SMA Tunas Sakti
Hari senin adalah hari sibuk sebagian orang bilang, seperti halnya hari senin setiap sekolah selalu mengadakan upacara bendera tepat pukul 7 pagi setiap murid harus sudah datang untuk mengikuti upacara bendera seperti sekolah SMA Tunas Sakti. Semua siswa siswi sudah berbaris rapi bahkan yang datang terlambat dibuat barisan sendiri, tapi berbeda dengan Malvino Damares disaat orang sudah pada sibuk beraktivitas masih tertidur dikamar.
"Vin bangun sayang hari ini kamu mulai sekolah." teriak mama Dewi saat anak nya belum turun juga padahal jam sudah menunjukan pukul 7.20.
"Astaga Vino....." teriak mama Dewi setelah membuka pintu kamar anaknya masih tertidur.
"Vino bangun, kamu hari ini sekolah! mau mama siram pakai air kalau belum bangun juga." omel mama Dewi, Vino hanya menggeliat saja lalu mama Dewi mengambil air dan di basuhkan ke muka vino.
"Mah apaan sih......" jawab Vino dengan suara khas orang bangun tidur.
"Lihat jam berapa tuh? kamu harus cepat berangkat sekolah." omel mama Dewi.
"Iya mah Vino bangun." jawab Vino lalu melangkah ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat Vino selesai mandi dan saat keluar kamar mandi, mama Dewi membawa seragam sekolah.
"Ini baju seragam sekolah mu." mama Dewi menyerahkan seragam buat Vino dengan senyum.
Tanpa bicara Vino mengambil seragam sekolah yang sudah disiapkan mama Dewi, setelah mama dewi keluar kamar Vino memakai seragam sekolah nya. Baju yang tak di kancing di atas dan tanpa di masukan ke dalam.
"Mah Vino berangkat ya...." pamit Vino.
"Tak sarapan dulu Vino....?" tanya mama Dewi karena Vino tidak ikut duduk di meja makan.
"Vino langsung berangkat aja mah." Vino keluar kemudian menuju ke garasi mobil yang berderet mobil mobil mewah milik keluarga Antoni. Vino memilih mobil sport kemudian melajukan mobil nya menuju SMA Tunas Sakti.
Vino sampai di depan sekolah kemudian memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Vino berjalan mencari ruangan kepala sekolah ternyata upacara bendera sudah selesai setengah jam lalu.
"Sial harus kemana gue cari ruang kepala sekolah." gerutu Vino karena tidak tahu ruangan kepala sekolah.
"Permisi pak, bapak tahu ruangan kepala sekolah?" tanya Vino saat melihat tukang kebun sekolah SMA Tunas Sakti.
"Oh aden anak baru pastinya? itu yang didepan dekat ruang guru di sebelah kanan." Tunjuk pak jukri tukang kebun sekolah.
"Terima kasih pak." jawab Vino, Akhirnya Vino menemukan juga ruangan pak kepala sekolah.
Terdengar suara riuh di kelas XII IPS 2 karena guru yang bertugas mengajar di jam itu belum datang.
"Selama pagi anak anak kita akan kedatangan teman baru di kelas ini." sapa guru mapel sejarah saat masuk kelas di ikuti Vino.
Dika, Andreas dan Jatmiko yang semula tak memperdulikan pak guru datang tiba-tiba memperhatikan.
"Lah! itu kan Vino, sekolah di sini juga ternyata." ucap Dika.
"Ayo kenalkan diri kamu sekarang." pak iman menyuruh Vino memperkenalkan diri.
Belum apa apa para cewek di kelas itu sudah pada heboh sendiri karena melihat Vino yang gantengnya kelewatan menurut mereka padahal jatmiko, Andreas dan Dika juga cowok ganteng bahkan idola SMA Tunas Sakti.
"Kenalkan namaku Malvino Damares terimakasih." Vino tidak suka basa basi dan terlihat dingin.
"Ya sudah kau bisa duduk di sana." pak iman menyuruh Vino duduk.
Vino memilih duduk bersama Dika di kursi belakang pojok dan didepan nya Andreas dan Jatmiko.
Untung nya Vino menemui pak kepala sekolah terlebih dahulu dan meminta untuk satu kelas dengan mereka bertiga karena sebelumnya Dika bilang bahwa mereka sekolah di SMA Tunas Sakti. Keluarga Damares adalah donatur terbesar di sekolah ini jadi tidak masalah permintaan Vino di setujui pak kepala sekolah.
"'Lo nggak bilang sekolah di sini?' tanya Dika.
" Gue baru tahu pagi tadi." jawab Vino
"Anak anak kita lanjutkan ke pelajaran buka buku sejarah kalian dan pelajari bab 12 karena minggu depan kita akan ulangan." perintah pak iman.
Akhirnya pelajaran pak iman sudah berakhir dan bel istirahat sudah berbunyi. Ada cewek yang bernama meisya cewek cantik selalu dengan make up tebal nya yang pernah mengejar Jatmiko, kini saat melihat vino langsung terobsesi dengan ketampanan Vino. Sejak saat itu meisya, cewek centil di kelas itu langsung cari muka sama Vino bahkan Vino muak dengan sikap meisya.
Andreas, Dika, Vino dan Jatmiko lebih sering menghabiskan waktu istirahat di rooftop.
"Ke kantin yuk dah lapar gue, Mela mau kemana?" tanya Desi.
"Gue mau ke taman aja." jawab Mela sudah jadi kebiasaan saat jam istirahat lebih memilih ke taman untuk sekedar membaca buku atau novel yang tak lupa ditemani musik dari ponsel nya.
"Ya udah deh kami ke kantin ntar nyusul ke taman." kata desi.
Kantin terdengar begitu heboh saat Vino dan kawan-kawan sedang ke kantin. Terdengar suara cewek pada berbisik bisik.
"Wuih ada cogan lagi nih..."
"Gila ganteng banget.....
"Jatmiko lebih ganteng deh....
"Lebih ganteng cowok baru inilah....
Begitu lah bisik bisik para cewek yang di kantin.
" Kenapa sih rame banget di kantin?" tanya Bona kepo
"Pasti para cogan itulah yang bikin rame." tunjuk Desi.
"Gila ada anak baru, ganteng banget." kata Bona sambil memegang kedua pipinya.
Meisya dan kawan kawan nya tak mau kalah narsis bahkan dia mencoba mendekati Vino dan kawan kawan nya saat makan di kantin.
"Vin boleh ya kami ikut bergabung makan disini." meisya ingin duduk di dekat Vino bahkan sebelum Vino datang selalu mengejar Jatmiko.
"Terserah.....ini tempat umum." ucap Vino dingin membuat meisya senang bisa dekat dengan Vino.
Hari pertama Vino sekolah sudah bikin gempar pasalnya para cewek banyak terpesona dengan ketampanan Vino apalagi setelah tahu Vino anak orang kaya. Vino sangat dingin jika berhadapan dengan cewek apalagi dengan terang terangan menyatakan perasaan sama Vino.
"Gila kau vin, satu hari masuk sekolah sudah bikin heboh saja terutama cewek cewek tuh." Andreas menunjuk dengan dagunya ke arah para cewek yang senang saat Vino melintas di hadapan mereka.
"Mereka terlihat norak." jawab Vino dengan cuek nya.
Terdengar bel tanda masuk namun Vino memilih pergi ke rooftop dari pada kembali ke kelas. Andreas, Dika dan Jatmiko kembali ke kelas karena sudah semester akhir kelas XII.
Mela kembali ke kelas sebelum Desi dan Bona datang.
"Mela.... " teriak Bona saat sampai di kelas.
"Apa sih Bona, pakai teriak?" tanya Mela
"Kebiasaan si Bona kalau habis lihat cowok ganteng." jelas Desi.
"Iya loh mel, kayak pangeran tanpa kuda." jelas Bona dengan senangnya.
"Eh kalian tuh cowok yang dipikirkan, ingat! bentar lagi kita akan menghadapi ujian kelulusan." jelas Mela.
"Aduh Mela.....jangan terlalu fokus pelajaran terus, nggak papa dong cari gebetan biar jadi semangat belajar." Bona tak mau kalah sementara Pamela hanya menyebikan bibir nya.
"Ya terserah kamu deh." Mela pasrah dengan keinginan Bona.
Sedang asyik ngobrol tiba tiba jesy dan kawan nya masuk kelas.
"Huhh berisik tau nggak kalian?" kata wati lalu duduk di kursi sebelahan jesy yang sudah duluan duduk.
"Eh nyolot aja loh... " balas Bona.
"Sudah jangan hiraukan mereka." bisik Mela tak ingin membuat masalah dengan geng jesy, untungnya pak guru datang.
Mereka pun mengikuti pelajaran dengan hikmad tak terasa pelajaran pun berakhir dan waktunya pulang.
"Oke bye, gue duluan ya. Ga bisa ikut soalnya ada perlu." pamit Bona.
Pamela dan Desi menunggu di halte bis karena ingin mampir ke toko buku dulu sebelum pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments