Lucas ingin memeluk Hana. Tetapi ia membatalkan niatnya. Ia lalu kembali ke ruangannya.
Kondisi Ryu tiba-tiba kritis. Tidak ada sumsum yang cocok dengan Ryu. Rei lalu membuat konten meminta bantuan. Tetapi semua yang mengajukan diri tidak ada yang cocok dengan Ryu.
Hana sekali lagi datang ke rumah ayahnya. Meminta bantuan yang ia tahu sudah pasti mustahil. Tetapi tidak ada salahnya ia mencoba. Hana berdoa agar hati ayahnya terketuk dan mau membantunya.
“Ayah ... Tolong aku. Aku tidak masalah ayah tidak menganggapku lagi tapi tolong anakku.”
“Bukankah sudah aku bilang untuk mengaborsi bayimu. Salahmu sendiri tidak mengikuti saranku.” Ayah Hana menolak mentah-mentah permintaan Hana. Ayah Hana menutup pintu rumahnya. Ia bahkan meminta satpam untuk tidak memperbolehkan Hana masuk ke dalam rumah lagi.
“Jika ada yang membiarkan wanita itu masuk lagi ke rumah, ia akan aku pecat,” ucap ayah Hana.
Pelayan-pelayan di sana tahu mereka harus menuruti perintah tuannya.
Hana menuju ke rumah sakit. Menatap Ryu yang berada dalam ruangan ICU. Dengan selang-selang penopang hidupnya.
Ryu ...
Apa ini artinya waktu perpisahan kita sudah dekat?
Mama masih ingat saat mama melihat Ryu untuk yang pertama kalinya. Ryu begitu mungil tapi mama tahu Ryu juga kuat. Setahu mama jika anak kembar lahir, yang terakhir keluarlah yang terkuat karena ia mendorong saudara-saudaranya untuk bisa keluar.
Ryu ...
Bertahan, Sayang.
Ryu itu kuat.
Di tempat lain di rumah sakit Lucas juga menjalani tes kecocokan sumsum untuk Ryu. Tetapi hasilnya tidak cocok.
Di kediaman orang tua Lucas ...
“Ayah ... Ibu ... ada yang mau Lucas sampaikan.” Lucas hendak menceritakan kejadiannya dengan Hana.
“Ada apa, Nak?” Ibu Lucas jadi khawatir melihat sikap serius Lucas.
“Lucas minta bantuan ayah dan ibu juga Luke untuk mau tes sumsum?”
“Untuk pasienmu?”
“Bukan ... untuk anakku ... cucu Ayah dan Ibu.”
“Maksudmu?” Ayah Lucas tidak mengerti maksud Lucas. Setahunya ia tidak pernah melihat anaknya Lucas menikah atau serius menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Lucas menunjukkan berkas data diri Ryu ke ayah dan ibunya.
Ibu Lucas berkata “Yah ... dia mirip Lucas waktu kecil. Yakin ini bukan fotomu?”
“Itu bukan foto masa kecil Lucas, Bu. Ia anak Lucas yang paling bungsu.”
“Maksudnya?” Ayah Lucas jadi tambah bingung. Ia tadi baru saja mendengar ia tiba-tiba mempunyai cucu dan sekarang ada lebih dari satu cucu.
“Anak Lucas ada tiga, Yah.”
“Tiga? Kau yakin mereka itu anak-anakmu?”
“Lucas yakin, Yah. Sangat yakin. Ibu mereka masih peraw** saat tidur dengan Lucas dulu.”
“Tapi ... Bisa saja ia tidur dengan pria lain setelah malam itu,” ucap ayah Lucas walau foto Ryu sudah sangat mirip Lucas.
“Lucas sudah melakukan tes DNA secara diam-diam. Mereka anak-anak Lucas.” Lucas menunjukkan akun instagram milik Rei, putri sulungnya.
“Ayah ... ini Rei yang sering ibu bicarakan ke ayah.” Ibu Lucas adalah salah satu fans Rei. Ia berlangganan channel youtube Rei yaitu “Rei’s World”. Ia merasa seperti melihat Lucas dan Luke kecil saat melihat Rei.
“Baiklah ... Ayah akan ikut tes. Ibu bagaimana?” Ayah Lucas melihat ke istrinya.
“Ibu sudah tes kemarin saat Rei bikin video mencari donor sumsum tulang belakang untuk adiknya tetapi ibu tidak cocok.”
Keesokkan harinya ayah dan Luke menjalani tes. Ayah Lucas tidak cocok. Tanpa disangka sumsum Luke dan Ryu cocok.
Dokter segera memberi tahu Hana kalau Ryu mendapatkan donor. Ryu lalu menjalani operasi.
Hana bertanya ke dokter “Dok ... Apa saya boleh tahu siapa yang mendonorkan sumsumnya untuk Ryu? Saya ingin berterima kasih.”
Dokter mengantar Hana ke ruangan pendonor sumsum Ryu karena ia juga hendak mengecek kondisi pendonor itu.
Hana melihat Luke, pria yang menolak permintaannya dua kali.
Luke melihat Hana. Mereka saling berpandangan. Rasa benci Hana menguap saat melihat Luke yang masih terbaring lemah.
“Apa kau butuh sesuatu?”
Luke menggelengkan kepalanya.
“Maaf ... atas penolakanku selama ini. Pasti berat bagimu membesarkan ketiga anak kita.” Luke sudah diminta Lucas untuk menggantikan dirinya sebagai ayah anak-anaknya sampai Lucas siap untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Luke yang memang menyukai dunia akting menjajal bakat aktingnya ke Hana.
“Berat ... Sangat berat ... Terutama saat anak-anak sakit. Terutama saat anak-anak diejek karena tidak mempunyai ayah.” Air mata Hana mengalir lagi. Menumpahkan semua kesedihannya.
“Sekarang ada aku. Kau bisa bergantung kepadaku.”
Perlahan kondisi Ryu mulai stabil. Ryu mulai sadar. Hana memperkenalkan Luke ke anak-anaknya.
“Rei ... Rio ... Ryu ... ini Luke yang memberikan donor sumsum buat Ryu.”
“Terima kasih, Om.” Rei dan Rio berkata bersamaan.
“Ada yang mau mama sampaikan juga ke kalian." Hana melihat ke arah Luke lalu melihat ke arah anak-anaknya "Luke itu papa kalian.”
Rei, Rio dan Ryu saling berpandangan. Mereka memang ingin punya ayah sedari dulu saat mereka tahu kata papa. Mereka iri melihat teman-teman mereka yang punya ayah. Mereka iri melihat anak kecil lain yang bisa digendong di pundak ayah mereka. Mereka iri melihat anak kecil lain bisa bermain dengan ayahnya.
“Om ... Papa Rei?” Rei mendekat ke arah Luke. Ia merasa sedikit takut.
Luke menganggukkan kepalanya.
“Papa ...” Rei dan Rio memeluk Luke. Luke juga ikut memeluk “anak-anak”nya. Hana yang melihatnya terharu.
Tetapi tidak untuk Ryu. Ia tidak begitu langsung percaya kalau Luke itu ayahnya. Ryu mendengar sendiri bagaimana Luke menolak mentah-mentah kalau ia bukan ayahnya saat Luke berpura-pura menjadi dokter.
Tetapi melihat kakak-kakaknya yang senang bisa bertemu ayah mereka, ia juga ikut senang.
Ryu tahu bagaimana seringnya mereka diejek tidak punya papa. Bahkan Rio sering berkelahi karena hal itu. Betapa seringnya ibu mereka direndahkan karena tidak punya suami. Betapa seringnya ibu mereka kesulitan karena harus menjalani dua profesi sekaligus sebagai ibu dan juga ayah.
Ryu hanya diam. Ia tak ingin merusak kebahagiaan kakak-kakaknya.
Luke lalu mempertemukan Hana dan anak-anaknya dengan kedua orang tuanya.
Ryu sudah mulai melukis lagi. Kali ini yang menjadi objek lukisannya adalah neneknya, ibu Luke.
“Nenek jangan gerak-gerak. Nanti lukisannya jadi jelek.”
Lucy, nenek Ryu diam. Sebenarnya ia tipe yang tidak bisa diam. Ia sama seperti Rei yang aktif.
“Sudah?”
“Belum ...”
“Nenek capek.”
“Bentar lagi jadi, Nek.” Tangan mungil Ryu memulas cat minyak di kanvas dengan kuas. Dengan lihai ia menambahkan garis-garis halus.
“Sudah jadi, Nek.” Ryu meletakkan kuas dan paletnya.
Lucy melihat hasil lukisan dirinya. Ia terlihat sangat cantik. Nenek Lucy memang cantik tapi Ryu membuatnya terlihat lebih cantik di lukisan.
Pantas saja Ryu selalu juara melukis.
Dan lukisannya selalu sold out.
Air mata Lucy tiba-tiba menetes. Ia teringat putri bungsunya yang bernama Lulu yang juga pandai melukis. Tetapi Lulu sudah meninggal di usia yang masih terbilang muda.
Ryu pasti baik-baik saja, kan?
Dunia kedokteran sudah cukup maju sekarang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
hana_story
happy reading
2023-05-24
0
hana_story
baca terus ya
2023-05-23
0
hana_story
terima kasih sdh membaca
2023-01-20
0