Setelah menyelesaikan makan siangku, aku bergegas menyusul kedua orangtuaku karena akupun penasaran juga dengan siapa tetangga baru kami. Saat aku sudah sampai diteras depan, aku dapat melihat bahwa kedua orangtuaku sedang berbincang dengan sepasang suami istri yang bisa aku tebak pasti itu adalah tetangga baru kami. Namun aku juga dapat melihat di dekat mereka seorang laki-laki dewasa yang sangat cool dan cukup mempesona. Hanya saja dari jauh dia terlihat angkuh.
"Ma" langsung saja aku memanggil mamaku saat sudah didekatnya. Sebagai kode bahwa diantara mereka ada aku.
"Pak Bu, kenalin ini anak saya. Namanya Dinda. Anak saya satu-satunya" mama memperkenalkan aku kepada mereka. Sontak saja aku langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Oh ini anaknya Bu, salam kenal Dinda. Panggil tante aja ya, kamu cantik banget. Ini suami tante, Om Setyo. Laki-laki tampan yang lagi ngaca depan jendela itu anak tante, namanya Ariel. Kayanya hanya tua sedikit dari kamu ya" ucap tante itu dengan sangat ramah sambil tersenyum kepadaku.
Aku hanya bisa tersenyum memamerkan gigi putihku sebab aku memang selalu merasa canggung jika bertemu orang asing. Selama berdiri ditengah para orangtua, aku merasa jenuh dan melihat sekeliling mencari sesuatu yang enak dipandang. Oups, justru aku melihat pria tampan dengan hoodie dan topi hitam yang membuatnya terlihat sedap dipandang. Dan... oh Tuhan, dia melihat kearahku, betapa malunya. Ketahuan memandangi, pasti aku di cap cewek agresif. Kuputar kepalaku dan berpura-pura melakukan olahraga leher. Sungguh memalukan.
"Om, Tante saya masuk dulu ya mau istirahat" terdengar suara berat dari arah samping kiriku. Ternyata itu suara laki-laki itu.
"Iya riel, gapapa masuk aja, kenalan dulu nih sama anak tante" kata Mamaku.
Dag dig dug... selalu saja jantungku ini punya kebiasaan berdebar setiap ketemu lelaki tampan. Norak sekali.
"Iya, tante"
"Kenalin, Ariel" sambungnya sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Dinda" balasku sedikit kaku.
Dia tersenyum tipis saat menggenggam tanganku, pikirku dia pasti bisa menjadi teman baik suatu saat untuk mengganti Ari yang selalu menemaniku seharian bepergian jika sedang suntuk dirumah.
Setelah bersalaman singkat itu Ariel langsung masuk kerumahnya dengan berpamitan dulu kepada orangtuaku. Aku pun ikut berpamitan untuk pulang kerumah karena yang terpenting sudah menyapa dan berkenalan dengan tetangga baru kami.
POV Dinda end
Satu minggu berlalu, Dinda masih disibukkan dengan kegiatan perkuliahannya. Sampai-sampai ia tidak pernah lagi keluar rumah kecuali pergi ke kampus. Sama persis seperti saat ini, di hari minggu tapi Dinda disibukkan dengan kumpulan tugas dan kertas yang berserakan di dalam kamarnya. Tampilannya pun sangat kacau dengan pena yang sengaja ia letakkan di atas telinganya, rambut yang acak-acakan, dan mata yang lesu karena tidak tidur semalaman.
Saat sedang mengerjakan tugasnya, Dinda mendengar suara bel yang berbunyi menandakan ada tamu yang datang. Namun karena terus-terusan berbunyi, akhirnya Dinda berinisiatif untuk membukakannya. Meski biasanya selalu Bi Hanum yang membukakan pintu jika ada tamu yang datang. Mungkin Bi Hanum sedang sibuk di halaman belakang dan tidak mendengar bunyi bel.
Sampai dibawah, segera Dinda buka pintu untuk menyambut tamu yang sedari tadi menekan bel seperti orang yang tidak sabaran.
"Haa" kagetnya aku saat membuka pintu dan tampak wajah Ariel yang sedang berdiri membawa tentengan kresek di tangannya.
"Pagi Dinda, ini ada kue buatan Mama katanya sebagai bentuk terima kasih karena sudah banyak membantu sejak kepindahan kami kesini" ucap Ariel yang langsung nyerocos saja tanpa basa-basi.
"Oh, iya, pagi juga, emmm bilang sama tante dan om makasih juga ya" balas Dinda dengan berusaha sesopan mungkin.
"Iya sama-sama. Dinda, boleh nanya ga ?"
"Mau nanya apa ?"
"Udah cuci muka belom ?"
Shitttt... kenapa aku bisa lupa. Dan laki-laki ini mulutnya benar-benar tidak bisa disensor. Aku kan malu sekali.
"Eh iya, hehe..." responku sambil menggenggam keras gagang pintu.
"Karena sudah dapat jawabannya aku pulang dulu ya"
Ariel berlalu dari rumahku sambil terdengar senandung lagu aneh yang sama sekali tidak aku ketahui itu lagu apa.
Sakit tu orang, keliatan bahagia banget habis ngejatuhin orang. Dasar aneh.
Dinda menutup pintu dan beranjak kedapur untuk menata kue dari tante Setyo ke dalam piring. Namun karena bentuk dan wanginya menggoda, Dinda pun mencicipi kue itu. Lezat sekali kuenya, bahkan sudah habis setengah oleh Dinda.
Malam hari di teras rumah Dinda
POV Dinda
Seharian tidak keluar rumah dan hanya berdiam diri dikamar sambil ngerjain tugas benar-benar membuat aku bosan. Sehingga untuk mengurangi rasa bosanku, aku duduk menikmati indahnya bintang dilangit dengan sesekali melihat ke arah rumah om Setyo.
Sepi banget nih malam, perasaan kalo di kamar sering denger suara kendaraan lewat mulu. Giliran di pantengin depan rumah, kok ga ada yang lewat. Hiii jadi merinding.
(Begitulah kira-kira isi hati si Dinda yang tinggalnya di komplek perumahan, beda ya gaez ya sama author yang tinggalnya di tepi jalan raya lintas provinsi lagi, uh non stop kendaraan yang lewat. kok jadi curhat hihi, ampun ya gaez ya).
"Oi, menung aja. Ga takut kemasukan setan lo?" jerit Ariel yang tiba-tiba ada di depan pagar rumahku.
"Ai, oi, ai, oi aja. Kaget tau. Kok bisa nongol sih?" balasku dengan sewot karena kaget tiba-tiba ada suara.
"Hahaha ampun deh tadi kerumah yang kuning itu buat anter kue mama sambil jalan-jalan malam. Lagian juga udah malam ngapain melamun. Galau lu?"
"Cewek cantik kalo galau hukumnya haram. Dia dikasih kue, kok gue nggak?"
Sengaja gue tanya begitu, soalnya jaim sama nih orang kayanya ga guna. Dianya aja seenaknya ama gue.
"Lo kan udah tadi pagi, ya sekarang dia"
"Hahaha, ohh adil ya. Kaya suami poligami"
"Sue lu" jawabnya.
"Dahlah, gue mau pulang. Cape nih kaki kerja rodi mulu" sambungnya. Lalu melangkah meninggalkan halaman rumahku.
"Makasih ya mas" jawabku dengan selembut mungkin dan sambil menahan tawa yang tidak sanggup lagi ditahan.
"Iyee" jawabnya sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala.
Setelah aku melihat Ariel masuk kedalam pagar rumahnya, aku pun ikut masuk kedalam rumahku karena memang tidak ada teman ngobrol juga disitu. Sesaat aku berpikir bahwa Ariel tidak seangkuh yang dulu aku sempat duga, justru ternyata orangnya ramah dan sudah terlihat watak menyebalkannya meski baru berbincang tadi pagi.
Kesan yang manis. Tak perlu di buat-buat untuk terlihat baik tapi sinyal baiknya tetap sampai kepada orang lain.
...-...
...-...
...-...
Jangan lupa di like ya guys, hargai usaha aku dikiiiittt aja hehe. Sampe ngemis nih aku😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hwaiting Kk
Time Travel Lia mampir
2022-10-07
0
Neti Jalia
mampir
2022-09-14
0
Lina Zascia Amandia
Hai Kak, saya mampir nih..... salken "Dijebak Nikah Paksa!".Mampir ya Kaak....
2022-05-14
0