Part 5

Beberapa bulan setelah itu ....

Eleanor turun dari tangga sambil membawa tas dan juga ponselnya. Dia menghampiri Bian yang sudah menunggunya di depan mobil.

"Bian, aku rasa kau tidak perlu mengantarkanku pergi ke agensi. Aku akan pergi ke sana sendiri dengan mobilku."

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke agensi sendiri."

"Tapi, Bian. Kau pasti memiliki pekerjaan di kantor."

"Aku akan ke kantor setelah mengantarkanmu."

"Baiklah kalau begitu."

Eleanor sangat bahagia karena memiliki Bian dalam hidupnya. Dia tidak ingin kehilangan Bian walau apapun alasannya.

"Apa yang kau pikirkan? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Bian.

"Kau terlihat sangat tampan," balas Eleanor.

"Apa aku setampan itu?"

"Kau tidak percaya kepadaku?"

"Aku selalu percaya kepadamu."

Entah mengapa setelah mendengar ucapan Bian yang seperti itu, raut wajah Eleanor tiba-tiba berubah menjadi sedih. Bian begitu percaya kepadanya, tetapi dia takut jika akan mengecewakan hati Bian untuk kedua kalinya.

"El, apa yang kau pikirkan?"

"Aku hanya sedikit gugup karena hari ini aku akan bertemu dengan manager. Aku takut jika dia akan memarahiku karena kemarin aku tidak datang ke agensi."

"Jangan khawatir. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Kau akan terlihat sangat cantik saat kau sedang tersenyum."

Eleanor pun tersenyum dan memeluk Bian, sedangkan Bian juga memeluknya dengan satu tangan.

Sesampainya di depan gedung agensi, Bian langsung membukakan pintu mobil untuk Eleanor.

"Terima kasih."

"Jangan lupa mengabariku jika sudah pulang."

"Baiklah."

Asisten pribadi Eleanor keluar dari gedung dan menghampiri mereka berdua.

"Tuan Bian, kau mengantarkan tunanganmu? Itu manis sekali."

"Lea, tolong jaga tunanganku dengan baik."

"Tentu saja, Tuan. Saya akan menjaga nona Eleanor dengan baik."

Bian memeluk Eleanor dan mencium keningnya.

"Aku pergi dulu."

"Hati-hati di jalan."

Setelah mobil Bian pergi, Lea langsung mengajak Eleanor masuk ke gedung agensi. Sesampainya di ruang tengah, mereka bertemu dengan Julia dan asistennya yang sama-sama sedang menunggu sang manager.

"Julia, kau yang telah memintaku untuk meminum alkohol itu. Bagaimana bisa aku berada di kamar dengan Zergan?" bisik Eleanor.

"El, aku adalah temanmu. Malam itu kau sangat mabuk dan aku ingin membawamu ke kamar, tetapi ada seorang pria yang baik hati. Dia mau membantuku untuk membawamu ke kamar, lalu dimana letak kesalahanku?" balas Julia tanpa perasaan bersalah.

"Julia, kau seharusnya tidak mengizinkan dia untuk membawaku ke kamar."

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memberitahu sang manager jika aku sengaja membuatmu mabuk? Jika begitu manager akan memarahiku dan dia akan semakin mengagungkanmu."

"Julia, mengapa kau bersikap seperti ini? Aku tidak merasa diagungkan oleh siapapun, Julia. Kita semua sama di mata sang manager dan penggemar."

"Tidak, El. Kita tidaklah sama, kita jelas sangat berbeda. Kau selalu berada jauh di atasku. Kau adalah seorang model papan atas yang sangat disanjung oleh semua orang. Kau sangat populer di kalangan masyarakat, sedangkan aku? Aku hanyalah seorang model yang levelnya sangat jauh di bawahmu."

"Julia, kau salah. Kita adalah seorang model dari agensi yang sama. Kita tidak dibedakan oleh siapapun, Julia."

"Diam kau! Aku tidak ingin mendengar apapun dari mulutmu! Dari dulu aku selalu ingin menjadi seperti dirimu, menginginkan karier cemerlang sepertimu, dan juga kehidupan yang manis seperti yang kau jalani."

"Tapi sebentar lagi aku akan mendapatkan semua itu. Aku tidak perlu bersusah payah untuk membuat namamu hancur di mata masyarakat, karena pria itu telah membantuku dengan sendirinya."

"Apa maksudmu, Julia?"

"Dengar, El! Kau telah menghabiskan malam bersama pria itu. Kalian berdua sama-sama populer, aku sangat yakin berita malam panas itu akan segera menyebar di seluruh media. Semua orang pasti akan membicarakan hal yang buruk tentangmu. Aku sangat menunggu momen bahagia itu."

Julia dan asistennya langsung pergi keluar dari ruangan itu. Mereka meninggalkan Eleanor yang sedang ketakutan dengan apa yang akan terjadi padanya.

"Nona, Nona tidak apa-apa?" tanya Lea dengan sedikit khawatir.

"Apa berita itu benar-benar akan menyebar? Bagaimana jika berita itu dengan cepat menyebar? Aku pasti akan kehilangan karierku dan Bian pasti akan meninggalkanku. Tidak! Aku tidak mau hal itu terjadi," batinnya.

"Nona, apa yang terjadi? Apa Nona Julia mengatakan hal yang buruk kepadamu?" Lea kembali bertanya.

"Nona, aku harus menghubungi tuan Bian." Lea mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor telepon Bian.

"Tidak! Jangan hubungi Bian!"

"Kenapa, Nona? Nona terlihat sangat gelisah. Aku takut terjadi apa-apa dengan Nona."

"Aku tidak apa-apa."

"Apa yang telah nona Julia katakan kepadamu?"

"Dia tidak mengatakan apapun, Lea."

"Tapi Nona sungguh tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja."

Tidak lama setelah itu, sang manager datang menghampiri mereka.

"Kemana saja kau? Kenapa kau menghilang selama beberapa bulan? Kau juga tidak memberikan kabar kepadaku."

"Tuan, maafkan saya. Saya memiliki sedikit masalah pribadi, jadi saya harus menyelesaikannya terlebih dahulu."

"Baiklah. Kali ini aku maafkanmu, tetapi jangan sampai kau mengulangi kesalahan yang sama!"

"Baik, Tuan."

"Kalau begitu kalian berdua ikut aku sekarang."

Baru sebentar Eleanor berjalan, tiba-tiba dia merasa mual. Kemudian dia langsung lari ke toilet dan muntah. Lea yang takut terjadi apa-apa dengan Eleanor pun langsung mengikutinya ke toilet.

"Apa yang terjadi denganku? Kenapa kepalaku terasa sangat berat, dan kenapa rasanya aku selalu ingin muntah?" ucapnya.

"Nona, apa yang terjadi denganmu? Apa Nona merasa tidak enak badan?" tanya Lea.

"Lea, kepalaku terasa sangat berat dan aku tidak tahu kenapa aku selalu ingin muntah."

"Nona, lebih baik kita pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisi tubuhmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada Nona."

Kemudian Julia tiba-tiba muncul dihadapan mereka berdua.

"Aku sangat yakin jika kau sedang hamil anak dari pria itu," ucap Julia.

"Apa maksud ucapanmu itu, Nona?" tanya Lea.

"Tanyakan saja kepada atasanmu, siapa yang telah menidurinya." balas Julia tersenyum senang.

"Nona, apakah yang nona Julia katakan itu benar? Kau sedang hamil anak dari pria lain?"

Eleanor tidak menjawab pertanyaan dari Lea dan langsung pergi meninggalkan toilet tersebut. Saat dia ingin meminta izin untuk pulang kepada sang manager, tiba-tiba saja dirinya jatuh pingsan.

Sang manager pun sangat panik dan segera membawanya masuk ke mobil. Sang manager dan Lea segera melarikan Eleanor ke rumah sakit.

"Eleanor, saat yang aku nantikan akan segera tiba. Aku tidak tahu betapa hancurnya perasaanmu saat semua media mengetahui jika kau telah dihamili pria yang bukan merupakan tunanganmu," batinnya.

Julia terlihat sangat senang, kemudian dia meminta kunci kepada asistennya dan pergi mengejar mobil sang manager.

Terpopuler

Comments

Putri Kya Irawan

Putri Kya Irawan

baru dua hari bisa hamil sih thorr😀

2021-11-04

2

Lusiana Ouw

Lusiana Ouw

masa baru 3 hari udh bunting 😂😂

2021-10-28

1

Netty Fitriyani

Netty Fitriyani

kok bisa langsung hamil ya.....??

2021-10-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!