Dhira terpaksa harus melayani ***** ayah nya yg mabuk.. dia berulang kali harus rela tubuh nya di sentuh sang ayah.. jika Nadhira menolak.. maka sebagai ganti nya Mainaka yg harus melayani keinginan ayah nya tersebut..
Sore itu, Dhira menangis seorang diri di ujung tempat tidur dengan luka lebam di mana-mana, dia menangisi nasib yg tidak seberuntung gadis-gadis lain seusia dia..
Di sekolah dia harus tahan di tindas oleh Cindy dan teman - teman nya, di rumah dia juga harus di siksa oleh ayah nya, ingin rasa nya dia mengakhiri semua nya, namun jika dia menyerah, Mainaka akan sendirian.. dan akan di perlakukan sama seperti dirinya, oleh ayah nya..
Malam itu Dhira berniat kabur, dia mengajak Mainaka untuk ikut bersama nya, dia tidak mungkin meninggalkan adik nya tinggal dengan Ayah mereka..
Dhira dan mai mengendap-endap keluar..
"Dengar Mai.. jika terjadi sesuatu, kamu harus lari.. lari lah, tunggu kaka di ujung jalan sana... Jika kaka tidak juga kembali.. minta tolong lah pada warga yg kau temui .. kau mengerti Mai..!!" ujar Dhira..
"Ta-tapi.. bagaimana jika ayah menyakiti mu kak.. aku harus bagaimana ..!! hiks.. hiks.. aku takut kak ..!!" jawab Mai..
"Tidak akan terjadi sesuatu pada kaka, kau pergilah duluan.. kaka harus mengambil sesuatu di dalam.. ingat Mai.. tunggu kaka di ujung jalan sana.." ucap Dhira . Mainaka menganguk dan dia pun pergi menuruti keinginan kakaknya..
Sementara Dhira, dia sibuk mencari sesuatu yang di simpan Ayah mereka, dia belum menemukan apa yang dia cari.. sesekali dia melirik ke arah ayah nya yg masih tertidur pulas..
Dia menemukan secarik kertas, yg bertuliskan sebuah Alamat.. "mungkin ini yang aku cari..!!" fikir Dhira.. dia buru-buru keluar menyusul Mainaka.. yg sudah pergi duluan..
Namun.. saat Dhira hendak keluar.. ayah nya terbangun.. dan meneriakkan nama nya, dia terburu- buru keluar... tampa mempedulikan ayah nya, dia menyusul Mainaka ke tempat yg mereka janjikan..
"Mai.. Mainaka..!!" panggil Dhira.. dia kebingungan mencari Adik nya, "Kak.. aku di sini..!!"jawab Mainaka.. dia keluar dari semak-semak..
"Huuft.. syukurlah Mai..!! Mai.. kau carilah Alamat ini, mungkin ini alamat ibuk.. kau pergi lah Mai, nanti kaka menyusul .." ucapnya pada Mai ...
"Mai, sebentar lagi lek Budi datang, dia akan membawa mu ke alamat ini, kau harus ikut dengan lek Budi.. nanti aku akan segera menyusul mu..!!" ucap lagi..
Tidak lama kemudian, lek budi datang, dan membawa Mainaka pergi, dia mengantarkan Mai, ke alamat tersebut..
Sementara Dhira, dia kembali ke rumahnya.. agar ayah nya tidak curiga jika Mai tidak ada, "semoga saja, ayah tidak tau jika Mai pergi dari sini..!!" batin nya..
Sesampainya di rumah.. Dhira masuk perlahan.. dan mendapati Ayah nya sedang mematung, melihat kedatangan nya, "Di mana adik mu...!! Di mana Mai ..?!" teriak nya..
Dhira tidak menjawab.. PLAAK... Ayah nya memukul Dhira dengan sebuah balok kayu besar.. kepala nya bersimbah darah, dia terhuyung lalu terjatuh..
"Jika kau tidak menjawab, akan ku bunuh kau..!!" ucap ayah Dhira.. ,,. Dhira menatap nanar pada ayah nya,
"Bunuhlah aku, jika ayah puas membunuh ku, aku tidak takut Mati..!!!" jawab Dhira lantang..
Yang terpenting sekarang, Mai,, tidak ada di sini.. dia sudah aman, dan mungkin akan bertemu dengan ibuk..!!
Ayah Dhira semakin kesal.. "kau menantang ku.. dasar anak sialan.. tidak tau diri.. Matilah kau.. mati ...!!" teriak nya, sambil memukul Dhira.. menggunakan balok kayu itu..
Dhira tidak berdaya, luka di tubuh nya seakan menjadi saksi kekejaman ayah pada nya, dia memejamkan mata.. tiba- tiba saja dada nya terasa sesak.. dia kesulitan bernapas..
semua nya menjadi gelap.. pandangan nya menjadi kabur, dia menutup mata nya... samar-samar dia mendengar.. kerumunan warga yg datang menolong nya..
"Syukurlah.. ada yg menolong ku..!! batin Dhira.. sebelum dia kehilangan kesadaran nya... dan menutup mata untuk waktu yg lama..
**BERSAMBUNG**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 390 Episodes
Comments