"Kenapa langsung kesini, mending istirahat dulu baru besok kesini nak.." Kata Nyonya Airin, beberapa saat setelah Damar dan Sisil nyampai.
"Namanya juga kangen, Hampir sebulan kan aku di luar negeri, eh malah dengar mamih dapat musibah, anak mana yang ngga khawatir.." Bela Damar sambil menggenggam erat tangan mamihnya dan menyunggingkan senyum.
Damar masih menahan amarahnya di depan mamih. Damar begitu takut akan terjadi hal buruk jika mamihnya tahu tentang kelakuan papih di belakang mereka. Damar tidak mungkin rela kebahagiaan keluarganya hancur hanya karena wanita ****** itu. Setidaknya itu yang di pikirkan Damar.
"Om kusuma kemana Tan.?" Tanya Sisil berpura pura pastinya.
"Lagi keluar ada urusan. Sebentar lagi juga datang.."
"Kenapa Mamih begitu percaya sama Papih. Papih benar benar tega.." Batin Damar bergejolak..
Tiba tiba pintu kamar pun terbuka. Terlihat Tuan Kusuma datang sembari tersenyum begitu melihat putranya. Dia pun langsung memeluk putranya dan menyalami Sisil.
Damar sebenarnya enggan melakukan itu. Damar merasa jijik dengan sikap papih yang masih bisa tersenyum atas apa yang dia lakukan di belakangnya. Tapi mau tak mau Damar harus bersandiwara dan menahan amarahnya. Dia tidak mau rencana untuk menghancurkan gadis yang di duga simpanan papihnya berantakan.
"Asisten mu ngga ikut sekalian pulang Mar.?" Tanya papih karena tak melihat orang yang selalu setia di sisi Damar.
"Bagas pulang 3 hari lagi kayaknya pih, masih banyak urusan yang belum Damar selesaikan disana. Jadi terpaksa Bagas Damar tinggal.."
"Oh gitu, kalian sudah makan.?"
"Ni rencananya Damar mau pulang pih tapi mau mampir nyari makan bareng Sisil.."
"Oh ya udah kalo gitu, bilang sama si mbok yah, bubur pesanan mamih jangan kesiangan.."
Iya pih, ya udah mih pih Damar pulang dulu yah.." pamit Damar sambil menyalami kedua orang tuanya.
"Sisil juga pamit ya om tante, semoga tante lekas sehat.." Sisil pun ikut juga menyalami dan mencium punggung kedua orang itu.
"Gimana mih tentang Sisil, sepertinya dia tulus sama Damar.?" Tanya papih beberapa saat setelah Damar dan Sisil keluar.
"Sebentar lagi pih, Mamih benar benae harus yakin kalo Sisil menerima apa adanya Damar. Nanti kalo udah baikan mamih akan ngakal Sisil bicara.."
"Ya udah terserah mamih aja.."
####
Keesokan harinya. Damar sengaja nongkrong di tempat favoritnya bersama kedua sahabatnya Aldi dan Dika. Damar curhat tentang Papihnya yang menurutnya berselingkuh. Nampak jelas kemarahan masih terlihat di sorot matanya.
"Belum tentu apa yang kamu lihat tuh selamanya benar Mar. Mungkin ada alasan lain kenapa Papihmu sama gadis itu.." Ucap Aldi mencoba menyikapi dan meredakan amarah Damar.
"Ngga mungkin Al, masa iya kalo ngga ada hubungan apa apa, mereka bisa seromantis itu, mana di tempat umum lagi, ga punya malu.."
"Kamu sudah menanyakan hal ini ke papihmu.?"
"Memangnya aku anak bodoh. Mana mungkin lah papih ngaku. Bisa jadi kan papih malah semakin waspada menjaga rahasia hubungan gelapnya.."
"Ya udah lah terserah kamu aja, Tapi aku harap kamu ngga terlaluan meluapkan amarahmu pada gadis yang curigai.." Saran Dika.
"Pokoknya aku akan bikin tu cewek menyesal karena terlahir di dunia ini.." Senyùm jahat tersungging dari bibir Damar.
Tak berapa lama kemudian Sisil pun datang. Dia langsung menghampiri tempat dimana Damar dan sahabatnya berada.
"Info apa yang kamu dapat kan Sil.?" Tanya Damar langsung begitu melihat Sisil mendaratkan pantatnya di kursi.
"Oh bentar.."Sisil mengambil minuman yang memang sudah tersedia di meja. Setelah melepas dahaganya, Sisil langsung menjabarkan info yang dia dapat dari orang orang suruhannya.
"Nama gadis itu Mawar, Dia anak panti tapi entah panti asuhan mana. Dia juga bekerja di hotel keluarga kamu sebagai cleaning service, dan yang bikin aku terkejut, ternyata dia sudah memiliki dua anak kembar yang berusia sekitar 5 menjelang 6 tahun di usianya yang baru 23 tahun.."
"Cuma anak panti, pantes, dia pasti kesusahan waktu di panti jadi dia ingin kaya secara cepat.." Ucap Damar tesenyum sinis.
"Dan yang mengejutkan lagi kedua anak itu ngga tau siapa ayah kandungnya.." Sisil tersenyum simpul setelah mengatakan semua info yang dia dapatkan.
"Hahaha.. Udah keliatan kan dia ******. Dia sendiri punya anak tapi ga tau bapaknya siapa dan yang mana.." ucap Damar seakan puas dengan info yang dia dapat dari Sisil.
"Terus apa rencanamu Mar.?" Tanya dika.
"Aku akan menunggu mamih keluar dari rumah sakit dulu Setelah keluar, mamih berencana liburan sambil mengistirahatkan tubuh nya bareng papih di jepang sebulan. Saat itulah aku akan mulai bermain dengan ****** itu.."
"Jangan terlalu kejam Mar.."
"Udah deh Al, biarkan Damar menyelesaikan masalah keluarganya sendiri.." Sisil yang menjawab dengan nada kesal.
"Aku cuma mengingatkan aja Sil.."
"Sudah kalian jangan berdebat, itu semua urusanku, bukan urusan kalian. Aku cuma pengin melindungi keluargaku terutama mamih.."
Mereka pun terdiam. Suasana seketika menjadi sangat hening. Hanya terdengar alunan musik dan beberapa suara pengunjung yang sedang menikmati suasana di tempat itu.
Tak lama kemudian Aldi pun pamit pergi duluan. karena dia harus kembali ke kantor ada urusan. Begitu juga dika dia pun pamit mau sidak ke rumah makan yang didirikannya.
Tersisalah Sisil dan Damar disana. Sisil terus memandangi Damar yang sedang memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya. Terlihat begitu jelas keadaan Damar yang kacau.
Sisil melangkah mendekati Damar. Perlahan dia mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah Damar, tapi tanpa di duga Damar menahannya.
"Apa yang kamu lakukan.?" Sorot mata tajam Damar tertuju pada Sisil yang sedang tersenyum kepadanya.
"Aku cuma pengin menyentuh wajahmu Mar.."
"Jangan seperti itu, aku ngga suka.." Damar menghempaskan tangan Sisil. Tampak Sisil sangat kecewa. Tapi Sisil mencoba menahan kekecewaan itu.
"Kenapa Mar, kenapa ngga suka.? Kenapa kamu ngga pernah melihat ketulusanku Mar.? Kenapa kamu ngga mengerti perasaanku.?"
"Kita sudah sering membahas masalah ini Sil jadi tolong hentikan. aku lagi pusing dengan masalah papih. Kamu jangan menambah nambah beban pikiran ku Sil.."
"Berapa lama lagi aku harus menunggumu Mar.? kapan kamu membuka hatimu untuk aku.? Aku sungguh sungguh tulus mencintaimu Damar.?" Nada Sisil agak bergetar. Dia pun ingin menumpahkan Amarahnya ke Damar, tapi dia tahan karena dia harus bisa menaklukan hati Damar.
"Sil pliss stop, jangan ngomong seperti itu lagi. Aku hanya menganggapmu sahabatku sil, ngga lebih. Jadi aku minta, buang jauh jauh rasa itu.Aku benar benar ngga bisa menerima kamu. Jadi tolong mengertilah.." Damar pun beranjak pergi meninggalkan sisil.
"Ngga mar, ngga bisa. Kamu harus jadi milik ku apapun caranya.."
@@@@@@@
dukung karya ku yang lain ya reader
MENGEJAR JODOH
ASMARA DARI ANGKASA
mohon dukungannya.. makasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
TikTikTik
nama² Castnya sangat indonesiable yak...
2022-06-12
0
~Si imut~🌹🌼🌷🌻🌺
auto di pecat mawar dr kerjaan nya sm Damar
2022-02-13
0
💮Aroe🌸
sisil terobsesi...😑
2022-01-23
0