Part 3

"Nona, di luar ada dua orang yang memaksa untuk masuk ke rumah ini," ucap penjaga rumah Eleanor.

Tiba-tiba dua orang pria bertubuh tinggi dan mengenakan jas datang menghampiri Eleanor. Semua asisten rumah tangga Eleanor pun berkumpul menjadi satu.

"Kalian siapa? Kenapa asal masuk ke rumahku tanpa meminta izin?" Eleanor berdiri dari atas kursi.

"Maaf, Nona. Kami diperintahkan oleh tuan Zergan untuk menjaga Nona," ucap salah satu bodyguard tersebut.

"Zergan? Siapa dia?" tanya Eleanor.

Tidak lama setelah itu, Zergan tiba-tiba datang dan menengahi mereka. Zergan membawakan buket bunga rose pink untuk Eleanor.

Entah dari mana dia tahu jika Eleanor menyukai bunga jenis rose pink tersebut. Zergan memberikan buket bunga tersebut kepada Eleanor, tetapi Eleanor malah melemparkan bunga tersebut ke atas sofa.

"Jadi namamu adalah Zergan? Dan kau yang telah meminta mereka untuk datang ke rumahku?"

"Lalu apa masalahnya?"

"Kita tidak saling mengenal, tapi kau dengan mudahnya meminta dua orang ini untuk menjagaku. Untuk apa?"

"Karena aku ingin memastikan jika tidak ada pria lain yang berani mendekatimu."

"Kau itu bukan siapa-siapa bagiku, jadi kau tidak berhak mengusik kehidupanku! Keluar dari rumahku sekarang!"

"Keluar!"

Bukannya keluar, Zergan malah duduk di sofa dengan sangat santai. Eleanor pun merasa sangat marah karena suaranya tidak didengarkan oleh Zergan.

Eleanor kemudian menarik tangan Zergan agar Zergan mau keluar dari rumahnya, tetapi dirinya malah ditarik oleh Zergan dan dia jatuh ke pelukan Zergan.

Di saat yang bersamaan, Bian datang dengan membawa buket bunga rose pink untuk Eleanor. Tapi alangkah kecewanya dia ketika melihat Eleanor berada di pelukan pria lain.

"Bian?" ucap Eleanor.

Eleanor berusaha untuk berdiri, tetapi Zergan malah mencium bibir Eleanor tepat di depan mata Bian.

Bian pun tidak tinggal diam karena calon istrinya dicium oleh pria lain. Dia menarik jas Zergan dan memukulinya hingga terjatuh.

"Bian!" teriak Eleanor.

Kedua bodyguard suruhan Zergan menarik tangan Bian ke belakang. Zergan bangkit dan memukuli perut dan juga wajah Bian.

"Zergan, cukup!" Eleanor menarik tangan Zergan.

"Zergan, aku tidak suka melihatmu memukuli Bian seperti itu!"

"Tapi aku lebih tidak suka jika ada pria lain yang berani mendekati wanitaku!"

"Zergan, Bian itu tunanganku. Sedangkan kau itu bukan siapa-siapaku. Jadi kau tidak pantas mengatakan jika aku adalah wanitamu."

Eleanor menarik tangan Bian dan menyentuh pipinya.

"Bian, kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa. Kenapa pria itu bisa berada di rumahmu?"

"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu dari mana dia mendapatkan alamat rumahku."

"Aku bisa melakukan hal apapun yang aku inginkan. Mencari alamat rumah bukankah hal yang sulit bagiku."

"Zergan, tolong pergi dari sini. Kehadiranmu tidak pernah diharapkan di rumah ini."

"Benarkah? Lalu kehadiran siapa yang kau harapkan di rumah ini? Apa pria ini?"

"Dia adalah tunanganku. Kau sebaiknya pergi dari sini sekarang."

"Lalu bagaimana jika kau mengetahui bahwa kenyataannya tunanganmu ini telah tidur bersamaku tadi malam? Apa kau akan tetap mencintainya? Karena bukan kau pria pertama yang melihat tubuhnya, tetapi aku."

Eleanor pun panik setengah mati. Dia sangat takut jika Bian akan meninggalkannya setelah mengetahui kebenaran tadi malam.

"El, apakah yang dia katakan itu benar?"

"Bian, aku bisa menjelaskan semuanya."

"Jawab aku, El!"

"Baiklah. Tadi malam aku memang menghabiskan malam bersamanya, tapi saat itu aku sedang mabuk. Aku tidak tahu siapa yang telah membawaku ke kamar. Tiba-tiba saat aku bangun, aku tidak mengenakan pakaian. Kemudian aku melihat dia keluar dari kamar mandi. Aku tidak tahu apa yang terjadi malam itu."

Bian langsung menonjok wajah Zergan, karena dia sangat marah mengetahui Zergan telah berani menyentuh tunangannya.

"Bian!"

Eleanor berusaha untuk menarik tangan Bian agar tidak lagi memukuli wajah Zergan. Tetapi malah dirinya yang tidak sengaja terdorong oleh Bian.

Eleanor terjatuh dan keningnya terbentur meja hingga berdarah. Para asisten rumah tangga membantu Eleanor untuk berdiri.

"Nona, keningmu berdarah," ucap salah satu asisten rumah tangga itu.

"Aku tidak apa-apa." Eleanor menyentuh keningnya.

"Kenapa kalian hanya berdiam diri di sana? Jangan biarkan mereka berkelahi!" bentak Eleanor kepada penjaga rumahnya dan kedua bodyguard Zergan.

Kedua bodyguard Zergan dan penjaga rumah Eleanor berusaha untuk melerai Zergan dan Bian. Tetapi tetap saja Zergan dan Bian tidak mau melepaskan satu sama lain.

"Cukup!!"

"Aku tidak ingin melihat kalian berkelahi di sini!"

"Zergan, tolong kau pergi dari rumahku! Aku mohon, aku tidak ingin ada keributan lagi."

"Aku tidak akan membiarkan pria ini mendekatimu!"

"Zergan, cukup! Bian adalah tunanganku dan kami akan segera menikah. Tolong jangan pernah temui aku lagi!"

"Akan aku pastikan hubungan kalian berhenti sampai di sini, dan kalian tidak akan pernah bersama."

"Apa maksudmu?" bentak Bian.

"Bian, biarkan saja dia," ucap Eleanor.

"Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia telah berani menyentuhmu, aku akan membuat perhitungan dengannya."

"Bian, aku mohon."

Eleanor menyentuh kedua pipi Bian dan menatap matanya dengan penuh cinta. Bian kemudian terlihat lebih tenang.

Eleanor kemudian berjalan perlahan mendekati Zergan.

"Zergan, tolong kau pergi dari rumah aku sekarang."

"Aku akan pergi dari sini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia bersama pria lain!"

Setelah Zergan dan kedua bodyguardnya pergi meninggalkan rumah Eleanor, Eleanor lalu mendekati Bian. Bian terlihat sangat kecewa dengan Eleanor, karena tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.

"Bian, aku minta maaf. Aku tahu aku salah karena aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik."

Eleanor kemudian menarik tangan kanan Bian dan mengelusnya dengan lembut. Dia berharap Bian akan memaafkan kesalahannya dan mau berbicara dengannya.

Bian tidak tega melihat wanita yang sangat dia cintai menangis di hadapannya. Dia merasa jika dirinya yang telah gagal karena tidak bisa menjaga Eleanor dengan baik, sampai-sampai Zergan berani menyentuh Eleanor.

Tanpa berpikir panjang, Bian langsung menarik lengan Eleanor dan memeluknya dengan sangat erat.

"Maafkan aku, El. Ini semua salahku, aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik."

"Bian, ini semua bukan salahmu."

"Aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan membiarkan pria lain mendekatimu."

"Tuan, Direktur Evan menelepon." Supir Bian memberikan ponselnya kepada Bian.

Bian pun melepaskan pelukannya dengan Eleanor dan mengangkat panggilan tersebut.

"Maaf jika saya mengganggu, Tuan. Apakah Tuan bisa datang ke kantor sekarang? Ada masalah kantor yang harus saya bicarakan dengan Tuan."

"Baiklah. Aku akan segera ke sana."

Bian menutup panggilan tersebut dan memberikan ponselnya kepada sang supir.

"Bian, ada apa?"

"Ada sedikit masalah di kantor. Aku harus segera mengatasinya."

"Kalau begitu pergilah."

"Maafkan aku. Aku akan datang lagi untuk menemuimu setelah aku selesai dengan urusan kantor."

"Tidak masalah."

Terpopuler

Comments

Aliyah Eka Elinda

Aliyah Eka Elinda

panggil bibi siapa gt thor jgn pelayan kesannya angkuh dan sombong

2021-10-21

5

Sadrianty Lahari

Sadrianty Lahari

aku heran kenapa wanita ini tak tertekan saat lelaki yg tak dikenal mengambil mahkotanya...

2021-10-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!