Eliza pov
Aku kembali duduk termanggu di kursi dekat Jendela kusibakkan tirai dan aku buka sedikit kaca jendela lalu aku hirup udara malam.
Terasa sejuk dan menenangkan
Aku alihkan pandangan mataku ke arah sorotan lampu neon yang menerangi setiap rumah di sepanjang jalan
Tak terlihat bintang namun titik-titik cahaya lampu tersebut hampir menyerupai
Aku kembali membayangkan kenangan indah saat bersama Aska
"Andaikan As... Kamu sekarang masih di dekatku, mukin aku ada teman buat sekedar cerita" ucap ku dalam hati sambil terus memutar kembali memoriku tentang dia
Aku kembali melihat kenangan terakir dari dia yang berupa sebuah kalung kaca
Harganya tak mahal namun sebuah kenangan jauhlah lebih mahal karena sudah tidak bisa di ulang lagi dan tidak bisa di beli
Menyimpan sebuah rasa suka itu berat, ibaratnya menyimpan sebuah serpihan kaca yang apa bila tak berhati hati maka akan melukai diri kita sediri
Dari sebuah bentuk gelas kemudian retak tak berapa lama pecah seperti itulah metarmofosis rasa suka ku ke dia dan sekarang menjadi serpihan kaca
Yang terus aku simpan dalam lubuh hati terdalam ku
Kadang aku berfikir, apakah aku terlalu bodoh menjadi seorang wanita hanya di anggap menjadi seorang adik dari seorang yang disukai padahal kamu menaruh rasa yang lebih
Menyakitkan...!! namun pantas
Ketika cinta pertama kamu sudah tak ternilai lantas apakah hati kamu masih siap terbuka
Dan saat ini hatiku masih ingin terus tertutup
Aku dan Aska dulu sahabatan hampir tiga tahun aku selalu menaruh rasa sayang terhadapnya tak ada kesedihan pun saat aku bersamanya
Canda tawa selalu tercipta saat kita bersama
Dia memiliki sifat proktektif terhadap aku dan rasa selalu ingin menjagaku
Aku berasa dia seperti kekasihku
Namun sayang saat kita berdua menerima kelulusan saat SMP di hari yang sama dia menembak cewek yang dia sukai Renata namanya
Seketika dunia ku gelap
Antara kecewa sedih air mata semua sudah beradu menjadi satu terasa sakit sangat sakit
Aku mengucapkan selamat namun dengan air mata yang susah aku tahan
Kemudia dia memelukku erat beban kesedihanku serasa terus di pompa
Aku tak tau antara rasa bahagia dan sedih saat itu
Aku bahagia karena dia menemukan seorang wanita yang lebih baik dari aku
Namun aku juga merasa sedih karena aku kehilangan seseorang yang aku sayangi
Sampai sekarang kejadian itu pun masih terus ternian-niang di kepalaku
Senyumnya, perhatianya, sikapnya dan segala hal tentang dia selalu aku simpan dan aku bukukan aku tata rapi dan aku tempatkan di lubuk hati terdalam ku
Biarlah kelak menjadi kenangan terindah tentang kisah cintaku
Beruntung aku sekarang memiliki kedua teman sekaligus sahabat, Vey dan Rena
Mereka sangat akrab dengan ku
Dan Dea hanyalah teman yang sekarang berasa musuh
Karena kejadian dahulu menjadi penyebab hancurnya persahabatanku
Aku tak tau kesalahanku, yang jelas dia sekarang benci dan menaruh dendam terhadapku
Julian pov
Seperti biasa kebiasaanku saat malam hanya membuka buku selembar atau dua lembar serta melihat tugas kalaupun itu ada setelah itu aku kembali memainkan ponsel
"Kak Julian di suruh makan sama mama" ucap adekku berteriak dari depan pintu kamar
"Iya dek nanti kakak ke bawah" jawabku yang masih terus memainkan ponsel
Karena cacing di perut ku ini sudah minta diisi jadilah aku segera turun kebawah walaupun sebenarnya aku masih tak ingin beranjak dari kasur
Disana sudah ada mama,papa dan Reva yang biasanya memulai makan terlebih dahulu dan aku selalu yang terakhir
"Buruan makan kak ini mama udah masakin makanan kesukaan kamu lho" ucap mama aku menyuruhku segera makan dan selalu dengan senyum khasnya
"Sip ma" aku jawab dengan acungan jempol
Setelah itu kita terdiam dan menikmati makan malam kita
******
Pagi ini aku bangun kesiangan dan sialnya ban motor yang biasa aku pakai saat sekolah bocor dan memaksaku harus ke bengkel terlebih dahulu
Hasilnya membuat aku terlambat datang ke sekolah
Ketika aku sampai di sekolah gerbang sudah di tutup
"Siall" umpatku kesal dalam hati
Aku segera menemui satpam yang berjaga aku berusaha masuk namun harus terlebih dahulu di ceramahin pak satpam tentang tata tertib, aku yang emang melakukan krsalahan berusaha memperhatikan nasehat dari pak satpam walaupun dalam telinggaku berusaha menolak mentah-mentah
Setelah hampir lima belas menitan aku diceramahin akhirnya aku diperbolehin masuk dan aku buru-buru masuk kelas karena sudah terlambat aku berlari dengan kencang tanpa menghiraukan sekelilingku dan tiba tiba...
"Bruakkkk..."
Aku menabrak seorang cewek dan menjatuhkan beberapa buku yang dia bawa
"Apalagi ini" umpatku dalam hati
"Maaf ya aku gak sengaja" ucapku terlebih dahulu meminta maaf sambil berusaha mengambil kan buku yang berserakan dibawah
"lain kali hati-hati lo tu kenapa sih nabrak gue terus apa lo ada dendam sama gue" ucapnya dengan nada tinggi dan sedikit membentak
Aku tak menanggapi ucapanya karena aku yang salah dan segera aku membantu dia menata kembali buku yang dia bawa dengan tatapan sinis dia langsung beranjak pergi
Belum sempat aku melangkah kan kaki aku menemukan sebuah kalung yang pas dekat dengan sepatuku aku berfikir mukin ini punya cewek tadi dan segera aku mengambilnya
Aku berusaha meneriaki dia yang belum terlalu jauh namun dia menghiraukan dan tetap berjalan aku yang merasa ini barang dia aku simpan di saku celanaku dan nanti aku akan menemui dia dan berusaha mengembalikan kalung ini
Sampai di kelas sudah ada Pak Bambang guru bahasa Indonesia yang sedang menerangkan soal kepada para siswa
Aku yang berasa datang terlambat terlebih dahulu mengetok pintu dan minta maaf karena keterlambatan ku kepada pak Bambang dan karena belum terlalu telat aku di perbolehkan masuk
Jam istirahat.....
"Jul tadi kenapa lo telat udah mulai berani ya telat?" tanya Dika dengan wajah penasaran dan dilanjutkan dengan ejekan dari Denis dan Roy
"yee... lu gak tau sih tadi ban gue bocor dan terpaksa kebengkel al hasil gue telat karena harus nambal ban terlebih dahulu" jawabku dengan pelan namun dengan nada menekan
"O... gitu, gue kirain mau bolos lo Jul" ucap Denis sedikit meledek dan disusul Dika dan Roy yang ikut tertawa terbahak-bahak
Dan setelah selesai mengobrol kita memutuskan ke kantin
Kantin terasa penuh karena kita datangnya agak terlambat jadi kita hanya memesan beberapa boto minuman dan membawanya ke kelas
Sampai di kelas kita kembali duduk dan memulai obrolan lagi
***
Sepulang sekolah aku Denis Roy dan Dika langsung ke lapangan basket dan gak lupa ganti baju terlebih dahulu buat latihan
Karena turnamen beberapa minggu lagi jadi diperketat latihanya .
"O... iya Jul habis pulang latihan nanti nongkrong yuk udah lama juga ni kita gak nongkrong" ajak Roy yang saat ini masih melakukan pemanasan
"Iya ni boleh juga tu ide lu Roy" tambah Dika sambil membenarkan tali sepatu yang lepas
"iya deh gampang pulang juga sore sekalian aja" jawabku menanggapi ajakan mereka
Sembari menyudahi obrolan kita langsung mengambil bola dan memulai sesi latihan
Aku yang sekarang menjadi kapten Basket pilihan pak Dito langsung meniupkan peluit tanda latihan dimulai.
Kita segera berlatih dengan penuh semangat keringat terus mengalir tapi itu semua tidak membuat kita merasakan lelah karena begitu semangatnya latihan kali ini semua tenaga terkuras habis tanpa terasa beberapa botol air minerah habis kita teguk
Tepat pukul lima sore kita menyudahi latihan kita dan bergegas pulang
"Oke teman-teman latihan kita kali ini cukup tolong untuk latihan minggu depan diperbaiki lagi" ucapku ke teman-teman yang ikut latihan sambil mengoreksi latihan hari ini
Dan kita segera bergegas ke ruang ganti
"Eh bro pada jadi gak ni nongkrong" ucap Denis mengawali obrolan disela kita sedang ganti baju.
"Jadilah nangung juga udah jam segini" jawabku sambil melipat baju
"Yaudah yuk langsung aja" ucap Roy mengakhiri obrolan dan langsung bergegas ke parkiran
Saat berjalan menuju parkiran pandangan mata ku teralihkan ke sosok cewek yang aku tabrak tadi yang sedang keluar dari aula
Aku terus memperhatikan dia dari kejahuan terlihat dia sedang senyum-senyum ke arah temanya dan mata jahat ku ini terus menyuruhku untuk tidak berkedip dan hasilnya
"Brakk..."
Tiba-tiba kaki aku kesandung batu dan karena tak ada keseimbangan akhirnya aku jatuh dan dapat bonus ledekan dari ketiga temanku
"Jul...Jul punya mata buat apa sih lo samapai batu sebesar itu lo cium" Ucap Roy dengan nada meledek sambil tertawa puas dan disusul ejekan dari Denis dan Dika
"Tau tu Roy lagi mikirin janda kali" tambah Dika dengan ucapan yang bikin aku seketika pengen memukul dia
"Kalian ini ya udah tau temanya lagi kena musibah ditolongin kek" ucap ku membela diri sambil menahan rasa sakit
"Ya Elah Jul kebanyakan drama hidup lo"
Dan diakiri ucapan dari Roy dan seketika aku di ledek habis-habisan
Dan setelah itu kita bergegas menuju kafe
Hampir satu setengah jam kita nongkrong di kafe kita membahas obrolan pada umunya
Setelah selesai dengan acara nongkrongnya kita memutuskan pulang
Sekitar lima belas menitan aku sampai di rumah begitu lelahnya aku kali ini dan aku langsung masuk rumah dan menuju kamar
Aku hembuskan nafas panjang dan langsung merebahkan tubuhku ke kasur dengan lega akhirnya aku bertemu juga di tempat ternyaman ku dan tiba-tiba aku jadi teringat tentang cewek tadi
Aku yang sudah bersekolah lebih dari setahuan baru melihat wajah dia,terlihat cantik tapi sayangnya aku tak mengenalnya
Aku kembali merilekskan pikiranku sejenak aku kembali membayangkan kejadian tadi aku senyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang mendapatkan sebuah harta karun
Aku kembali melihat kalung yang masih berada di saku celanaku aku ambil dan aku amati terlihat biasa namun menawan yang mukin seperti pemiliknya
"Masih ada kalung kaya gini" umpatku dalam hati
Aku segera menaruh kembali kalung itu di dalam laci dekat tempat tidurku
Tak berfikir lama aku segera mandi dan membersihkan badan yang seharian Full aku beraktifitas dan berkeringat
Dretttt dretttt .....!!
Terdengar ponselku bergetar aku yang baru keluar dari kamar mandi segera mengambil ponselku yang aku taruh di atas bufet
Tertera ada panggilan masuk dari nomer telepon yang gak ada namanya
"Aduh siapa sih yang menelpon jam segini" kesalku sambil membuka layar ponsel dan langsung aku angkat
"haloo siapa ni" sapaku mengawali obrolan
"halo kak" jawabnya dari seberang telepon
terdengar suara cewe yang suaranya tak pernah aku kenali
''Siapa ya" tanyaku lagi
"ini aku kak, Dera kapten voly kelas sebelas"
"Oh terus ada apa menelepon" lanjut aku bicara menanyakan perihal dia menelponku
"gini kak kan Januari nanti ada turnamen tingkat sekolah terus sama pak Dito aku di suruh hubungin kakak yang kebetulan sekertaris osis buat mengajukan proposal ke pak kepsek supaya ada lanjutan karena kebetulan pak Dito saat ini sedang keluar kota jadi aku disuruh menghubungi kakak" jawab Dera panjang lebar menjelaskan alasannya menelpon aku
"oh..... gitu, oke besok juga bisa gue data"
"oh iya kak maaf ya malam-malam ganggu waktu kakak soalnya mendadak juga infonya" perjelasnya dia ke aku dan mengakhiri sambungan telepon
"iya gak papa" jawabku singkat
Dan setelah itu aku tutup telepon darinya
"Ada-ada aja tugas si sekertaris OSIS" batinku dengan menghempaskan kembali tubuhku ke kasur dan memejamkan mata
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
Seru thor
2022-09-28
0
Relung Awan
makin seru aja nih..
2021-12-04
0
Kim Vytha
lanjut thorr ikin candu yg baca ni
2021-12-04
0