Menaklukan Cintamu

Menaklukan Cintamu

EP 1

Hi para readers yang baik hati, ini karya kedua yang author buat walaupun yang pertama belum author tamatkan. Hehehe. Semoga karyaku ini bisa membuat para readers terhibur. Happy reading!!!

 

Sama sekali tidak ada jalan untuk menghindar. Sasha Alexander sudah mengundang Lana untuk datang ke pesta di perkebunan keluarga di puncak. Lana sudah berusaha untuk mengelak dengan memberikan beribu-ribu alasan mengapa Ia tidak bisa datang. Salah satu alasannya adalah bahwa kakak Sasha, Hans Alexander akan memusuhinya tanpa alasan yang jelas. Tetapi bagi seorang Sasha yang manja, dia tidak bisa menolak alasan apapun.

" Dia membenciku, Sha," erang Lana di telpon ketika Ia masih berada di apartemennya yang mungil.

" Kau tahu dia sangat membenciku. Dia akan sangat senang kalau aku berada jauh-jauh dari dirinya selama sisa hidupku. Bahkan kalau diperlukan, dia tidak usah melihatku lagi."

"Itu tidak benar," bela Sasha. "Hans  benar-benar menyukaimu dan aku tahu itu." tambahnya dengan keyakinan yang dipaksakan.

"Benar, dia hanya menyembunyikan rasa sayangnya kepadaku dibalik sikap marah-marah dan perkataan sinisnya," balas Lana hambar.

 

"Tentu saja" Balas Sasha dengan nada bergurau yang lemah.

Lana bersandar di sofa dengan Handphone yang masih menempel dikupingnya sembari mengibaskan rambut panjang indahnya yang berwarna mocha ke belakang. Rambutnya sudah terlalu panjang, pikirnya. Lana berpikir untuk memotong rambutnya tetapi masih bimbang karena dia  suka rasanya ketika bermain-main dengan rambutnya.

Mata abu-abunya tersenyum ketika ia teringat betapa Ryan Williams menyukai rambut panjangnya dan sering kali memberikannya pujian. Pria itu bekerja di salah satu kantor cabang perusahaan yang bergerak di bidang properti yang bergengsi di salah satu kota besar bersamanya, dan dengan karir yang menanjak cepat.

Seperti halnya Lana, gadis itu adalah asisten administrasi Ryan, dan jika posisi Ryan naik, Lana akan mengambil alih sementara pekerjaan Ryan. Ryan menyukai Lana dan begitu sebaliknya, entah mengapa Lana sangat nyaman untuk berdekatan dengan Ryan, walaupun Ryan sudah memiliki kekasih yang sangat cantik dan sexy.

Pacar Ryan adalah Gadis modern yang menjabat sebagai manager pemasaran di salah satu perusahaan besar, yang mengharuskan untuk bepergian ke luar kota. Ryan kesepian tetapi harus menerima alasan kepergian pacarnya, Thalia Wong. Ryan yang kadang-kadang sering mengajak Lana untuk makan siang atau bahkan makan malam.

Lana walaupun sangat nyaman dengan kedekatannya dengan Ryan dan berusaha untuk menumbuhkan perasaan sukanya ke Ryan, tetapi tetap tidak bisa sama dengan perasaannya ke Hans. Ryan juga memberikan perhatiam ekstra ke Lana, yang dianggapnya sangat manis.

Hans yang mengetahui itu pernah menuduh Lana dan Ryan pernah melakukan hal yang tidak senonoh.

"Aku tidak seperti itu" seru Lana terkenang padan kunjungan mendadak Hans ke kantornya bersama sekretaris pribadinya yang sekaligus temannya. Seluruh  saraf dan jantung Lana mendadak kacau balau ketika Ia bertemu dengan Hans secara tiba-tiba. Sekujur tubuhnya mendadak lemas dan berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tidak terpengaruh oleh kehadiran pria itu.

"Maaf, Apa katamu?" sergah Sasha memutuskan lamunan Lana.

Lana yang tersadar oleh pertanyaan Sasha, langsung duduk dengan tegak di sofa kecilnya yang sangat nyaman.

"Maaf, aku hanya sedang berpikir, kenapa kakakmu selalu berpikir bahwa aku selalu malakukan hal-hal yang buruk!" ucap Lana.

"Benarkah?" tanya Sasha.

" Jangan terlalu dpikirkan, karena kakakku selalu seperti itu. Kamu ingatkan dengan Rachel, teman kita semasa di SMA?"

"Semua orang tahu tentang Rachel. Kejadiannya sudah lama terjadi dan Hans masih saja mengungkitnya hingga masa sekarang. Memang kau yang mengenalkan kepada kakakmu walaupun aku sudah memperingatkanmu kalau Rachel adalah gadis yang akan melakukan apapun demi menikah dengan lelaki yang kaya raya. Tetapi waktu itu, kamu bahkan tidak mau mendengarkan! Sekarang, aku ikut terseret dan kakakmu menyalahkanku juga!" erang Lana dengan nada muram.

"Baik. Aku mengaku salah. Btw, kamu memang sahabatku yang paling mengerti aku dan kakakku." sahut Sasha manja.

"Kita semua tumbuh besar bersama di perkebunan. Hans delapan tahun  lebih tua daripada kita dan dia adalah lelaki yang berjasa dalam hidupku. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpa kalian." jawab Lana.

 

"Kalau begitu kau harus datang ke pesta ini dan membantuku menyiapkannya. Apakah kau tega melihatku kerepotan dan mengacaukan pesta ini sendiri?" tanya Sasha dengan nada manja.

" Chris juga akan datang lho." imbuh Sasha.

Chris adalah teman sepermainan mereka yang memiliki selera humor yang janggal dan kebiasaan-kebiasaan aneh yang malah membuat dirinya memiliki daya tarik sendiri.

Lana mengacak-acak rambutnya dengan rasa frustasi ketika dia mengingat bagaimana Hans memberinya tatapan mematikan  yang membuatb tubuhnya menggigil dengan tiba-tiba.

"Kau tahukan apa yang terjadi ketika terakhir aku dan Chris bersama-sama?" tanya Lana.

"Oh, ayolah. Aku yakin Hans sudah  melupakan hal itu sekarang!" Sasha meyakinkan.

"Oh tidak akan. Aku tahu bagaimana kakakmu itu! Dia tidak akan mengingat satu kebaikan yang aku lakukan tetapi akan mengingat satu kesalahan yang aku lakukan seumur hidupnya." sergah Lana.

"Dan juga Chris sangat tidak membantu! Entah daya magis apa yang ia miliki sehingga bisa membuatku menuruti semua ide-idenya." tambah Lana dengan lesu.

"Oh, Ayolah!! Aku akan berada di dekat kalian berdua dan melindungimu dari berbagai tindakan spontan berbahaya. Ayolah. Katakan ya. Aku akan punya kesempatan menunjukkan semua karya rancanganku. Semuanya tergantung kelancaran pesta ini dan aku juga sudah membuat pola gaun indah yang ingin aku cobakan kepadamu. Bagi orang yang punya tubuh bagus, kau sama sekali tidak punya gaya!"

"Kau sudah punya cukup banyak gaya bagimkita berdua! Kau seorang perancang busana yang sedang naik daun dan aku hanyalah seorang pekerja kantoran. Aku harus berpakaian sesuai dengan pekerjaanku!" jawab Lana.

"Omong kosong. Kapan terakhir kali atasanmu mengenakan gaun hitam ke pesta?"

Lana teringat akan sebuah iklan yang pernah ia lihat di TV tempat para pria mengenakan dress berwarna-warni dan membayangkan kaki berbulu Hans dibalik dress mini yang ketat. Lana memberitahukan Sasha apa yang ia bayangkan dan mereka berdua berakhir dengan tertawa terpingkal-pingkal bersama.

"OK! Aku akan datang tetapi aku akan menghajar kakakmu dengan tongkat kayu. Jangan bilang kalau aku tidak memperingatkanmu!" jawab Lana.

"Aku bersumpah tidak akan berkata sepatah kata apapun." kekeh Sasha.

"Kalau begitu sampai ketemu  Jumat sore pukul lima. Aku akan menyewa mobil dan menyetir kesana." ujar Lana dengan nada enggan.

 

 

Dear Readers, jangan lupa like ,comment dan vote. Kalau berkenan berikan hadiah juga ya!

Terpopuler

Comments

Fransiska Siba

Fransiska Siba

aku kira nama Lana yg sebelah

2022-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!