Jadi Bapaknya Kina

Okky lupa tak membawa helm, tadi dia buru buru menyusul Kina ke masjid setelah ganti baju dikantor. Dia mengajak Kina mampir ketoko helm tak jauh dari masjid. Kina menunggu didepan saat Okky masuk kedalam toko.

Beberapa saat kemudian, Okky keluar sudah memakai helm berwarna Ungu dikepalanya. Kina melongo, sejak kapan laki laki itu suka ungu.

"Bagus nggak ki?" menepuk nepuk helm dikepalanya.

"Bagus, kok beli yang merk itu sih pak, itukan mahal. Warnanya juga, kenapa ungu?"

"Biar kamu pengen, ini warna kesukaan kamu kan?" Okky menaik turunkan alisnya.

"Nggak pengen, biasa aja" dusta Kina, padahal dia sangat tertarik dengan helm itu, tapi harganya terlalu mahal untuk Kina. Empat ratus ribu untuk sebuah helm.

"Haha, yuk jalan. besok saya ajari naik motor dong ki, kayanya asik" Okky duduk dibelakang Kina, memegang pundak Kina.

Kina mengesah, menoleh sedikit, "Udah deh pak, jangan nambah beban hidup saya. Saya nggak mau Bundanya bapak marah marah, kasihani gendang telinga saya"

"Haha, ya jangan sampai tahu dong" menepuk pundak Kina, seperti memberi kode tukang ojek untuk jalan.

Motor matic keluaran tahun lalu itu melaju santai menyusuri jalanan. Okky duduk di jok penumpang dengan tenang. Keduanya bercakap cakap sambil menikmati angin yang menerpa tubuh mereka.

"Pak, pok pok chicken idenya tim Bang Ali ya?"

"Iya, bagus kan, kekinian banget. Tim dia kan masih muda muda, kaum milenial"

"Iya, terutama si kembar Mila, Nila, walaupun sengklek, tapi kalau udah waktunya mikir, nggak pernah main main. Idenya selalu kreatif"

"Emang dikantor kita ada anak kembar?"

"Kembar paksa, hehe"

"Pak, Bang Ali itu ganteng ya, masih muda lagi" sambungnya lagi.

"Maksud kamu saya tua?" kata Okky dengan nada sewot.

"Ih…sensi banget dari tadi"

"Kamu naksir Ali?" tanya Okky, penasaran.

"Enggak sih, biasa aja. Naksir itu yang buat bangun rumah bukan sih?"

"PASIR!!"

Sesampainya dirumah Okky, Kina langsung menuju dapur untuk menemui asisten rumah tangga dirumah itu. Kina cukup dekat dengan mereka, Kina sering datang kerumah Okky.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam, cah ayu, baru kelihatan. Sibuk ya?" Mbok Samirah, menyambut Kina dengan hangat.

"Iya mbok, demi kesejahteraan bersama"

"Ya,ya…yang penting jaga kesehatan, sholatnya jangan sampai kelewat"

Kina tersenyum, dia senang kalau ada yang memperhatikannya begitu, jadi merasa disayangi. "Siap bu nyai" jawabnya, Mbok rah yang gemas, mencubit pipi Kina " Mbak Sur, ngapain sih, diem aja dipojokan, kaya penampakan"

"Asem, ini lho lagi goreng nugget, kesukaan mas Okky" jawab mbak Surti hanya menengok sekilas, takut nuggetnya gosong.

"Nugget bentuk apa hari ini, mobil ya, hahah" Kina tertawa.

"Sembarangan, mulutnya kalau ngomong suka bener" ucap Okky yang tiba tiba sudah berdiri dibelakang Kina. Membuat semua orang yang ada didapur terkejut.

"Ya lagi, Pak Okky lucu, suka nugget yang bentuk bentuk"

"Ada ceritanya nduk, Kina" kata Mbok Rah, Kina menatap mbok Rah dengan wajah penasaran, "Dulu waktu mas Okky kecil, susah makan, apa apa nggak mau, makanya bapak suruh orang perusahaan buat kreasi nugget sehat dengan bentuk bentuk lucu sesuai benda benda kesukaan mas Okky, semenjak itu mas Okky jadi suka makan nugget bentuk" kata Mbok Rah, menjelaskan.

"O…, berarti nugget nugget diperusahaan pak Okky secara tidak langsung dibuat untuk bapak ya, saya baru tahu, menarik" Kina mengangguk angguk.

"Menarik ojek, ayo makan, katanya mau bantu aku menghadapi permaisuri. Malah ngumpet didapur"

"Wajahnya Ibu Suri, masih kenceng nggak?"

"Ya enggak lah, udah keriput"

Kina menggaruk pipinya, "Eh…bukan itu, maksud saya masih tegang nggak, haduh…anak durhaka"

"Ayo ah, banyak alasan" Okky menarik pergelangan tangan Kina, karena Kina tak kunjung berdiri dari tempatnya duduk.

Kedua asisten rumah tangga itu memperhatikan sambil senyum senyum.

"Sur, harusnya nyonya itu nggak perlu repot repot ya cariin jodoh mas Okky, Kina itu udah paling pas menurut mbok" kata mbok Rah pada mbak Surti yang sedang menata nugget dipiring saji.

"Itukan menurut kita mbok, menurut nyonya mungkin ada yang kurang dari mbak Kina, nyonya kan orang kaya, mungkin cari mantu yang anak orang kaya juga. Biasalah mbok, bibit, bebet, bobot dan bondo(harta)"

"Huss…ngomong apa kamu, ngawur"

Ketegangan terjadi di meja makan, ibu Suri merajuk lagi. Adik Okky, Okta maharani dermawan, nampak bahagia, melihat drama meja makan dirumahnya.

"Kenapa baru datang?" menatap Kina dan Okky bergantian. "Kina mana janjimu? Kenapa bos kamu ini masih sibuk saja?" Ibu Suri menatap Kina dengan tajam.

Beberapa hari lalu, Ibu Suri sudah mengatur jadwal kencan buta untuk Okky, tapi lagi gagal. Ke egoisan Ibu Suri semaki akut, seiring bertambahnya usia. Dia suka sekali membuat janji tanpa peduli jadwal anaknya yang cukup padat sebagai pimpinan. Begitu gagal, Ibu Suri akan menyalahkan Okky dan Kina yang dianggap cari cari alasan.

"Maaf Ibu, kami baru menyelesaikan launching pok pok chicken kemarin, saya janji…"

"Janji palsu, ini sudah satu minggu, waktu kalian tinggal tiga minggu" Kina diam dan menunduk.

"Bunda…" rengek Okky, dia tak enak karena Bunda seperti menyalahkan Kina yang harusnya tak ada sangkut pautnya dengan jodoh Okky.

"Apa? Kemarin kamu sudah setuju dengan waktu yang bunda kasih" Kini giliran Okky yang mendapat intimidasi dari Ibu Suri.

"Perpanjangan waktulah Bun, kemarin perusahaan benar benar sibuk"

"Ini ngomongin apa sih kalian, aku nggak paham, perpanjangan waktu. Kaya pertandingan bola aja" tanya Okta yang masih asik makan dengan lahap.

Ibu menjelaskan pada Okta, tentang perjanjian dengan Okky dan Kina dikantor, seminggu yang lalu. Okta nampak menahan tawa. Ibu hamil satu itu selalu suka saat melihat Bunda mengaduk aduk perasaan kakaknya, lagi pula Okky sudah lebih dari cukup umur untuk membina rumah tangga. Suami Okta bahkan lebih muda tiga tahun dari Okky.

"Yaudahlah kak, nikahin Kina aja" Okta melirik Kina yang melototinya dan seperti memberi kode untuk diam, "Kina cantik, baik, nggak neko neko. Ya walaupun kakak lebih pantas jadi bapaknya Kina, hahaha"

"Dasar ibu hamil nggak punya perasaan, memang aku setua itu? usia kami cuma beda sepuluh tahun, mana ada anak usia sepuluh tahun punya anak" Okky mencoba membela diri, dia merasa tak setua itu.

"Secara fisik, Kina masih kelihatan imut, dia masih cocok pakai seragam SMA. Kakak ganteng, tapikan …"

"Kakak siram ya kamu…" Okky mengangkat segelas air putih tinggi tinggi.

"Sudah intinya, kamu dan Kina akan bunda nikahkan kalau dalam waktu yang sudah ditentukan belum juga menentukan pilihan. Makan! Setelah ini bunda kasih kamu foto dan CV anak sahabat bunda, silahkan mau pilih salah satu dari mereka, atau kamu pilih Kina" ucap bunda tegas, tak mau dibantah. Okky hanya bisa mengesah, dia melirik Kina yang kelihatan tidak nyaman.

"Pilih Kina aja kak, belum tentu anak sahabat Bunda bisa ngertiin kakak, bisa merawat kakak, seperti yang Kina lakukan selama ini" usul Okta.

"Mbak Okta, pliss…" ucap Kina lirih.

Okky semakin merasa tidak enak pada Kina, dia tak mau menjadikan gadis muda itu tumbal atas ketidak beruntungannya dalam hal asmara. Okky tak mau merebut kebebasan Kina dalam menentukan jalan hidupnya, dia merasa ibunya tidak berhak menentukan jodoh untuk Kina.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

lonely wolf

lonely wolf

jadi inget tukang bakso yg di Adit Sopo jarwo 🤣🤣

2023-05-28

0

Lastri Naila

Lastri Naila

bagus lucu ringan..aq bnget cerita begini ..setelah capek beraktifitas cocok nih buat refresing otak...trimakasih ithor

2023-03-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!