Okky datang kekantor dengan wajah lesu, Kina yang duduk di meja kerjanya juga terlihat lesu. Okky berhenti sejenak dan menatap Kina yang sedang melamun. Entah apa yang sedang mereka fikirkan.
"Pagi ki" sapa Okky dengan suara lemah.
Kina terkejut, "Ah, iya ,pagi pak, mau saya buatkan minum?" jawab Kina sedikit tergagap.
"Nggak usah… kemarin jadi meeting dengan timnya Ali kan?"
"Jadi pak, saya akan laporkan hasilnya, bapak silahkan masuk dulu. Saya siapkan laporan dan berkas berkas yang perlu ditanda tangani"
"Ya" jawab Okky, lalu berjalan dengan lesu keruangannya.
Kina mengernyit, bosnya terlihat berbeda hari ini. Begitu suram dan tak bersemangat. Kina memilih melupakan masalahnya dan kembali bekerja dengan semangat penuh.
"Pak, sudah siap?"tanya Kina dari ambang pintu
"Silahkan, bagaimana hasil meeting kemarin?" Kina masuk dan duduk dihadapan Okky.
"Tim pemasaran akan dibagi menjadi tiga kelompok, masing masing kelompok dua orang. Saya serahkan pada bang Ali untuk pembagian wilayah dan anggota tim. Sudah ditentukan semua kemarin dan semua sudah setuju" Kina menatap Okky sejenak, bosnya terlihat mengangguk, "Untuk materi dan atribut promosi perdaerah sudah dikoordinasikan dengan tim pemasaran setiap daerah masing masing, tim pemasaran pusat juga akan meninjau langsung kegiatan dilapangan"
"Oke, tolong suruh Ali buat form laporan untuk masing masing tim dan masing masing cabang. Saya mau laporan secara keseluruhan, bukan cuma minat masyarakat terhadap produk kita, tapi juga kinerja tim pemasaran cabang, dari atas sampai bawah. Kamu paham kan?"
"Paham pak, saya permisi, saya akan koordinasikan langsung dengan tim pemasaran. Lusa mereka akan mulai meeting safari, jadi hari ini semua harus beres"
"Iya, silahkan" Kina mengangguk
Saat hendak berdiri, Okky malah memanggilnya lagi, "Ki… kamu benar tidak menyukai Ali?" tanya Okky sedikit ragu.Kina mau tak mau duduk lagi.
"Biasa saja, kenapa ya pak?"
"Tapi Ali cocok lho sama kamu"
"Cocok belum tentu jodoh"
"Memang kamu sukanya yang seperti apa sih, semua laki laki kayanya kamu nggak mau"
"Emm…yang…seperti apa ya? Saya juga nggak tahu, yang pasti akhlak dan agamanya baik, itu saja"
"Bukannya itu Ali banget?"
"Mungkin, tapi yang lebih penting lagi, yang memang ditakdirkan Allah untuk saya"
"Tapikan berharap hal yang wajar ki"
"Iya sih, cuma saya hanya berusaha menjalani takdir sebaik mungkin. Urusan jodoh, biar Allah yang tentukan. Saya tidak mau sibuk memikirkan siapa jodoh saya, karena dalam hidup selalu ada kemungkinan. Mungkin saya akan bertemu dengan jodoh saya dan menikah, mungkin juga maut yang lebih dulu menemui saya sebelum saya bertemu jodoh saya"
"Jangan membicarakan kematian ah ki, pamali "
"Hahaha, itu pepatah kuno, justru bagus mengingat kematian, menambah keimanan kita"
"Yasudah, sana temuin Ali dulu, siapa tahu kamu berubah fikiran"
"Hahaha, berubah jadi power ranger ajalah. Saya permisi dulu ya pak"
"Iya"
……
Kina masuk keruangan tim pemasaran, semua sedang heboh dengan video yang tersebar di grup karyawan kantor. Entah siapa yang merekam dan mengirimkan video tersebut.
"Mbak Kina, ya ampun, kok mbak Kina diam saja sih diperlakukan seperti ini?" tanya Adinda, heboh sendiri.
Kening Kina mengernyit, "Maksudnya?" tanyanya kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang ditanyakan dinda.
"Mbak Kina belum lihat, Video mbak Kina sama mbak Mika waktu ribut ditoilet kesebar di grup chat karyawan" jawab Mila
"Hah…serius? Ya Allah, siapa sih yang iseng. Aduh, jangan sampai deh pak Okky lihat"
"Biarin lah mbak, biar Mbak Mika dipecat, kata katanya keterlaluan sekali" tutur Nila dengan menggebu gebu, dia gregetan sekali dengan mulut Mika yang kejam itu.
