Arshal melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan. Itu artinya ia terlambat tiga puluh menit. Saat lift terbuka Arshal langsung masuk kedalam ruangan,ia pun langsung meletakkan Raid didalam box bayi disamping kursinya.
"Raid,kamu jangan nakal ya nak." ucap Arshal dengan lembut mengelus kepala anaknya. Arshal langsung melirik proposal yang sudah ada dimejanya. Ia baca satu persatu namun,hasil itu tidak ada yang memuaskan dimata pria tampan itu.
"ini proposal apa?!" tanya Arshal menatap tajam kearah Ezra. Lagi-lagi Ezra menarik napas pelan, "ini hasil proposal kita tuan. Disini proposal bagian HRD,proposal keuangan." jelas Ezra lagi.
"suruh mereka ganti. Itu sudah basi." ucap Arshal dingin langsung dianggukan oleh Ezra. Pria itu langsung melesat pergi bergegas menjalankan perintah tuannya.
Arshal memijat keningnya pelan, ia pun berdiri menatap bangunan menjulang tinggi sama tingginya dengan perusahaannya ini. Perusahaan yang sudah ia susah payah selama lima tahun ini.
"fyuuh aku lelah sekali." ucap Arshal kembali duduk. Ia pun memanggil sekretarisnya masuk.
"iyaa tuan?" tanya Ezra menatap tuannya.
"tolong jaga Raid,aku ingin istirahat sebentar. Jika ada yang menyariku katakan kalau aku tidak bisa menemui mereka." ucap Arshal berjalan kedalam kamar pribadinya. Ezra mengangguk mengerti dan menatap Raid yang masih sibuk dengan mainannya.
"kasihan sekali tuan muda,aku juga lebih kasihan melihat tuan kehilangan istrinya. ckckck aku sendiri bahkan belum pernah bertemu istrinya sama sekali,tuan sangat misterius sekali." gumam Ezra sambil menjaga Raid.
***
Adara dibuat bingung dengan manajer cafe tempatnya bekerja. Pasalnya, manajernya ini tidak mengenalnya,bahkan sempat marah karena mengira Adara pura-pura mengaku sebagai karyawannya. Adara tersadar jika manajer cafenya berbeda dari yang kemarin.
" Bu saya serius,saya pegawai disini." ucap Adara menyakinkan manajer yang tampaknya baru diganti. Namun,manajer itu tetap kukuh dengan pendapatnya.
"kamu jangan bodohin saya yaa. Saya tau banyak orang sepeti kamu mengaku sebagai karyawan saya. Sudahlah pergi dari sini!!" usir Manajer itu. Adara menghela napas keluar dengan langkah gontai,ia pun menatap langit yang mulai mendung.
"aku harus cari kerja dimana? sedangkan ini aja aku belum dapat gaji dicafeku. Aku harus cari kemana lagi??" ucap Adara pasrah.
Hujan pun mengguyur deras membasahi wanita cantik yang sedang berjalan gontai tak tentu arah. Bingung apa yang harus ia lakukan saat ini,yang pasti ia tidak bisa pulang dengan tangan kosong. Bibi Elnara sudah banyak membantunya selama ini,ia tidak ingin tambah menyusahkan bibinya.
"fyuuh." ucap Adara mulai menggigil. Adara melihat tangannya mulai pucat karena terlalu lama terkena air.
"hei nona apa yang kau lakukan?!" teriak seseorang membuat Adara menoleh kearah sumber suara itu. Adara menyerngit menatap wanita paruh baya memegang payung berjalan kearahnya.
"ya ampun nona,kenapa anda basah kuyup begini,anda bisa sakit nanti." ucapnya merasa kasihan pada Adara. Adara menggeleng pelan, "tidak apa Bu,saya sudah biasa." ucap Adara asal. Tetapi,matanya melirik kearah keranjang bawaan yang wanita paru baya itu pegang.
"boleh saya bantu?" tawar Adara menatap Ibu itu. Ibu tadi tampak tersenyum, "tidak apa,ini tidak berat kok."
"biar saya bantu yaa,ibu pegang payung aja." tawar Adara lagi. Ia tidak tega melihat wanita paruh baya itu memegang tas seberat itu. Dengan berat hati,wanita paruh baya tadi membiarkan Adara melakukan yang ia mau.
"kamu kenapa berjalan tidak karuan ditengah hujan deras gini nak?" tanya ibu itu menoleh kearah Adara. Adara menghela napas pelan, "saya dipecat Bu,tapi saya tidak tau salah saya apa." lirihnya lagi membuat ibu tadi merasa kasihan melihat Adara.
"kenapa kok bisa? ini kan melanggar hak hukum bos kamu itu." gerutunya membuat Adara menggeleng.
"tapi, yang anehnya Bu. Dia tidak mengenali saya,jadi itu yang membuat saya dipecat."
"masa sih? dia nggak kenal kamu. Ckckckckck masih ada juga yaa manusia laknat kayak gitu." geramnya lagi .
"saya juga tidak tau Bu,kenapa bisa begitu. Yang lain juga heran melihat saya, seolah-olah tidak kenal. Daripada saya berdebat nggak jelas disana,ya sudah saya pergi dari sana." ucap Adara lesu.
"hmm kalau gitu biar ibu bantu kamu." ucap wanita paruh baya itu membuat Adara menoleh kearahnya.
"apa Bu?"
"kamu mau tidak kerja jadi cleaning Service gitu diperusahaan bos ibu. Sekarang perusahaan kami membutuhkan sumber daya manusia disana." ucap ibu itu langsung disetujui Adara.
"ya ampun Bu,benar nih? saya mau Bu." ucap Adara semangat. Mendengar ada peluang pekerjaan membuat dirinya kembali bersemangat.
"Alhamdulillah kalau gitu,besok kamu antar CV ke perusahaan ini ya. Nanti bilang sama resepsionis nya atas nama ibu Iva okee."
"oke Bu,terimakasih banyak atas bantuannya." ucap Adara tulus.
"oh ya,nama kamu siapa nak?" tanya ibu itu,tanpa terasa mereka sudah sampai didepan rumah ibu itu.
"nama saya Adara bu." ucap Adara pelan.
"nama yang cantik seperti orangnya,ya sudah terimakasih banyak yaa atas bantuannya." ucap Ibu itu mengambil alih barangnya dari Adara. Adara dengan senang hati memberikan barang yang ia bawa tadi kepada ibu itu.
"ini payungnya kamu aja yang bawa,lain kali jangan hujan-hujan nggak jelas gini,okee." ucap Ibu langsung dianggukan Adara.
Adara mengucapkan terimakasih lalu pamit pulang. Seketika hati Adara lega,masih ada jalan lain untuk menghidupi perekonomiannya.
"ayok Adara jangan nyerah dong." ucap Adara menyemangati dirinya,tidak memperdulikan bajunya yang basah kuyup karena hujan. Tetapi dihatinya masih terasa janggal,seperti ada sesuatu yang hilang namun ia tidak tau apa itu.
Saat ia melintasi orang tua yang sedang bermain bersama anak-anaknya. Melihat pemandangan itu membuat hati Adara tersentuh,ia tidak pernah sekalipun mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yap,Adara hanyalah gadis yang malang, kelahirannya tidak dianggap oleh siapa pun. Tidak akan ada yang peduli tentang keberadaannya,kecuali bibinya itu.
Adara sangat beruntung bisa bertemu dengan bibi yang luar biasa baiknya,walaupun Bibi tidak ada sangkut pautnya dengan Adara. Tetapi bibi adalah tempat Adara pulang,tempat ia mengaduh,dan tempat Adara mendapatkan kasih sayang yang belum pernah orang tua kandungnya berikan padanya.
Miris,Adara sendiri tidak tau keberadaan orang tuanya sampai saat ini. Begitu teganya mereka membuang Adara yang lahir tidak berdosa.
Jika Adara dikatakan anak haram,ia pun juga tidak bisa mengelak fakta itu,toh bisa jadi memang kenyataannya seperti itu. Sibuk dengan lamunan membuatnya tidak terasa sudah berada didepan rumahnya.
"ya ampun,aku terlalu banyak berhayal." lirihnya sambil membuka pagar rumah bibi. Adara menarik napas pelan sebelum membuka pintu,
"Assalammualaikum bi." ia pun langsung masuk dan berjalan ke kamarnya untuk segera mengganti bajunya yang basah kuyup.
"fyuuh besok lembaran baru kehidupanku dimulai!" ucapnya sambil memegang kartu nama yang diberikan oleh ibu yang ia temui tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Arnie Cupin
kok anrh pada gak ngenalin
2022-09-24
1
Mom Dee 🥰
untung cleaning service ya thor, bukan baby sitter kaya kasus si mba Mawar 🤭😂😂 *canda ya 😁
2022-02-26
2