Ternyata itu hanya Formulir untuk mengisi data pribadi.
Nana pun mulai mengisi formulir itu tanpa ragu.
Sesaat kemudian Nana menemukan pertanyaan 'Masih single atau punya pacar?', Nana kebingungan tetapi ia tetap mengisinya.
Nana berfikir mungkin perusahaan ini tidak menerima siswa yang mempunyai pacar, karena mungkin akan mengganggu pekerjaan siswa tersebut. Nana tidak curiga sama sekali, ia terus berfikir positif.
Padahal kalau mengisi formulir hanya ketika saat mendaftar, bukan setelah diterima di perusahaan tersebut.
Setelah menjawab semua isi formulir tersebut, Nana menyerahkan formulirnya kepada Tara. Kemudian Tara menyuruhnya kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
"Rupanya masih single," kata Tara tersenyum miring setelah Nana kembali bekerja.
"Pir, selidiki anak trening yang baru saja kau panggil," kata Tara kepada asistennya yang bernama Pir.
Yang di perintah langsung pergi untuk melaksanakan tugasnya. 30 menit kemudian, Pir datang ke ruangan Tara.
"Bos beberapa informasi yang saya temukan dari gadis itu, ia tinggal di dekat perusahaan kita. Ia tinggal dengan kedua orang tuanya. Berumur 17 tahun," kata Pir menjelaskan hasil penyelidikannya ke Tara.
"Hanya itu yang kau temukan? tidakkah kau bisa menemukan informasi lainnya seperti dia sudah pernah pacaran tidak?, kehidupannya sehari-hari seperti apa? atau hal lainnya yang menyangkut kepribadian dia?" kata Tara sedikit kesal.
"Ada 1 lagi Bos, gadis itu sering di aniaya oleh orang tuanya, tetapi sempat juga ia menyiramkan air panas ke kaki adiknya. Mungkin dia balas dendam Bos,"
"Oke. Lumayan menarik," kata Tara mengelus-elus dagunya yang tak berisi jenggot.
"Sudahlah, kau kembali ke tempat," kata Tara memerintah.
"Baik Bos"
Setelah memikirkan rencana untuk mendekati Nana, Tara bertanya kepada Pir yang sedari tadi berdiri tanpa merasa pegal di dekat Tara.
"Pir, apakah Aku terlalu Tua untuk menjadi pacar seorang gadis SMA?"
"Tentu tidak Bos, Bos sangat cocok dengan perempuan manapun"
"Ah kau terlalu memuji bukan?"
"Benar Bos, saya tidak berbohong"
"Baiklah, kalau begitu," kata Tara mengakhiri pembicaraannya dengan Pir.
Rupanya diam-diam Tara menyukai gadis SMA yang bernama Nana.
Kemudian Tara berdiri dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya keluar ruangan. Tara hendak ke gudang untuk menemui Nana.
"Nana, nanti saat jam pulang kamu ke ruangan saya sebentar!" perintah Tara.
"Baik kak".
Setelah itu Tara kembali ke ruangannya.
"Hanya itu? kenapa tidak menyuruh asistennya saja?" kata senior perempuan lain yang nampaknya agak iri kepada Nana.
"Jangan-jangan kak Tara suka sama kamu Na," kata Marlinda menggoda Nana
"Ihhh Kak Marlin apa-apaan sih. Gak mungkin lah kak Tara suka sama aku, Dia kan Bos kita," kata Nana malu.
Senior perempuan lainnya semakin iri kepada Nana setelah mendengar perkataan Marlinda. Karena selama ini, Tara tidak pernah memanggil karyawannya sendiri. Tapi kali ini Tara nampak berbeda, dia bahkan memanggil anak trening sendiri.
"Buktinya dia datang sendiri memanggil kamu, biasanya juga asistennya," kembali Marlinda menggoda Nana.
"Ya mungkin aja asistennya lagi di perintahkan kemana gitu makanya kak Tara sendiri yang datang kesini," kata Nana dengan wajah merah menahan malu karena di goda oleh Marlinda.
"Iya kan siapa tahu aja,"
"Iiihhhhh kak Marlin, jangan goda aku terus dong. Mending lanjutin kerjaannya nih" kata Nana.
"Iya deh iya," kata Marlinda menahan tawa melihat wajah malu Nana.
...********...
Jam 5 sore semua karyawan di gudang sudah bersiap-siap untuk pulang. Beberapa karyawan lainnya sudah pada keluar, tinggal Nana dan Marlinda yang masih bercakap-cakap di gudang.
"Nana inget kamu disuruh ke ruangan kak Tara sepulang kerja," kata Marlinda mengingatkan.
"Iya kak Marlin cantik, masih inget kok," kata Nana gemes.
Kemudian mereka berdua berjalan keluar, Nana segera menuju ke ruangan Tara.
"Permisi kak Tara," kata Nana gugup.
Nana sangat bingung, di hari pertama trening kenapa ia selalu di panggil oleh kak Tara, sedangkan Lia tidak. Ia takut kalau dirinya melakukan kesalahan yang tidak dia sadari.
"Masuk, gak usah gugup," kata Tara ketika melihat Nana di pintu masuk.
Nana pun masuk ke ruangan Tara dan duduk setelah diperintahkan.
"Nana saya mau mencari pacar, kamu mau jadi pacar saya?" kata Tara tanpa basa basi.
"Hahh?" kata Nana terkejut, kemudian ia buru- buru menutup mulutnya.
"Kak Tara kenapa milih saya?, saya kan hanya anak SMA berpenampilan biasa, sangat tidak pantas dengan Kak Tara yang berpenampilan mewah. Lagipula umur kita berbeda beberapa tahun," kata Nana menjelaskan berusaha tidak menyinggung perasaan Tara.
"Iya saya pinginnya kamu, hanya pura-pura saja kok," kata Tara membujuk
"Untuk apa kak Tara mencari pacar pura-pura?"
"Ya kamu gak perlu tahu, intinya mau apa gak?"
"Nanti kalau semua karyawan tahu, pasti saya di musuhi kak. Secara kakak Pria idaman semua karyawan perempuan disini,"
"Gak bakalan ada yang berani musuhin kamu, ingat ini perintah. Kalau kamu gak mau, saya keluarin kamu," kata Tara mengancam langsung.
"Iya deh kak," Nana menyerah dengan Tara, ia tida mau Tara memecat dirinya.
"Ya sudah kamu boleh pulang," kata Tara kembali.
Kemudian Nana berdiri dan keluar dari ruangan Tara. Di ruangan Tara, terlihat Pir yang menahan tawa sedari tadi.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya Tara dingin.
"Bos kalau emang suka sama gadis itu, kenapa gak langsung bilang aja kalau Bos suka sama dia? kenapa harus pura-pura seperti itu?. Bos takut di tolak ya?" Pir mengejek Tara.
Di dunia ini hanya Pir yang berani menggoda Tara, jadi jangan heran kalau Pir suka mengejek Tara.
"Eh ngeledek saya kamu? rupanya kamu sudah bosan dengan kerjaan ini ya,"
"Nggak Bos, cuma ngasi saran aja," kata Pir.
"Saya gak butuh Saran kamu," kata Tara sembari meninggalkan ruangan yang di ikuti oleh Pir.
Nana pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia tidak melihat orang tuanya ataupun adiknya. Kemudian Nana langsung masuk ke kamarnya,dan tiduran sambil memainkan ponselnya.
Tiba-tiba ada nomor yang tak di kenal mengirimi pesan di whatsApp-nya Nana. Ketika ia mengecek profilnya, ternyata itu adalah Bosnya.
[Besok ada acara penting, saya harus mengajak pasangan. Kamu hadir ya, masalah pakaian gak usah kamu pikirkan]
[Iya kak Tara]
Kemudian Nana menutup jendela chat Bosnya, dan melihat chat lainnya.
Terlihat banyak pesan masuk dari Angga, kemudian Nana membacanya. Intinya Angga meminta maaf dan ingin balikan sama Nana, tetapi Nana sama sekali tidak peduli dan tidak membalas pesannya Angga.
Ting..Ting. Bunyi ponselnya Nana beberapa menit setelah Nana menaruh ponselnya. Kemudian Nana mengambil kembali ponselnya, ternyata balasan dari Tara yang isinya hanya Emot [👍] saja.
Nana tidak membalasnya lagi, karena tidak tahu harus menjawab apa lagi, ia takut salah. Kemudian Nana menaruh ponselnya lagi di atas kasur dan pergi mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Pangeran Matahari
keren novelnya
2021-10-13
0