Sore hari sepulang Dinda dari kampus
Setelah mengantarkan tugas dan menikmati perkuliahan di siang hari sampai sore ini, Dinda benar-benar letih dan ingin segera pulang karena tubuhnya sudah terasa remuk ingin segera rebahan. Sampai di parkiran ia berpamitan dengan teman-temannya yang juga ingin pulang kerumah masing-masing.
Diperjalanan pulang, Dinda teringat Ariel yang tadi pagi sempat berangkat bersamanya tanpa ada janjian terlebih dahulu. Dinda cukup senang dengan kehadiran Ariel. Setidaknya ia jadi kembali memiliki teman satu komplek. Sebab, dengan anak yang lain Dinda tidak begitu akrab. Itu karena Dinda termasuk gadis yang introvert alias pendiam dan membuatnya susah bergaul dengan anak lain meski rumah mereka saling berdekatan, kecuali mereka yang lebih dulu mengakrabkan dirinya kepada Dinda. Kalau dulu ada Ari anak Pak Lukman, sekarang ada Ariel anak Om Setyo yang menjadi teman barunya. Menurut Dinda Ariel laki-laki yang baik atau bahkan bisa menjadi kakak yang baik baginya.
Dinda memutar playlist lagunya di handphone yang tersambung ke audio mobilnya dan menyenandungkan lagu Tory Kelly yang berjudul Dear No One. Dinda sangat menyukai petikan-petikan liriknya yang seolah ia sedang mengalami hal yang di ceritakan sang penyanyi melalui lagu tersebut.
Saat melewati kantor tempat Ariel tadi turun, Dinda sengaja memelankan laju kendaraannya. Ia sekedar ingin memastikan apakah Ariel sudah pulang atau belum. Jika Ariel sudah pulang atau keluar dari kantornya bisa sekalian mereka pulang bareng. Namun tampaknya Dinda sama sekali tak melihat batang hidung Ariel meski sudah banyak karyawan kantor mulai keluar beriringan dari dalam gedung tersebut.
Setelah 2 menit melihat-lihat, Ariel tak kunjung terlihat akhirnya Dinda melanjutkan perjalanannya kembali.
"Assalamu'alaikum Ma...Pa" salam Dinda saat masuk rumah.
"Wa'alaikumsalam nak, sudah pulang? Gimana di kampus?" ujar Mama sambil selonjoran nonton drama korea kesukaannya di televisi.
"Ya gitu deh ma, cape banget aku. Rasanya pengen cepet-cepet rebahan" ucap Dinda.
"Ya udah sana gih kekamar sekalian mandi" titah sang mama.
"Tapi rasanya males banget naik tangga, kaki aku tuh pegel ma". Dinda masih terus mengeluh. Memang sudah kebiasannya seperti ini. Terlebih dirinya adalah anak tunggal, orang tuanya selalu memanjakannya sehingga apapun yang terjadi jika tak sesuai keinginannya mulut Dinda akan terus lancar berceloteh, ditambah dengan keadaannya yang sedang capek beginu.
"Pegel kenapa? Mau mama pijitin?" tawar sang mama yang selalu siap sedia mengurus dan merawat anak gadisnya dengan baik walau sudah dewasa.
"Tadi tuh aku keliling fakultas cari ketua kelas mau ngumpulin tugas, hampir aja aku telat ngumpulnya kalo ga ketemu dia depan sekretariat ma" sambungnya sambil meneguk air infus water milik mamanya.
"Ya udah sekarang kamu mandi gih, nanti malah kesorean terus sholatnya keteteran" pungkas sang mama yang melihat anaknya sudah terlihat lusuh dan kusut.
"Yah, mesti naik tangga. Apa aku pindah kamar bawah aja ya Ma?"
"Pindah aja, tapi kecil lho kamarnya. Sedangkan lemari pakaian kamu aja gede banget" ucap sang mama.
"Iya juga sih, ah ya udahlah ga jadi Ma. Btw ma tadi aku berangkat ngampus barengan sama Ariel ma. Si Ariel emang ga punya kendaraan apa ma?"
"Lah, mereka kan punya mobil. Kan kita liat waktu mereka ngeluarin koper dari mobilnya. Mungkin mobilnya lagi ada masalah kali" kata mama.
"Aku tuh heran ma, soalnya setiap ketemu Ariel selalu lagi jalan kaki. Tuh orang sehat banget tau ma haha"
"Eh, emang udah berapa kali kamu ketemu Ariel?" tanya sang mama sambil menatap mata Dinda dengan tatapan curiga.
"Ih mama mulai su'udzon deh, aku tuh ketemu Ariel juga baru 3 kali, sama yang pas baru pindahan 4 kali berarti" elak Dinda sambil jarinya di angkat sejumlah 4 di depan dadanya.
"Hati-hati kamu, nanti naksir. Bahaya lho, Om Setyo mukanya galak" canda sang mama yang membuat Dinda mendadak salah tingkah.
"Ah udah ah, mama godain aku mulu. Aku ke atas aja mau mandi terus rebahan"
Selama menuju ke kamar, tanpa sadar Dinda menciptakan senyuman diwajahnya karena membayangkan candaan mamanya yang mengira ia naksir sama Ariel. Dan hal itu tak luput dari pandangan sang mama yang melihatnya dari arah bawah tangga.
Malam harinya
Setelah melaksanakan sholat isya, Dinda berniat akan segera tidur karena memang seharian ini banyak aktifitas yang dilaluinya dan membuat tubuhnya kelelahan. Namun belum sempat berbaring tiba tiba handphonenya bergetar di atas meja belajarnya. Ada pesan whatsapp masuk yang ia terima namun tidak diketahui siapa pengirim pesan tersebut.
💌 "Hi cewek" (begitu yang tertulis dalam pesan tersebut dan foto profilnya adalah laki-laki dengan posisi membelakangi kamera dan memakai jaket serta bagian penutup kepalanya)
Siapa ya ni?
Oh, jangan jangan Ariel. Nih foto ga jelas juga lagi ciri-cirinya. Tapi kan tadi pagi sempet kasih nomor handphone ke dia.
Ya, kemungkinan besar memang Ariel. Sebab semua kontak para senior yang mengejar-ngejar Dinda telah ia blokir dari panggilan maupun pesannya.
Dinda pun berniat membalasnya sambil membawa handphone itu ke tempat tidur, sebab sudah tidak tahan mau melanjutkan rebahan.
👧 :"Iya, siapa ni?" balas Dinda
Setelah 5 menit uring-uringan menunggu balasan pesannya. Akhirnya getaran di handphonenya membuat Dinda segera membuka aplikasi whatsapp tersebut.
Dan hanya butuh waktu sekejap saja, keceriaan terukir diwajahnya.
💌 "Emang lagi ngarepin siapa yang ngechat ? dengan menautkan sebuah foto dirinya dengan posisi senderan di sofa dan memasang wajah coolnya.
(Maaf banget ni gaes, fotonya ga bisa author tampilin ya, takut yang baca jadi pada kejang-kejang. Soalnya nih si Ariel emang cakep na'udzubillah deh. Beneran 😗)
Mereka pun lanjut saling berbalas pesan sampai hampir tengah malam karena saking asyiknya chatingan.
Kira-kira begini chatingannya (author liat sendiri di hpnya Dinda)
👧:"Ganteng bener dah anaknya Om Setyo 😎"
💌 "Biasa aja, ini mah ga seberapa. Lo liat aja besok😏"
👧 "Emang kenapa kalo besok?"
💌 "Ya sama aja 😂"
👧 "Sia-sia gua nanya 😒"
💌 "Hahahaha. Eh Btw besok gua berangkat jam 8. Kalo lu?"
👧 "Sama. Lo jemput gua ya"
💌 "Ya iyalah, rumah lu juga depan rumah gua"
👧 "Asiiiikkk, seneng deh punya tetangga kaya gini. Sering-sering ya bang 😆"
💌 "Siap adikku 🙏. Siapin aja ongkosnya 😂"
Chat terakhir dari Ariel hanya sempat dibaca tanpa dibalas oleh Dinda. Karena Dinda sudah kehabisan energi dan langsung terlelap karena sudah menahan kantuk sedari tadi demi bisa chatingan sama Ariel.
...-...
...-...
...-...
Jangan lupa di like ya guys ya, habis like biasanya terbitlah komen😋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Oh Dewi
hahaha, jangan lupa nelen ludah aja. Malu nanti kalo udah sampe netes-netes😂😂
2022-08-05
1
Novita Sari
aq ngguya ngguyu dewe thor😂😂
2022-08-05
0
Lina Zascia Amandia
Ehhhh rupanya minta ongkosnya! Dasar Aril, untungnya bukan Ariel Noah.
2022-05-15
1