Part 2

Perjalanan yang biasanya terasa singkat kini terasa sebaliknya. Roberto berulang kali berdecak kesal saat harus memperlambat laju mobilnya karena jalanan yang lumayan ramai.

Setelah sampai di ujung kota barulah mobil bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Di perjalanan berulang kali Roberto menelpon Andi orang kepercayaannya yang menangani Vero.

Dengan langkah tergesa Roberto masuk Vila miliknya, menuju lantai atas tempat dimana Vero di rawat.

Dia tertegun di samping tubuh Vero yang terbaring lemah. Marah sedih bercampur jadi satu di dadanya.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Roberto pada Andi, wajahnya menegang. Tubuh pucat Vero membuat jantungnya serasa berhenti berdetak saat ini.

"Nona Vero tak menjawab panggilan pelayan saat makan malam tuan, karena curiga kami mendobrak pintunya tuan." Jelas Andi dengan perasaan takut. Sudah dua kali ini dia kecolongan.

"Keluarlah," ucap Roberto lirih sembari melangkah mendekati Vero. Memeluk tubuh mungil yang terasa dingin sedingin es.

Sudah beberapa jam tapi vero belum juga sadarkan diri. Apa yang ada di pikaran gadis ini hingga berulang kali melakukan tindakan bodoh.

Sudah bagus dia menebusnya dari mami jadi tak harus melayani banyak pria. Tapi tindakan bodohnya berkata lain. Seakan dia begitu tersiksa hingga ingin mati.

"Sayang, aku sudah samapai. Aku tidak pulang malam ini jangan menungguku," Ujar Robert di saluran telpon dengan suara pelan. sedang netranya mengawasi tubuh yang bergeming di atas tempat tidur.

"Tidak apa mas, hati-hati disana. Jaga hatimu untukku," ucap Elea dengan suara sendu.

"Hemm." sahut Robert dengan gumaman. Lalu memutus panggilan. Kalimat terakhir istrinya sungguh mengena di hati Robert. Dia menatap sosok Vero dengan seksama dari tempatnya berdiri sekarang. Saat ini benarkah dia masih menjaga hati hanya untuk istrinya.

Dua bulan ini dia terbuai oleh tubuh dan sikap gadis belia yang lebih cocok memanggilnya paman. Tapi segala gestur gadis itu begitu dewasa. Awalnya dia membawa Vero di kehidupannya hanya sebagai pemuas hasratnya. Hasrat yang tak mampu dia lampiaskan pada Elea. Lama-kelamaan perasaan berkembang lebih jauh. walau dia beusaha mengingkari sekuat tenaga buktinya hatinya goyah juga.

"Tuan..." rintih Vero sembari berusaha membuka matanya perlahan.

"Kau sudah sadar ve?" Vero mengangguk pelan.

"Gadis keras kepala! cepat pulih, aku tidak bisa menghukum orang sakit," ujar Roberto sembari memeluk tubuh mungil itu erat.

Vero menengadah menatap wajah tegas dan garang itu dengan senyum di sudut bibirnya. Lalu bersembunyi di balik dada bidang yang begitu hangat dan menenangkan.

Hati Robert menghangat, entah mengapa sentuhan Vero berdampak pada perasaan hatinya, banyak wanita yang menjadi pelampiasan hasratnya, tapi tak pernah menyentuh sampai relung hatinya terdalam.

"Tuan tak ingin meminta jatahmu?" Tanya Vero dengan berbisik pelan. Robert terkekeh, dia membelai rambut hitam legam Vero dengan lembut, lalu mengecup lembut.

"Kalau aku benar ingin apa kau mampu? Kau tau segila apa aku di ranjang, di pelukanmu hasrat itu tak terbendung dan aku tak yakin mampu mengendalikannya."

Vero mendesah kecewa, tapi tubuhnya semakin erat menempel pada Robert.

"Hey gadis kecil, apa hastarmu sebesar itu? tubuh lemah begini masih juga mengiginkannya!" sentak Robert sembari menjewer telinga Vero.

"Apa tidak bisa bermain pelan-pelan saja?" Bisik Vero menengadah, memperlihatkan wajah memelas. Dia benar-benar ingin. Robert menggeleng tegas. Membuat Vero mendecak putus asa.

Robert tau hasrat itu timbul karena obat yang selalu di berikan Mami saat di Club, agar Vero tanpa sungkan melayani semua pelanggan.

"Malam ini kau harus mamapu menahannya. Aku tak mau bercinta dengan wanita penyakitan begini." Tegas Robert sembari meraih jemari Vero yang sedang mengerayangi tubuh kekarnya, membawanya dalam dekapan.

"Pelit!" Dengus Vero kesal.

"Buat dirimu sembuh, kau akan dapat jatahmu di atas ranjan. Dan jangan memohon menghentikan kegilaanku. Tak kan kupenuhi." gumam Roberto, sementara tangannya sibuk menahan gerakan liar Vero yang sedang berhasrat.

"Aku maunya sekarang! atau beri aku pil itu, please!" Desah Vero dengan mata berkabut sayu.

"Tidak ada pil kalau aku ada di sisimu. Belajarlah melawan hasratmu yang tak wajar ini," ujar Robert sembari terus mengendalikan gerakan liar Vero. Andai gadis ini tidak dalam keadaan sakit, Robert tak kan sungkan mengimbangi keliaran Vero.

De sah, Vero melemah di sertai napas yang memburu. Tenaganya sudah mulai habis,hasratnya juga sudah mulai terkikis habis. Matanya juga mulai terpejam, dan mulai tertidur pulas.

Perlahan Robert melepas dekapannya, meletakkan tubuh Vero di atas tempat tidur, lalu menyelimuti tubuh mungil itu dengan selimut tebal.

Robert menatap layar laptopnya sembari memijit keningnya dengan ujung jarinya. Sudah satu jam lebih dia berkutat dengan laptopnya. Dia terpaksa bekerja dari rumah karena Vero. Gadis ini pasti nanti akan menerima hukuman darinya.

Dia baru beranjak dari meja kerjanya saat kantuk dan lelah tak tertahankan lagi. Dengan gerakan lembut dan hati-hati Robert dia mulai naik ketempat tidur. Mendekap erat tubuh mungil Vero yang bersembunyi di balik selimut tebal, lalu terlelap.

Vero mengedipkan matanya berulang kali. Memindai wajah pria dewasa di sampingnya. Karena dia yang tak tau diri pria ini banyak berkorban waktu. Ini bukan maunya, dia juga tersiksa saat rasa itu datang, dia tak berdaya di bawah pengaruhnya.

Vero mendesah pelan, selama dua bulan tak mengkosumsi berbagai obat membuat Vero bisa berpikir jernih. Hanya bila datang hasratnya yang tak terkendali dia hilang akal. Entah mengapa perlakuan pria dewasa ini sedikit banyak membutnya memiliki rasa, debar-debar halus selalu timbul saat berada di sampingnya seperti ini. Tapi dia sadar apa statusnya di samping pria ini cuma pemuas ***** belaka tak lebih.

Perlahan Vero beranjak bangkit dari tempat tidur berjalan menuju balkon. Netranya menatap takjub cahaya bintang yang memenuhi ruang angkasa. Selama berada di sini Vero baru bisa menikmati bintang. Saat berada di tangan mami dia bahkan tak pernah tau waktu siang ataupun malam. Sepanjang hari di kurung dalam ruangan, keluar saat akan melayani tamu.

Vero mendesah pelan saat sepasang tangan kokoh menyentuh tubuhnya.

"Sudah sembuh?" Tanya Robert sembari men cium ceruk dileher jenjang Vero, sementara jemarinya menyusup di balik gaun transparan milik Vero.

"Hmmm." Hanya gumaman yang keluar dari mulut Vero, sentuhan Robert memancing hasratnya.

"Kalau begitu aku bisa ambil jatahku?" Bisik Robert sembari menggigit ujung telinganya pelan.

Lidah yang menempel pada telinga dan hembusan napas yang hangat membuat Vero menggila. Sentuhan sensitif pada titik itu sungguh menimbulkan kenikmatan tersendiri.

Tak puas melakukannya di balkon, Robert membopong tubuh mungil itu masuk kekamar. Diatas ranjang keduanya saling bertukar kenikmatan, saling memuaskan dan kali ini Vero lebih dominan. Dia yang memimpin permainan dan Robert cukup puas hanya sebagai penikmat, menerima segala sentuhan ero tis Vero yang melambungkan angan bira hinya.

De sah dan rintih terdengar memenuhi kamar di pagi buta ini, hingga keduanya terkulai tak berdaya bermandi keringat. Serelah saling melakukan pelepasan.

"Kau sudah baikan, aku akan pulang setelah sarapan. Jangan banyak tingkah lagi! kau tau aku tidak punya banyak kesabaran." Bisik Robert sembari mengusap wajah penuh keringat itu dengan lembut.

"Maaf merepotkanmu tuan."

"Hemm"

Setelah sarapan Robert berpamitan kembali ke kota ,ada banyak pekerjaan yang sedang menunggunya saat ini. Dan Vero kembali kesepian di Villa yang jauh dari keramaian.

Happy reading.

Terpopuler

Comments

Pertiwi Tiwi

Pertiwi Tiwi

ada 1000 banding 1.laki laki yg bisa mencintai istri dan menjaga hati dan perasaanya untuk istri.apa lagi kalau Uda ada masalah ranjang.wasalam dech

2022-02-09

0

Kurnia Asih

Kurnia Asih

lanjut thor 💪💪 y

2021-10-20

0

Isabella

Isabella

AQ nyesek jika ngebaca beginian
teringat istrinnya betapa sakitnya
smg istrinnya sembuh Toer kasihan
AQ gak mampu baca jika melihat adegan beginian yg dr org lain bukan dr istrinnya

2021-10-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!