"Kamu sering diperlakukan begitu Kin?" tanya Ali yang sedari tadi diam memperhatikan reaksi Kina.
"Enggak kok" dusta Kina, dia tak mau memperpanjang masalah.
"Ih, sumpah mbak Kina sabar banget, saya yang cuma lihat di video saja gregetan banget sama Mbak Mika" Dinda memukul mukul telapak tangannya sendiri.
"Kenapa nggak lapor pak Okky saja sih mbak?" tanya Satria yang sedari tadi sibuk menonton video tersebut. Ikut geram dengan perbuatan Mika.
"Inikan masalah pribadi, saya tidak mau menambah beban pak Okky, pimpinan kita itu sudah sibuk luar biasa, banyak yang harus dikerjakan demi kelangsungan perusahaan dan kita sebagai karyawan. kasihan kalau harus memikirkan hal hal sepele begini"
"Sabar ya mbak Kina, kami tahu mbak Kina bukan orang seperti itu kok, mbak Kina gadis baik baik" dinda memeluk Kina dan mengusap punggungnya, Kina menyambut pelukan dinda dengan bahagia. Dia selalu senang jika ada yang memberinya perhatian, siapapun itu.
Kina melepas pelukan dinda, menatap wajahnya sambil tersenyum, "Makasih ya. Bang Ali, saya mau menyampaikan mandat dari pak Okky"
"Iya, ayo keruangan saya"
"Semua, sekali lagi terima kasih, saya tinggal ya" Kina memberikan senyum kepada semua, dia ingin orang orang tidak terlalu mengkhawatirkannya.
"Kasihan banget sih mbak Kina" kata Dinda, setelah Kina menghilang dibalik pintu ruang kerja kapten tim mereka.
"Kagum deh sama sikap dewasanya, mbak Mika itu jauh lebih tua, tapi kenapa malah kaya gitu sih" ucap Nila yang mendapat anggukan dari teman temannya.
"Itu bukti kedewasaan tidak dilihat dari usia" kevin yang tak banyak bicara, tiba tiba mengeluarkan suara emasnya.
Okky yang mendapat laporan dari seseorang soal video yang sedang heboh dikantor, memanggil Mika keruangannya bersama dengan Manager Keuangan selaku atasan Mika.
"Pak Samuel, saya tidak terima dengan tuduhan anak buah bapak ini. Dia sudah merendahkan harga diri saya dan Kina, apa dimata kalian, kami seburuk itu?" bentak Okky pada dua orang yang berdiri berhadapan dengannya.
"Saya benar benar minta maaf pak, saya tidak tahu menahu soal kelakuan Mika diluar jam kerja. Saya serahkan masalah ini sepenuhnya pada Pak Okky, Mika memang karyawan senior yang cerdas dan cekatan, tapi kalau attittude nya buruk saya juga tidak suka"
"Mika, kamu saya pecat!! sekarang juga suruh dia pulang, pak samuel"
"Baik pak"
Mika menatap nyalang Okky, "Silahkan bapak pecat saya, bapak pikir saya tidak bisa cari kerjaan ditempat lain" ucapnya dengan angkuh.
"Kamu lihat saja nanti, coba saja cari kerjaan ditempat lain"
"Ya Tuhan, Mika, bukannya minta maaf malah menantang pak Okky, kamu ini keterlaluan"
"Untuk apa minta maaf, semua yang saya katakan waktu itu kenyataan kok, pak samuel tunggu saja, semua akan terbongkar pada waktunya" Mika tersenyum sinis
"Mana buktinya? tunjukkan kalau kamu bilang tuduhan kamu semua benar. Saya akan bawa ini kejalur hukum"
"Saya setuju pak, kamu ini harusnya jaga sikap, tega sekali kamu mencemari sumur tempat kamu minum" tutur Pak Samuel dengan wajah frustasi. Dia takut akan terkena imbas dari perbuatan Mika.
"Silahkan, saya tunggu laporannya" ucapnya, berlalu pergi meninggalkan ruangan Okky dengan angkuh. Membanting pintu sekeras mungkin.
Okky dan Samuel benar benar geram dengan sikap Mika, bukannya minta maaf malah menantang secara terang terangan. Padahal jelas jelas dia salah, menuduh Okky dan Kina tanpa bukti, hanya karena iri dengan posisi Kina.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments