Akibat meladeni Kakak kelas tampan yang menyebalkan membuat Kasih terlambat menghadap guru yang memanggilnya dan tak terelakan lagi ia langsung kena omel sang guru.
"Dari mana sih kamu, teman kamu yang lain udah dari tadi menghadap saya, kenapa kamu baru datang?" Gertak guru wanita bernama Nadine tersebut.
"Maaf Bu..!" Sahut Kasih tertunduk.
"Gara-gara cowok horor itu gue jadi kena damprat!" Gerutu Kasih dalam hati, bersamaan dengan sudut matanya yang menangkap bayangan tubuh cowok paling menyebalkan menurutnya tengah berbicara dengan guru laki-laki yang duduk di sebelah guru perempuan yang memandangnya kesal.
"Jangan panggil saya Ibu, panggil saya Miss Nadine!" Gertak guru cantik itu lagi membuat Kasih bertambah gugup.
"Maaf Bu, ehh maksud saya Miss..!" Sahut Kasih.
"Untuk yang lain silahkan boleh keluar!" Perintah Nadine pada ke empat siswa-siswi yang juga mendapatkan beasiswa seperti dirinya.
"Lihatkan, gara-gara kamu saya harus mengulang penjelasan tentang aturan bersekolah di sini terlebih aturan untuk para siswa penerima beasiswa seperti kamu. Kamu kemana sih bisa sampe terlambat datang!" Kesal Nadine menatap tajam ke arah Kasih.
Kasih sempat melirik ke arah Genta yang seakan menertawai dirinya.
"Maaf Bu, ehh.. Miss maksud saya. Saya telat sampe sini karena baru aja ngalamin kejadian horror di lorong sekolah yang menuju ke sini Miss!" Jawab Kasih membuat Nadine, guru sebelah Nadine yang sedang berbicara dengan Genta bahkan juga Genta langsung memusatkan perhatiannya ke arah Kasih.
"Horror? Horror gimana? Gak mungkinlah!" Meski mencoba menyangkal ucapan Kasih, tetapi Nadine terlihat penasaran dan bergidik ngeri.
"Saya juga enggak nyangka Miss, sekolahan sekeren ini, sebagus ini, se elit ini bisa ngalamin kejadian horror!" Selama berbicara Kasih pun memasang wajah tak percaya serta ketakutan.
"Emang kamu ngalamin kejadian apa?" Tanya Nadine penasaran.
"Tadi tuh pas saya lagi buru-buru jalan ke sini, saya kayak ada yang ngikutin Miss! Saya tengok ke kanan, ke kiri, ke belakang bahkan ke atas gak ada siapa-siapa. Terus__" Kasih sempat menjeda ucapannya untuk membuat para pendengarnya penasaran.
"Terus..?" Tanya ketiga orang tersebut serempak, Kasih mati-mati an menahan tawanya ketika melihat mimik penasaran para pendengarnya terlebih Genta.
"Terus karena enggak ada siapa-siapa, yaa saya jalan lagi dong. Tapi tiba-tiba__!" Lagi Kasih menjeda ceritanya untuk membuat semua penasaran.
"Tiba-tiba...?" Tanya mereka bertiga lagi serempak.
"Tiba-tiba badan saya kayak ada yang ngedorong sampe terhempas ke dinding Miss, bahkan nih yaa pas saya ngerasa kayak ada yang mepet badan saya sampe saya enggak bisa bergerak!" Jawab Kasih membuat para pendengarnya mengernyitkan dahi antara bingung dan penasaran.
"Masa sih?" Tanya Nadine heran.
"Beneran Miss! Nah gak lama saya denger nih Miss sayup-sayup suara cowok yang gak kelihatan wujudnya, dia bilang gini..!" Dan untuk kesekian kalinya Kasih berhasil membuat ketiganya penasaran karena Kasih kembali menjeda ceritanya.
"Bilang apa?" Tanya mereka bertiga lagi serempak.
"Eh Udik, papa lo punya perusahaan apa sampe lo berani sama gue?" Sontak jawaban Kasih yang menirukan ucapan Genta membuat Genta mendelikan matanya.
"Kok aneh? Apa maksudnya makhluk kasad mata itu ngomong begitu ke kamu?".
"Saya juga aneh Bu, ehh Miss. Tapi saya yakin banget hantu yang gentayangan itu pasti waktu hidup tukang bully orang, tukang pamer kekayaan, suka pamer kekuasaan terus neken orang lain yang gak punya apa-apa!" Sindir Kasih, membuat Genta semakin mengeraskan rahangnya juga wajah yang merah padam menahan kekesalan.
"Brengsek, sialan..!" Maki Genta melemparkan tumpukan kertas yang tadi diberikan oleh guru laki-laki lawan bicaranya tadi di atas meja sang guru.
"Ehh Kak Yang-An, maksud aku Kak Genta. Gak sopan banget kamu itu di depan guru ngeluarin umpatan kotor, mana maen lempar-lempar gitu lagi!" Hardik Kasih kesal, sedang kedua guru dihadapannya ternganga melihat keberanian Kasih yang memarahi Genta.
"Kak Genta tuh sekolah di sekolahan yang bagus, masa gak ngerti tata krama sama guru. Mereka itu orang tua kita selama kita di sekolah dan udah se__" ucapan Kasih terpaksa terpotong di udara ketika Nadine memberikan kode padanya.
"Sssttttt... Udah Kasih udah!".
"Tapi kan Miss?" Kasih seperti belum puas menasehati Genta akan kelakuannya.
"Kamu ke sini kan saya panggil karena ada beberapa yang mau saya jelasin tentang aturan sekolah di sini, terlebih untuk siswa yang mendapatkan beasiswa di sekolah ini!" Tegas Nadine memandang tak enak ke arah Genta.
Kasih sempat dibuat bingung ketika melihat gelagat dari kedua guru dihadapannya yang seakan begitu takut bersinggungan dengan Genta.
"Oh iya Miss, maaf. Kalo begitu saya siap mendengarkannya Miss Nadine..!" Sahut Kasih mencoba tak peduli dengan kebingungannya.
Akhirnya Nadine pun memberikan pengarahan-pengarahan tentang aturan di sekolah tersebut, begitu pula Genta yang kembali fokus pada guru laki-laki dihadapannya.
Hingga ketika suasana kembali berisik ketika Nadine memberikan selembaran berisikan pembayaran seragam dan buku-buku yang akan digunakan oleh Kasih membuat memekik kaget melihat nominal rupiah di selembaran tersebut.
"10 juta??" Sontakak pekikan Kasih kembali menajadikannya pusat perhatian.
"Iya Kasih, dan maaf tidak bisa dicicil. Kamu harus segera melunasinya sebelum kegiatan belajar mengajar benar-benar dimulai.
"Seragam dan buku sampe 10 juta Miss? Mahal sekali..!" Keluh Kasih tak percaya.
"Iya, buku dan seragam tidak masuk dalam beasiswa jadi kamu harus membayarkannya!" Nadine terlihat iba memperhatikan raut wajah pucat Kasih.
"Baik Miss Nadine, terima kasih. Kalo begitu saya permisi!" Ucap Kasih pada Nadine kemudian melangkahkan kakinya gontai.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Risfa
mangatt ka
2022-12-05
0
Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐
like rate ma favorit udah ya mb 🙏🏻
2022-04-10
1
El_Tien
mampir di karyaku "JERAT TANDA CINTA"
2022-03-09
2