Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51 Chapter 51 Kelicikan Lidya
52 Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53 Chapter 53 Permainan di mulai
54 Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55 Chapter 55 Rencana Bulan madu
56 Chapter 56 Kegilaan Lidya
57 Chapter 57 Koma
58 Chapter 58 Yuni menghilangkan
59 Chapter 59 Malam yang buruk
60 Chapter 60 Semua berubah
61 Chapter 61 kesempatan Lidya
62 Chapter 62 Menikah
63 Chapter 63 Dibawah pergi
64 Chapter 64 Mayat
65 Chapter 65 Modus Lidya
66 Chapter 66 Firasat
67 Chapter 67 Minta maaf
68 chapter 68 (salah sebuat nama)
69 Chapter 69 (Cerita palsu)
70 Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71 Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72 Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73 Chapter 73 (Pingsan)
74 Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75 Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76 Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77 Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78 Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79 Chapter 79 (Kembali berulah)
80 Chapter 80 (Jahil)
81 Chapter 81 (Diancam)
82 Chapter 82 (TMKI)
83 Chapter 83 (TMKI)
84 Chapter 84 (TMKI)
85 Chapter 85 (TMKI)
86 Chapter 86 (TMKI)
87 Chapter 87 (TMKI)
88 Chapter 88 TMKI
89 Chapter 89 TMKI
90 Chapter 90 TMKI
91 Chapter 91 TMKI
92 Chapter 92 TMKI
93 Chapter 93 TMKI
94 Chapter 94 TMKI
95 Chapter 95 TMKI
96 Chapter 96 TMKI
97 Chapter 97 TMKI
98 Chapter 98 TMKI
99 Chapter 99 TMKI
100 Chapter 100 TMKI
101 Chapter 101 TMKI
102 Chapter 102 TMKI
103 Chapter 103 TMKI
104 Chapter 104 TMKI
105 Chapter 105 TMKI
106 Chapter 106 TMKI
107 Chapter 107 TMKI
108 Chapter 108 TMKI
109 Chapter 109 TMKI
110 Chapter 110 TMKI
111 Chapter 111 TMKI
112 Chapter 112 TMKI
113 Chapter 113 TMKI
114 Chapter 114 TMKI
115 Chapter 115 TMKI
116 Chapter 16 TMKI
117 Chapter 117 TMKI
118 Chapter 118 TMKI
119 Chapter 119 TMKI
120 Chapter 120 TMKI
121 Chapter 121 Ending
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Capter 1 Permintaan kakak
2
Capter 2 Penolakan Mas Arya
3
Capter 3 Eva pulang
4
Capter 4 Rencana Eca
5
Capter 5 Kembali membujuk
6
Capter 6 Eca Kritis
7
capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8
Capter 8 Pemakaman Eca
9
Capter 9 tantang janji
10
Chapter 10 Kekesalan Yuni
11
Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12
Capter 12 Sekertaris baru
13
Capter 13 Rencana pernikahan
14
Capter 14 Hari pernikahan
15
Capter 15 (sebuah ancaman)
16
Capter 16 Ke-khawatiran
17
Capter 17 Masa lalu
18
Capter 18 Tragedi masa lalu
19
Capter 19 Eva kecelakaan
20
Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21
Capter 21 Amnesia
22
Capter 22 Teror di toilet
23
Capter 23 kegelisahan Yuni
24
Capter 24 Salah orang
25
Capter 25 Eva menghilangkan
26
capter 26 Merasa bersalah
27
capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28
capter 28 Di salahkan
29
capter 29 Frustasi
30
Capter 30 Mimpi
31
Capter 31 putus asa
32
Capter 32 Rencana melarikan diri
33
Capter 33 gagal pergi
34
Capter 34 kabar bahagia
35
Capter 35 Terancam di penjara
36
Chapter 36 permohonan maaf
37
Capter 37 permohonan maaf (2)
38
Chapter 38 Kembali membaik
39
capter 39 orang aneh tepi jalan
40
Chapter 40 Hampir ketahuan
41
Chapter 41 Sebuah surat
42
Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43
Chapter 43 Tidur sekamar
44
Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45
Chapter 45 Salah tingkah
46
Chapter 46 First kiss
47
chapter 47 kemesraan
48
Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49
Chapter 49 sapu tangan
50
Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51
Chapter 51 Kelicikan Lidya
52
Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53
Chapter 53 Permainan di mulai
54
Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55
Chapter 55 Rencana Bulan madu
56
Chapter 56 Kegilaan Lidya
57
Chapter 57 Koma
58
Chapter 58 Yuni menghilangkan
59
Chapter 59 Malam yang buruk
60
Chapter 60 Semua berubah
61
Chapter 61 kesempatan Lidya
62
Chapter 62 Menikah
63
Chapter 63 Dibawah pergi
64
Chapter 64 Mayat
65
Chapter 65 Modus Lidya
66
Chapter 66 Firasat
67
Chapter 67 Minta maaf
68
chapter 68 (salah sebuat nama)
69
Chapter 69 (Cerita palsu)
70
Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71
Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72
Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73
Chapter 73 (Pingsan)
74
Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75
Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76
Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77
Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78
Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79
Chapter 79 (Kembali berulah)
80
Chapter 80 (Jahil)
81
Chapter 81 (Diancam)
82
Chapter 82 (TMKI)
83
Chapter 83 (TMKI)
84
Chapter 84 (TMKI)
85
Chapter 85 (TMKI)
86
Chapter 86 (TMKI)
87
Chapter 87 (TMKI)
88
Chapter 88 TMKI
89
Chapter 89 TMKI
90
Chapter 90 TMKI
91
Chapter 91 TMKI
92
Chapter 92 TMKI
93
Chapter 93 TMKI
94
Chapter 94 TMKI
95
Chapter 95 TMKI
96
Chapter 96 TMKI
97
Chapter 97 TMKI
98
Chapter 98 TMKI
99
Chapter 99 TMKI
100
Chapter 100 TMKI
101
Chapter 101 TMKI
102
Chapter 102 TMKI
103
Chapter 103 TMKI
104
Chapter 104 TMKI
105
Chapter 105 TMKI
106
Chapter 106 TMKI
107
Chapter 107 TMKI
108
Chapter 108 TMKI
109
Chapter 109 TMKI
110
Chapter 110 TMKI
111
Chapter 111 TMKI
112
Chapter 112 TMKI
113
Chapter 113 TMKI
114
Chapter 114 TMKI
115
Chapter 115 TMKI
116
Chapter 16 TMKI
117
Chapter 117 TMKI
118
Chapter 118 TMKI
119
Chapter 119 TMKI
120
Chapter 120 TMKI
121
Chapter 121 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!