Menikahi Kakak Ipar

Menikahi Kakak Ipar

Capter 1 Permintaan kakak

Assalamualaikum, terima kasih karena sudah menyempatkan waktu untuk mampir membaca kisah Yuni dan mas Arya, jangan lupa krisarnya  ya 🌷 selamat membaca.

~°°~

Di rumah sakit ini, terlihat dua saudari yang tengah berbincang-bincang, Eca dan Yuni nama kedua wanita itu.

"Yun, sebenarnya ada yang ingin kakak sampaikan." Ucap Eca dengan serius.

"Katakanlah kak, apa yang ingin kamu sampaikan." Ujar Yuni.

Eca meraih tangan adiknya sembari menarik nafas dalam-dalam. Sepertinya apa yang akan di sampaikan sangatlah penting.

"Kakak, ada apa kenapa kakak terlihat begitu gelisah. Katakan saja?" Menyadari situasi itu Yuni menjadi penasaran.

"Maafkan jika apa yang akan aku sampaikan ini agak sedikit keterlaluan, tapi aku sudah memikirkan ini sejak lama." Ucap Eca masih mengumpulkan keberanian.

Yuni mengerutkan keningnya, tidak biasanya dia melihat kakaknya seserius ini. Kira kira apa yang ingin Eca sampaikan.

"Jadi begini Yun, aku mau kamu... Menikah dengan mas Arya."

Sontak Yuni syok mendengar ucapan Eca. Dia yang tadinya tersenyum seketika pudar dan suasananya hening. Sepertinya Yuni masih mencerna apa yang baru saja Eca sampaikan.

"Hah, Kakak bilang apa?" tanya Yuni.

"Aku mau kamu menikah dengan mas Arya." Ucap Eca sekali lagi.

"Apa-apaan ini kak, apakah kakak sudah gila. Itu suamimu bagaimana bisa." Yuni terperanjat dari duduknya dia Syok mendengar kalimat sang kakak.

Sedangkan Eca, matanya sudah berkaca-kaca dia sebenarnya tidak mudah baginya untuk bisa memutuskan hal ini akan tetapi dia merasa ini adalah satu-satunya jalan.

"Tidak kak, kamu pasti bercanda kan. Maksudnya bagaimana bisa kakak memikirkan hal itu, ya ampun." Ujar Yuni menganggap Eca tengah bercanda.

"Aku serius, aku tidak sedang bercanda. Aku memang mau agar kamu menikah dengan mas Arya Yuni, tolong ini permintaan ku." Jawab Eca Dengan serius.

"Iya tapi kenapa kak, ya tuhan. Aku harap ini hanya mimpi." Ujar Yuni tidak terima.

"Itu karena.... Itu karena waktu ku sudah tidak lama lagi Yun." Ujar Eca berderai air mata.

Melihat' Eca menangis tersedu-sedu membuat Yuni ikut bersedih. Dia menatap Eca nanar, masih belum bisa percaya dengan permintaan sang kakak yang ingin agar dia menikahi Arya, kakak iparnya sendiri yang mama itu mustahil untuk iya lakukan.

"Jadi aku memohon padamu, tolong kabulkan permintaan terakhir ku ini. Hanya kamu yang bisa aku percaya." Sekali lagi Eca memohon pada sang adik agar bersedih mengambil permintaannya.

"Tidak kak, aku tidak bisa. Jangan katakan hal yang belum terjadi, aku yakin kamu pasti bisa sembuh jadi tolong jangan putus asa." Yuni mencoba menenangkan Eca.

Eca hanya bisa menangis, berat rasanya ia menerima takdirnya. Namun, penyakit yang ia derita memang sudah sangat mengerrogoti tubuhnya. Sehingga dokter mendiagnosis jika dia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

"Jangan menangis kak, aku yakin pasti akan ada keajaiban dan kakak pasti sembuh." Ujar Yuni Seolah memberikan harapan.

"Tidak Yuni, ini takdirku. Jadi sebelum aku pergi aku ingin menitipkan keluarga ku padamu jadi sekali lagi aku mohon agar kamu mau memenuhi harapan terakhirku ini." Eca menyatukan kedua tangannya agar Yuni setuju.

Yuni dilema, dia bingung harus mengatakan apa pada sang kakak. Satu sisi dia berpikir mustahil jika dia menikahi kakak iparnya, namun di sisi lain dia juga tidak tau bagaimana cara menolak permintaan terakhir kakaknya.

"Aku akan memberikan mu waktu untuk memikirkan ini, tapi aku harap kamu mau." Ujar Eca kini terlihat lebih tenang.

Yuni hany terdiam, pikirannya kacau dan hang bisa melamun menatap Eca. Lalu tiba-tiba suara pintu membuyarkan lamunannya. Dari arah pintu muncul seorang pria tinggi gagah dan terlihat rapi dengan setelan jas yang membuat dirinya semakin tampan. Dia tak lain adalah Arya.

"Selamat siang sayang, bagaimana perasaan mu hari ini?" Tanya Arya yang kini sudah berada di samping istrinya. Dia membungkuk sambil menciumi kening Eca.

"Aku merasa baikan hari ini mas, lagipula di sini ada Yuni jadi aku merasa bahagia." Jawab Eca.

"Tentu, ohh iya Yuni. Terimakasih karena kamu mau meluangkan waktu menjaga Eca di sini. Karena akhir-akhir ini aku sibuk jadi tidak ada waktu untuk istriku." Ucap Arya merasa sangat berterima kasih pada adik iparnya itu.

"Tidak perlu berterimakasih kak, aku adiknya jadi sudah sepantasnya aku membantu merawat kakaku." Jawab Yuni.

Ohh iya sayang, coba kamu lihat apa yang aku bawah untukmu." Arya lalu memberikan sebuah hadia pada istrinya.

"Apa ini mas?" Tanya Eca penasaran karena hadia itu di bungkus menjadi kado.

"Buka saja, aku yakin kamu pasti sangat menyukainya." Arya terlihat excited.

Eca lalu membuka bungkusan kado itu dan ternyata isinya adalah sebab cicin berlian yang Indah. Sejenak ia terkesima memandangi barang mawab itu.

"Mas, ini adalah cicin berlian yang sangat aku inginkan. Mas, terima kasih." Eca lalu memeluk suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Iya sayang sama-sama. Aku harap dengan ini kamu semkin semangat ingin sembuh dan aku janji setelah nanti kamu sembuh aku akan mengajakmu belanja sepuasnya dan kita juga akan liburan." Arya memberi semangat pada istrinya.

Eca yang tadinya merasa senang seketika terlihat murung. Dia memandangi cincin berlian tersebut beberapa saat. Seketika Eca meraih tangan Yuni dan langsung menyematkan cicin itu di jari sang adik.

Arya dan Yuni sontak kaget dengan Eca yang tiba-tiba melakukan hal ini. Yuni terlihat panik dan segera menarik tangan nya. Dari sang kakak.

"Wah sangat indah, ini cocok di jari kamu Yuni. Benarkan mas." ujar Eca memuji.

Tetapi Arya tidak beraksi apa-apa selain masih kaget dengan tindakan Eca. Lalu Yuni, dia segera melepaskan cincin itu dan mengembalikannya ke Eca lagi.

Suasana kembali hening dan canggung, Yuni salah tingkah atas tindakan Eca yang tidak terduga. Sungguh dia merasa tidak nyaman pada sang kakak ipar.

"Kenapa di lepas, ini cocok untukmu." Ujar Eca.

"T-tidak kak, aku tidak pantas memakainya lagi pula ini hadiah dari kak Arya untukmu." ujar Yuni gugup.

Eca menatap suaminya yang masih terlihat kebingungan. Tidak di pungkiri saat ini Arya merasa agak kecewa dengan sikap istrinya

"Mas, bagaimana kalau hadia ini untuk Yuni saja. Bukan aku menolak tapi aku rasa sudah tidak pantas memakainya." ujar Eca pada sang suami.

Eca lalu memperlihatkan jari jemarinya yang terlihat kering kerontang sehingga membuat Arya menjadi sedih seketika.

"Ya tuhan, apa yang kakak lakukan. Ini tidak benar sebaiknya aku keluar dari sini." Batin Yuni bergegas pergi.

"Yuni, mau kemana. Aku mohon kamu tetap di sini. sudah saatnya aku akan menyampaikan pada Arya." Eca menghentikan Yuni untuk pergi.

"Sayang, ada apa ini, apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Arya kebingungan.

"Mas, apakah kamu mencintaiku? Eca justru bertanya balik.

"Yah, aku sangat mencintaimu kenapa tiba-tiba kamu bertanya begitu, ada apa ini sebenarnya."

"jika seperti itu, mau kah kamu mengabulkan permintaanku."

"kakak!"

Yuni bereaksi, dia menatap Eca sembari menggelengkan kepala memohon agar Eca tidak melakukannya.

"Permintaan... Yah tentu sayang, aku pasti akan memberikan apa yang kamu inginkan, katakan saja." ujar Arya tanpa rasa curiga.

"Mas.... Menikahlah dengan Yuni."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Partini Minok Nur Maesa

Partini Minok Nur Maesa

knp hrs yuni

2024-08-15

0

Ida Parida

Ida Parida

baru mampir ka... pas baca nyesek banget terharu... 😭😭😭😭

2021-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Capter 1 Permintaan kakak
2 Capter 2 Penolakan Mas Arya
3 Capter 3 Eva pulang
4 Capter 4 Rencana Eca
5 Capter 5 Kembali membujuk
6 Capter 6 Eca Kritis
7 capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8 Capter 8 Pemakaman Eca
9 Capter 9 tantang janji
10 Chapter 10 Kekesalan Yuni
11 Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12 Capter 12 Sekertaris baru
13 Capter 13 Rencana pernikahan
14 Capter 14 Hari pernikahan
15 Capter 15 (sebuah ancaman)
16 Capter 16 Ke-khawatiran
17 Capter 17 Masa lalu
18 Capter 18 Tragedi masa lalu
19 Capter 19 Eva kecelakaan
20 Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21 Capter 21 Amnesia
22 Capter 22 Teror di toilet
23 Capter 23 kegelisahan Yuni
24 Capter 24 Salah orang
25 Capter 25 Eva menghilangkan
26 capter 26 Merasa bersalah
27 capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28 capter 28 Di salahkan
29 capter 29 Frustasi
30 Capter 30 Mimpi
31 Capter 31 putus asa
32 Capter 32 Rencana melarikan diri
33 Capter 33 gagal pergi
34 Capter 34 kabar bahagia
35 Capter 35 Terancam di penjara
36 Chapter 36 permohonan maaf
37 Capter 37 permohonan maaf (2)
38 Chapter 38 Kembali membaik
39 capter 39 orang aneh tepi jalan
40 Chapter 40 Hampir ketahuan
41 Chapter 41 Sebuah surat
42 Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43 Chapter 43 Tidur sekamar
44 Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45 Chapter 45 Salah tingkah
46 Chapter 46 First kiss
47 chapter 47 kemesraan
48 Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49 Chapter 49 sapu tangan
50 Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51 Chapter 51 Kelicikan Lidya
52 Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53 Chapter 53 Permainan di mulai
54 Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55 Chapter 55 Rencana Bulan madu
56 Chapter 56 Kegilaan Lidya
57 Chapter 57 Koma
58 Chapter 58 Yuni menghilangkan
59 Chapter 59 Malam yang buruk
60 Chapter 60 Semua berubah
61 Chapter 61 kesempatan Lidya
62 Chapter 62 Menikah
63 Chapter 63 Dibawah pergi
64 Chapter 64 Mayat
65 Chapter 65 Modus Lidya
66 Chapter 66 Firasat
67 Chapter 67 Minta maaf
68 chapter 68 (salah sebuat nama)
69 Chapter 69 (Cerita palsu)
70 Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71 Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72 Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73 Chapter 73 (Pingsan)
74 Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75 Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76 Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77 Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78 Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79 Chapter 79 (Kembali berulah)
80 Chapter 80 (Jahil)
81 Chapter 81 (Diancam)
82 Chapter 82 (TMKI)
83 Chapter 83 (TMKI)
84 Chapter 84 (TMKI)
85 Chapter 85 (TMKI)
86 Chapter 86 (TMKI)
87 Chapter 87 (TMKI)
88 Chapter 88 TMKI
89 Chapter 89 TMKI
90 Chapter 90 TMKI
91 Chapter 91 TMKI
92 Chapter 92 TMKI
93 Chapter 93 TMKI
94 Chapter 94 TMKI
95 Chapter 95 TMKI
96 Chapter 96 TMKI
97 Chapter 97 TMKI
98 Chapter 98 TMKI
99 Chapter 99 TMKI
100 Chapter 100 TMKI
101 Chapter 101 TMKI
102 Chapter 102 TMKI
103 Chapter 103 TMKI
104 Chapter 104 TMKI
105 Chapter 105 TMKI
106 Chapter 106 TMKI
107 Chapter 107 TMKI
108 Chapter 108 TMKI
109 Chapter 109 TMKI
110 Chapter 110 TMKI
111 Chapter 111 TMKI
112 Chapter 112 TMKI
113 Chapter 113 TMKI
114 Chapter 114 TMKI
115 Chapter 115 TMKI
116 Chapter 16 TMKI
117 Chapter 117 TMKI
118 Chapter 118 TMKI
119 Chapter 119 TMKI
120 Chapter 120 TMKI
121 Chapter 121 Ending
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Capter 1 Permintaan kakak
2
Capter 2 Penolakan Mas Arya
3
Capter 3 Eva pulang
4
Capter 4 Rencana Eca
5
Capter 5 Kembali membujuk
6
Capter 6 Eca Kritis
7
capter 7 Permintaan untuk yang terakhir
8
Capter 8 Pemakaman Eca
9
Capter 9 tantang janji
10
Chapter 10 Kekesalan Yuni
11
Chapter 11 panik (gara gara Eva)
12
Capter 12 Sekertaris baru
13
Capter 13 Rencana pernikahan
14
Capter 14 Hari pernikahan
15
Capter 15 (sebuah ancaman)
16
Capter 16 Ke-khawatiran
17
Capter 17 Masa lalu
18
Capter 18 Tragedi masa lalu
19
Capter 19 Eva kecelakaan
20
Capter 20 keluarga tidak tahu malu
21
Capter 21 Amnesia
22
Capter 22 Teror di toilet
23
Capter 23 kegelisahan Yuni
24
Capter 24 Salah orang
25
Capter 25 Eva menghilangkan
26
capter 26 Merasa bersalah
27
capter 27 Mencari Keberadaan Eva
28
capter 28 Di salahkan
29
capter 29 Frustasi
30
Capter 30 Mimpi
31
Capter 31 putus asa
32
Capter 32 Rencana melarikan diri
33
Capter 33 gagal pergi
34
Capter 34 kabar bahagia
35
Capter 35 Terancam di penjara
36
Chapter 36 permohonan maaf
37
Capter 37 permohonan maaf (2)
38
Chapter 38 Kembali membaik
39
capter 39 orang aneh tepi jalan
40
Chapter 40 Hampir ketahuan
41
Chapter 41 Sebuah surat
42
Chapter 42 Ada apa dengan Arya
43
Chapter 43 Tidur sekamar
44
Chapter 44 Vino si mahasiswa baru
45
Chapter 45 Salah tingkah
46
Chapter 46 First kiss
47
chapter 47 kemesraan
48
Chapter 48 rencana baru vino/ yogi
49
Chapter 49 sapu tangan
50
Chapter 50 Hadia Untuk Istri
51
Chapter 51 Kelicikan Lidya
52
Chapter 52 Tawaran Tinggal serumah
53
Chapter 53 Permainan di mulai
54
Chapter 54 perdebatan Lidya dan Yogi
55
Chapter 55 Rencana Bulan madu
56
Chapter 56 Kegilaan Lidya
57
Chapter 57 Koma
58
Chapter 58 Yuni menghilangkan
59
Chapter 59 Malam yang buruk
60
Chapter 60 Semua berubah
61
Chapter 61 kesempatan Lidya
62
Chapter 62 Menikah
63
Chapter 63 Dibawah pergi
64
Chapter 64 Mayat
65
Chapter 65 Modus Lidya
66
Chapter 66 Firasat
67
Chapter 67 Minta maaf
68
chapter 68 (salah sebuat nama)
69
Chapter 69 (Cerita palsu)
70
Chapter 70 (Perjalanan bisnis ke Kanada)
71
Chapter 71 (Mungkinkah akan bertemu?)
72
Chapter 72 (Sosok yang dirindukan)
73
Chapter 73 (Pingsan)
74
Chapter 74 (Bertemu sahabat lama)
75
Chapter 75 (Hal mengejutkan)
76
Chapter 76 (Kembalinya ingatan Yuni)
77
Chapter 77 (Akhir kejahatan Yogi)
78
Chapter 78 (Kembali ke Indonesia)
79
Chapter 79 (Kembali berulah)
80
Chapter 80 (Jahil)
81
Chapter 81 (Diancam)
82
Chapter 82 (TMKI)
83
Chapter 83 (TMKI)
84
Chapter 84 (TMKI)
85
Chapter 85 (TMKI)
86
Chapter 86 (TMKI)
87
Chapter 87 (TMKI)
88
Chapter 88 TMKI
89
Chapter 89 TMKI
90
Chapter 90 TMKI
91
Chapter 91 TMKI
92
Chapter 92 TMKI
93
Chapter 93 TMKI
94
Chapter 94 TMKI
95
Chapter 95 TMKI
96
Chapter 96 TMKI
97
Chapter 97 TMKI
98
Chapter 98 TMKI
99
Chapter 99 TMKI
100
Chapter 100 TMKI
101
Chapter 101 TMKI
102
Chapter 102 TMKI
103
Chapter 103 TMKI
104
Chapter 104 TMKI
105
Chapter 105 TMKI
106
Chapter 106 TMKI
107
Chapter 107 TMKI
108
Chapter 108 TMKI
109
Chapter 109 TMKI
110
Chapter 110 TMKI
111
Chapter 111 TMKI
112
Chapter 112 TMKI
113
Chapter 113 TMKI
114
Chapter 114 TMKI
115
Chapter 115 TMKI
116
Chapter 16 TMKI
117
Chapter 117 TMKI
118
Chapter 118 TMKI
119
Chapter 119 TMKI
120
Chapter 120 TMKI
121
Chapter 121 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!