Ketika selesai mandi dan memakai pakaiannya, terdengar suara ketawa dari adik dan mama tirinya Nana dari kamar.
'Udah pulang rupanya. Ngabisin uang dimana lagi mereka hari ini,' batin Nana.
Kemudian Nana mengerjakan Tugas Online yang di berikan dari sekolahnya. Walaupun sudah trening, ia tetap diberi tugas oleh gurunya di sekolah, ini membuat sebagian siswa mengeluh termasuk Nana.
Sekitar Jam 8 malam, Nana sudah selesai mengerjakan tugasnya dan langsung menyerahkan ke guru mapel masing-masing lewat online.
Setelah itu, ia merebahkan badannya di atas kasur. Nana memejamkan matanya yang sedari tadi lelah menatap ponselnya, tetapi Nana malah ketiduran. Padahal Nana belum sempat makan sepulang dari treningnya.
...*****...
Keesokan harinya, Nana bangun jam 5 Pagi. Setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk Mandi.
Sekitar jam 6 kurang dari 15 menit, Nana sudah selesai mengenakan seragam treningnya.
Tok...Tok..Tokk. Ada yang mengetuk pintu kamar Nana yang tak lain adalah Pembantunya Bi Tati.
"Non, sarapannya sudah siap Non," kata Bi Tati.
"Iya Bi, bentar lagi Nana turun kok,"
Setelah mendengar Nana berbicara seperti itu, kemudian Bi Tati pergi turun ke bawah.
Beberapa menitnya Nina juga turun ke Meja Makan untuk sarapan. Terlihat Ayah dan Ibu tirinya di Meja Makan.
'Tumben si Luna gak ada di rumah,kemana dia?' kata Nana dalam hati.
Kemudian Nana pun duduk di Meja makan tanpa berbasa basi. Nana memang tak pernah di pedulikan oleh orang tuanya lagi.
Bukan karena ia nakal, tapi sejak ibu kandungnya meninggal dan Ayahnya menikah lagi Nana sudah tidak mendapat kebahagiaan. Karena satu-satunya orang yang peduli dengannya adalah Ibu kandungnya.
Sedangkan Ayah kandungnya hanya memperdulikan uang dan pekerjaan.
"Kamu kemarin langsung tidur?" Tanya Ayahnya Nana yang bernama Firman
"Iya Yah," kata Nana tanpa menoleh ke arah Ayahnya.
"Kemarin Bi Tati ketuk-ketuk pintu kamu, tapi kamu malah gak nyahut," kata Ayahnya lagi.
"Aku ketiduran Yah," Nana menjawab dengan sikap dingin.
Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya, lalu pergi ke tempat trening.
Setelah itu ia menyalakan motornya dan pergi menuju tempat training.
"Lihat Mas anak kamu, di tanya orang tua bukannya jawab sopan, malah acuh," kata Ibu tirinya Nana yang bernama Tiara.
Firman hanya diam, tak menjawab istrinya. Kemudian ia berangkat kerja, "Ma, Ayah berangkat dulu," kata Firman.
"Iya hati-hati Yah," kata Tiara sambil mencium punggung tangan suaminya.
...******...
Sesampainya Nana di tempat training, ia melihat jam di tangannya.
"Baru jam setengah 7 ternyata, pantes sepi," Nana bergumam sendirian.
Kantor memang terlihat sepi, tetapi sudah di buka. Hanya ada satpam yang selalu datang duluan, pulang paling belakang ketika semua karyawan sudah pulang.
Nana sengaja berangkat lebih awal karena ia merasa tidak nyaman dirumahnya. Terlebih lagi melihat Ayahnya yang menduakan ibu kandungnya sebelum ibunya meninggal. Ibunya Nana meninggal karena terkena serangan jantung, dan hal itu di sebabkan oleh ayahnya Nana dan ibu tirinya.
Firman dan Tiara ketahuan selingkuh, ketika Ibunya Nana menjemput Firman diam-diam dengan tujuan memberi surprise. Tetapi yang di lihat ibunya Nana adalah sesuatu yang mengiris hatinya, ia baru tahu suaminya berselingkuh dengan wanita lain.
Bukannya dia yang memberi suaminya surprise tetapi malah suaminya yang memberikannya surprise. Bahkan hubungan Firman dan Tiara sudah terjalin 2 tahun.
Nana mengingat kejadian beberapa tahun silam, yang membuatnya semakin benci dengan Ayah dan ibu tirinya.
Nana ingin membalaskan dendam ibunya, tetapi ia masih kecil, belum waktunya ia membalas dendam, karena belum mempunyai kemampuan yang kuat. Ketika hari itu tiba, Nana baru bisa tertawa melihat 1 pria bajingan dan 1 wanita ****** menderita.
