"Halo ayah, ini Eva. Sekarang aku sedang dalam perjalanan pulang." Ternyata orang yang menelponnya adalah putrinya sendiri, seketika Arya terkejut.
"K-kau pulang, kenapa tidak mengabari ayah terlebih dahulu?" Arya merasa tegang dan langsung memarahinya
Eva tak bergeming, dia terkejut atas reaksi sang ayah. Panggilan itu hening beberapa saat sampai akhirnya Arya kembali berkata.
"Baiklah, ayah akan menjemputmu di terminal." Ucap Arya, kemudian mematikan telponnya.
****
"Apa yang terjadi kenapa ayah marah jika aku pulang, apakah dia lupa ini tentang liburku. Bukanya Setiap semester berakhir ayah sudah tahu aku akan pulang kerumah?" Eva bergumam merasa heran. Lalu tiba-tiba bus itu berhenti untuk mengambil penumpang. Ditengah lamunannya Eva terkejut saat ada yang menyapanya.
"Bukannya kau Eva, putrinya pak Arya dan Bu Eca?" tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sampingnya, wanita itu adalah penumpang yang baru saja naik.
Eva melirik sambil tersenyum sembari menjawab pertanyaan si wanita.
"Iya Bu, kok ibu bisa tahu orang tua saya?" sedikit penasaran Eva bertanya bagaimana bisa ibu itu mengenalinya.
"Ehh kamu lupa sama saya, saya Bu Susan tetangga kamu." Jawab si wanita yang ternyata tetangganya. Eva mengerutkan kening sambil mengingat-ingat.
"Ohh Bu Susan, ibunya Wati ya." ucap Eva.
"Iya benar Sekali." jawab Bu Susan merasa senang karena akhirnya Eva mengenalnya.
"Ya ampun bu, maafkan saya karena tidak mengenali mu tadi." Eva merasa malu sendiri karena bisa bisanya dia lupa dengan tetangganya padahal setiap liburan dia akan sering berkunjung ke rumah Bu Susan, karena dia dan Anaknya yaitu Wati berteman sejak kecil.
"Iya ndak apa-apa, oh iya tumben kamu pulang naik bus apa ayah mu tidak jemput?" Tanya Bu Susan karena sebagian tetangga yang cukup dekat dengan keluarga Eva dia tahu tentang keluarga itu.
"Iya bu, saya juga heran kenapa cuti kali ini ayah tidak datang menjemput ku. Karena itu aku memutuskan untuk pulang naik bus sebab aku takut tinggal di asrama seorang diri karena teman-temanku sudah pulang kampung semua." jelas Eva pada Bu Susan.
"Howala nak mungkin ayahmu sibuk kerja dan jaga ibumu di rumah sakit." Ucap Bu Susan, yang membuat Eva terkejut.
"Ibu masuk rumah sakit lagi bukannya dia sudah keluar yah bu?" Tanya Eva heran pasalnya yang di ketahui jika ibunya sudah keluar dari rumah sakit tiga bulan lalu.
"Lah ndak loh bu Eca belum pernah pulang kerumah sejak dia masuk rumah sakit. Bahkan beberapa hari yang lalu saya sempat menjenguk dan terkejut melihat kondisinya. Bu Eca terlihat sangat kurus, kata dokter dia menderita penyakit... penyakit apa yah ibu lupa mirip kimia kimia gitu deh." Jelas Bu Susan.
"Leukimia?" dengan suara yang bergetar Eva membenarkan ucapan Bu Susan.
"Nah itu dia leukimia... leukimia itu apa, Nak?" karena tidak paham apa itu leukimia, Bu Susan bertanya.
"Leukimia itu penyakit berbahaya bu, itu sejenis kangker darah karena tubuh penderitanya banyak memproses sel darah putih atau abnormal. Penyakit itu sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, penyakit ini juga dapat menyebabkan masalah serius pada tubuh seperti anemia, pendarahan, infeksi Bahakan kematian." Sela salah satu penumpang yang sedari tadi mendengar perbincangan antara Eva dan Bu Susan, sepertinya dia seorang perawat.
Eva tidak dapat lagi menahan air matanya dia
benar-benar hancur mengetahui bahwa ibunya ternyata sakit parah. Sedangkan bu Susan, setelah mendengar penjelasan penumpang itu membuatnya terkejut. Dia merasa bersalah karena membuat gadis itu menangis.
"Eva maafkan ibu nak, ibu tidak bermaksud membuatmu menangis seperti ini." Bu Susan kemudian memeluk Eva merasa menyesal.
Sepanjang perjalanan Eva terus terisak namun dengan suara yang lirih. Bu Susan dengan setia menenangkannya sepanjang perjalanan itu juga. Rasa bersalah di benaknya tak kunjung hilang.
***
Akhirnya bus yang mereka tumpangi tiba di terminal. Di mana Arya sedari tadi menunggu kedatangan putrinya.
"Eva, kita sudah tiba di terminal, Nak. Ayo turun." Bu Susan dengan lembutnya memberi tahu pada Eva. Eva hanya mengangguk kemudian turun dari bus.
"Eva, apa ada orang yang menjemputmu jika tidak mari ikut ibu?" Tanya Bu Susan.
"Ada kok Bu, terima kasih kata Ayah di akan menjemput ku di sini." jawab Eva.
"Eva!" Arya lalu memanggil nama putrinya.
Eva yang mendengar suara sang Ayah seketika berbalik namun hanya menatapnya tanpa ekspresi yang kini berjalan ke arahnya.
"Ehh pak Arya!" sapa Bu Susan pada Arya.
"Bu Susan, kok bisa bersama Eva?" Tanya Arya.
"Iya mas, tadi saya bertemu dia di dalam bus." Jawab Bu Susan.
"Ohh Seperti itu syukurlah kalau begitu saya pikir Eva sendiri jadi saya khawatir dari tadi, tapi untungnya dia bertemu ibu." Ucap Arya merasa lega.
"Ohh iya Kalau begitu saya duluan ya pak Arya, Eva. Itu sudah ada suami saya yang jemput." sebelum pergi bu Susan terlebih dahulu pamit.
"Silahkan bu." Ucap Arya. Setelah itu Bu Susan meninggal mereka berdua.
***
"Ayo ke mobil sekarang." Ajak Arya sambil menenteng tas putrinya. Eva hanya mengangguk dan mengikuti ayahnya menuju mobil.
Dalam perjalanan Eva hanya diam menatap tangan ayahnya yang terluka. Melihat Putrinya yang sedari tadi belum mengucap sepatah katapun membuat Arya sedikit heran.
"Ada apa nak, ayah perhatian dari tadi kamu diam saja?" Arya kemudian berinisiatif bertanya pada putrinya.
"Kenapa tangan ayah berdarah?" bukannya menjawab Eva justru bertanya balik. Arya terkejut dia lupa membalut lukanya tadi.
"Ohh ini tadi ayah tidak sengaja tekena benda tajam saat di terminal." Arya menjawabnya dengan berbohong. Eva diam ia lalu menetap sang ayah hingga membuat Arya bingung dengan sikap anaknya
"Yah, bagaimana kondisi ibu?" pertanyaan yang Eva lontarkan, lantas membuat Arya terkejut.
"Ibu baik-baik saja, kok kamu bertanya seperti itu?" dengan heran Arya kemudian menanyakan alasan mengapa Eva justru bertanya demikian. Eva mengalihkan pandangannya ke sisi lain lalu kembali berkata.
"Kenapa Ayah bohong pada Eva?" Pertanyaan ini makin membuat Arya terkejut.
"Maksud kamu?"
"Ayah bilang Kalau ibu sudah keluar dari rumah sakit tiga bulan yang lalu tapi nyatanya ibu selama ini masih di rawat di sana dan mengidap leukimia."
Tittt... sontak Arya menghentikan mobilnya secara mendadak dia syok dengan apa yang baru saja ia dengarkan dari Putrinya.
"Dari mana kau tahu jika ibumu menderita penyakit itu?" Tanya Arya pada putrinya.
Eva yang sedari tadi menangis sudah tidak bisa mengatakan apa apa, dia sangat hancur mengetahui kebenaran ini di tambah lagi orang tuanya berbohong padanya. Arya yang melihatnya pun langsung meraih Eva dan langsung menariknya kedalam pelukannya.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments