Hana sedang mengemas lukisan Ryu yang baru saja laku terjual melalui aplikasi jual beli online. Ryu memang secara teratur membuat lukisan lalu menjualnya melalui online shop. Atau terkadang Ryu menerima request membuat foto diri pelanggannya. Jika harga sudah disepakati, Ryu akan langsung melukisnya.
Ryu juga mengoleksi banyak piala karena bakat melukisnya. Ia sering mengikuti perlombaan melukis. Bukan hanya piala tetapi juga hadiah uang tunai. Hana menabungnya untuk biaya kuliah Ryu kelak.
Terkadang Hana tak habis pikir dengan bakat seni Ryu. Hana melihat dirinya yang tidak jago menggambar. Boleh dibilang lukisannya sangat buruk.
Mungkin Ryu meniru ayahnya?
Hana akhirnya selesai mengemas lukisan Ryu dan menuju ke kantor pos untuk mengirim lukisan. Hana melihat jam di ponselnya.
Sudah waktunya menjemput anak-anak.
Hana menuju ke sekolah.
Saat ia berada di depan pagar sekolah ...
“Tring ... Tring ... Tring ...” Ponsel Hana berbunyi. Ada telepon masuk dari guru sekolah anaknya.
Hana merasa cemas ~ Apa terjadi sesuatu yang buruk di sekolah? Apa Rio berkelahi lagi dengan temannya karena diejek tidak punya papa? Atau Rei lupa kerjain PRnya?
“Halo ...” Hana mengangkat ponselnya.
“Ibu Hana ... Saya ibu gurunya Ryu. Apa anda bisa ke rumah sakit sekarang?” Terdengar nada cemas dari suara ibu guru Ryu.
“Ada apa, ya, Bu?” Hana juga jadi ikutan cemas.
“Nanti biar dokter yang menjelaskan ke ibu Hana.” Ibu guru Ryu lalu mengirim lokasi rumah sakit tempat Ryu dirawat.
Hana segera menuju ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Hana berdoa dan hanya berdoa. Berharap yang terbaik untuk Ryu.
Di rumah sakit ...
Hana melihat Ryu yang tertidur dengan selang infus di tangannya. Juga ibu guru Ryu dan anak-anaknya, Rei dan Rio.
“Rio mau ikut Mama.” Rio langsung menggandeng tangan ibunya. Mereka berdua menuju ke ruangan dokter.
Dokter menjelaskan kalau leukimia Ryu kambuh. Dan ia sangat membutuhkan donor sumsum tulang belakang. Hana menangis. Dulu saat Ryu masih berusia tiga tahun, ia sudah menjalani kemoterapi berulang kali. Dan sekarang harus operasi transplan. Hana menuju ke kamar tempat Ryu dirawat.
“Mama ...” Rei mendekat. Ia tahu ada berita buruk melihat ibunya yang menangis. Rei memeluk ibunya. Ia yang masih kecil tidak bisa berbuat banyak. Tapi bagi Hana pelukan dari Rei dan juga Rio sangat berarti bagi dirinya.
“Mama ...” Ryu terbangun memanggil ibunya. Hana buru-buru menghapus air matanya. Ia tak ingin Ryu bersedih karena melihatnya menangis.
“Ryu haus?” Hana bertanya.
Ryu menganggukkan kepalanya. Hana mengambil sebotol air mineral. Menaruh sedotan di dalamnya dan mendekatkannya ke bibir Ryu. Ryu lalu meminumnya.
Atas saran dokter, Hana membawa Ryu ke kota A, kota asalnya. Dengan harapan Ryu mendapat pengobatan yang lebih baik dan segera mendapatkan donor sumsum tulang belakang.
Hana mulai pindah untuk sementara waktu. Dalam hatinya ia tak ingin kembali lagi ke kota A. Kota yang mengingatkan banyak kejadian buruk yang menimpa dirinya.
Ryu akhirnya dirawat di rumah sakit di kota A. Hana, Rei dan Rio menjalani tes kecocokan sumsum tulang belakang. Tetapi ketiganya tidak ada yang cocok dengan Ryu.
Hana bingung. Satu-satunya jalan adalah dengan Hana memberanikan diri menemui ayah kandungnya, satu-satunya yang masih berhubungan darah dengannya. Hana menginjakkan kakinya di rumahnya. Rumah yang menyimpan banyak kenangan dia dan almarhum ibunya. Hana memohon belas kasihan ayahnya demi Ryu, putranya.
“Ayah ... Tolong anakku.” Hana memohon dengan sangat. Air mata mulai membanjiri wajahnya. Tetapi ia ditolak mentah-mentah.
“Jangan pernah panggil aku ayah. Kau sudah bukan anakku.” Ayah Hana menutup pintu rumahnya.
Hati Hana sangat hancur. Ia sudah berharap dengan enam tahun yang berlalu, hati ayahnya melunak. Tapi ternyata tidak. Tentu saja karena ayah Hana sudah dihasut oleh ibu tirinya yang menginginkan harta ayahnya.
Hana memutuskan untuk menemui ayah dari anaknya. Tetapi pria yang bernama Luke itu juga menolak. Ia tidak pernah merasa pernah tidur dengan Hana. Jadi sudah pasti anak Hana itu bukan anaknya.
Ryu ...
Mama harus ke mana lagi?
Mama takut kehilangan Ryu.
Hana berjalan menuju ke area pemakaman. Mengunjungi makam almarhum ibunya.
“Ibu ... Ryu sakit ... Hana bingung harus bagaimana? Ayah sudah menghapus diriku dari kartu keluarga. Ayah Ryu juga menolak.” Hana menangis menumpahkan kesedihannya di depan makan ibunya.
“Hana ...” Seorang wanita memanggilnya.
Hana menoleh mendengar suara yang tidak asing baginya “Laura ...”
Laura adalah sahabat Hana. Ia yang selalu membersihkan makam ibu Hana. Saat Hana pergi meninggalkan kota A, Laura putus kontak dengan Hana.
Hana dan Laura berpelukan.
“Hana ... Kau kemana saja selama ini? Aku selalu mencarimu ke mana-mana.”
“Maafkan aku ...” Hana kemudian menceritakan kejadian dari awal sampai akhir. Bagaimana ia hamil. Dan sekarang salah satu anaknya membutuhkan donor sumsum.
“Aku akan coba ikut tes.”
“Terima kasih, Laura.” Hana berharap sumsum Laura cocok dengan Ryu.
Tetapi ternyata sumsum Laura tidak cocok. Hana dihadapkan pada jalan buntu lagi.
Di rumah sakit ...
Dokter datang memeriksa Ryu. Hana terkejut melihat dokter itu, ia ayah anak-anaknya. Dan Hana memohon sekali lagi. Tetapi hanya penolakan yang diterima Hana.
Ryu tahu mamanya sudah putus asa.
“Mama ... Umur Ryu tinggal berapa bulan lagi?”
Hati Hana hancur mendengarnya. Hana menghembuskan nafasnya “Tiga bulan lagi.”
“Mama ... Manusia dilahirkan untuk mati. Hanya saja Ryu ditakdirkan untuk lebih cepat.” Ryu berusaha menghibur Hana tetapi dalam hatinya berkata lain.
Tapi, Ma ...
Ryu masih mau hidup.
Ryu masih mau terus bersama mama, kak Rei dan kak Rio.
Pria yang Hana pikir dokter itu bukan dokter. Ia dokter gadungan. Luke, nama pria itu menggantung jas putih khas seorang dokter.
“Sakit ...” Pria itu berteriak kesakitan saat ada yang menjewer telinganya.
“Lagi ... Ulangi terus pakai jas aku.” Pria yang satunya terus menjewer telinga Luke.
“Ampun, Kak.” Luke meminta kakaknya Lucas berhenti menjewernya.
“Kak ... Aku ada cerita menarik. Mau dengar?”
“Ogah ... Paling cerita tentang wanita-wanita yang kautiduri.”
“Kakak tahu. Ada wanita aneh yang mengaku hamil anakku. Enam tahun yang lalu kalau nggak salah. Sekarang ia memintaku untuk tes kecocokan sumsum tulang belakang karena anaknya sakit.”
“Enam tahun lalu? Ciri-cirinya?” Ada seorang wanita yang selalu Lucas cari. Wanita yang pernah menghabiskan malam bersamanya.
Luke memberitahu ciri-ciri Hana.
“Wanita itu ada di rumah sakit ini. Anaknya ternyata benar-benar sakit.”
“Di kamar apa dia?”
“Aku lupa ia di kamar apa. Kalau nggak salah nama anaknya Ryu.”
Lucas mencari daftar pasien di komputernya dan menenmukan data Ryu. Lahir tanggal xxx. Lucas menghitung hari di mana ia dan Hana tidur bersama.
Cocok.
Lucas melihat data diri Ryu lagi.
Hanya ada nama ibu.
Nama ayah tidak ada.
Ryu tidak mempunyai ayah?
Bukankah anak ini baru saja masuk rumah sakit?
Lucas segera menuju kamar Ryu. Ia melihat Hana, wanita yang sudah lama ia cari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
hana_story
happy reading
2023-05-22
0
hana_story
baca terus ya
2023-05-21
0
hana_story
terima kasih sudah membaca novel ini
2023-01-19
0