Nana jadi tak sabar menunggu hari itu, sifat dendamnya Nana sangat besar, bahkan itu kepada Ayahnya sendiri. Ayah yang merawatnya semasa kecil, tetapi seketika berubah ketika harta warisan ibunya di pindahkan ke tangan ayahnya.
Nana merasa kesal, ia sangat-sangat ingin membalaskan semua dendam kepada Ayahnya. Nana akan menunjukkan karma yang didapatkan oleh Ayahnya atas apa yang ia perbuat ke Nana dan ibunya.
Nana menggeleng-gelengkan kepalanya berharap dia tidak mengingat kejadian itu lagi.
Nana menunggu karyawan lainnya di ruang tunggu khusus untuk tamu. Ia duduk disana sambil memainkan ponselnya.
Angga mengiriminya pesan lagi, Angga masih kekeh minta balikan dengan Nana.
[Apapun yang kamu bilang, aku gak mau balikan Angga!] kata Nana di chat.
Setelah itu ia kembali meletakkan ponselnya, Nana sangat malas memegang ponselnya karena Angga mengiriminya pesan terus.
Beberapa menit kemudian Marlinda datang. Nana kembali melihat jam yang ada di tangannya ,ternyata jam sudah menunjukkan jam 7 kurang 10 menit.
"Hai kak," Nana menyapa Marlinda.
"Hai, udah di sini aja kamu Na," kata Marlinda.
"Hehe iya dong kak, Aku kan anak rajin," kata Nana sambil menjulurkan lidahnya.
Mira pun tertawa melihat kelakuan Nana. Kedua orang itu terlihat sangat akrab padahal bertemu baru kemarin tetapi kedekatannya membuat orang lain iri saja.
Kemudian beberapa menitnya karyawan-karyawan lainnya pun sudah datang semua, termasuk Lia.
"Hy Lia, masih inget aku kan?" kata Nana menyapa Lia.
"Iya masih kok Na," kata Lia tersenyum.
"Aku boleh minta No WhatsApp kamu gak? biar bisa temenan. Soalnya kan di kantor juga jarang ketemunya," kata Nana.
Nana memang sudah merencanakan untuk meminta nomor Lia dan Marlinda kemarin.
"Boleh," kemudian Lia merogoh tas yang ia bawa dan mengambil ponselnya, "nih catet aja," kata Lia sambil menyodorkan ponsel yang berisi nomor WA nya.
"Makasi Lia," kata Nana setelah mencatat nomot WhatsApp nya Lia.
Kemudian ia memperkenalkan Marlinda yang sedari tadi menunggunya.
"Oh iya, Lia kenalin ini kak Marlin,"
"Marlinda," kata Marlinda sambil menyodorkan tangannya.
"Lia Kak," kata Lia menjabat tangannya Marlinda.
"Ya sudah kita mau ke gudang dulu ya Lia," kata Marlinda berpamitan.
"Iya Kak".
Kemudian Nana dan Marlinda pergi meninggalkan Lia menuju ke gudang.
"Kak, Nana minta nomor WhatsApp nya dong hehe," kata Nana sambil tersenyum
"Nanti aja ya Adikku tersayang. Sekarang waktunya kerja, gak boleh main ponsel," kata Marlinda memberi pengertian ke Nana.
"Oh iya deh kak, nanti jam istirahat ya biar gak kelupaan,"
"Iya dehh," kata Marlinda mengakhiri pembicaraannya.
Mereka pun mulai untuk mengerjakan pekerjaan mereka.
*****
Sekitar jam 9 pagi, Tara datang ke kantornya di temani Pir asistennya. Terlihat tangan Pir yang memegang sebuah kotak yang berisi Pita. Kemudian Tara memasuki ruangannya, masih diikuti oleh Pir.
"Pir, kamu bilang ke Nana, Anak trening itu yang dapat bagian di gudang, suruh jam 3 ke ruangan saya," perintah Tara.
Pir langsung menuju ke gudang, ia tahu Bosnya tidak suka menunggu lama-lama.
"Nana, nanti kamu di suruh ke ruangan Bos jam 3 sore," kata Pir kepada Nana ketika sudah sampai di gudang.
"Baik," kata Nana singkat. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya setelah Pir kembali meninggalkannya.
"Di panggil lagi sama Kak Tara?" tanya Marlinda.
"Iya, cuma di suruh ke ruangannya jam 3 sore,"
"Ohhhh,,, terus kemarin pulang kerja di suruh ngapain ke ruangan Kak Tara?"
"Ihhhh Kak Marlin kepo dehh," kata Nana
"Iya kepo dikit,"
"Uhhhh mending lanjutin kerja kak," kata Nana mengakhiri pembicaraannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments