Adara bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan yang seperti dibilang Bu Iva. Setelah merasa sudah siap,Adara berjalan keluar kamar menuju dapur.
"Pagi bi." sapanya langsung duduk ditempatnya. Bibi Elnara mengangguk lalu meletakkan sandwich kesukaan Adara.
"thanks bi." ucapnya senang lansgung menyantap sandwich itu. Setelah selesai bersiap Adara pun dengan bersenandung riang berjalan kearah halte bus. Adara berlari kecil saat melihat bus sudah mulai mendekati halte.
"fyuuh untung saja." ucap Adara lega saat berhasil masuk kedalam bus,ia pun duduk ditepi jendela menikmati pemandangan lalu lalang kendaraan yang melintas.
Adara melirik nama jalan yang merupakan tujuannya,ia pun langsung meminta berhenti. Adara turun setelah membayar biaya busnya.
"wow perusahaan ini besar sekali." kagum Adara melihat besarnya perusahaan yang ia kunjungi. Adara sedikit gugup dan takut untuk masuk kedalam sana.
Adara menarik napas lalu dengan tekad yang kuat,ia pun melangkah maju memasuki area perusahaan itu.
"maaf nona,anda siapa?" tanya satpam yang bertugas menjaga pintu depan itu,Adara sedikit grogi menatap satpam itu, "ma-maaf pak,saya ingin melamar pekerjaan disini." ucapnya
"oo begitu,silahkan ke resepsionis nona,disana akan diarahkan." ucap satpam itu dengan sopan,Adara mengangguk lalu berterimakasih padanya. Adara berjalan kearah reserpsionis itu.
"permisi."
Resepsionis tadi sedikit memandang sinis kearah Adara,ia pun sempat melirik pakaian yang dikenakan Adara. "apa?" tanyanya sedikit ketus.
Ya ampun,ini orang kok galak amat yaa. gumam Adara pelan,namun ia tidak terlalu memperdulikan eskpresi yang ditunjukkan resepsionis itu.
"maaf,saya disini mau melamar kerja." ucap Adara menjelaskan maksud kedatangannya. Resepsionis tadi terkekeh pelan,lalu berlagak meremehkan Adara.
"mau melamar kerja? kau? hmmph mana bisa." remehnya membuat Adara tidak suka dengan gaya bicaranya itu. Tetapi,ia bingung harus melakukan apa,baru saja langkah kakinya ingin pergi namun ia mendengar suara panggilan dari ibu yang kemarin ia bantu.
"hei Adara!" panggil Bu Iva berjalan kearah Adara. Adara menoleh tersenyum kepada Bu Iva. Resepsionis tadi tampak terkejut kedatangan manajernya,ia pun hanya menunduk pelan.
"kenapa kamu nggak jadi menyerahkan berkasnya?" tanya Bu Iva melihat Adara hendak pergi.
Adara melirik resepsionis itu sebentar, "saya bingung Bu."
"lho kenapa? Tara kenapa kamu tidak membimbingnya sih?" tanya Bu Iva kepada resepsionis yang bernama Tara itu.
"maafkan saya Bu." ucapnya sesal. Tara pun dengan tersenyum mengulurkan tangannya meminta berkas Adara. Adara tahu itu hanyalah senyum palsu yang ditunjukkan wanita itu,tetapi dirinya hanya menghela napas pelan sambil memberikan berkas miliknya pada Tara.
"sudah kan? ayo ikut Ibu kita langsung kerja." ajak Bu Iva langsung menarik tangan Adara,Adara pasrah mengikutinya.
"nah,ini ruanganmu." ucap Bu Iva sambil menunjuk ruangan kecil. Adara menyerngit bingung menoleh kearah Bu Iva, "maaf Bu,bukannya saya bekerja sebagai cleaning Service yaa? kenapa saya punya ruangan Bu?" tanya Adara bingung.
Bu Iva terkekeh pelan, "saya tidak tega membuatmu jadi CS,mending saya pindahkan kamu ke bagian asisten saya. Kalau saya butuh sesuatu kamu bisa membantu saya. Oh,yah ruangan saya tepat disamping kamu,jadi kalau kamu kebingungan jangan sungkan menghadap ke saya yaa." jelas Bu Iva tadi.
"Tapi Bu,saya kan nggak pintar-pintar kali dalam hal ini,bagaimana nanti saya malah merepotkan ibu." ucap Adara pelan,ia merasa tidak yakin dengan posisi yang diberikan Bu Iva padanya.
"tenang saja,kamu bakalan terbiasa kok. Jujur kamu orang pertama kali yang membuat saya terkesan. Tanpa saya liat CV kamu,saya yakin kamu orangnya sangat bagus dalam hal ini." ucap Bu Iva dengan yakin. Adara sangat berterimakasih pada Bu Iva yang memberinya posisi yang menurutnya sangatlah luar biasa untuk orang sepertinya.
"kamu juga sudah berpakaian rapi kan? ya udah kita langsung kerja aja." ajaknya lagi sambil menuntun Adara untuk duduk dikursi.
"kalau gitu saya tinggal yaa,kamu pelajari dulu berkas yang ada diatas meja. Semangat Adara!!" seru Bu Iva langsung menutup pintu. Adara yang masih bingung hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Bu Iva.
"ya ampun,aku bingung harus melakukan apa sekarang." ucapnya pelan lalu ia melirik kearah bekas yang ada didepan matanya saat ini. Dengan perlahan Adara membuka berkas tebal itu.
"fyuuh,ternyata banyak sekali yang harus kupelajari. Ya ampun aku harus bisa!! jangan mengecewakan Bu Iva!" tekad Adara kuat. Ia pun mempelajari berkas tersebut.
Sementara disisi lain Pria ini menceramahi habis-habisan para karyawannya saat presentasi yang ditunjukkan padanya tidak memuaskan. Arshal kesal,entah kenapa etos kerja karyawannya akhir-akhir ini tidak ada yang bagus dimatanya.
"sudah,kalian revisi lagi!" titahnya langsung dianggukan oleh semua karyawannya. Dengan langkah kikuk satu persatu meninggalkan ruangan rapat. Arshal menatap ponselnya lebih tepatnya walpaper wanita cantik yang tersenyum manis.
"pengaruh mu besar juga sayang,aku bahkan tidak fokus." lirihnya pelan,Arshal harus menerima kenyataan pahit yang ia alami saat ini. Tidak mungkin ia terus larut dalam kesedihannya dan membuat orang disekitarnya ikut terimbas juga. Tetapi,ia juga tidak bisa tinggal diam dan terus mencari tau penyebab kecelakaan yang dialami istrinya waktu itu. Ia sangat yakin,kecelakaan itu disengaja.
"Ezra!" panggilnya membuat sekretaris itu berjalan menghadap kearahnya, "bagaimana perkembangan tentang kecelakaan itu?" tanya Arshal pada Ezra.
"saat ini masih abu-abu tuan,kecelakaan itu tersusun sangat rapi. Jadi saya masih kesulitan menemukannya."
"huft,cari lagi sampai dapat. Aku ingin segera beritanya,kalau perlu sewa orang yang handal menemukan penyebab kecelakaan itu!" titahnya langsung dianggukan Ezra.
"Apa Raid masih tidur?" tanya Arshal langsung dijawab Ezra. "Tuan muda,masih tertidur nyenyak didalam box bayi tuan."
Arshal menggangguk pelan,lalu menyuruh Ezra keluar melaksanakan tugasnya. Ia pun berjalan menuju ruangannya.
"Tuan!" teriak seseorang memanggilnya,Arshal menatapnya tajam karena tindakan orang itu sangatlah tidak sopan meneriaki namanya.
"jaga nada suaramu itu!" sarkasnya membuat nyali orang itu sedikit menciut.
"mohon maaf tuan,saya tidak akan mengulangi lagi." ucapnya sesal,namun Arshal tidak suka dengan nada penyesalannya. Apalagi yang lebih Arshal tidak suka melihat penampilan yang dikenakan karyawan nya ini membuat rahangnya mengeras.
"kenapa kau tidak memakai pakaian yang sopan hah?!"
Bukannya merasa bersalah,tetapi karyawan itu dengan sengaja menampakkan bagian tubuhnya terekspos jelas membuat Arshal menjauh dari wanita itu.
"tuaaan." panggilnya dengan nada genit membuat tanpa basa-basi Arshal memanggil satpam untuk menyeret wanita itu dari hadapannya.
"Bu Iva!" serunya membuat wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh menghampiri tuannya.
"ya tuan?"
"singkirkan wanita itu dan pecat dia. Ganti yang baru!!" serunya langsung masuk kedalam ruangannya.
braak.
Bu Iva mengelus dadanya pelan karena terkejut,ia pun menghela napas pelan dan harus banyak bersabar menghadapi tuannya yang sangat pemarah itu.
"ya ampun tuan ini sangat galak,huft sabar...sabar." ucap Bu Iva lalu menyelesaikan masalah yang diakibatkan karyawannya itu.
"astaga,anak itu nekat sekali menggoda bos, ckckck dasar anak zaman sekarang,nggak ada yang benar kerjaannya." gerutunya berjalan menuju ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
sun flower
sampai part ini ceritanya menarik
2022-04-03
0