Bab 2: Ajakan

Bel tanda akhir pembelajaran sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Tetapi gadis bernama Ana itu masih setia berada di kelas. Gadis itu tidak sedang mengerjakan tugas atau piket kelas. Dirinya sedang tidur.

Sejak jam pelajaran ke-9, Ana sudah tertidur. Untung saja saat itu yang mengajar adalah Pak Gofur. Guru sejarah yang kalau di kelas cerita apa saja. Mulai dari dirinya, istrinya, anaknya, sampai mantannya saat masih SD kelas 5.

Mata Ana mulai terbuka. Gadis itu mendapati kelasnya yang kosong. "Punya teman serasa gak punya teman," ucapnya kesal karena tidak ada yang membangunkannya. Ana memang tidak terlalu dekat dengan teman sekelasnya. Kebanyakan, teman Ana adalah Kakak kelas 12 yang mayoritas laki-laki.

Sambil menggendong tasnya, Ana melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Jam segini keadaan sekolah masih cukup ramai akan siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan sekolah.

"Ana!"

Mendengar namanya dipanggil Ana membalikkan badan. Terlihat Bayu—kakak kelas sedang berlari menuju dirinya.

"Ada apa Mas?" tanya Ana setelah akhirnya Bayu berdiri didepannya.

"Nanti malam, kalau gue ajak lo main. Mau gak?" tanya Bayu sambil tetap tersenyum. Bisa dibilang Bayu adalah Kakak kelas tertampan di SMA BANGSA 5 yang sukses buat beberapa adik kelasnya jatuh cinta. Tapi Ana tidak.

"Maaf, Mas. Aku gak bisa," jawab Ana dengan wajah lesunya. Sore ini, gadis itu sangat lelah. Entah karena apa.

"Ini ajakan gue yang ke 30 kalinya dan lo selalu nolak. Apa perlu gue datang ke rumah lo? Biar sekalian izin sama orangtua lo," ucap Bayu yang seketika membuat Ana teringat akan keluarganya yang ia sendiri tidak tahu dimana.

"Gak perlu. Aku memang gak bisa, Mas. Mending Mas Bayu ajak cewek lain yang tanpa Mas ajak dia mau," kata Ana masih dengan wajah lesunya, "aku pulang dulu, Mas."

Melihat kepergian Ana, Bayu hanya bisa diam dan mencoba dilain waktu.

~·~

"Ana. Nungguin apa lo?"

Pertanyaan itu membuat Ana tersadar dari lamunannya. Terlihat Sakti—kakak kelasnya sedang duduk di atas sepeda satria di pinggir jalan dekat halte. "Nunggu angkot."

"Bareng gue aja. Gue udah gak punya pacar kok. Jadi lo gak perlu takut di labrak."

"Manusia kayak lo mungkin sih gak punya pacar. Tapi gebetan pasti banyak. Gue gak mau cari mati."

Sakti tertawa mendengar ucapan Ana. Meskipun yang diucapkan Ana memang 100% benar. "Entar lo nyesel?"

"Gak akan. Pergi cari gebetan sana, gue gak mau jadi gebetan lo," kata Ana yang sebenarnya malas menanggapi kedatangan kakak kelasnya itu.

Untuk kedua kalinya Sakti tertawa. Dirinya memang pernah mencoba mendekati Ana agar menjadi kekasihnya. Tapi sayang seribu sayang, Ana sulit untuk didekati.

Setelah kepergian Sakti, Ana bisa kembali melamun lagi. Memikirkan kedua orangtuanya yang ia tidak tahu siapa orangtuanya. Jujur, Ana rindu. Tapi, Ana juga benci kepada kedua orangtuanya yang tidak pernah memikirkannya.

"Belum pulang? Nungguin siapa?"

Ana menoleh dan mendapati murid laki-laki yang katanya bernama Alan duduk di sebelahnya. "Abang angkot," jawab Ana dengan ekspresi cueknya. Berharap murid laki-laki bernama Alan itu cepat-cepat pergi.

"Kalau gitu saya mau jadi abang angkot. Kedatangannya selalu dinanti."

Gombalan Alan itu tidak berpengaruh terhadap Ana. Gadis itu hanya diam memandangi jalan. "Saya tidak salah orang. Benar, kamu gadis yang saya cari."

Sontak Ana menatap wajah Alan. Kemudian gadis itu tertawa dengan kencangnya. "Saya suka lihat kamu ketawa. Makin cantik."

Ana mencoba untuk berhenti tertawa, "lo tuh ngomong apaan sih? Lo yakin gue gadis yang lo cari? Emang gue cantik?"

"Saya bilang kalau kamu adalah gadis yang saya cari. Saya yakin dengan pilihan saya dan saya tidak mungkin salah pilih. Iya kamu cantik, apalagi saat kamu tertawa seperti tadi," jawab Alan dengan senyum manis yang hanya ia berikan kepada Ana.

"Terserah lo mau ngomong apa. Itu hak lo," kata Ana sambil mengecek apakah sudah ada tanda angkot akan lewat. Tapi nyatanya nihil. Tidak terlihat juga angkot berwarna biru dari arah kanan. Ana berharap dirinya dapat cepat terbebas dari murid laki-laki bernama Alan.

"Kalau saya antar pulang mau tidak? Hujan akan turun dan  sepertinya menunggu angkot akan lama," kata Alan dan Ana menggeleng. Tidak, Ana tidak ingin menerima ajakan itu. Dia saja ingin cepat-cepat bebas dari manusia bernama Alan. Tidak mungkin jika dia menerima ajakan tersebut. Jika iya, maka ia tidak akan bisa terlepas dari manusia bernama Alan.

"Gak, mending nunggu angkot."

"Lebih cepat sampai jika kamu naik sepeda saya daripada naik angkot."

"Sepeda butut itu?" tanya Ana menunjuk sepeda butut yang terparkir di depan halte.

"Memang sudah lama, tapi dia masih kuat. Saya jamin, sekali kamu naik sepeda itu, kamu akan memintanya lagi."

"Sayangnya itu tidak mungkin," ucap Ana sambil bangkit dari duduknya.

"Kamu mau kemana? Hujan akan turun."

"Gue mau pulang, lo gak usah sok peduli sama gue. Dan maaf gak bisa nerima ajakan lo," kata Ana sambil berjalan pergi menjauh dari manusia bernama Alan yang sungguh sangat menggangu hidupnya.

"Saya yakin lain kali kamu akan menerima ajakan saya."

~·~

Episodes
1 Bab 1: Murid Laki-Laki
2 Bab 2: Ajakan
3 Bab 3: Maafkan Saya
4 Bab 4: Dijemput
5 Bab 5: Soto Ayam
6 Bab 6: Kata Teman
7 Bab 7: Malu
8 Bab 8: Tamu
9 Bab 9: Ketahuan
10 Bab 10: Cerewet
11 Bab 11: Terpesona
12 Bab 12: Sabtu Bersama Alan
13 Bab 13: Terwujud?
14 Bab 14: Nggak Sabar
15 Bab 15: Bertemu Pram
16 Bab 16: Halte
17 Bab 17: Mulai Terbuka
18 Bab 18: Sore yang Hangat
19 Bab 19: Tidak Sendirian Lagi
20 Bab 20: Kepo
21 Bab 21: Gisel
22 Bab 22: Memenuhi Undangan
23 Bab 23: Bingung
24 Bab 24: Tugas Pertama
25 Bab 25: Gol Untuk Ana
26 Bab 26: Flying Kiss yang Trending
27 Bab 27: Bertemu Kembali
28 Bab 28: Ketiga Kalinya
29 Bab 29: Cerita Pengiring Tidur
30 Bab 30: PMS, yah?
31 Bab 31: Es Krim 4 Lapis
32 Bab 32: Mobil-mobilan Merah
33 Bab 33: Menunggu Lagi
34 Bab 34: Kenapa Bisa Rindu?
35 Bab 35: Seporsi Berdua
36 Bab 36: Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37: Di atas Sepeda Butut
38 Bab 38: Aku? Kamu?
39 Bab 39: Kerumah Alan
40 Bab 40: Alan yang Tersudutkan
41 Bab 41: Ciuman Untuk Alan
42 Bab 42: Malam yang Ramai
43 Bab 43: Ana yang Berubah
44 Bab 44: Terima Kasih Atas Waktunya
45 Bab 45: Bang Didit Patah Hati
46 Bab 46: Tetap Tersenyum Walau Dihukum
47 Bab 47: Karena Alanalovers
48 Bab 48: Donatur Panti
49 Bab 49: Renggang
50 Bab 50: Ada Jarak Diantara Kita
51 Bab 51: Terima Kasih
52 Bab 52: Solusi Dari Teman
53 Bab 53: Surat Untuk Alan
54 Bab 54: Tidak Mungkin
55 Bab 55: Alana Comeback
56 Bab 56: Pasar Malam
57 Bab 57: Haruskah?
58 Bab 58: Adik Kakak?
59 Bab 59: Pemikiran Gadis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Murid Laki-Laki
2
Bab 2: Ajakan
3
Bab 3: Maafkan Saya
4
Bab 4: Dijemput
5
Bab 5: Soto Ayam
6
Bab 6: Kata Teman
7
Bab 7: Malu
8
Bab 8: Tamu
9
Bab 9: Ketahuan
10
Bab 10: Cerewet
11
Bab 11: Terpesona
12
Bab 12: Sabtu Bersama Alan
13
Bab 13: Terwujud?
14
Bab 14: Nggak Sabar
15
Bab 15: Bertemu Pram
16
Bab 16: Halte
17
Bab 17: Mulai Terbuka
18
Bab 18: Sore yang Hangat
19
Bab 19: Tidak Sendirian Lagi
20
Bab 20: Kepo
21
Bab 21: Gisel
22
Bab 22: Memenuhi Undangan
23
Bab 23: Bingung
24
Bab 24: Tugas Pertama
25
Bab 25: Gol Untuk Ana
26
Bab 26: Flying Kiss yang Trending
27
Bab 27: Bertemu Kembali
28
Bab 28: Ketiga Kalinya
29
Bab 29: Cerita Pengiring Tidur
30
Bab 30: PMS, yah?
31
Bab 31: Es Krim 4 Lapis
32
Bab 32: Mobil-mobilan Merah
33
Bab 33: Menunggu Lagi
34
Bab 34: Kenapa Bisa Rindu?
35
Bab 35: Seporsi Berdua
36
Bab 36: Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37: Di atas Sepeda Butut
38
Bab 38: Aku? Kamu?
39
Bab 39: Kerumah Alan
40
Bab 40: Alan yang Tersudutkan
41
Bab 41: Ciuman Untuk Alan
42
Bab 42: Malam yang Ramai
43
Bab 43: Ana yang Berubah
44
Bab 44: Terima Kasih Atas Waktunya
45
Bab 45: Bang Didit Patah Hati
46
Bab 46: Tetap Tersenyum Walau Dihukum
47
Bab 47: Karena Alanalovers
48
Bab 48: Donatur Panti
49
Bab 49: Renggang
50
Bab 50: Ada Jarak Diantara Kita
51
Bab 51: Terima Kasih
52
Bab 52: Solusi Dari Teman
53
Bab 53: Surat Untuk Alan
54
Bab 54: Tidak Mungkin
55
Bab 55: Alana Comeback
56
Bab 56: Pasar Malam
57
Bab 57: Haruskah?
58
Bab 58: Adik Kakak?
59
Bab 59: Pemikiran Gadis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!