Sedangkan Tara di ruangannya membaca sebuah buku, entah buku apa yang ia baca. Tara terlihat sangat sibuk dengan dirinya sendiri, Tara mempraktekkan isi buku yang ia baca sehingga membuat Pir merasa keheranan melihat tingkahnya, ia takut Bosnya menjadi g*la karena sudah mulai berbicara sendirian.
"Bos,,,Bos,,," Pir memanggil Tara.
"Aaa? ada apa?" tanya Tara dengan raut muka kesal.
Nampaknya panggilan Pir membuat Tara terganggu, dan hilang fokus dalam membaca buku.
"Bos lagi apa? kok bicara sendiri?"
"Kamu gak liat saya lagi baca buku?"
"Tapi kenapa Bos berbicara sendiri?, tidak biasanya Bos seperti ini,"
"Saya lagi praktekin isi buku ini," kata Tara sambil memperlihatkan bukunya.
"Hhahahahhaaa," Pir tertawa melihat judul buku yang di baca oleh bosnya. Buku tersebut berjudul 100 Cara memikat hati wanita.
Sungguh berani Pir menertawakan Bos nya, ia tak takut di pecat oleh Tara.
Tetapi sejenak ia berfikir, ia merasa ada yang aneh dengan Bosnya. Setahu Pir, Tara pria sombong dan bahkan sering menolak banyak perempuan, tetapi kali ini kenapa Tara membaca buku seperti itu?. Apakah ada perempuan yang tidak terpikat dengan kekayaan dan ketampanan Tara?. Kalau ada siapa perempuan itu? apa mungkin Nana murid treningan itu?
Pir bertanya-tanya dengan dirinya sendiri, sampai ia di kagetkan oleh Tara bosnya.
"Hey, malah ngelamun kamu," kata Tara menepuk bahunya Pir.
"Ehh maaf-maaf Bos," kata Pir.
"Kamu menertawakan apa? berani kamu menertawakan saya?"
"Maaf Bos, habisnya Bos lucu sih,"
"Lucunya dimana?" Tara menatap Pir dengan tatapan melotot.
"A,,Anu Bos, gak jadi," kata Pir gugup.
"Gaji kamu saya potong setengah,"
Pir menyesal telah menertawakan Bosnya, ia bahkan tak bisa berkutik ketika Bosnya sudah mengambil keputusan, karena keputusan Bosnya tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun.
...*****...
Waktu berjalan sangat cepat, jam sudah menunjukkan jam 3 sore. Nana pamit kepada Marlinda agar Marlinda tidak kebingungan mencari dirinya.
"Kak Marlin, aku ke ruangan Kak Tara dulu ya, udah jam 3 soalnya," kata Nana kepada Marlinda.
"Oke," jawab Marlinda singkat, ia masih mencatat laporan barang yang masuk dan keluar sehingga menyahut tanpa menoleh.
Melihat Marlinda yang masih sibuk, Nana langsung meninggalkan Marlinda menuju ke ruangannya Tara.
"Sore Kak," kata Nana menyapa Tara.
"Silahkan duduk,"
Nana mengikuti perintah Tara, kemudian ia duduk menghadap Tara.
"Permintaan saya yang kemarin, kamu masih inget kan?"
"Masih Kak," jawab Nana.
"Syukurlah. Ini gaun yang harus kamu pakai hari ini," kata Tara sambil memberikan sebuah kotak yang ia bawa tadi pagi.
Nana mengambil kotak tersebut dan membukanya, isinya sebuah gaun yang indah dan pastinya sangat mahal.
"Kak, ini bagus banget gaunnya, mewah pasti gaunnya mahal. Saya tidak berani memakainya, saya takut mengotorkan gaunnya," kata Nana mengembalikan gaun tersebut kepada Tara.
"Gak apa-apa, saya ingin kamu memakainya. Saya tidak mau kamu malu-maluin di acara yang akan saya datangi, ingat ini perintah!" kata Tara mengancam Nana dengan kata perintah.
"Baik Kak, kita berangkat jam berapa? biar saya bisa siap-siap dulu,"
"Setengah 4, kamu pakai gaunnya dulu. Sebentar lagi penata rias akan datang untuk merias wajah kamu,"
"Bukankah ini berlebihan Kak?" kata Nana tak enak hati.
"Tidak, Saya sudah bilang, Saya gak mau kamu berpenampilan sederhana,"
"Baik Kak, kalo begitu saya permisi dulu Kak," kata Nana kemudian pergi meninggalkan ruangan Tara.
Beberapa menit kemudian, Nana kembali ke ruangan Tara menunjukkan gaun yang ia pakai, apakah pantas atau tidak.
"Cantik, kamu cantik memakai gaun itu," kata Tara memuji Nana.
Tara tak menyangka tanpa memakai Make Up, Nana terlihat begitu cantik.
"Apalagi memakai Make Up, pasti tambah cantik," pikir Tara.
Beberapa menitnya, Penata Rias yang akan merias wajah Nana datang dengan membawa tas yang berisi Make Up.
"Sore Pak, saya Mela penata rias yang bapak panggil, siapa yang akan saya Make Up in?" tanya penata Rias tersebut.
"Dia," kata Tara sambil menunjuk Nana.
"Rias aja di Sofa sana, saya ingin lihat," kata Tara menunjuk Sofa yang ada di ruangannya.
"Baik Pak," kata Mela.
"Mbak silahkan duduk di sini ya," perintah Mela terhadap Nana.
Nana menuruti perintah Mela, setiap langkah ia jalani agar tidak menyusahkan Mela untuk merias wajahnya.
"Mbak, jangan menor-menor ya," ucap Nana tidak PD.
Nana tidak pernah merias wajahnya, ia khawatir kalau ia terlihat jelek ketika memakai Make Up.
"Iya Mbak, gak menor kok. Kalau gak percaya tanya aja sama Pak Tara,"
"Iya deh Mbak," Nana mempercayainya, ia merasa enggan untuk bertanya, lagipula dirinya tak pantas bertanya seperti itu karena Nana bukan siapa-siapanya Tara.
Beberapa menit kemudian, Mela selesai merias wajah Nana. Tara yang sedari tadi melihat Nana dari meja kerjanya merasa puas. Ia tidak salah memilih Nana untuk dijadikan pasangan, walaupun statusnya hanya pura-pura.
Tara mengagumi kesederhanaan Nana, ia baru kali ini bertemu wanita yang ketika melihat dirinya langsung terpesona. Selain itu Nana tidak seperti perempuan lainnya yang gila harta, sifat Nana yang seperti ini membuat Tara jatuh cinta terhadap Nana dan juga membuatnya semakin penasaran.
"Kak, apa saya.." Nana menggantung ucapannya, ia ragu menanyakan kecantikannya, lantaran Nana tidak pernah memakai Make Up sebelumnya.
"Kenapa Na?" tanya Tara penasaran dengan kelanjutan ucapanya Nana.
"Apa saya terlihat menor memakai Make Up-nya?" Nana memberanikan diri untuk bertanya dengan Bosnya. Ia tidak mau nanti di acaranya Tara, ia mempermalukan Tara di sana.
"Cocok kok, bahkan cantik banget," Tara lagi-lagi memuji sehingga membuat wajah Nana memerah karena malu.
"Terima kasih Kak,"
"Coba kamu bercermin dulu," kata Tara sambil menyodorkan sebuah cermin .Entah darimana Tara mendapat cermin tersebut.
"Iya Kak," kata Nana lalu mengambil cermin yang diberikan oleh Tara.
Nana sangat terpukau ketika melihat dirinya di cermin, ia merasa kalau itu bukan dirinya yang ada di cermin, melainkan orang lain.
'Sungguh pintar Mbak Mela mempoles wajahku,' bathin Nana.
"Kalau sudah siap, kita berangkat sekarang," kata Tara sambil melihat jam di arlojinya.
"Iya boleh, Kak," kata Nana mengikuti.
Kemudian Nana dan Tara pergi ke acara yang di bilang Tara. Acara tersebut merupakan undangan dari perusahaan G. Joyman karena telah memenangkan suatu proyek yang besar. Alasan untuk mengajak pasangan ke acara tersebut hanya akal-akalan Tara saja agar bisa mendekati Nana, yang merupakan gadis SMA yang diam-diam ia sukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments