Komitmen Lama Datang Tak Diundang

Kedatangan seorang perempuan tersebut, membuat kehebohan di kantornya. Akhirnya, Ziban memintanya untuk mengikuti dirinya ke ruangannya. Perempuan itu pun mengiyakan. Sekretaris Chan mengikuti dari belakang. Mencoba menelisik perempuan di hadapannya itu. Tetapi, ia masih belum memahaminya.

"Duduk."

Ziban menyuruh perempuan itu untuk duduk bersamanya di sofa. Sekretaris Chan berdiri di samping Ziban.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Ziban berusaha mencari tahu, perihal kedatangannya di kantornya dan mencari-cari dirinya. Perempuan yang sudah sangat lama tak dilihat olehnya. Seseorang yang pernah mengisi hari-harinya saat dahulu kala. Tak ada hari-hari terlewatkan tanpa dirinya.

"Maafkan kesalahanku dulu, ya." (ucapnya)

Perempuan tersebut, melirik ke arah Sekretaris Chan. Melihat ke arahnya dengan ketidaksukaan akan hadirnya di sekitarnya. Mengganggu. Satu hal yang perempuan itu coba jelaskan pada Sekretaris Chan. Tetapi yang dilirik pun, seakan tak memperdulikannya. Ia masih diam tak bergeming.

Ziban menatap perempuan tersebut, lalu Sekretaris Chan.

"Keluar, Sekretaris Chan." (ucap Ziban)

"Tapi, tuan muda."

"Cepat."

Sekretaris Chan mengangguk dan meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan Ziban. Perempuan tersebut, tersenyum menang.

"Aku baru kembali dari London. Aku berfikir, aku akan langsung menemuimu. Aku berusaha bertanya pada ayah dan ibu tirimu di Bandung. Tetapi mereka hanya memberikan alamat padaku lokasi kantormu. Jadi, aku langsung datang kesini."

Perempuan itu mengucapkan panjang lebar. Seseorang yang memang pernah sangat dekat dengannya. Ia bahkan mengetahui keadaan keluarganya pada saat itu. Tentu saja, itu akan terjadi. Mereka berdua memang selalu menceritakan satu sama lain tanpa ada keengganan dari pihak manapun.

Ziban menatap lantai granit ruangannya. Perempuan tersebut pun, mengangkat suaranya kembali.

"Aku,"

"Aku datang kembali di hadapanmu,"

"Untuk,"

"Meminta maaf kepadamu. Atas penghianatan yang aku berikan padamu, dahulu."

Ia mengucapkan dengan sedikit terbata-bata. Membicarakan penghianatan atas dirinya terhadap Ziban dahulu kala. Saat mereka berdua saling dekat di bangku menengah pertama. Cerita masa lampau. Cerita kuno. Tidak ada artinya. Begitu pikir kebanyakan orang ketika mendengar mengenai perjalanan kisah kasih di bangku menengah pertama.

Ziban menghadapkan wajahnya ke perempuan tersebut. Menatapnya.

"Selena, semua itu sudah aku lupakan sejak lama."

Selena. Perempuan yang mendatanginya di kantornya tersebut. Ia adalah perempuan yang paling dekat dengan dirinya ketika di bangku menengah pertama. Tidak. Mereka tidak menjalin hubungan spesial apapun terkecuali teman dekat. Hanya saja, ada beberapa komitmen yang membuat hubungan mereka tetap kuat pada saat itu.

"Bagaimanapun, aku yang telah menghianatimu. Aku pergi meninggalkan dirimu. Tetapi aku tidak meninggalkan kenangan diantara kita. Aku membawanya ke London." (ucap Selena)

Ziban terdiam beberapa saat. Tiba-tiba, bayangan demi bayangan mengenai Selena dan dirinya, kembali. Tanpa diundang. Tanpa diharapkan.

Tentang Selena, yang meninggalkannya ketika di hari kelulusan menengah pertama. Terbang menuju London. Melanjutkan pendidikan di negeri sana. Tanpa berkata sepatah katapun pada dirinya. Ia tentu, kehilangan Selena pada saat itu.

Memori demi memori kembali. Dimana ia datang ke rumah Selena. Berusaha mencari keberadaannya. Usahanya tidak sia-sia. Asisten rumah tangganya, memberinya jawaban atas segala pertanyaannya.

"Ziban, saat itu, kedua orangtuaku memintaku untuk fokus terhadap pendidikanku hingga selesai. Tidak ada waktu bermain dan bersenang-senang lagi. Jadi, aku tidak ingin membuatmu lebih merasa sedih, dengan mengabarimu akan kepergianku ke London untuk waktu yang tidak ditentukan."

Selena menjelaskan pada Ziban, atas alasannya tidak mengabari kepergiannya. Hal itu, tentu tidak ingin Ziban dengar. Ia sudah mengetahui jawabannya dari asisten rumah tangga Selena. Dahulu.

"Sudahlah. Itu hanya cerita lampau. Aku sudah melupakannya." (ucap Ziban)

Kali ini, Selena menampakkan wajah sedihnya. Wajah menyesalnya.

"Aku masih menjaga komitmen kita sampai detik ini. Kenapa? Karena aku sangat mempercayaimu. Kau pasti akan lebih menjaga komitmen kita. Aku belajar akan hal itu, darimu." (ucap Selena)

Ziban sedikit membulatkan matanya. Terkejut. Bertahun-tahun lamanya, Selena kembali mendatanginya. Bukan tanpa alasan. Rupanya ia datang dengan membicarakan komitmen yang masih sama.

Ia tak mampu menyembunyikan wajah terkejutnya kali ini. Ia bahkan benar-benar sudah melupakan semuanya. Terutama, mengenai komitmen yang tengah dibicarakan Selena.

"Kau masih ingat kan? Komitmen kita. Setelah kita sama-sama sukses, kita akan mengarungi hidup baru dengan penuh kebahagiaan. Bersama."

Ziban meneguk salivanya. Selena, benar-benar memang masih mengingat segalanya. Ia mulai mengontrol dirinya.

"Selena, kau pasti tahu, kita sudah sama-sama dewasa. Kau datang kepadaku setelah bertahun-tahun lamanya. Dan kau membicarakan sebuah komitmen,"

"Kau tahu, itu adalah komitmen anak kecil."

Selena menatap Ziban tak percaya. Semua ucapan yang berasal dari dalam dasar hatinya, hanya dianggap komitmen anak kecil saja.

Ziban melihat mata Selena yang mulai berkaca-kaca. Ia tidak ingin, membuat Selena masih berharap akan komitmen mereka dahulu.

"Aku sudah menikah dengan wanita yang sangat kucintai, Selena. Kau tentu masih sangat ingat, dengan nama Andin. Yang ku ceritakan padamu, saat itu yang ku sebut-sebut sebagai, senjaniku. Aku menikah dengannya."

Bak tertusuk tombak. Itu yang tengah dirasakan Selena. Ia mencoba mengingat semua cerita Ziban. Ya! Ia berhasil mengingat sebuah nama Andin. Sebuah kekecewaan tersirat jelas dari wajahnya. Menjaga sebuah komitmen yang berbalas sepi. Entah siapa yang harus disalahkan. Atas sebuah kesalahan karena telah meninggalkan. Atau karena takdir yang yang memang harus memisahkan.

Selena menarik nafasnya dalam-dalam. Mengeluarkan secara perlahan. Mengontrol emosi serta perasannya. Menekadkan kepada diri sendiri, untuk menjadi Selena yang seperti biasa.

"Aku ucapkan selamat atas pernikahan kalian."

Semoga kalian tidak bahagia.

"Terimakasih Selena. Dan semoga, kau segera menemukan seseorang yang pantas bersanding denganmu dan membahagiakanmu selamanya."

Selena memaksakan dirinya mengulas senyum di bibirnya.

"Boleh aku minta dua hal darimu, untuk yang terakhir kalinya?" (tanya Selena)

Ziban berfikir sesaat sebelum menjawab pertanyaan darinya.

"Kau tahu, aku sudah menikah. Permintaan yang aneh-aneh tidak akan aku tanggapi."

"Tidak." (ucap Selena)

Selena menggapai tangan Ziban. Mencium punggung tangannya. Ziban tentu terkejut. Tetapi ia akan mendiamkan, selama tidak melewati batas.

"Itu permintaan pertamaku. Dengan menyalamimu. Permintaan kedua, akan ku beritahu nanti."

Ziban mengangguk. Menurutnya, tidak ada salahnya jika ia menurutinya. Ia sudah memahami semua tentang Selena. Selena tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak. Begitu pikirnya.

"Baiklah. Kau minta nomor Sekretaris Chan saja. Dia ada di depan."

Selena mengulas senyum. Masih dengan keterpaksaan. Ia keluar dari ruangan Ziban tersebut. Benar. Sekretaris Chan persis ada di depan pintu. Ia meminta nomor yang dapat dihubungi atas perintah Ziban. Sekretaris Chan memberikannya.

Sekretaris Chan masuk ke dalam ruangan Ziban. Selena bergerak melangkahkan kakinya ke toilet, setelah bertanya pada seseorang tempat toliet tersebut berada. Ia menatap dirinya dalam sebuah cermin berukuran sedang yang menempel di dinding toilet. Meneteskan air bening di pelupuk matanya. Mengepalkan kedua tangannya. Lalu membasuh wajahnya dengan kasar.

Tega sekali kau, Ziban Alkash!

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

gina Ristanti

gina Ristanti

Ternyata tebakanku salah.. 🤦‍♀️🙏..maafkan aq Talita yg terlalu membencimu.. eh.. kok malah datang pelakor baru.. hadeh..

2021-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!