Pok Pok Chicken

Seminggu kemudian, setelah diperkenalkan ke publik lewat iklan dari berbagai media masa dan promosi langsung ke pasar tradisional dan supermarket. Pok Pok chicken mendapat sambutan baik dari masyarakat. Okky merasa lega, persaingan produk olahan ikan, daging dan ayam dalam bentuk beku semakin menjamur. Dengan merekrut jiwa jiwa muda, Okky berharap, perusahaannya bisa lebih berinovasi dan menarik minat konsumen.

Sebagai rasa syukur, hari ini Okky memesan catering untuk makan siang semua staff kantor pusat. Acara diadakan di ruang meeting kantor yang disulap seperti tempat pesta. Tidak ada dekorasi khusus, hanya beberapa meja prasmanan dan berderet kursi.

Semua orang sedang asik dengan kegiatan masing masing, saat Okky dan Kina masuk kedalam ruangan. Para staff menyapa Okky dengan tersenyum karir dan menganggukan kepala. Okky hanya membalas sekedarnya, Kina dibelakangnya justru yang mengumbar senyum kesemua yang menyapa Okky.

"Lihat deh Kina, sok cantik banget senyam senyum sendiri. Lagaknya kaya istri Bos"

"Biasalah, cari muka"

"Dasar bocah sombong"

"Bocah ingusan itu kayanya makin nempelin si Bos deh, pasti tiap hari diapa apain tuh. Mana kalau didalam ruangan berdua lama banget nggak keluar keluar. Ngapain coba kalau nggak gencet gencetan"

"Eh, tapi katanya pak Okky agak belok? "

"Halah, itu cuma buat nutupin kelakuan mereka berdua palingan, biar nggak ketahuan mesum dikantor"

"Tapi beritanya udah lama tau, dari Kina belum masuk kekantor ini. Kina itu bocah kemarin sore, dia kerja disini baru dua tahunan. Cuma ya itu, pinter cari muka"

"Lihat deh, sok care banget sama pak Okky"

"Jijik banget sama cewek kayak gitu"

Segerombolan wanita dari divisi berbeda sedang memperhatikan Kina dan Okky yang sedang memilih makanan. Okky terlihat berbeda saat bersama Kina, dia bisa tersenyum dan mengobrol dengan santai. Sedangkan dengan staff lain, dia cuek. Tapi dia bukan tipe bos yang sombong dan arogan, memang gayanya cool saat diluar rumah. Namun, tak semua orang berfikir positif. Padahal Tuhan memang menciptakan makhluknya berbeda beda.

"Ki, itu olahan pok pok chicken, cobain yuk!" menunjuk sederet wadah berisi Pok Pok Chicken dengan semua varian rasa.

"Sebelum diproduksi kan bapak sudah coba, lupa rasanya, ingat bentuknya ya?" goda Kina

"Husss, biasanya kan lupa bentuknya, ingat rasanya" mereka menahan tawa, jika hanya berdua, pasti keduanya sudah membuka mulutnya lebar lebar.

"Oke, saya coba, bapak mau?"

"Boleh"

Kina mengabsen satu persatu varian rasa Pok Pok Chicken, untuk menentukan pilihan. "Ini, yang keju, yang nggak pedes. Tetangga saya, nggak bisa makan pedes juga. Dia masih kelas empat SD" Kina meletakkan ayam rasa keju kepiring Okky sambil terkikik dibawah tatapan sebal bosnya. Kina hafal semua yang disukai dan tidak disukai bosnya.

Takkkkk.......tangan Okky gatal, tak bisa ditahan lagi untuk menjitak kepala sekertarisnya. Kina mengusap kepalanya dengan cemberut. Interaksi keduanya menjadi perhatian banyak karyawan yang sedang menikmati makan siang disana, sambil berbisik bisik.

Saat hendak cuci tangan ditoilet wanita, Kina bertemu dengan seniornya. Mika, wanita dewasa berwajah cantik tapi jutek. Dia menatap tajam Kina yang sedang cuci tangan.

"Hai, mbak Mika, sudah makan?" sapa Kina, merasa Mika sedari tadi menatapnya.

"Sok akrab!" Mika bersedekap, wajahnya lebih jutek dari biasa " Udah dikawinin berapa kali sama bos? Sekarang nempel banget ya" tersenyum mengejek.

"Astaghfirullah, mbak…Saya bukan wanita seperti itu, lagi pula pak Okky bukan laki laki brengsek yang bisa dijamah sembarangan"

"Oya? Jangan jangan dia beneran belok"

"Mbak, beliau atasan kita, disini tempat kita mencari nafkah, menyambung hidup, harusnya mbak menghormati pak Okky. Jangan…"

"Halah, bos sama sekertaris sama aja. Sama sama munafik!" sela Mika.

"Mbak Mika kenapa sih? Saya salah apa, kenapa mbak Mika benci banget sama saya?" Kina mencoba tetap tenang.

"Kamu tahu, harusnya posisi kamu itu buat aku, tapi kamu tiba tiba hadir sebagai anak magang yang Caper. Kamu terus terusan mendekati atasan atasan kantor untuk menggeser posisi aku. Dasar licik!"

"Ya Allah, hampir dua tahun saya jadi sekertaris pak Okky, kenapa mbak nggak ngomong. Ayo kita temui pak Okky, bicarakan ini baik baik. Saya siap tukar posisi sama mbak Mika"

"Sinting! Bukannya tukar posisi yang ada kamu bakalan bikin aku dipecat. Mau ngadu kan maksud kamu?"

"Enggak mbak, Astagfirullah…saya nggak ada maksud jelek sama mbak Mika, saya hanya tidak ingin kita saling menyakiti"

"Kita? Kapan aku nyakitin kamu? Yang ada kamu yang nyakitin aku, sadar diri woii!"

Kina memilih mengakhiri perdebatan tak penting itu. Takut jadi masalah untuk mereka berdua, karena beberapa karyawan yang berlalu lalang memperhatikan perdebatan mereka.

Dia tak tahu apa yang diinginkan Mika, semua tentang Kina selalu salah dimata Mika. Tidak sekali dua kali Mika berlaku buruk pada Kina. Walaupun tak menyakiti fisik, tapi lidah Mika cukup tajam untuk menggores hati Kina.

"Kamu kenapa Ki?" tanya Okky saat melihat Kina tiba tiba murung, ada bekas air mata juga disudut matanya.

"Kenapa?"

"Malah balik nanya, kamu dijahatin orang? dari kamar mandi kok sedih gitu wajahnya?"

"Oh, iya, saya lagi sedih pak. Kehilangan…isi perut saya. Pok Pok chicken kuuu…" dusta Kina, dia tak mau Okky tahu yang terjadi padanya ditoilet tadi.

"Ck, stress"

Keduanya kembali keruangan setelah mengisi perut. Okky masih memperhatikan Kina dari balik dinding kaca ruang kerjanya. Kina melamun, tak seperti biasa. Bahkan beberapa kali, sekertaris mudanya itu terlihat memegang dadanya sambil menarik nafas dengan berat.

Sepulang kerja, Kina memilih mampir kemasjid besar tak jauh dari kantor. Dia ingin menenangkan diri disana. Kina duduk di tempat khusus jamaah wanita, menundukkan kepala. Menanti waktu maghrib yang sebentar lagi tiba.

Termenung sendirian, didalam masjid yang masih sepi. Mendengar lantunan ayat suci Al Quran yang indah. Mengingatkan Kina pada almarhum ibu, suaranya juga indah saat mengaji.

Setelah selesai sholat, Kina keluar dengan perasaan yang sedikit lega. Dia sudah melepas penatnya dengan bercerita pada Allah. Hanya itu yang bisa dia lakukan.

Kina melihat seorang laki laki duduk diatas motor kesayangannya. Laki laki berkaos oblong hitam polos dan celana selutut, sedang membolak balik wajahnya di depan kaca spion. Entah mencari apa di wajahnya.

"Ehem, selamat petang" sapa Kina.

"Eh…ki, ngagetin aja" tubunya terjingkat, tak menyadari kehadiran pemilik kendaraan yang dia duduki.

"Bapak habis sholat juga?"

"Hah…eng…ngak, hehe" jawabnya gugup, lebih tepatnya malu pada Kina.

"Oh, lagi halangan mungkin" sindir Kina dengan suara pelan, matanya pura pura melihat ketanah.

"Ikut kerumah yuk, Bantu aku mengahadapi yang mulia permaisuri"

"Waduh…Bapak sendiri aja deh, saya nggak mau, takut"

"Takut disuruh nikah sama saya kan?" Kina hanya cengengesan "Jahat kamu ki, apa saya seburuk itu, sampai kamu ketakutan"

"Eeee…bukann…bukan begitu, lagi halangan beneran ya pak, sensi banget?" Kina mengamati wajah Okky yang cemberut, ia hanya bisa menghela nafas " Yaudah yuk, saya antar kerumah Bunda, jangan takut, tante baik kok" candanya.

Okky yang semakin kesal, memiting kepala kina dan menjitakinya berkali kali, " kamu kira saya anak hilang yang nyari ibunya, dasar bocah!!" ucapnya gregetan.

Kina malah tertawa tawa dibawah ketiak bosnya, dia suka sekali melihat bosnya yang sudah dewasa itu, merajuk seperti anak kecil.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!