"Kau tidak bisa memata-matai kehidupan pribadi orang lain seperti itu. Itu sangat melanggar privasi seseorang. Itu sangat tidak benar." seru Lana sengit.
"Kau tahukan kalau aku sudah mengakuisisi perusahaan dimana kau bekerja beberapa bulan yang lalu. Pada saat aku mengakuisisi perusahaan itu, keadaannya sudah hampir tidak tertolong. Data-data perusahaan banyak yang janggal dan data rahasia bocor dengan cepat. Jadi aku mengecek semua latar belakang semua orang yang mungkin tahu tentang apa yang sedang terjadi."
"Tentangku?" tanya Lana dengan hati yang berdebar-debar dan cemas.
Hans menatap Lana dengan sorot blak-blakan. "Seharusnya aku tahu itu. Seandainya aku punya kehidupan sosial seperti yang kau jalani, aku akan masuk ke biara."
"Aku bisa membayangkan dengan jelas sekarang dengan rok panjang..." ucap Lana sambil membayangkan dirinya sebagai biarawati.
"Itu hanya sekedar sebuah ungkapan." sela Hans ketus. Hans segera membelokkan mobilnya ke satu-satunya jalan menuju ke rumah mewah yang ada di tengah-tengah perkebunan miliknya dan Sasha.
" Kau belum pernah berkencan sama sekali selama dua tahun kau bekerja disana. Itu hebat sekali mengingat banyaknya bujangan yang tersedia di gedung kantormu, maupun yang ada di ibukota." Hans menatap Lana lekat-lekat dan kemudian bertanya, " Apa kau yakin kalau kau sudah tidak tertarik lagi kepadaku?"
Lana menghela napas sebelum menjawab Hans. "Oh tentu saja belum. Karena itulah aku bersedia untuk datang kesini hari ini. Aku berencana untuk meracuni pacarmu dan semua wanita yang berusaha untuk dekat denganmu."
Hans terkekeh sambil berusaha menahan dirinya. "Oke, aku paham." jawab Hans singkat.
"Bolehkah aku bertanya?" tanya Lana pada Hans.
"Hmm.." deham Hans.
"Siapakah orang yang kau curigai di kantorku? Apa dia juga menggelapkan dana perusahaan karena kami bekerja di bagian keuangan." desak Lana. "Aku bisa membantumu jika kau memerlukan bantuanku."
Hans sedikit ragu-ragu. Alisnya yang gelap saling bertautan ketika ia sudah melihat rumah perkebunan di ujung jalan yang berdebu. "Aku tidak bisa memberitahumu saat ini, karena semua itu masih hanya berupa kecurigaan. Semua orang juga dicurigai, termasuk kamu."
Itu adalah isyarat peringatan yang berdengung di telinga Lana bahwa pria itu tidak senang dengan kedekatannya dengan Lana dan tidak mempercayai Lana sama sekali.
"Aku tidak pernah melakukan apapun yang melanggar hukum seumur hidupku. Aku bahkan rela untuk hidup pas-pasan daripada menggunakan uang yang bukan milikku. Kau pasti juga sudah mengecek track recordku di bank. Semuanya bersih." ucap Lana dengan lantang karena sedikit tersinggung. Ia tidak mengetahui bahwa pria itu sungguh tidak menyukai dirinya. Hati Lana sedikit sakit mengetahui hal ini. Dirinya tidak masalah kalau memang ia benar-benar ditolak, namun dicurigai mencuri dana perusahaan. Itu sudah kelewatan.
Hans menghentikan mobilnya di depan rumahnya. Hans segera keluar dari mobil dan berjalan menuju bagasi untuk mengeluarkan koper Lana. Lana yang mengikuti Hans hanya bisa berdiam diri dan berusaha untuk tidak menangis disitu.
"Setidaknya untuk saat ini, kau masih tidak dicurigai." jawab Hans dengan enteng.
Sasha yang mendengar suara mobil yang datang, segera menghambur keluar rumah untuk menemui sahabatnya, Lana. Sasha sangat mirip dengan kakaknya. Gadis itu juga jangkung, berambut hitam tapi tidak sepekat Hans karena rambut Sasha memiliki semburat kecoklatan. Sasha sangat cantik dan ramping tidak seperti Lana yang malang. Ia mengenakan segalanya dengan tepat. Ia merancang dan membuat sendiri pakaian dan semua pakaiannya indah.
Sasha berlari ke arah Lana dan segera memeluknya sembari tersenyum. "Aku sangat merindukanmu dan sangat-sangat senang kau datang."
"Kukira kau yang akan datang menjemputku di terminal." jawab Lana dengan nada malas.
Sejenak Sasha terlihat terpana. "Oh astaga, memangnya aku bilang seperti itu ya? Aku sibuk berkutat dengan salah satu rancangan dan lupa waktu. Selain itu Kak Hans juga akan pergi menjemput Joy, tetapi Joy tidak bisa menghubungi ponsel Hans, jadi dia menelponku dan bilang kalau ia akan datang besok sore. Kak Hans sudah terlanjur disana. Jadi aku menelpon kakak dan memintanya membawamu pulang.
Joy Callista adalah pacar Hans saat ini. Sang fashion buyer yang baru saja pulang dari perjalanan dinasnya ke Paris. Tidak pernah terlintas di benak Lana tentang penyiksaan murni tentang berkendara bersama dengan Hans dan pacarnya ke perkebunan yang notabene lumayan jauh dari terminal bus. Tentu saja, Joy tidak akan datang dengan bus seperti dirinya. Joy akan datang menggunakan helicopter yang bisa berhenti di salah satu Heli-pad yang berada untuk kalangan orang-orang berada.
Tentu saja Sasha sangat tidak berpikir masak-masak tentang hal itu. Sasha juga tidak menyadari bahwa Lana masih tergila-gila dengan kakaknya karena Sasha berpikir itu hanyalah cinta monyet seorang remaja dan selama ini Lana selalu berusaha untuk menutupi perasaannya.
"Besok dia akan datang kesini untuk melihat rancangan baruku." kata Sasha malu-malu. "Dan tentu saja untuk menghadiri pesta yang aku siapkan khusus untuk menyambut dirinya. Joy benar-benar sibuk." lanjut Sasha.
Lana merasakan perasaannya hancur lebur, tetapi ia tidak berani menunjukkannya di depan Hans ataupun Sasha. Bagaimana ia bisa melewati akhir pekan bersama dengan Joy yang sangat tergila-gila dengan Hans dan begitu sebaliknya. Lana berpikir betapa bodohnya dia dan kenapa ia tidak tinggal saja di apartemennya yang nyaman.
Walaupun sepi, tetapi disanalah Lana menemukan kedamaian dan bisa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja keras di luar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments