Melody dan Memes asik mengobrol sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang,
"Satu jam lagi kita sudah harus berada di Blue Palace, ayo semangat, ini hari pertama mu bekerja." Memes melirik jam yang menempel di dinding ruang tv tempat mereka mengobrol.
"Ah, iya, waktu cepet banget rasanya, setengah jam lagi kita berangkat bareng ya!" Pekik Melody saat mengantarkan Memes sampai depan pintu.
Jam kerja staf dapur Blue Palace di bagi menjadi tiga shift, shift pagi dari jam 4 Subuh sampai jam 1 siang, shift sore jam 12 siang sampai jam 9 malam, dan shift selanjutnya jam 8 malam sampai jam 5 subuh.
Melodi berjalan dengan semangat menuju Blue Palace di temani Memes yang juga mendapat shift sore, sungguh hatinya sangat bahagia, dari ribuan pelamar kerja, dirinya menjadi salah satu dari hanya 10 orang yang di terima kerja di hotel berbintang lima dengan fasilitas standart internasional itu, Melody patut berbangga diri, apalagi posisi yang di dapatkannya sekarang ini sebagai asisten chef, pasti akan banyak ilmu yang akan dia dapat dari para chef besar disana.
Sesampainya di bangunan megah itu, mereka langsung menuju pantry, sebelumnya mereka masuk ke ruangan tempat absen, di sana Melody mengambil kertas yang di berikan oleh Bu Maya sebagai penanggung jawab pantry,
"Kamu, asisten chef yang baru, siapa nama mu?" Tanya Bu Maya jutek.
"Melody, bu." Jawab Melody grogi, ini pengalaman pertama nya bekerja.
"Ini kunci loker mu, ambil seragam mu di lemari kaca, disana sudah ada namanya masing masing, dan segera bergabung dengan chef Putra bagian masakan indonesia di bangunan utara." Melody menerima kunci lokernya, lalu mengambil seragam ke lemari yang di tunjuk bu Maya tadi, kemudian bergegas ganti baju dan menuju pantry yang letaknya berada di ujung sebelah utara, pantry khusus masakan indonesia.
Ada beberapa ruangan pantry di sana dan terpisah pisah ada yang hanya terpisah sekat ada juga yang berupa ruangan terpisah sendiri seperti pantry khusus dessert, mereka mempunyai ruangan sendiri yang terpisah tanpa berbagi dengan bagian lain.
Sedangkan untuk ruangan yang di sekat sekat itu adalah pantry khusus masakan jepang, western, chinese, di setiap bagian terdiri dari 5 orang di dalamnya, di pimpin oleh satu orang kepala chef , seorang asisten chef dan 3 orang yang membantu mereka.
Ada juga penanggung jawab dari semua masakan itu, yang di sebut juga chef utama, biasanya mereka berkeliling, mengontrol ke setiap ruangan di pantry, dengan kata lain chef utama adalah pemimpin bagi para kepala chef di setiap bagian.
Kalau Bu Maya, dia penanggung jawab semua karyawan dan semua kebutuhan Pantry.
Melody masuk ke ruangan bersekat paling ujung dengan tulisan INDONESIA tertempel di dinding nya cukup besar, jadi tak susah mencari ruangannya untuk pegawai baru seperti dirinya, dia segera bergabung dengan empat orang yang mulai sibuk dengan bahan bahan makanan yang akan di olah.
Chef Putra sang pemimpin cukup piawai mengarahkan asisten dan anak buahnya, laki laki berkulit putih bersih itu terlihat ramah dan tidak sok mengatur dan memerintah.
Tak ada satu orang pun yang menganggur di ruangan besar itu, puluhan orang serius dengan bagiannya masing masing, memasak untuk makan malam para tamu hotel.
Tak terasa sudah waktunya pulang, semua masakan sukses terhidang,
"Terima kasih Team, atas kerja samanya, kalian hebat !" sorak chef Putra mengakhiri pekerjaannya setelah sebelumnya dia serah terima pekerjaan dengan yang bertugas shift malam.
Mereka berlima melakukan tos satu sama lain.
Setiap bagian bagian pantry mempunyai ritual masing masing baik sebelum atau sesudah selesai pekerjaan, tergantung kepala chefnya, ada yang berdo'a bersama, ada yang berpelukan, itu semua agar menjalin kekompakan secara pribadi, karena pekerjaan mereka adalah pekerjaan tim jadi mereka harus punya kedekatan selama mereka menjadi satu tim, biasanya untuk asisten chef dan anak buah akan rolling selama satu bulan sekali, sehingga mereka dapat menguasai semua masakan.Kalau chef kepala akan tetap disana tanpa rolling.
"Hai, asisten ku ! kita sampai belum sempat berkenalan, aku Putra,!" Chef Putra berjalan cepat dan mensejajakan diri dengan Melody yang telah lebih dahulu keluar ruangan.
"Oh, aku Melody, panggil saja Ody, senang menjadi salah satu tim anda chef !" Melody tersenyum ramah pada lelaki yang tak terlalu tinggi itu.
"Oke cantik, semoga kamu betah bergabung di pantry Blue Palace yang tak pernah berhenti ngebul." Canda Putra dengan kata lain dia mengatakan pantry yang selama 24 jam tak pernah berhenti beroperasi, mengeluarkan asap dan harum dari makanan.
'Kemana Memes, kok belum kelihatan dari tadi' Batin Melody celingak celinguk melihat para karyawan pantry yang keluar.
"Ody.... Tunggu aku,kita pulang bareng." Memes berlarian keluar dari pintu utama pantry.
"Kok baru keluar, ngapain dulu ?" Tanya Melody saat Memes sudah berada di dekatnya.
"Gak ngapa ngapain, cuma melihat yang manis dulu sebentar.!" Memes cengengesan.
"Kamu di bagian masakan apa ?" Melody heran, perasaan dari tadi dia belum melihat ada laki laki yang menarik hatinya.
"Aku selalu di bagian dessert, dan tak ingin pindah ke bagian manapun, sudah dua bulan aku disana." Memes senyam senyum sendiri.
"Kok bisa gak kena rolling, pasti karena nepotisme kakak mu lagi ya, curang kamu." Cibir Melody, lalu mengerlingkan matanya.
"Wah kalau untuk yang satu itu, mati matian aku bertaruh nyawa hanya untuk tetap di bagian desert, tanpa di pindah kemanapun.!" Mata Memes berbinar binar saat bercerita tentang chef idolanya yang merupakan chef di bagian dessert.
"Emang sesuka itu? ada apanya sih disana?" Melody penasaran dengan cerita Memes.
"Disana tuh, makanannya manis, orang orangnya manis, suasananya manis, apalagi chefnya uuuhhhhh muanise poolll " Memes bercerita dengan semangat sepanjang perjalanan.
"Hmmm,,, ngerti aku sekarang. Kamu naksir chef nya ternyata, emang cakep,? siapa namanya?" Goda Melody menyenggol bahu Memes dengan bahunya pelan.
"Ganteng bingiiits ! namanya chef Bima, ntar kalo kamu di roling kebagian di desert jangan naksir dia lho,,, itu hak milik paten punya ku, ingat !" Memes mengancam Melody yang tertawa tawa melihat kelakuan Memes yang seperti kelebihan adrenalin malam itu, pecicilan.
"Iya, aku gak doyan cowok milik temen, se ganteng apapun dia, tenang aja !" Jawab Melody meyakinkan.
"Itu baru sahabatku !" Memes memeluk erat Melody.
"Haish... baru ketemu aja sehari udah kaya sahabatan sepuluh tahun kita, ya." Melody tertawa lepas, entah mengapa dengan Memes yang baru dikenalnya sehari itu, dia sudah merasa dekat.
Di loby apartemen, seorang laki laki yang cukup gagah baru saja keluar dari lift,
"Pak Roby, mau kemana malam malam gini?" Memes meledek kakaknya sambil berlarian mendekati Johan, matanya melirik ke arah Melody yang tersipu malu karena sekarang sudah tau kalau laki laki itu bukan Pak Roby bagian HRD seperti yang dia kira.
"Ish,, Memes, anak cewek kok teriak teriak koyo tarzan wae !" Johan dengan logat jawanya yang kental, sambil mendelik ke arah Memes.
"Hehe,,, Mas, iku Melody jebul tanggane dewek, kamare jejeran." Lapor Memes pada kakaknya dengan bahasa jawa yang tak kalah medoknya.
(Mas, itu Melody ternyata tetanggaan sama kita, kamarnya bersebelahan)
"Hmm, aku ke luar kota dua hari ngancani (nemenin) bos rapat di Surabaya. kamu hati hati di rumah!" Ucap Johan Datar.
"Tumben, ora di kancani cicek'e sing nemplok terus karo si bos." Sinis Memes sambil menunjukkan wajah tak sukanya.
(tumben gak di temani cicak nya yang selalu nempel sama si bos)
"Hus, bukan urusan kamu, cepat masuk sana istirahat!" Titah Johan pada adik kesayangannya.
Melody dan Memes masuk ke dalam lift, badan mereka berasa remuk ingin segera beristirahat.
"Kamu orang Jawa tengah, Mes? Dari Jogja?" Tanya Melodi saat berjalan di koridor apartemen.
"Iya, aku asli Jawa tengah, tapi bukan Jogja, melainkan aku asli Banyumas, tau Banyumas gak? Yang kalau ngomong ngapak gitu?" Tanya Memes yang lalu di jawab Melody dengan gelengan kepala.
"Pernah denger kayanya, tapi gak tau dimana, kamu enak ya, punya kakak!" Melody yang merupakan anak tunggal selalu mendambakan punya saudara, apalagi kakak laki laki.
"Kamu jangan naksir Mas Johan, dia sudah tunangan." Cengir Memes menggoda Melody.
"Ish, aku juga udah tuna.." Melody tak meneruskan ucapan nya, tiba tiba wajah Melody berubah murung, dia ingat akan betapa bodoh dirinya memutuskan untuk bertunangan dengan seorang Azta yang ternyata kini memberinya luka teramat dalam pada dirinya.
* Yuks, di pencet like nya, tinggalkan jejak juga di kolom komentar, biar kita bisa saling sapa,
Terimakasih sudah mampir, semoga hari anda semua menyenangkan...*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Miracle Tree
mampir
2021-11-08
1