Sebelum baca please sempetin like, komen and votenya ya, supaya aku semangat terus ngelanjutin ceritanya 🙏🙏..
Happy Reading 😊😊
Sesampainya Dewa dan Kasih di rumah, dilihatnya kedai Ranti lumayan ramai. Ya Ranti membuka kedai makan sederhana di depan rumahnya, ia yang memang sebelum ditinggalkan sang suami untuk selama-lamanya sudah memulai bisnis kuliner khas Jogja dan semakin ke sini kedai Ranti semakin ramai karena selain makanan yang memang enak, tempatnya meski sederhana tetapi sangat bersih.
Terlebih saat ini jika sedikit keluar ke jalan besar tengah dilakukakan pembangunan sebuah mall besar membuat kedai Ranti semakin ramai karena kebanyakan pegawai proyek memilih makan di kedainya.
Ranti yang biasanya hanya dibantu 2 pegawai, kini dibantu oleh 6 pegawai agar bisa menghandle pembeli.
"Rame Mas?" Ucap Kasih saat turun dari motor yang dikendarai Dewa.
"Kayak baru tau aja kalo kedai Ibu rame!" Cibir Dewa sambil membuka ikatan helm Kasih.
"Ya udah hayoo cepet ganti baju, kita bantuin Bude!" Ajak Kasih semangat.
"Lo enggak capek?" Tanya Dewa heran.
"Capek? Emang aku abis ngapain sampe capek?" Kini Kasih yang dibuat bingung dengan pertanyaan yang diajukan Kakak sepupunya itu.
"Lo kan abis MOS di sekolah!" Cicit Dewa.
"MOS nya gitu-gitu doang, banyakan pengenalan sekolah sama kenalan-kenalan ke Kakak kelas! Paling capek batin aja!" Sahut Kasih teringat sosok Genta.
"Capek batin?" Dahi Dewa mengernyit mendengar ungkapan adik sepupunya.
"Ada KakKel yang horror tadi. Udah jangan dibahas, mending ganti baju terus ayo kita bantuin Bude Ranti!" Ajak Kasih mengapit lengan Dewa untuk berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
"ASSALAMUALAIKUMMM..!" Salam Kasih lantang membuat beberapa pengunjung, pegawai serta Ranti sendiri terkejut.
"Pelan Pe'ak, suara lo kayak rantang jatoh tau enggak!" Kesal Dewa menjabak rambut adik sepupunya tersebut.
"Sakit ihh Mas, hati-hati dong sekitaran kepala aku. Dalemnya aset penting ini!" Keluh Kasih mengerucutkan bibirnya.
"Jangan otak lo mulu yang lo perhatiin, noh aset lo yang laen perhatiin juga!" Ajek Dewa menatap ke arah dada Kasih.
"BUDEEE.. MAS DEWA TUHHH MESUM BANGETT!" Teriak Kasih membuat semua orang menutup telinga mereka masing-masing.
"Dibilang jangan teriak, suara lo tuh gak enak didengernya kalo teriak. Mau bikin cacat kuping pembeli kedai ini apa?" Geram Dewa, meskipun sebenarnya ia merasa gemas dengan tingkah Kasih.
"Yaa abis Mas Dewa sih ngeledekkin aku terus!" Lagi-lagi Dewa dibuat semakin gemas dengan tingkah Kasih yang merajuk seperti anak kecil.
"Kalian ini udah pada besar juga masih aja kayak anak kecil, gak malu dilihatin orang-orang apa?" Tegur Ranti menyambut uluran tangan Kasih dan Dewa yang hendak bersalim.
"Besar apanya sih Bu, kecil gitu!" Dewa seakan enggan untuk berhenti membuat Kasih kesal terhadapnya.
"Tuh kan Bude, Mas Dewa enggak mau berhenti ngeledekkin aku terus!" Adu Kasih.
"Udah, udah kalian ganti baju sana terus makan!" Perintah Ranti.
"Kita tadi udah makan mie ayam Bude, masih kenyang. Kasih mau ganti baju aja terus turun lagi buat bantuin Bude ya!" Ucap Kasih.
"Ehh iya Bude, aku juga tadi minta bungkusin satu buat Bude tuh. Awalnya Mas Dewa enggak mau bungkusin buat Bude, emang anak durhakim dia. Untung ada Kasih, keponakan Bude yang cantik ini amatlah berbakti dan peduli sama Bude. Jadi sekarang Bude makan dulu ya mie ayamnya, sebentaran aku turub dan aku gantiin kerjaan Bude. Okehhh!" Lanjut Kasih membuat Dewa berdecih kesal dengan pengaduan yang dilakukan adik sepupunya tersebut.
Dan benar saja, tak butuh waktu lama kini Kasih sudah berada di balik meja kasir untuk menggantikan Budenya yang saat ini tengah menyantap mie ayam yang ia dan Dewa bawakan tadi.
Malam hari seusai melaksanakan shalat Isya, seperti biasa mereka bertiga akan bersantai di ruang keluarga. Dewa dengan laptopnya entah mengerjakan tugas kuliah atau hanya sekedar berselancar, sedang Ranti dan Kasih tengah asyik menyaksikan acara televisi.
Sebenarnya Kasih tak sama sekali menikmati acara televisi yang sedang asyik ditonton oleh Budenya, fikirannya tengah menyusun kata-kata untuk memberitahukan Ranti perihal pembayaran uang buku dan seragamnya.
Dan setelah dirasa cukup terkumpul keberanian dan dengan helaan nafas panjang akhirnya Kasih memberanikan diri untuk memberikan selembaran tentang pembiayaan yang harus dibayarkan oleh Kasih.
"Bude, maaf sebelumnya. Ini Kasih diberitahukan pihak sekolah jika buku dan seragam Kasih enggak masuk dalam beasiswa dan Kasih harus membayar uang tersebut sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai!" Kasih menyodorkan selembaran tersebut dengan ragu-ragu.
Ranti tanpa ragu menerima selembaran tersebut kemudian membacanya, ia sempat membelalakan matanya ketika melihat jumlah yang tertera di kertas tersebut.
"10 juta??" Pekik Ranti.
"Iya Bude, maaf!" Sahut Kasih penuh sesal.
"Kenapa harus minta maaf? Kalo memang sudah kebijakannya seperti itu yaa kita harus ikuti!" Ucap Ranti tersenyum hangat.
"Tapi 10 juta itu besar lho Bude, mending Kasih cari sekolah lain aja gimana?" Usul Kasih penuh harap.
"Enggak bisa gitu dong, gak banyak anak yang punya kesempatan seperti yang kamu punya. Masa kamu mau sia-sia in sih? Untuk urusan biaya seragam dan buku kamu ini kamu enggak perlu khawatirin, fokus aja ke sekolah kamu ya!" Sahut Ranti menasehati.
"Tapi ini 10 juta lho Bude, besar sekali!" Keluh Kasih.
"Gak usah khawatir Kasih, sayangnya Bude. Kan ada motornya Mas Dewa!" Goda Ranti membuat Kasih tertawa, sedang Dewa langsung membrengut kesal.
"Kenapa jadi si Joni dibawa-bawa!".
***
Malam saat Kasih hendak bersiap tidur, Ranti masuk ke dalam kamarnya.
Dengan tersenyum hangat ia menghampiri Kasih yang berada di ranjangnya.
"Boleh Bude ngobrol sebentar?" Izin Ranti yang diangguki oleh Kasih.
"Sayang, Bude udah transfer ke rekening yang tertera, kamu gak usah kefikiran biaya lagi ya. Sekarang kamu fokuskan aja ke belajar kamu, untuk biaya-biaya apapun yang kamu butuhkan jangan ragu untuk bilang ke Bude ya!" Ucap Ranti membelai lembut tangan Kasih.
"Udah lunas Bude? Gak sampe gadai motornya Mas Dewa kan?" Tanya Kasih polos.
"Hahaha.. ya enggak lah Sayang. Denger Bude Sayang, sebelum Almarhum Ayah kamu berpulang, Beliau sudah mempersiapkan segala kebutuhan kamu termasuk biaya pendidikan kamu. Bahkan Beliau juga sudah mempersiapkan biaya pernikahan kamu, semua udah Bude simpan sampai saatnya nanti uang tersebut digunakan diwaktu yang tepat. Contohnya seperti saat ini, jadi kamu gak perlu sungkan ya ngomongin masalah biaya apapun!" Jawab Ranti sesaat setelah tergelak.
"Ahh Ayah, Kasih kangen sama Ayah dan Bunda jadinya!" Ucap Kasih berkaca-kaca.
"Dan satu hal lagi yang mau Bude sampaikan ke Kasih pesan dari Almarhum Ayah__!" Ranti harus rela ucapannya terpotong ketika Kasih dengan semangat memintanya untuk segera memberi tahukan pesan dari Sang Ayah.
"Apa Bude, apa?".
"Dulu Almarhum Ayah kamu mau menyampaikan sendiri nasehat untuk kamu, tapi menurut Almarhum waktu itu kamu masih terlalu kecil untuk memahami nasehatnya. Tapi sekarang Bude sudah tepat untuk menyampaikan nasehat almarhum untuk kamu__" Ranti sempat terdiam menatap menatap hangat serta membelai lembut surai indah milik Kasih.
"Almarhum Ayah kamu bilang jika kelak kamu beranjak menjadi seorang gadis remaja, Almarhum berharap kamu bisa menjadi gadis yang bisa membawa diri, bisa menjaga martabatnya. Jika orang lain memandang rendah dirimu karena kamu bukan dari kalangan berada, tapi mereka tak akan pernah memandang kamu rendah jika kamu mampu menjaga martabat kamu sebagai perempuan. Jadi Bude sangat berharap sama keponakan Bude yang cantik ini supaya bisa menjaga diri, mawas diri agar Bude bisa menjalankan amanah yang Almarhum embankan untuk Bude dan Bude percaya sekali Kasih anak baik, pasti Kasih bisa bantu Bude sama-sama menjalankan amanah Almarhum!" Wajah Kasih terlihat sendu mendengar tiap kata yang terucap dari Ranti, bulir air matanya pun mulai membasahi pipi mulus bersemburat merah yang membuat Kasih begitu cantik.
"Kasih berjanji Bude, Kasih akan selalu jaga diri, mawas diri. Kasih gak akan pernah ngecewain Bude, Ayah dan Bunda!" Sahut Kasih di sela isakkannya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
El_Tien
semangat dan lanjut
2022-03-09
1
El. Lyra
dewaaa awas lu yaaa🥲🥲
2021-12-18
0